Makalah Jean Watson [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON Mata Kuliah Sains Keperawatan



Dosen Pengampu : Dr. Enie Novieastari, SKp., MSN



Disusun Oleh Kelompok 6 : Cut Mutia Bunsal Fathiyah Said Marini Agustin Mery Ariyanti Miskiyah Tamar



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Teori Keperawatan Jean Watson” Makalah ini disusun sebagai bagian dari penugasan mata kuliah ‘Sains Keperawatan’ sebagai wujud kemampuan mahasiswa Program Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam melakukan telaah dan analisa terhadap teori keperawatan Jean Watson Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff di Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, serta pihak lain yang telah memfasilitasi dan mendukung penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan dan perbaikan dan revisi akan terus kami lakukan sejalan dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan pembelajaran. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mendukung pembelajaran dan memberikan kontribusi dalam pemahaman mengenai kasus yang berkaitan dengan etik maupun hukum untuk dianalisa dan dicarikan solusi.



Jakarta, Oktober 2017



Kelompok 6



i



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .................................................................................



i



KATA PENGANTAR ..............................................................................



ii



DAFTAR ISI



iii



BAB I



BAB II



...........................................................................................



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................



1



B. Tujuan Penulisan.................................................................



2



TINJAUAN TEORITIS A. Biografi Jean Watson .........................................................



3



B. Konsep dan Definisi Konsep .............................................. C. Asumsi/Proposisi ................................................................



14



D. Konsep Paradigma Keperawatan ....................................... BAB III



ANALISIS TEORI A. Clarity..................................................................................



16



B. Simplicity ...........................................................................



17



C. Generality............................................................................



19



D. Empirical Precision ............................................................



20



E. Derivable Consequences .................................................... BAB IV



SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan............................................................................. B. Saran....................................................................................



DAFTAR PUSTAKA



..............................................................................



iii



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu pesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide yang menyusun suatu kerangka konspetual atau model keperawatan. Teori ini merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti ; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlunya mempelajari teori dan model keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang teori model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang theorist keperawatan yang model konsep teorinya yaitu Human Caring.



3



B. Tujuan Penulisan 1. Agar dapat mengetahui Biografi Jean Watson 2. Agar dapat mengetahui konsep dan definisi konsep teori 3. Agar dapat mengetahui asumsi/preposisi 4. Agar dapat mengetahui 4 konsep paradigma keperawatan 5. Dapat menganalisa teori Clarity, Simplicity, Generality, Ascebility, dan Derivable consequences.



BAB II PEMBAHASAN A. Biografi dan Profile Jean Watson Margareth Jean Harman Watson lahir 21 Juli 1940 di Virginia Barat bagian selatan dan besar di sebuah kota kecil Welch di pegunungan Appalachian. Watson memasuki sekolah menengah atas di Virginia barat dan kemudian sekolah keperawatan Lewis Gale. Dr.Jean Watson menjadi Profesor Keperawatan dan menjabat sebagai ketua dalam Ilmu Keperawatan di University of Colorado Denver dan Anschutz Kampus Kedokteran Pusat. Dia adalah pendiri dari Pusat Keparawatan di Colorado dan merupakan anggota dari Akademi Keperawatan Amerika. Dia sebelumnya menjabat 4



