Makalah K.5 Spesiasi Fix [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nisa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



SPESIASI”







Dosen Pengampu : Khairunna, M.Pd Disusun Oleh Kelompok V : Annisa Apsari Anindita (0310173094) Dian Novita (0310162035) Fami Abnur (0310171027) Luthfiyah Ayu Annisa (0310172059) Mata Kuliah : Evolusi



PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana untuk memenuhi tugas mata kuliah Evolusi.Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dengan judul“Variabilitas”. Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca



untuk



memberikan



masukan-masukan



yang



bersifat



membangun



kesempurnaanMakalah ini.



Medan, 31 Maret 2020



Penyusun



i



untuk



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................……i DAFTAR ISI.............................................................................................................……ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................……1 A. Pendahuluan.........................................................................................................……1 B. Rumusan Masalah...........................................................................................................…….2 C. Tujuan....................................................................................................................……2



BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................……3 A. Pengertian Spesies dan Spesiasi.......................................................................……….3 B. Syarat Terjadinya Spesiasi................................................................................……….4 C. Faktor Utama Spesiasi....................................................................................................5 D. Mekanisme Spesiasi........................................................................................................6 E. Perbedaan Model Spesiasi Allotropik, Paratrik dan Simpatrik.......................................11 BAB III PENUTUP...........................................................................................................13 3.1. Simpulan.......................................................................................................................13 3.2. Saran.............................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi  yang dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik  dari suatu individu  sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan  dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik  maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck  dan darwin, tanpa ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja  untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri maka kedua faktor  tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor  tersebut bekerja secara harmonis (Zaifbio, 2009) Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi adalah seleksi alam, mutasi dan peran isolasi dalam pembentukan spesies baru. Ada perjuangan untuk hidup yaitu antara individuindividu dalam suatu spesies untuk mendapatkan makanan air, cahaya atau faktor-faktor lain yang penting dalam lingkungan itu. Melalui peristiwa isolasi dapat ditetapkan adanya perbedaan genetic. Orgnaisme yang hidup di sekitar kita telah mengalami tahap-tahap isolasi menuju pembentukan spesies baru. Bukti evolusi adalah adaptasi dan sleksi alam. Seleksi alam berlangsung secara mikro evolusi, dengan hasil kahirnya adalah adaptasi. Dua unsur yang terdapat pada teori Evolusi Darwin, yaitu adaptasi dan pembentukan spesies baru. Terjadi adaptasi melalui proses mikro evolusi, yakniperubahan pada individu dalam populasi secara bertahap untuk membentuk spesies baru.



1



Pada makalah ini akan dijelaskan secra terperinci tentang pembentukan spesies baru (Spesiasi) Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam.Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam beberapa generasi.Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa.  B. Rumusan Masalah 1. Apa itu spesiasi ? 2. Apa saja syarat terjadinya spesiasi ? 3. Bagaimana faktor utama spesiasi? 4. Bagaimana mekanisme spesiasi? 5. Bagaimana perbedaan mekanisme spesiasi alotropik, paratrik dan simpatrik? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian spesiasi 2. Untuk mengetahui syarat terjadinya spesiasi 3. Untuk mengetahui faktor utama spesiasi 4. Untuk mengetahui mekanisme spesiasi beserta contohnya 5. Untuk mengetahui perbedaan mekanisme spesiasi alotropik, paratrik dan simpatrik. 6. Untuk mengetahui mutasi, substansi, rekombinasi, delesi, dan inversi 7. Untuk mengetahui akibat mutasi bagi kehidupan.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Spesiasi Spesies dalam bahasa lain berarti “ jenis” atau “penampakan”. Spesies merupakan unit dasar untuk memahami biodeversitas. Spesies adalah suatu kelompok organism yang hidup bersama di alam bebas dan dapat menghasilkan anak yang fertile dan bervertalitas sama dengan induknya.1 Munculnya keanekaragaman



konsep spesies ini dilatarbelakangi oleh dua alasan



mendasar. Alasan pertama adanya perbedaan pemahaman tentang spesiasi yang merupakan proses munculnya suatu spesies baru . Karena spesisi bukan hanya menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga telah memikat perhatian dari berbagai disiplin bidang biologi lainnya seperti morfologi, genetika, ekologi, fisiologi, paleontology, biologi reproduksi dan biologi tingkah laku. Alasan kedua adalah karena spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus berjalan, artinya bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang masih sebagian berjalan akan berbeda dengan konsep spesies yang dibuat ketika spesies itu benar- benar sudah sampai pada akhirnya. Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda



dari spesies



sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunya



luas area akan



meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami spesiasi. (Campbell: 2003) spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh



1



Idjah Soemarwoto, dkk, Biologi Umum, (Jakarta: PT Gramedia, 1988)



3



adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.2 Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapt pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis ( satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama karena suatu sebab populasi dapat terpisah dan masingmasing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertile. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi dan perubahan genetika B. Syarat Terjadinya Spesiasi3 Untuk terjadinya spesiasi maka ada beberapa syarat agar terjadinya suatu spesiasi yakni: a. Adanya perubahan lingkungan Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan evolusi. Contohnya, bencana alam dapat menyebabkan timbulnya kepunahan missal di muka bumi. Bencana alam seperti glasiasi, vulkanisme, atau akibat pergeseran benua, dan proses-proses lainnya menyebabkan perubahan global yang menyebabkan timbulnya kepunahan missal di muka bumi, kepunahan massa akan menimbulkan relung-relung kosong yang dalam waktu yang lama relung-relung tersebut baru terisi. Apabila tidak ada relung yang kosong, tidak ada tempat bagi satu spesies untuk mengalami proses spesiasi b. Adanya relung (niche) yang kosong Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organisme. Suatu spesies selalu menempati relung tertentu. Suatu relung umumnya hanya dapat ditempati oleh satu jenis spesies saja. Kepunahan missal akan menimbulkan relung-relung kosong yang akan menyebabkan relung-relung baru terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila relung tersebut kosong (tidak ada organism yang menempatinya), maka aka nada banyak organism yang berusaha menempati relung tersebut. 2 3



Campbell, Biologi Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2003) Widodo, dkk, Evolusi, (Malang : UM Press, 2003)



4



c. Adanya keanekaragamaan suatu kelompok organism Selalu aka nada sejumlah organism yang mencoba mengisi relung yang kosong. Keberhasilan suatu organism mengisi relung ditentukanoleh seberapa besar kecocokan organism tersebut dibandingkan dengan persyaratan relung yang kosong. C. Faktor Utama Spesiasi a. Isolasi geofrafis Sebagian besar para ahli Biologi berpendapat bahwa faktor awal yang mempengaruhi spesiasi adalah pemisahan geografi, karena selama populasi dari spesies yang sama berhubungan secara langsung atau tidak, gen flow masih dapat terjadi. Namun, jika terbentuk hambatan bagi penyebaran spsies (sebab-sebab geografis) maka, tidak aka nada pertukaran susunan gen dalam sistem populasi dan evolusi akan berlangsung sendiri-sendiri. Semakin lama kedua populasi tersebut akan semakib berbeda karena telah mengalami evolusi dengan caranya sendiri.4 Sejalan dengan waktu pemisahan geografi dari sistem populasi akan mengalami penyimpangan, sebabnya adalah sebagai berikut: 1. Kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda. Jadi, jika dua populasi memiliki potensi genetic yang berbeda sejak awal pemisahannya, sudah barang tentu akan menempuh jalan yang berbeda 2. Mutasi terjadi secara random. Pemisahan dalam sua sistem populasi tersebut mungkin disebabkan adanya mutasi 3. Pengaruh tekanan seleksi alam sekeliling setelah mereka menempati posisi pemisahan yang berbeda-beda. 4. Pergeseran susunan gen (genetic drift). Ini berpeluang terbentuknya koloni baru. b. Isolasi Reproduksi Isolasi geografis diatas dapat dikatakan sebagai faktor luar (ekstrinsik) yang menjadi penyebab terjadinya spesiasi. Selanjutnya, dalam rentang waktu yang lama akan terjaadi mekanisme isolasi intrinsic, dimana sifat-sifat yang dipunya oleh populasi tersebut dapat mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegah inbreeding jika kedua populasi itu berkumpul lagi setelah batas pemisahannya sudah tidak ada. 4



Corebima, A.D, Genetika Mutasi dan Rekombinasi, (Malang: UM, 2000)



