Makalah Iva Test [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Berdasarkan data Globocan 2018, Pada wanita, profil kanker yang paling umum didiagnosis di seluruh negara ditandai dengan sifat dikotomisnya, dengan kanker payudara wanita paling sering dalam hal kasus baru di sebagian besar negara dan dengan kanker serviks paling banyak dari negara yang tersisa. Profil kematian di antara wanita lebih heterogen, dengan kanker payudara dan serviks sebagai penyebab utama kematian akibat kanker. Di antara wanita, kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis dan penyebab utama kematian akibat kanker, diikuti oleh kanker serviks menempati urutan keempat untuk insiden dan kematian. Human papillomavirus (HPV) adalah penyebab kanker serviks. Ada beberapara faktor penting lainnya termasuk imunosupresi (immunodeficiency virus terutama manusia), merokok, paritas (jumlah yang lebih tinggi dari jangka penuh resiko kehamilan meningkat), dan penggunaan kontrasepsi oral. Selama beberapa dekade terakhir, angka kejadian kanker serviks dan angka kematian dilaporkan telah menurun di banyak populasi di seluruh dunia. Selain dari penapisan (jika tersedia), penurunan ini telah dikaitkan dengan faktor-faktor yang terkait baik dengan peningkatan tingkat sosial ekonomi rata-rata atau risiko infeksi persisten yang semakin tinggi dengan HPV risiko tinggi, yang dihasilkan dari peningkatan kebersihan genital, penurunan paritas, dan berkurangnya prevalensi penyakit menular seksual. Efek menguntungkan dari program skrining sitologi berbasis populasi mempercepat penurunan tingkat kanker serviks pada implementasinya di banyak Negara. Di negara dan wilayah berisiko tinggi seperti itu, tantangannya adalah untuk memastikan bahwa program penyaringan dan vaksinasi yang bergantung pada sumber daya dilaksanakan untuk mengubah situasi. Program vaksinasi HPV berpotensi dapat mengurangi beban jangka panjang kanker serviks di masa depan, dan WHO saat ini merekomendasikan untuk membeli yang terbaik.(intervensi efektif dan hemat biaya) vaksinasi terhadap HPV (2 dosis) anak perempuan berusia 9 hingga 13 tahun. Program skrining berkualitas tinggi juga penting untuk mencegah kanker serviks di antara wanita tua yang tidak divaksinasi. WHO merekomendasikan penapisan wanita berusia 30 hingga 49 tahun, baik melalui inspeksi visual dengan asam asetat ( IVA ) di rangkaian dengan sumber daya rendah, tes Papanicolaou (sitologi serviks) setiap 3 hingga 5 tahun, atau pengujian HPV setiap 5 tahun — ditambah dengan perawatan tepat waktu dari lesi prakanker. Di seluruh dunia, akan ada sekitar 2,1 juta kasus kanker payudara wanita yang baru didiagnosis pada tahun 2018, terhitung hampir 1 dari 4 kasus kanker di kalangan 1



wanita . Penyakit ini adalah kanker yang paling sering didiagnosis di sebagian besar negara dan juga merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di lebih dari 100 negara. Dalam hal kematian, tingkat kanker payudara menunjukkan variabilitas yang lebih sedikit. Meskipun faktor keturunan dan genetik, termasuk riwayat pribadi atau keluarga kanker payudara atau ovarium dan mutasi yang diwariskan, menyumbang 5% hingga 10% dari kasus kanker payudara, penelitian terhadap migran memiliki menunjukkan bahwa faktor-faktor nonherediter merupakan pendorong utama dari perbedaan kejadian internasional dan antaretnis yang diamati. Perbandingan populasi berisiko rendah yang bermigrasi ke populasi berisiko tinggi telah mengungkapkan bahwa angka kejadian kanker payudara meningkat pada generasi selanjutnya. Peningkatan angka kejadian di negara-negara yang ditransisikan adalah konsekuensi dari prevalensi yang lebih tinggi dari faktor-faktor risiko yang diketahui terkait dengan menstruasi (usia dini saat menarche, kemudian usia saat menopause) ), reproduksi (nulliparitas, usia lanjut pada kelahiran pertama, dan lebih sedikit anak), asupan hormon eksogen (penggunaan kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon), nutrisi (asupan alkohol), dan antropometri (bobot lebih besar, pertambahan berat badan selama masa dewasa, dan lemak tubuh) sedangkan menyusui dan aktivitas fisik dikenal sebagai faktor pelindung. Tingkat insiden kanker payudara telah meningkat untuk sebagian besar negara dalam transisi selama beberapa dekade terakhir. Faktor risiko utama untuk kanker payudara tidak mudah dimodifikasi karena berasal dari paparan hormon endogen yang berkepanjangan, meskipun pencegahan melalui promosi pemberian ASI, terutama dengan durasi yang lebih lama, mungkin bermanfaat. Insidens kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti, karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Sementara, untuk perempuan, kanker payudara masih menjadi yang tertinggi dengan 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Dua jenis kanker yang ditemukan adalah kanker payudara dan leher rahim. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30 sampai 50 tahun dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim. Kedua kanker di atas menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Kematian pada kasus kedua kanker di atas pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih besar dibandingkan negara maju, hal ini terjadi selain karena kurangnya 2



