Makalah Kajian Prosa Fiksi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Innes
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KAJIAN PROSA FIKSI



DISUSUN OLEH:



IMAN ANUGRAH STB. 220 502 010



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENIDIDIKAN UNVIERSITAS LAKIDENDE 2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni dengan menggunakan media bahasa. Karya sastra tercipta melalui perenungan yang mendalam dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami, dan diilhami oleh masyarakat. Lahirnya karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat yang kemudian diolah dan dipadukan dengan imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah karya yang memiliki keindahan. Walaupun karya sastra tersebut berupa fiksi, namun pada kenyataannya sastra juga mampu memberikan manfaat yang berupa nilai-nilai moral bagi pembacanya. Sebuah karya sastra tercipta karena peristiwa atau persoalan dunia yang terekam oleh jiwa pengarang. Peristiwa atau persoalan itu sangat memengaruhi kejiwaan. Adanya hal demikian, seorang pengarang dalam karyanya menggambarkan fenomena kehidupan yang ada sehingga muncul konflik atau ketegangan batin. Sastrawan, sastra, dan kehidupan sosial merupakan fenomena yang saling melengkapi dalam kedirian masing- masing sebagai sesuatu yang nsektensial. Sebuah karya sastra tidak dapat dilepaskan dari pengarang dan kehidupan manusia sebagai produk kelahiran karya sastra, sastra bukan sekadar dari kekosongan sosial melainkan hasil racikan perenungan dan pengalaman sastrawan dalam menghadapi problema dan nilainilai tentang hidup dan kehidupan (manusia dan kehidupan) pengalaman ini 1



merupakan jawaban yang utuh dari jiwa manusia ketika kesadarannya bersentuhan dengan kenyataan. Prosa



fiksi merupakan satu dari bentuk karya sastra. Prosa Fiksi



adalah suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, serta hal yang tidak terjadi sunguh – sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Pada makalah ini, prosa fiksi akan dibahas secara general. Mulai dari hakikat, bentuk, hingga jenisnya. Harapannya, makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai materi seputar mata kuliah kajian prosa.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Prosa Fiksi Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan : karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata,  Abrams ( Nurgiyantoro, 1994 : 2).             Karya Fiksi dapat diartikan sebagai cerita rekaan, akan tetapi, pada kenyataannya karya yang tidak mengandung unsur rekaan pun disebut sebagai karya fiksi. Dewasa ini tampaknya penyebutan untuk karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya yang berbentuk prosa naratif (atau biasa juga disebut teks naratif). Karya – karya lain yang penulisannya tidak berbentuk prosa, misalnya berupa dialog seperti dalam drama atau sandiwara, termasuk skenario untuk film, juga puisi – puisi drama (drama puisi) dan puisi – puisi balada, pada umumnya tidak disebut sebagai karya fiksi. Bentuk – bentuk karya itu dipandang sebagai genre yang berbeda. Walau demikian sebenarnya kita tidak dapat menyangkal bahwa karya – karya itu juga mengandung unsur rekaan.             Dalam penulisan ini istilah dan pengertian fiksi sengaja dibatasi pada karya yang berbentuk prosa, prosa naratif, atau teks naratif (narrative text). Karya fiksi, seperti halnya dalam kesastraan Inggris dan Amerika, menunjuk 3



pada karya yang berwujud novel dan cerita pendek. Novel dan cerita pendek (juga dengan roman) sering dibedakan orang, walaupun tentu saja hal itu lebih bersifat teoritis. Disamping itu, orang juga membedakan antara novel  serius dengan novel populer  yang bersifat teoritis dan tentatif. Hasil pembedaan itu seperti mudah diduga sebelumnya, tentulah tidak semua orang mau menerimanya (Nurgiyantoro, 1994 : 8 - 9) Jadi dapat diartikan juga Prosa Fiksi adalah suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, serta hal yang tidak terjadi sunguh – sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Ada tidaknya, atau dapat tidaknya sesuatu yang dikemukakan dalam suatu karya dibuktikan secara empiris, inilah antara lain yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi. Tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif, sedangkan karya nonfiksi bersifat faktual. B. Bentuk Prosa Fiksi 1. Roman Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.



4



2. Novel Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus. 3. Cerpen Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis. 4. Riwayat Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan



5



sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara. 5. Kritik Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi. 6. Resensi Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati. 7. Esai Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dan lain-lain. 8. Hikayat Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat



6



Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.