5



Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa spesiasi dimulai dengan adanya penghambat (barier) luar yang menjadikan dua sistem populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda). Namun keadaan ini belum sempurna sampai populasi ini mengalami proses intrinsic yang menjaga supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan simpatrik (mempunyai tmpat yang sama) Dapat disimpulkan mengenai genetic drif dan genetic flow berpengaruh dalam proses spesiasi karena gen dalam populsi. Genetic drif fan genetic flow akan menentukan arah aliran gen dan hilangnya gen sehingga gen pool yang ada yang akan membentuk spesies baru. Mekanisme spesiasi dapat terjadi karena peran dari isolasi geografi fan isolasi reproduksi. Dalam isolasi reproduksi terdapat dua mekanisme yaitu mekanisme secara intrinsic atau dari dalam individu pada suatu populasi tertentu dan ekstrensik yang lebih kepada faktor lingkungan sekitar D. Mekanisme Spesiasi a. Spesiasi alopatrik Spesiasi alopatrik adalah spesiasi populasi yang terbagi dua. Salah satunya populasi alopatrik geografis terisolasi, misalnya fragmentasi habitat akibat perubahan geografis seperti dengan adanya gunung atau perubahan sosial seperti emigrasi. Populasi yang terisolasi kemudian mengalami perbedaan genotipik dan fenotipik mereka mengalami tekanan selektif yang berbeda atau  secara independen mereka menjalani pergeseran genetik. Ketika populasi kembali ke dalam kontak, mereka telah berkembamg dan tidak lagi mampu bertukar gen. Pulau genetika, kecenderungan kecil, kolam genetik terisolasi untuk menghasilkan sifat-sifat yang tidak biasa, telah diamati dalam beberapa keadaan, termasuk kepulauan dan perubahan radikal di kalangan tertentu di pulau yang terkenal, seperti Komodo dan Galapagos, yang terakhir setelah melahirkan ekspresi modern teori evolusi, setelah diamati oleh Charles Darwin.5 Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi variasi geografi. Spesies yang beranekaragam secara geografis dari seluruh karakter dapat menghalangi pertukaran gen antara spesies simpatrik. Populasi yang terpisah secara geografis dapat terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan perilaku (ketika diuji secara eksperimen) dibandingkan dengan populasi



5



yang



berdekatan.



Populasi



yang



terisolasi



mungkin



tidak



Yusuf, F.M., Bahan Ajar Mata Kuliah Evolusi. (Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo, 2006)



6



dapat



melakukan interbreeding jika mereka bertemu, karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan kemudian masuk ke dalam simpatrik tetapi tidak terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme isolasi yang terjadi gradual. Contoh: Burung Acaulhiza pusilla tersebar luas di benua Australia dan mempunyai suatu populasi yang sedikit berbeda yaitu A. Ewingi. Penjelasan yang masuk akal adalah selama peristiwa pleistocene glaciation, ketika permukaan laut lebih rendah, Acanthiza menyerbu Tasmania dan membedakan ke dalam A. ewingi yang terisolasi oleh suatu periode glacial, mungkin telah ada A. pusilla pada pulau itu. Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar menunjukkan keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan yang banyak terisolasi dengan sistem sungai. Pada suatu pulau suatu spesies adalah homogen di atas rentang kontinen yang berbeda dalam hal penampilan, ekologi dan perilaku. Suatu contoh allopatric speciation lainnya yaitu suatu kelompok ular (garter snake) (Thamnophis) di bagian barat Amerika Utara. Hubungan kompleks antar ras ular Thamnophis. Di dalam kelmpok akuatik,hammondii, gigas, couchi, hydrophila, aquaticus, dan atratus membentuk suatu sekuens/urutan sbspesies allopatric yang melakukan interbreed dimana jika mereka bertemu (daerah abu-abu); tetapi atratus hidup pada waktu sama dengan hammondii tanpa interbreeding. Lebih dari itu,hydrophila melakukan interbreed dengan biscutatus jika mereka bertem, tetapi biscutatus juga melakukan interbreeds dengan anggota kelompok terestrial, yang dengan cara lain memperluas sympatric dengan kelompok akuatik dan tidak melakukan interbreed. Contoh spesiasi alopatrik lainnya adalah pembentukan spesies burung finch di Kepulauan Galapagos yang dikemukakan oleh Darwin. Spesiasi burung finch termasuk dalam isolasi geografik, spesialisasi ekologi, serta penyebaran kedua dan penguatan. Fenomena penguatan merupakan satu di antara sedikit mekanisme spesiasi di mana seleksi alam mengambil peran (Stearns and Hoekstra, 2003). Menurut Darwin bahwa burung finch berasal dari satu nenek moyang burung yang sama. b. Spesiasi Peripatrik Spesiasi yang  terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme terisolasi dalam sebuah lingkungan yang kecil dari populasi tertua. Spesiasi peripatrik dapat mengurangi variasi genetik karena tidak kawin secara acak yang akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat berubah, baik secara genotipe maupun fenotipe dari populasi asalnya. Populasi baru berpisah dari populasi induk akan tetapi masih berada di area mengarah ke terbentuknya evolusi. 7