sebagai Dekan Keperawatan di Universitas Ilmu Kesehatan Pusat dan merupakan mantan presiden Liga Nasional untuk Keperawatan. Kegiatannya terbaru termasuk Pendiri dan Direktur dari sebuah yayasan baru: Watson Caring Science Institute. Dr .Watson telah menerima gelar sarjana dan pascasarjana di bidang keperawatan dan kejiwaan, keperawatan kesehatan dan memegang gelar PhD dalam bidang psikologi pendidikan dan konseling. Dia adalah seorang penulis dipublikasikan secara luas dan penerima beberapa penghargaan dan gelar kehormatan, termasuk Kellogg internasional Fellowship di Australia, Fulbright Research Award di Swedia. Dia memegang delapan (8) Gelar Doktor Kehormatan, termasuk 5 Internasional Kehormatan Doktorat (Swedia, Inggris, Spanyol, Inggris, Kolombia dan Quebec, Kanada). Dia telah menjadi Guru Besar dan diakui di universitas-universitas di seluruh Amerika Serikat dan sudah berkeliling dunia beberapa kali. Keperawat klinis dan program akademik di seluruh dunia menggunakan karya-karyanya yang diterbitkan pada filsafat dan teori kepedulian manusia serta seni dan ilmu dalam keperawatan peduli.             Filsafat peduli Dr Watson digunakan untuk memandu model transformatif kepedulian dan penyembuhan praktik bagi perawat dan pasien, dalam pengaturan yang beragam di seluruh dunia. Dia adalah penerima penghargaan nasional, termasuk Penghargaan Institut Fetzer Norman Cousins, sebagai pengakuan atas komitmennya untuk mengembangkan, memelihara dan mencontohkan hubungan-berpusat praktek perawatan. Di Universitas Colorado, Dr.Watson memegang gelar Distinguished Profesor Keperawatan; kehormatan tertinggi yang diberikan fakultas untuk karya ilmiah. Pada tahun 1999 ia menjabat sebagai  Ketua Murchinson-Scoville di Science Peduli, kursi pertama yang diberikan pada bangsa di bidang Caring science, berbasis di University of Colorado Denver & Health Sciences Center. Sebagai penulis atau rekan penulis telah membuat lebih dari 14 buku tentang merawat. Buku terbarunya mengenai pengukuran empiris dari kepedulian, untuk filsafat modern baru tentang kepedulian dan penyembuhan. Buku-bukunya banyak menerima penghargaan tahunan  AJN. Dimana dalam isi bukunya ia berusaha untuk menjembatani paradigma serta mengarah ke model transformatif untuk abad ke-21. 5



B. KONSEP TEORI 1. Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang kberhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit. Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya. Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul Hidayat 2002). Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985).



Sebagai



pengetahuan



tentang



human



care



fokusnya



untuk



mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing". Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, ….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk 6



mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi



dengan



manusia



lain



dan



lingkungannya



secara



dinamis,



berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan manusiawi. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya: 1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi 2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas. 3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi 4. Kebutuhan



dasar



Intrapersonal



dan



Interpersonal



(Kebutuhan



untuk



Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.



Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :



7



2. Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencaegah



terjadinya



penyakit,



mengobati



berbagai



penyakit



dan



penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahanpenyakit. 2. Sehat Dan Kesehatan Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and physiology." Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan 8



berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata. Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain : 1. Sehat



menggambarkan



suatu



keutuhan



kondisi



seseorang



yang



sifatnya



multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktorfaktor yang mempengaruhi. 2. Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi. 3. Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal. 4. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis. 5. Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruhpengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment). 3. Carrative Factor Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat. Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah : 1.



Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)



2.



Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)



3.



Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)



4.



Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi



5.



Pengekspresian perasaan positif dan negative



6.



Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring process)



7.



Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)



8.



Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual 9



9.



Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance



10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual. Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”. 4. Clinical Caritas Process Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai



bagian



dari



caring-healing-practice.



menciptakan



lingkungan



penyembuhan di semua level,f isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain. 5. Transpersonal Caring Relationship Menurut



Watson



(1999),



Transpersonal



Caring



Relationship



itu



berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.



10



Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan



melindungi,meningkatkan



dan



mempertahankan



martabat



,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin. 6. Caring Occation Moment Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapanharapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi 11



oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116117). C. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jika seseorang tidak dapat dibatasi ruang dan waktu. Watson menatakan 7 asumsi tentang science of caring. Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut: 1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal. 2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia. 3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga. 4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya. 5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan. 6. Asuhan



keperawatan



lebih



bersifat healthgenic (menyehatkan)



daripada curing (mengobati). 7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan. Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga



12



pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. “Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan 13



seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri). Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.



D. Paradigma Keperawatan Menurut Jean Watson  Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu: 1.



Kemanusiaan (Human Being) Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus selalu  beradaptasi



dengan  lingkungan  sosialnya.



Jika  adaptasi  tersebut



tidak



berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang  kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi. 2.



Kesehatan Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:



1.



Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi. 14



2.



Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.



3.



Tidak adanya penyakit.



Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan : 1.



 Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.



2.



Kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa  yang dirasakan dengan  apa yang dialami.



3.



Lingkungan sosial Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya



berkelakuan,



dan



tujuan



apa



yang



harus



dicapai.



