MAKALAH K3 Pencegahan Infeksi Dalam Pengambilan Specimen Darah Biologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH K3 PENCEGAHAN INFEKSI DALAM PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH BIOLOGI



Dosen Pembimbing: Andyanita Hanif H.,S.Kep.,M.Si



DISUSUN OLEH: ADEFA KAESA ARKANA (B2R22001)



PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG 2022-2023



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah Pencegahan infeksi dalam pengambilan specimen darah biologi ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah K3 Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil,Selain itu makalah Pencegahan infeksi dalam pengambilan specimen darah biologi susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada.



Tulungagung, 2 JUNI 2023



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................1 DAFTAR ISI ...........................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................................................3 B. Rumusan Masalah...............................................................................................3 C. Tujuan Penulisan.................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian infeksi...................................................................................4 B. Pengambilan spesimen darah.................................................................5 C. Infeksi dalam pengembilan spesimen darah biologi..............................9 D. Pencegahan infeksi dalam pengembilan spesimen darah biologi............ BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan .......................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2008). Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai "pengendalian". Secara hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan efektivitas pencegahan dan pengendalian infeksi (Infection Prevention and Control– IPC), yang meliputi: pengendalian bersifat administratif, pengendalian dan 10 rekayasa lingkungan, dan alat pelindung diri (Slamet et al, 2013). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini adalah: 1. 2. 3. 4.



Apa pengertian dari infeksi? Apa yang dimaksud Pengambilan spesimen darah? Apa yang dimaksud Infeksi dalam Pengembilan spesimen darah biologi? Bagaimana Pencegahan infeksi dalam pengembilan spesimen darah biologi?



C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui pengertian dari infeksi 2. Mengetahui pengambilan spesimen darah 3. Mengetahui tentang infeksi dalam Pengembilan spesimen darah biologi



4. Mengetahui pencegahan infeksi dalam pengembilan spesimen darah biologi BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup dengan berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan cara menyebar atau berpindah. Penyebaran mikroba patogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi sehat, lebih-lebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan sakit. Orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta sedang dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit akan memperoleh “tambahan beban penderita” dari penyebaran mikroba patogen ini. B. PENGAMBILAN DARAH VENA ( FLEBOTOMI ) Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Praktek flebotomi sampai sekarang masih diterapkan tetapi prinsip dan metode yang digunakan 9 sudah semakin berkembang begitu pula dengan tujuan dilaksanakannya flebotomi yaitu untuk tes diagnostik. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelanggaraan Laboratorium Klinik yang Baik dijelaskan mengenai tata cara pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum. Posisi pasien saat pengambilan darah vena dapat duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan siku lalu dipilih lengan yang banyak melakukan aktivitas. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan dan dipasang "torniquet"± 10 cm di atas lipat siku. Pembuluh darah vena yang dipilih biasanya bagian vena mediana cubiti. kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dibersihkan lalu tunggu hingga kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. Vena yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% tadi ditusuk bagi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung dan ketika jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit. Torniquet dilepas dan pasien diminta lepaskan kepalan tangan. Dibiarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai. Darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak, digunakan tabung vakum yang lain. Jarum kemudian ditarik dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut selama ± 2 menit setelah darah berhenti, diplester bagian ini selama ± 15 menit. 10 Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali agar bercampur dengan antikoagulan. b. Kesalahan Dalam Pengambilan Darah Vena Kesalahan dalam pengambilan darah vena dapat mempengaruhi kualitas spesimen darah yang akan menyebabkan kesalahan pada hasil pemeriksaan. Kesalahan yang sering terjadi dalam proses pengambilan darah vena adalah sebagai berikut : 1. Mengenakan torniquet terlalu lama dan terlalu keras sehingga mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi. 2. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. 3. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh, sehingga mengakibatkan masuknya udara ke dalam tabung dan