program penapisan, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk pengobatan.Penanggulangan terpadu harus dilaksanakan sejak dari Puskesmas. Kunci keberhasilan program pengendalian kedua kanker adalah penapisan (screening) yang diikuti dengan pengobatan yang adekuat. Untuk mencapai hasil yang memuaskan, penapisan harus berfokus pada perempuan dengan golongan umur yang sudah ditargetkan. Walaupun dengan kemajuan saat ini pencegahan primer kanker leher rahim berupa vaksinasi HPV telah tersedia, namun belum dapat menjadi imunisasi massal untuk saat ini, karena mahalnya biaya dan keterbatasan vaksin yang tersedia. Hampir di semua negara, insidens kanker payudara dan kanker leher rahim invasif sangat sedikit pada perempuan dengan umur di bawah 25 tahun, insidens akan meningkat sekitar usia 35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause. (McPherson, et.al 2000, PATH 2000). Berdasarkan hal ini, program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan usia 30–50 tahun, sedang pada usia di atas 50 tahun walaupun relatif sedikit insidensnya, sebaiknya dilakukan penapisan minimal 1 kali. Perempuan



adalah



seseorang



yang



akan



menentukan



pertumbuhan



dan



perkembangan seorang anak, Perempuan adalah orang yang pertama kali berinteraksi dengan seorang anak. Maka benar apabila dikatakan wanita adalah tiang Negara, mereka yang akan melahirkan dan membesarkan generasi penerus bangsa. Seperti diketahui penderita kanker servik dan kanker payudara adalah wanita, penderita akan mengalami gangguan kwalitas hidup, baik pada psikologis, fisik dan kesehatan seksual. Selanjutnya akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi ( finansial ). Dan juga akan berpengaruh pada perawatan, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga. Berdasarkan keadaan ini Tim penggerak PKK



dan seluruh jajarannya telah



bersinergi dengan pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan dunia usaha melalui komitmen yang harmonis memberikan perhatian besar terhadap program IVA Test yang tertuang dalam Kelompok Kerja IV PKK. B. TUJUAN 1. Tujuan umum Sebagaimana yang telah di kemukakan di atas bahwa dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan memperhatihan permasalahan yang ada, perlu kiranya langkah- langkah jitu untuk menciptakan dari hal yang terkecil yaitu mensejahterakan keluarga dengan berpedoman kepada visi gerakan PKK : “ terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera maju mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan ”.



2.



Tujuan khusus a. Meningkatnya jumlah perempuan yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim. b. Meningkatkan penemuan kasus dini kanker servik c. Terlaksananya perluasan informasi tentang manfaat iva test dalam mencegah kanker leher rahim 3



d. Terlaksananya perluasan informasi tentang penyakit kanker, faktor risiko kanker dan upaya pengendaliannya e. Mengetahui tanda- tanda kanker serviks pada pasangan usia subur. C. SASARAN Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan pada kelompok sasaran perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual usia 30-50 tahun.



BAB II PEMBAHASAN I.



PKK Pemberdayaan



kesejahteraan



keluarga,



disingkat PKK,



adalah



organisasi



kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. PKK terkenal akan "10 program pokok"-nya. PKK merupakan wadah atau gerakan untuk mewujudkan keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, majumandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, di PKK terdapat 10 program pokok.



