Makalah Jenis Jenis Kayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



JENIS JENIS KAYU



OLEH: KARTIKA DAMAYANTI NUR



(E1B117009)



RESKI AYUHANI



(E1B117021)



ARFA FACHRULLA



(E1B117033)



MUHAMMAD SYAHRIL MPUHU (E1B117045) IRWAN



(E1B117057)



JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..………………………………………………………. i KATA PENGANTAR……………………………………………………….



ii



DAFTAR ISI…………………………………………………………………



iii



BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… A. Latar Belakang……………………..………………………………... B. Rumusan Masalah…………………...………………………………. C. Tujuan ………………………………………………………………... BAB II PEMBAHASAN……………………...…………………………….. A. Pengertian kayu …………………………………………………….. B. Jenis-jenis Kayu ………….…………………………………………. BAB III PENUTUP……………………………………..…………………... A. Simpulan………………………………………………………….....



2



B. Saran…………………………………………….…………………... DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…………………



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi besar untuk menemukan bahan alam baru, karena lebih dari 30.000 spesiaes tumbuh-tumbuhan berada berada di hutan tropika Indonesia. Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah membantu kehidupan sehari-hari. Sebagai bahan alam, terdapat kelebihankelebihan sendiri yang dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada material lain. Hal ini yang menjadi nilia tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu sebagai pilihan dalam struktural bangunan. Dari sekitar 400 jenis kayu yang dianggap penting di Indonesia, baru sebagian saja yang diketahui sifat dan kegunaanya 259 jenis diantaranya sudah dikenal dalam perdagangan dan dapat dikelompokkan menjadi 120 jenis kayu perdagangan. Beberapa kayu komersial yang memiliki penampilan yang menarik terutama yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan mebel dan bahan kerajinan. Berbagai jenis kayu dapat memiliki keawetan masing-masing. Kelas keawetan kayu adalah tingkat keawetan suatu jenis kayu terhadap organism perusak. Keawetan kayu dapat dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu kerakteristik kayu dan factor lingkungan. Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan. Menurut Oey Djoen Seng (1990), hanya sebagian kecil (15-20%) kayu yang termasuk kelas awet tinggi yaitu I dan II, sedangkan sisanya termasuk kelas awet rendah III, IV dan V. Klasifikasi itu sampai sekarang masih dipakai sebagai pegangan untuk memperkirakan ∆keawetan alami kayu terhadap organisme perusak. Menurut Biro Klasifikasi Indonesia (1995) ada 76 jenis kayu yang layak digunakan untuk konstruksi.



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan kayu? 2. Bagaimana perbedaan jenis-jenis kayu berdasarkan kelasnya?



1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kayu 2. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis kayu berdasarkan kelasnya



BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kayu Kayu merupakan salah satu jenis komoditi hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari yang sederhana (korek api, peti sabun) sampai kepada bahan lux/mewah (furniture, bahan interior kapal dan bangunan, ukiran, dll) serta bahan bangunan. Didalam kebijaksanaan peningkatan pengolahan hasil hutan oleh industri kemampuan sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri harus mendapatkan perhatian yang lebih, agar industri-industri pengolahan kayu yang ada tetap berperan dimasa mendatang. Kayu sebagai bahan bangunan diisyaratkan mempunyai kekuatan tertentu, terutama mengenai sifat fisik/mekaniknya. Dengan diketahuinya kekuatan untuk jenis kayu tertentu, maka konsumen akan memilih jenis kayu yang tepat sesuai penggunaannya. Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, fisik/mekaniknya. Sebagai contoh kayu jenis fast growing spesies mempunyai sifat mekanik yang lebih lemah jika dibandingkan dengan jenis non fast growing spesies, karena kondisi set-set kayunya berbeda.



2.2 Jenis jenis kayu Sifat dasar dari jenis-jenis kayu Indonesia yang dapat dikatakan lengkap hanya berdasarkan berat jenis, kelas kuat dan kelas awet. Tetapi data kelas kuat yang ada itu sebenarnya masih kurang akurat karena kebanyakan hanya ditaksir berdasarkan berat jenis. Agar dapat dimanfaatkan secara efisien maka diperlukan data cermat mengenai sifat anatomi, kimia, fisik dan mekanik dari setiap jenis kayu. Kekuatan kayu memiliki peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan keperluan lainnya sehingga klasifikasi kekuatan kayu dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan penggunaan suatu jenis kayu. Di Indonesia, kekuatan kayu diklasifikasikan dalam lima kelas yaitu sangat lemah (kelas kuat V) sampai sangat kuat (kelas kuat I) Demikian juga dengan serat kayu untuk bahan baku pembuatan pulp kertas diklasifikasikan dalam empat kelas kualitas yaitu sangat jelek (kelas kualitas IV) sampai sangat baik (kelas kualitas I).