c. Spesiasi parapatrik/ semi geografik6 Dalam spesiasi parapatik, spesies baru terbentuk secara terisolasi dapat membentuk populasi kecil yang dicegah dari gen bertukar dengan penduduk asli. Hal ini terkait dengan konsep efek pendiri, karena populasi kecil sering mengalami kemacetan. Genetik drift sering diusulkan untuk memainkan peran penting dalam spesiasi peripatric contoh yang teramati adalah  isolasi reproduksi terjadi pada populasi subjek Drosophila terhadap penduduk, varian dari nyamuk Culex pipiens yang masuk di London. Spesiasi parapatric adalah dua zona populasi divergen yang terpisah tetapi saling tumpang tindih. Hanya ada pemisahan parsial yang terjadi oleh geografi, sehingga individuindividu dari setiap spesies bisa masuk dalam kontak atau saling terhalang dari waktu ke waktu, tetapi keutuhan dapat mengurangi heterozigot yang mengarah ke seleksi alam untuk perilaku atau mekanisme yang mencegah perkembangbiakan antara kedua spesies. Ekologi mengacu pada spesiasi parapatric dan peripatric dalam hal relung ekologi. Semua berguna untuk spesies baru yang akan sukses. Contoh yang teramati spesies burung camar disekitar Kutub Utara. Jika seleksi menyokong dua alel berbeda yang berdekatan atau parapatrik, frekuensi sudah dapat ditetapkan. Dengan cukupnya seleksi pada suatu lokus yang berkontribusi terhadap isolasi reproduktif, populasi dapat membedakan kepada spesies yang terisolasi secara reproduktif. Endler (1977) dalam Widodo dkk (2003) berargumen bahwa zona bastar yang biasanya menandai untuk dapat terjadinya kontak sekunder sebenarnya sudah muncul secara in situ (melalui perbedaan populasi parapatrik dan spesies yang muncul juga parapatrik). Di dalam spesiasi parapatrik tidak ada barier ekstrinsik yang spesifik untuk gene flow. Populasi berlanjut, tetapi populasi tidak kawin secara acak, individu lebih mudah kawin dengan tetangganya secara geografis dari pada individu di dalam cakupan populasi yang berbeda. Individu lebih mungkin untuk kawin dengan tetangganya daripada dengan individu yang ada dalam cakupan. Di dalam gaya ini, penyimpangan boleh terjadi oleh karena arus gen dikurangi di dalam populasi dan bermacam-macam tekanan pemilihan ke seberang cakupan populasi. Contoh dari spesiasi parapatrik adalah spesiasi pada rumput jenis Anthoxanthum odoratum. Model lain spesiasi parapatrik adalah model spesiasi stasipatrik dari White (1968, 1978 dalam Widodo, 2003:55). White mengamati belalang 6



Iskandar T. Djoko, Evolusi. Departemen Biologi. (Bandung : ITB, 2001)