merusak sel darah merah. 4. Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan hemolisis (Permenkes RI, 2013). Pemeriksaan darah rutin di laboratrium biasanya dipakai darah vena. Darah vena yang biasa digunakan pada orang dewasa adalah salah satu dari daerah antecubital lengan dan pada bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau juga darah dari sinus sagitalis superior (Gandasoebrata, 2007). 8 Daerah pungsi vena pada daerah antecubital lengan biasanya terletak cukup dekat dengan permukaan. Vena yang paling menonjol adalah vena mediana cubiti, vena sefalika dan vena basalika. Vena mediana cubiti biasanya lebih dekat dengan permukaan, lebih stasioner dan menempati daerah dengan letak syaraf yang sedikit. Vena tersebut merupakan pilihan utama untuk pungsi vena, diikuti dengan vena sefalika mediana. Vena basilika adalah pilihan terakhir karena dekat dengan syaraf medianus dan arteri brakialis yang bisa saja tertusuk tanpa sengaja.Vena dilakukan dengan palpasi pada daerah antecubital lengan dengan cara menekan pada kulit dengan ujung jari telunjuk. Selain menemukan vena, dengan meraba dapat membantu menetukan patensinya, ukuran dan kedalamannya serta alurnya. Telusuri alur untuk menentukan tempat tusukan (Kiswari, 2014). C. INFEKSI DALAM PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH BIOLOGI Tertusuk jarum suntik adalah salah satu penyebab infeksi yang disebabkan oleh kelalaian petugas dalam pengambilan darah NSI (Needle Stick Injury) merupakan salah satu luka yang disebabkan ole jarum suntik seperti jarum suntik hipordemik, jarum pengambil darah, stylet intravena, dan jarum penghubung dari sistem pengiriminan intravena yang secara tak tak disengaja menusuk kulit. NSI adalah potensi bahaya bagi orang yang bekerja dengan jarum hipodermik dan peralatan jarum lainnya. Luka ini dapat teriadi pada saat proses penggunaan, pembongkaran, dan pembuangan jarum. Jika tidak dibuang secara taat, jarum dapat terselip pada linen atau sampah dan melukai pekerja lainnya. Infeksi akibat tertusuk jarum dalam pengambilan darah bisa saja menjadi salah satu penyebaran penyakit berbahaya dari pasien dan menular pada petugas laboraturium yang terkena.Oleh karena itu sangat penting karena jika petugas laboratorium memperhatikan dan menjalankan kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja maka dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti tertular penyakit infeksi. D. PENCEGAHAN INFEKSI DALAM PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH BIOLOGI Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan. Salah satu upaya terhadap Kesehatan dan Kesemalatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara memberikan APD (Alat Pelindung Diri), yang digunakan oleh tenaga medis untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya tau kecelakaan keria pada suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan, biasanya



kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Alasan tenaga medis tidak menggunakan APD ketika bekerja pada umumnya (52%) karena ditempat kerjanya tidak disediakan alat pelindung diri, petugas tidak menggunakan karena malas (12%), repot (4%), tidak terbiasa (4%), lupa (8%) dan tidak memberikan jawaban (16%) dimana alasan-alasan tersebut sangat berkaitan dengan kesadaran/perilaku petugas dalam menggunakan alat pelindung diri, penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya pemahaman tenaga terhadap bahaya yang akan timbul. Kasus pengelolaan benda tajam, terdapat 17 % kecelakaan kerja karena tertusuk bendatajam (jarum suntik), 70 % terjadi sesudah pemakaian dan sebelum pembuangan, 13 % sesudah pembuangan, 40 % karena penyarungan jarum suntik (Rumah Sakit Dr. MOH. Hoesin). Penyebab kecelakaan keria 88% unsafe behaviour, 10% unsafe condition, 2% tidak diketahui penyebabnya. Permasalahan ini merupakan is yang harus dihadapi dan ditangani oleh fasilitas-fasilitas kesehatan



-



BAB III PENUTUP



1. KESIMPULAN Disimpulkan permasalahan yang dihadapi oleh petugas laboratorium adalah perlunya edukasi mengenai pencegahan infeksi pada pengambilan spesimen darah. Hal ini amat penting karena saat pengambilan darah resiko petugas laboratorium untuk terpapar infeksi sangat besar yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya lainnya



DAFTAR PUSTAKA Amalia. Putri, Kurniawan. Entuy. Rahayu, Ira Gustira, dan Noviar. Ganjar .2019, Analisis factor factor kepatuhan penerapan standar operasional prosedur pengambilan darah vena, Jurnal riset Kesehatan Poltekkes DepKes Bandung vol II no 2 Anne Griffin Perry & Patricia A. 2000. Buku saku keterampilan dan prosedur dasar; alih bahasa, Monica Ester, Ed.3, Jakarta: EGC Arnoldus Mean Saho, Madya Sulisna, Edy Wuryanto, 201 1,Kepercayan (trust) pasien kepada perawat dalam menjalankan perawatan dengan tingkat kecemasan pasien di bangsal kelas 3 Rumah sakit Daerah Kota Semarang.Vol 4, No I. Arief Tarmansyah Iman. Dewi Lena Suryani K, 2017 Manajemen mutu informasi Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.