Berikut ini adalah daftar 10 Program Pokok PKK 10 PROGRAM POKOK PKK 4



1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila 2. Gotong Royong 3. Pangan 4. Sandang 5. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga 6. Pendidikan dan Ketrampilan 7. Kesehatan 8. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi 9. Kelestarian Lingkungan Hidup 10. Perencanaan Sehat Untuk merealisasikan program-program tersebut di atas, maka dibuat kegiatan yang disesuaikan



dengan



kebutuhan



masyarakat



setempat.



PENANGGUNG



JAWAB



PELAKSANA PROGRAM Ada 4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yang melakukan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pemberdayaan dan fasilitasi 10 Program Pokok PKK secara luwes dan koordinatif . Keempat Pokja tersebut adalah: 1. POKJA I



1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 2) Gotong Royong 2. POKJA II



1)



Pendidikan dan Ketrampilan



2)



Pengembangan Kehidupan Berkoperasi



3. POKJA III



1) Pangan 2) Sandang 3) Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga 4. POKJA IV



1) Kesehatan 2) Kelestarian Lingkungan Hidup 3) Perencanaan Sehat TUGAS DAN FUNGSI POKJA IV 5



Pokja IV mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan Sehat, Tugas : 1. Meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan millennium antara lain: Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan (indikator antara lain: menurunkan prevalensi anak balita yang kurang gizi) Menurunkan angka kematian anak Meningkatkan kesehatan Ibu Hamil Memerangi penyebaran HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya Menjamin kelestarian lingkungan hidup Meningkatkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Mengembangkan dan membina pelaksanaan kegiatan POSYANDU Memonitor pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu (SIP) Melaksanakan pencatatan Ibu hamil, melahirkan, nifas, ibu meninggal, kelahiran dan



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



kematian bayi dan balita 10. Tanam dan pelihara pohon dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan. 11. Mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dengan melaksanakan program KB agar tercapai generasi yang sehat, cerdas dan tangguh. 12. Meningkatkan pengetahuan tentang budaya hidup hemat, membudayakan kebiasaan menabung dan melaksanakan tatalaksana keuangan keluarga dalam rangka mendukung perencanaan sehat. Prioritas Program: I. Kesehatan 1. Memantapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam upaya menurunkan prevalensi anak balita kurang gizi. 2. Gizi seimbang kepada ibu hamil (BUMIL), ibu menyusui (BUSUI), balita. 3. Kualitas gizi pada BUMIL yang Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Penanggulangan gangguan Akibat Kekurangan Garam Yodium (GAKY) Pemberian Vitamin A Pemberian ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita, Lansia di Posyandu. Penyediaan Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS); Upaya penambahan



4. 5. 6. 7. 8. 9.



kalori (Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral, Air) di sekolah. 10. Menjadikan PHBS sebagai kebiasaan hidup sehari-hari 11. Membudayakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), kebersihan pribadi. 12. Menggunting dan memelihara kebersihan kuku. 13. Lomba pelaksana terbaik PHBS setahun sekali 14. Usaha Kesehatan Sekolah 15. Membudayakan Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) dan rutin untuk menurunkan angka kematian anak dan ibu. 16. Meningkatkan kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) tentang manfaat pemakaian alat kontrasepsi. 17. Meningkatkan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan tidak menular. 18. Meningkatkan pelaksanaan IVA Test dan SADANIS. 19. Meningkatkan tanam dan pelihara pohon dalam upaya kelestarian lingkungan hidup, mengurangi dampak global warming (pemanasan global). 20. Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) melalui antara lain :  Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan Program Perencanaan Persalian, Pencegahan dan 



Komplikasi (P4K). Mensosialisasikan kesadaran donor darah di Desa dan Ambulan desa. 6



  



Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Pencatatan kelahiran dan kematian di kelompok-kelompok Dasawisma. Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib







administrasi kependudukan di keluarga. Optimalisasi Posyandu. Posyandu adalah pusat pelayanan terpadu dari, oleh dan untuk masyarakat dengan lima kegiatan utama, Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan Diare, Penanggulangan dan Pencegahan Kekurangan Gizi, Imunisasi dan Keluarga Berencana. Kegiatan ini berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dalam pelaksanaannya menjadi 4 strata: Pratama, Madya, Purnama, Mandiri. Strata Mandiri adalah kegiatan-kegiatan terpadu yang meliputi kesehatan, ekonomi,