8



tanpa sayap, suatu populasi dengan rentang spesies yang luas berbeda dalam konfigurasi kromosomnya. White mengusulkan bahwa suatu aberasi kromosom–mekanisme isolasi parsial-muncul dalam suatu populasi dan memperluas cakupan/rentangannya membentuk suatu ever-expanding zona bastar. Tetapi suatu mutasi chromosom yang menurunkan tingkat kesuburan cukup untuk mempertimbangkan bahwa isolas reproduksi tidak dapat meningkatkan frekuensi kecuali oleh genetic drift di dalam populasi yang sangat terbatas atau kecil, tetapi akhirya model spasipatrik tidak dapat diterima secara luas. d. Spesiasi simpatrik Spesiasi sympatrik adalah spesies yang menyimpang sementara dalam mendiami suatu tempat yang sama. Sering dikutip contoh dari spesiasi sympatric yaitu ditemukan pada hewan serangga yang menjadi ketergantungan pada tanaman inang host yang berbeda di daerah sama. Namun, keberadaan spesiasi sympatric sebagai mekanisme spesiasi yang masih diperebutkan. Orang-orang berpendapat bahwa bukti-bukti spesiasi sympatric dalam kenyataan adalah  spesiasi mikro-allopatric atau heteropatric. Contoh yang diterima secara luas sebagian besar spesiasi sympatric adalah bahwa dari Cichlids danau Nabugabo di Afrika Timur, yang diperkirakan karena seleksi seksual.7 Spesiasi melalui poliploidi, spesiasi poliploidi adalah mekanisme yang sering dikaitkan dengan peristiwa spesiasi yang dapat menyebabkan beberapa di sympatry. Tidak semua poliploidi secara reproduktif terisolasi dari tanaman induknya, sehingga peningkatan jumlah kromosom tidak dapat mengakibatkan penghentian lengkap terhadap aliran gen antara poliploidi baru dengan  diploid orang tua mereka (lihat juga spesiasi hibrida). Poliploidi diamati di banyak spesies kedua tumbuhan dan hewan. Bahkan, telah diusulkan bahwa semua tanaman yang ada dan sebagian besar pada hewan, poliploid tersebut  telah mengalami suatu kejadian polyploidization dalam sejarah evolusi mereka. Namun, seringkali oleh reproduksi partenogenesis sejak hewan poliploid sering steril, contohnya mamalia poliploid diketahui, dan paling sering mengakibatkan kematian perinatal. Model spesiasi simpatrik meliputi spesiasi gradual dan spontan. Sebagian besar model spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada model spesiasi spontan dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tanaman. Jika bastar antara dua spesies diploid membentuk tetraploid akan dapat memperbesar isolasi reproduktif dari tetua yang diploid. Keturunan triploid akibatbackcross mempunyai proporsi aneuploidi yang tinggi, karena gamet membawa cacat bawaan. Pembatasan interbreeding diantara bentuk diploid dan tetraploid 7



Fried, George., George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.



9



dapat muncul, tetapi tidak pada poliploidi. Mutasi tunggal atau perubahan kromosom menimbulkan isolasi reproduktif lengkap di dalam satu tahap tidak akan sukses bereproduksi, kecuali jika ada perkawinan inbreeding(perkawinan dalam keluarga yang membawa mutasi baru). Pada hewan secara umum perkawinaninbreeding tidak biasa terjadi, tetapi pada golongan Chaicidoidea (Hymenoptera) itu biasa terjadi. Keanekaragaman spesies yang tinggi di dalam kelompok dimudahkan oleh perkawinaninbreeding (Askew, 1968 dalam Widodo dkk, 2003). Isolasi reproduktif antar spesies yang berkerabat dekat pada umumnya dapat dihubungkan dengan adanya perbedaan bukan pada lokus gen tunggal, tetapi pada banyak lokus. Kebanyakan spesiasi berlangsung secara gradual , karena tidak sempurnanya gen awal terhadap arus gen (gene flow) menjadi semakin efektif.8 Model-model spesiasi simpatrik didasarkan pada seleksi terpecah (distruptive selection), seperti ketika dua homozigot pada satu atau lebih lokus teradaptasi dengan sumber yang berbeda dan hal itu merupakan suatu multiple-niche polymorphism. Contohnya pada serangga herbivora bergenotip AA dan A’A’ teradaptasi dengan spesies tumbuhan 1 dan 2, dimana genotip AA’ tidak teradaptasi dengan baik. Masing-masing homozigot ingin mempunyai fittes lebih tinggi jika dilakukan mating secara assortative dengan genotip yang mirip