Nilai-nilai



tersebut dipengaruhi oleh  lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual. Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan. 4.



Keperawatan Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah penanganan  stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.



Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain: 15



1.



Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.



2.



Membangkitkan rasa percaya dan harapan.



3.



Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.



4.



Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.



5.



Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative.



6.



Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan.



7.



Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.



8.



Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.



9.



Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.



10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.



16



BAB III ANALISIS TEORI 1. Clarity Watson menggunakan Bahasa yang non tekhnis, rumit, cair dan evolusioner untuk menggambarkan konsepnya secara artistic misalnya caring love, factor carative dan caritas. Akan tetapi konsep yang abstrak dan sederhana seperti caring love sulit dipraktekan padahal mempraktekan dan mengalami konsep itu dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut. Seringkali Watson menggunakan frasa dan kalimat panjang yang butuh dibaca beberapa kali agar dapat imengerti. Watson menyertakan metafora, refleki pribadi, karya seni, dan puisi unutk membuat konsepnya lebih terlihat danlebih menarik secara estetis. Ia terus mengembangakan teorinya dan memperbaiki factor carative yang awal menjadi proses caritas. Kritik terhadap karya Wattson terutama adalah tenttang penggunaan definisi dan istilah yang kurang jelas atau berubah, setelah fokusnya pada psikososial daripada aspek patofisiologis keperawatan. 2. Simplycity Watson mengambil konsep dari berbagai disiplin ilmuuntuk meramu teorinya. Teorinya lebih mengenal being (menjadi) daripada doing (melakukan) dan perawat harus menginternalisasinya secara menyeluruh agar dapat menerapkannya dalam praktek. Untuk memahami teori Watson, kita harus membiasakan diri dengan topic materi yang luas. Teori ini dianggap kompleks ketika sifat eksistensial, fenomenologisnya dipertimbangkan khususnya bagi perawat yang memiliki sedikit latar belakang pengetahuan tentang seni liberal. Walaupun ada yang menganggap 17



teorinya komplek banyak juga yang memandang teori Watson mudah dimengerti dan diterapkan didalam praktek. 3. Generality Teori Watson lebih mudah dipahami sebagai landasan moral dan filosofiuntuk keperawatan, ruang lingkupnya mencakup aspek yang luas dari fenomenasehat dan sakit, sebagai tambahan teori ini membahas tentang aspek promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan menghadapi kematian dengan baik dengan demikian meningkatkan tingkat keumumannya. Faktor carative menyediakan pedman untuk interaksi perawat dan pasien yang merupakan aspek penting dari pelayanan ke pasien Teori Watson tidak memberikan arah yang eksplisit tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai hubungan caring dalam melakukan perwatan, perawat merasa tidak aman ketika mencoba menggunakan teori ini sendiri sehingga perawat membutuhkan pedoamn yang jelas Beberapa saran mengatakan bahwa dibutuhkan waktu untuk menghubungkan caritas kedalam praktek dan beebrapa catatan tentang Watson sendiri menekankan pada kualitas, teori ini mungkin menarik bagi beberapa orang sementara yang lain tidak. 4. Emperical precision Watson menggambarkan teorinya sebagai teori deskriptif. Ia mengakui sifat dari teorinya yang terus berkembang yang juga menerima masukan dari oranglain. Walaupun suatu teori tidak mudah dipelajari melalui penelitian dengan metode ilmiah tradisional, pendekatan penilitan kualitatif yang terkini tepat untuk mengkaji teori Watson. Studi yang cukup baru tentang pengukuran caring meninjau beragam penelitian internasional dan memberikan panduan penelitian, rekomendasi design dan instrument untuk penelitian caring. 5. Derivable consequences



18



Konsep teori Watson misalnya diri, proses caring dan rasa spiritual menjadi manusia, dapat membantu perawat dan pasiennya untuk menemukan makna dan harmoni selama masa kompleksitas yang meningkat. Pengetahuan Watson yang kaya dan beragam tentang filosofi, seni, ilmu, manusia, ilmu tradisional dan tradisi, digabungkan dengan kemampuan intelektualnya untuk berkomunikasi membuat banyak tenaga kesehatan dari berbagai disiplin ilmu untuk membagi dan mengakui karyanya.



19