 



pendidikan, agama dan lain-lainnya. Pelatihan, penyegaran, dan pembinaan kader Posyandu secara berkesinambungan. Penyempurnaan dan sosialisasi modul pelatihan kader Posyandu yang diintegrasikan



  



dengan PAUD dan BKB bekerjasama dengan Pokja II. Penyempurnaan dan sosialisasi Buku Pelatihan Kader Posyandu Sosialisasi Buku Pegangan Kader Gizi. Integrasi Sistim Informasi Posyandu (SIP) dengan Sistem Informasi Manajemen PKK







(SIM PKK) dan sosialisasinya. Mengadakan Jambore Nasional Kader Posyandu setiap tahun sekali sebagai







penghargaan kepada kader dan upaya peningkatan kinerja kader. Lomba Pelaksana Terbaik Posyandu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan







jumlah Posyandu agar berkembang menjadi Posyandu Mandiri atau Posyandu Plus. Optimalisasi kegiatan PAUD terintegrasi dengan Posyandu dan BKB bekerjasama



 



dengan Pokja II. Mengembangkan Posyandu Lansia. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam :  Mengenal tanda-tanda kegemukan (obesitas) dan kekurangan gizi.  Mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan, melahirkan dan nifas.  Mengenal tanda-tanda bahaya NARKOBA dan upaya pencegahannya.  Mengenal bahaya penyakit dan dampak kurang bersihnya lingkungan.  Pemanfaatan hasil tanaman TOGA  Peningkatan penyuluhan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit DBD, Malaria, Osteoporosis, Gondok, Endemis, Anemia ibu Hamil, Penyakit Degeneratif seperti Jantung dan Diabetes, Kanker, Stroke, TB,



Penyakit Infeksi dan lain-lain. II. Kelestarian Lingkungan Hidup  Lingkungan Bersih dan Sehat  Menanamkan kesadaran tentang kebersihan pengelolaan kamar mandi dan jamban 



keluarga, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Menanamkan kebiasaan memilah sampah organik dan non organik serta Bahan



  



Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat yang benar. Mendaur ulang limbah. Mengadakan lomba/ Pelaksana Terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat. Peningkatan pengetahuan tentang pengadaan, pemakaian dan penghematan air bersih







dan sehat dalam keluarga. Pengembangan kualitas lingkungan dan pemukiman, kebersihan dan kesehatan, pada pemukiman yang padat, dalam rangka terwujudnya kota bersih dan sehat (Health



  



Cities). Pencegahan banjir dengan tidak menebang pohon sembarangan. Program sejuta pohon sebagai paru-paru kota dan pencegahan polusi udara. Pemanfaatan jamban dan air bersih dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat. 7







Memasyarakatkan biopori (lubang resapan) untuk mencegah genangan dan resapan



air III. Perencanaan Sehat Meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan sehat antara lain:  Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam program keluarga berencana menuju keluarga berkualitas.  Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-KES dalam upaya meningkatkan cakupan hasil    



pelayanan KB-KES. Meningkatkan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin. Meningkatkan penyuluhan deteksi dini kanker leher Rahim dan kanker payudara. Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga. Meningkatkan kemampuan perencanaan kehidupan keluarga sehari-hari dengan berorientasi pada masa depan dengan cara membiasakan menabung. Tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga ( TP.PKK ), adalah mitra



kerja pemerintah dan organisasi kemasyarkatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan pengerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program PKK. Dimana anggota Tim penggerak PKK, adalah warga masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, perorangan, bersifat sukarela tidak mewakili organisasi, golongan partai politik, lembaga atau instansi dan berfungsi sebagai perencana, pelaksana, pengendali gerakan PKK. Kelompok PKK adalah kelompokkelompok yang berada di bawah tim penggerak PKK desa / kelurahan, yang dapat di bentuk berdasarkan kewilayahan atau kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan PKK, merupakan kelompok yang berperan banyak di melakukan adalah kelompok dasawisma, kelompok dasawisma adalah kelompok yang terdiri atas 10 rumah ( dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat ), diketuai oleh seorang yang dipilih antara meraka. Kader umum adalah mereka yang telah dilatih atau belum dilatih tetapi memahami, serta melaksanakan 10 program pokok PKK, yang mau dan mampu memberikan penyuluhan dan menggerakkan masyarakat untuk melaksankan kegiatan yang diperlukan. Kader khusus adalah kader umum yang mendapat tambahan pengetahuan dan keterampilan tertentu, melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh PKK lembaga, instansi pemerintah atau non pemerintah.  Kader PKBN, KADARKUM  BKB, Kader PAUD, Kader PANGAN, Kader PEMASAK, Kader POSYANDU, Kader GIZI, Kader TB II. MANFAAT PEMERIKSAAN IVA ( Inspeksi Visual Asam asetat ) TEST DALAM