dan



tidak menghasilkan



keturunan



heterozigot



yang



tidak



fit. Assortative



mating mungkin dipertimbangkan adanya lokus B yang dapat mempengaruhi perilaku kawin maupun mendorong serangga untuk memilih inang spesifik, yang pada tempat tersebut dapat ditemukan pasangan dan kemudian dapat bertelur. Jika BB dan Bb kawin hanya pada inang 2, perbedaan dalam pemilihan inang dapat mendasari terjadinya pengasingan/ isolasi reproduktif. Banyak dari serangga herbivora yang merupakan spesies yang berkerabat dekat dibatasi oleh perbedaan inang, terutama untuk pemenuhan kebutuhan makan, mating/kawin. Contoh simpatrik yaitu spesies baru rumput rawa payau yang berasal dari sepanjang pantai Inggris selatan pada tahun 1870-an. Rumput ini adalah suatuallopoliploid yang diturunkan dari spesies Eropa (Spartina maritima) dan spesies Amerika (Spartina alternaflora). Benih dari spesies Amerika terselip di pemberat kapal dan tidak sengaja terbawa masuk ke Inggris pada awal abad ke-19. Tumbuhan pendatang itu berhibridisasi dengan spesies lokal, dan akhirnya menghasilkan spesies keiga (Spartina anglica), yang secara morfologi berbeda dan terisolasi



secara



reproduktif



dari



kedua



spesies



tetuanya,



berkembang



sebagai



suatuallopoliploid. Jumlah kromosom konsisten dengan mekanisme spesiasi ini. Untuk S. 8



Campbell, Reece, Biologi Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002)



10



Maritima, 2n=60, S.alternaflora, 2n=62, dan untuk spesies baru itu, S.anglica, 2n=122. Sejak awalS.anglica telah tersebar dipantai Inggris dan menyumbat muara sebagai gulma. Spesiasi simpatrik dapat terjadi dalam evolusi hewan. Masing-masing spesies pohon ara diserbuki oleh suatu spesies tawon tertentu, yang kawin dan meletakkan telurnya di pohon ara. Suatu perubahan genetik yang menyebabkan tawon untuk memilih spesies pohon ara yang berbeda akan memisahkan individu yang kawin dari fenotipe yang baru ini dari populasi tetuanya, dan hal ini akan mengkibatkan perubahan evolusioner lebih lanjut. Suatu polimorfismeseimang bersama dengan perkawinan asortatif dapat menghasilkan spesies simpatrik 



E. Perbedaan Model Spesiasi Alotropik, Paratrik, dan Simpatrik9 Model Spesiasi Allotropik Model Spesiasi Paratrik Model Spesiasi Simpatrik Pembentukan jenis baru Pada spesiasi ini isolasi Terbentuknya jenis baru yang



terjadi



pemisahan



melalui reproduksi



berkembang yang



terjadi



karena



populasi- dalam beberapa gen flow tinggal/terdapat pada daerah



populasi yang diturunkan diantara populasi-populasi. yang sama. Dalam hal ini dari



nenek



moyang Pada



populasi



tersebut perbedaan-perbedaan



bersama dalam geografis terdapat suatu alela yag dimiliki



yang



seringkali



yang berbeda. Kebanyakan berdampak pada terjadinya ditonjolkan sehingga dapat spesiasi allotropik ini.



isolasi



reproduktif



pada dibedakan dengan mudah



populasi tersebut. Sehingga spesies-spesies



dalam



populasi tersebut tidak dapat melakukan



perkawinan



(pertukaran gen) Model spesiasi alopatrik Model spesiasi



paratrik Model



dapat dibuktikan melalui adanya isolasi reproduktif



spesiasi



simpatrik



meliputi gradual dan spontan



studi variasi geografi Contoh dari spesies yang Contoh: munculnya spesies Contoh: mengalami



2



burung



kicau



spesialisai varu tupai tanah terjadi (Nuthatches) yang memiliki



allopatrik adalah burung- karena munculnya pula gen perbedaan yang sangat kuat burung



finches



kepulauan Galapagos 9



di baru



akibat



spesiasi dalam



alopatrik



sehingga



William Stansfield, Biologi Molekuler Dan Sel , ( Jakarta: Erlangga, 2006)



11



hal



morfologi



mereka



dapat



dibedakan dengan mudah



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapt pula berlangsung lama hingga 12



puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis ( satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama karena suatu sebab populasi dapat terpisah dan masingmasing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertile. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi B. Saran Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang baik dan masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga Campbell, Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Corebima, A.D. 2002. Genetika Mutasi dan Rekombinasi. Malang: UM 13



Fried, George., George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Idjah Soemarwoto. 1998. Biologi Umum, Jakarta: PT Gramedia Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen Biologi. Bandung : ITB. Stansfield, williams, ddk. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta Erlangga Widodo, dkk. 2003. Evolusi. Malang : UM Press Yusuf, F.M., 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Evolusi. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.



14