Kecenderungan pemakaian kayu akan terus meningkat, baik untuk keperluan bahan bangunan maupun industri. Penggunaan kayu keperluan bangunan maupun industri, menggunakan kayu jenis kelas II yaitu sebagai berikut: No



Jenis kayu



1



Agathis



2



BJ



Kelas awet



Kelas kuat



0,49



IV



III



Anpupu



0,89



III, I



II,I



3



Bakau



0,94



III



I,II



4



Balau



0,98



I



I,II



5



Balsa



≤0,30



V



V



6



Bayur



0,52



IV



II,III



7



Bangkirai



0,91



I,II,III



I,II



8



Bedaru



1,84



I



I



9



Belangeran



0,86



II,I,III



I,II



10



Benuang



0,33



V



IV,V



11



Benuang laki



0,39



IV,V



IV,V



12



Berumbung



0,85



II



II,I



13



Bintangur



0,78



III



II,III



14



Bongin



1,82



III



I



15



Bugis K



0,88



III,IV



II,III



16



Bungur



0,88



II,III



I,II



17



Cemara



-



II, III



I,II



18



Cempaga



0,71



II,III



II



19



Cempaka



-



II



III,IV



20



Cendana



0,84



II



II,I



21



Cengal



0,70



II,III



II,III



22



Dahu



0,58



IV



III,IV



23



Durian



0,64



IV, V



II,III



24



Ebony



1,05



I



I



25



Gadok



0,75



III,II



II,III,I



(rata-rata)



26



Gelam



-



III



II



27



Gerunggang



0,47



IV



III,IV



28



Gia



0,91



I,IV



I,II



29



Giam



0,99



I



I



30



Gisok



0,83



II,III



II,I



31



Gofasa



0,74



II,III



II,III



32



Jabon



0,42



V



III,IV



33



Jangkang



0,63



IV,V



III,II



34



Jati



0,70



I, II



II



35



Jelutung



0,40



V



III,V



36



Jeungjing



0,33



IV,V



IV,V



37



Jobar



0,84



I,II



II,I



38



Kapuk Hutan



0,30



V



IV,V



39



Kapur



0,81



II,III



II,I



40



Kemenyan



0,57



IV,V



III,II



41



Kemeri



0,31



V



IV,V



42



Kelapa



0,5-0,9



V



II,III



43



Mahoni



0,64



III



II,III



44



Matoa



0,77



III,IV



II,I,III



45



Meranti



0,55



III, IV



II, IV



46



Merbau



0,88



I, II



I, II



47



Resak



0,70



III



III



48



Salimuli



0,64



I,II



II,III



49



Sengon



0,33



III,IV



IV,V



50



Sindur



-



II,V



II,III



51



Sonokeling



0,77-0,86



I



II



52



Sungkai



0,63



II,III



II,III



53



Tembesu



0,81



I



II



54



Trambesi



0,60



IV



III



55



Ulin



1,04



I



I



56



Dll



Keterangan



: a. Kelas awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya. b. Kelas kuat adalah tingkatan ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam kelas kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.



Jenis-jenis kayu berdasarkan survei langsung : 1. Jati Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur yang paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan kelas awet I, II, dan kelas kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak didalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Harga kayu jadi biasanya diukur sesuai dengan bentuk dan ukurannya, serta tipe-tipenya. Semakin bagus kualitas kayu jati maka semakin mahal harganya. Keunggulannya : 



Kayu jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas I,II.







Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangga-serangga.







Kayu jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.







Memiliki warna, serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada pengaplikasinya.



Kelemahan : 



Pohon jati sulit didapatkan dalam jumlah banyak karena kecepatan tumbuhnya relatif lambat.







Harga kayu jati relative mahal di banding kayu jenis lain.