MENCEGAH KANKER LEHER RAHIM. A. PENGERTIAN IVA adalah pemeriksaan leher rahim ( serviks ) dengan cara melihat langsung ( dengan mata telanjang ) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3 sapai dengan 5%. Dengan cara ini kita dapat mendeteksi kanker rahim sedini mungkin, (Wijaya Delia, 2010). IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) 8



B. KATAGORI Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah: 1. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal. 2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks). 3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ). 4. IVA Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).



C. SYARAT PEMERIKSAAN IVA Syarat ikut IVA TEST : 1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual 2. Tidak sedang datang bulan/haid 3. Tidak sedang hamil 4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual D. KELEBIHAN METODE SKRINING 1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana. 2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah. 3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi. 4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih. 5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana. 6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana. E. JADWAL IVA Program Skrining: 9



1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X dalam 5 tahun pada usia 35-40 tahun. 2. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 1 tahun pada wanita usia 35-50



tahun. F.



PELAKSANAAN SKRINING IVA Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut: 1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa di daerah vagina dan payudara. 2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi tidur dengan kedua kaki di tekuk. 3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks / senter. 4. Spekulum vagina. 5. Asam asetat (3-5%). 6. Swab-lidi berkapas. 7. Sarung tangan.



G.



MANFAAT IVA TEST



1) Dapat melihat, mendeteksi gejala kanker leher Rahim, dimana gejala ini dapat di lihat / di deteksi 5 tahun sebelum terjadinya kanker, sehingga bisa kita mencegah dan menangani nya sebelum menjadi kanker leher Rahim. 2) Manfaat ke 2, dapat melihat keadaan di vagina, seperti apakah ada keputihan, iritasi, polip , jerawat atau penyakit penyakit kelamin seperti kutil vagina dan penyakit kelamin lainnya, yang mungkin tidak ibu sadari/ tidak ibu ketahui. Dengan pemeriksaan ini keadaan tersebut bisa dirawat , diobati, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kanker leher Rahim nantinya. 3) Manfaat ke 3 dapat merawat organ intim / vagina, karena selama proses pemeriksaan iva test, di lakukan membersihkan liang / rongga vagina kita, baru kemudian di lakukan pemulasan permukaan mulut Rahim dengan asam asetat 3 - 5%. 4) Manfaat ke 4 , tidak memakan waktu banyak. Setelah mulut Rahim di pulas dengan asam asetat 3 – 5 % hasil dalam 60 detik sudah bisa kita ketahui. 5) Manfaat ke 5 , tidak memakan biaya besar, bahkan pemeriksaan IVA test gratis se Kabupaten Deli serdang. 6) Manfaat ke 6 , dapat memberikan kepuasan bathin, hati lebih lega, tenang dan apabila mendapatkan pengobatan ibu merasa merawat organ intimnya sehingga merasa aman. 7) Manfaat ke 7, banyak wanita yang sudah melakukan pemeriksaan IVA mengatakan , hubungan intim lebih menyenangkan, lebih ahoiiii……



lebih nyosss…..rahim sehat



suami puasssss…… 8) Manfaat lainnya, selain melihat keadaan vagina dan mulut Rahim kita, dilakukan juga pemeriksaan payudara yang di sebut SADANIS ( pemeriksaan payudara secara klinis ), ini untuk melihat gejala kanker payudara, atau benjolan di payudara ,sehingga kita bisa mencegah terjadinya kanker payudara. G. TEMPAT PELAYANAN IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh : 10



1. Perawat terlatih 2. Bidan 3. Dokter Umum 4. Dokter Spesialis Obgyn.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV). IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010). B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan makalah ini saya tidak luput dari kesalahan, dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman, dan dapat melahirkan penyuluh penyuluh iva test Amin.



11



DAFTAR PUSTAKA Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar. 2007. Perilaku dan Sikap Manusia. Bandung : ALFABETA Azwar. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar



12