2. Kayu Mahoni Kayu mahoni teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Pohon mahoni banyak di temukan di berbagai pelosok nusantara, salah satunya Sulawesi tenggara. 3. Kayu Sengon Kayu sengon merupakan kayu khas daerah tropis dan dapat dengan muda ditemui di berbagai toko material dalam bentuk kaso atau papan. Kayu sengon termaksud kayu yang lunak dan sulit untuk langsung di finishing, karakternya yang berbulu dan berpori-pori besar dan mudah patah membuat kayu ini tidak dapat langsung di jadikan material pembuat produk. Tetapi kenyataannya kayu yang mudah di peroleh ini di gunakan sebagai bahan utama pembuatan kayu olahan seperti triplex dan blockboard, stick ice cream, pensil, korek api hingga bahan baku untuk kertas. Kelas awet IV,V dan kelas kuat III,IV. 4. Jabon Kayu jabon adalah jenis pohon cahaya yang capat tumbuh. Kayu ini mudah dikeringkan, mudah dipaku dan di lem, susutnya rendah. Sangat mungkin di manfaatkan, salah satu contohnya di jadikan papan, dll, di daerah Sulawesi tenggara. Kelas awet V dan kelas kuat III,IV 5. Kelapa Kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi sekarang ini telah jelas diketahui kelas dan kekuatannya secara pasti. Penggunaan kayu kelapa untuk berbagai kondisi yang dipengaruhi cuaca dan kelembaban lingkungan perlu diketahui kekuatannya untuk kadar air yang berbeda-beda dan perkiraan besar pengurangan kekuatan yang terjadi untuk perencanaan. kayu kelapa berumur 70 tahun termasuk kategori kayu kelas kuat II dan kayu kelapa berumur 20 tahun dengan berat jenis rata-rata 0,58 termasuk kategori kayu kelas kuat III. Perbedaan kekuatan kayu kelapa pada kondisi kadar air 20% untuk umur 20 tahun dan 70 tahun terbesar terjadi pada kekuatan tekan. Keawetan alami kayu kelapa termanuk sangat rendah (kelas awet IV-V). Pada uji kubur selama 4 bulan seluruh contoh uji diserang oleh rayap tanah dengan tingkat serangan 10 -90 %.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kayu sebagai bahan bangunan diisyaratkan mempunyai kekuatan tertentu, terutama mengenai sifat fisik/mekaniknya. Dengan diketahuinya kekuatan untuk jenis kayu tertentu, maka konsumen akan memilih jenis kayu yang tepat sesuai penggunaannya. Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, fisik/mekaniknya. Sebagai contoh kayu jenis fast growing spesies mempunyai sifat mekanik yang lebih lemah jika dibandingkan dengan jenis non fast growing spesies, karena kondisi set-set kayunya berbeda. Di Indonesia, kekuatan kayu diklasifikasikan dalam lima kelas yaitu sangat lemah (kelas kuat V) sampai sangat kuat (kelas kuat I) Demikian juga dengan serat kayu untuk bahan baku pembuatan pulp kertas diklasifikasikan dalam empat kelas kualitas yaitu sangat jelek (kelas kualitas IV) sampai sangat baik (kelas kualitas I). Kecenderungan pemakaian kayu akan terus meningkat, baik untuk keperluan bahan bangunan maupun industri.



3.2 Saran Untuk mendapatkan kayu kelas 1 pada saat dilapangan sebaiknya melkukan survey di kawasan hutan lindung karena di daerah tersebut terdapat berbagi macam kayu kelas satu dibandingkan dengan melakukan survei dilapangan ke penjual kayu potongan karena merekajarang mendapatkan kayu kelas satu yang membuat mereka menjual kebanyakan kayu di bawah kelas satu yang di peroleh dari kebun masyarakat sebab adanya pelarangan penebangan pohon di kawasan hutan lindung oleh pemerintah.



DAFTAR PUSTAKA Aburachman. 2009. Sifat Fisik dan Mekanik Kayu Bisbul (Diospyros blancoi A.DC.). J. Tropical Wood Science & Technology. 7(2) :1-97. http://coconut-timber.blogspot.co.id/ http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/hasilcari.php?status=buka&id_hasli t=691.11+MAR+p Iskandar, Revandi MD. Kekuatan Kayu. Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Lempang, Mody. 2014. Sifat Dasar Dan Potensi Kegunaan Kayu Jabon Merah. Jurnal Penelitian Kehutananwallacea. 3(2):163-175.



Lampiran: Gambar Survei Lapangan