9. Sejarah Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612. 10. Kisah Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah. 11. Dongeng Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. 12. Cerita berbingkai Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam. C. Jenis Prosa Secara Umum Fiksi pada umumnya terbagi menjadi sejumlah genre: bagian-bagian dari fiksi, masing-masingnya dibedakan oleh gaya, teknik naratif, isi media,



7



atau kriteria yang didefinisikan secara populer. Meskipun sebuah karya tergolong imajiner tetapi ia memiliki golongan yang disebut Fiksi Non-fiksi (Nonfiction Fiction), yakni sebuah bentuk karya fiksi yang dasar ceritanya merupakan sebuah fakta. Yang termasuk kedalam Fiksi Non-fiksi adalah: a. Fiksi sejarah (Historical fiction), adalah fiksi yang dasar penulisannya



merupakan sejarah. Novel ini terikat oleh fakta-fakta sejarah, tetapi fiksi ini memberikan ruang gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan memberitakan pikiran dan perasaan tokoh lewat percakapan. Sebagai contoh adalah Bendera Hitam dari Kurasan dan Tentara Islam di Tanah Galia karya Darji Zaidan. b. Fiksi ilmiah (Science fiction), adalah fiksi yang dasar penulisannya



adalah fakta ilmu pengetahuan.Sebagai contoh novel ini adalah 1984, karya George Orwell. Genre ini misalnya, memprediksi atau mengandaikan teknologi yang bukan realita pada saat penciptaan karya



tersebut:



novel Jules



Verne From



the



Earth



to



the



Moon diterbitkan pada tahun 1865 dan pada tahun 1969, astronot Neil Armstrong pertama kali mendarat di bulan. c. Fiksi biografis (Biographical fiction), adalah fiksi yang dasar



penulisannya adalah fiksi biografis. Karya biografis juga memberikan ruang bagi fiksionalitas, misalnya yang berupa sikap yang diberikan oleh penulis, di samping juga munculnya bentuk-bentuk dialog.  Sebagai contoh karya biografis adalah Bung Karno Penyambung



[7]



8



Lidah



Rakyat karya Cindy



Adams, Kuantar



Kau



ke



Gerbang dan Tahta untuk Rakyat. Beberapa karya fiksi sedikit atau sangat digambarkan ulang berdasarkan pada beberapa kisah asli yang sebenarnya, atau sebuah biografi yang direkonstruksi. Seringkali, bahkan ketika cerita fiksi didasarkan pada fakta, mungkin terdapat penambahan dan pengurangan dari kisah nyata untuk membuatnya lebih menarik. Contohnya adalah The Things They Carried karya Tim O'Brien, serial cerita pendek mengenai Perang Vietnam. Karya fiksi yang secara eksplisit melibatkan unsur-unsur supernatural, magis, atau secara ilmiah tidak mungkin sering diklasifikasikan dalam genre fantasi, termasuk novel karya Lewis Carroll Alice In Wonderland, seri Harry Potter karya J. K. Rowling, dan The Lord of the Rings karya J. R. R. Tolkien. Pencipta fantasi terkadang memperkenalkan makhluk imajiner dan tokoh-tokoh. D. Jenis Prosa Fiksi Secara Khusus 1. Fiksi Realistis FiksiRealistisbiasanya melibatkan cerita yang latar dasarnya (waktu dan lokasi di dunia) adalah nyata dan kejadian-kejadiannya dapat terjadi secara layak dalam pengaturan dunia nyata; fiksi non-realistik melibatkan cerita yangterjadi pada latar sebaliknya, sering kali berlatar pada alam semesta yang sepenuhnya imajiner, sejarah alternatif dunia selain yang saat ini dipahami sebagai benar, atau lokasi atau waktu lain yang tidak nyata. Terkadang bahkan menghadirkan teknologi yang tidak 9



mungkin atau pembangkangan terhadap hukum alam yang dipahami saat ini. Namun, semua jenis fiksi boleh jadi mengundang audiens mereka untuk mengeksplorasi ide-ide, masalah, atau kemungkinan yang nyata dalam latar imajiner.Kritikus sastra James Wood, berpendapat bahwa "fiksi adalah baik kecerdasan dan hal yang terlihat seakan-akan benar", yang berarti bahwa fiksi membutuhkan baik penemuan kreatif maupun tingkat kepercayaan yang dapat dipercaya,[ sebuah gagasan yang sering dikemas dalam istilah penyair Samuel Taylor Coleridge: penangguhan ketidakpercayaan. Juga, kemungkinan-kemungkinan fiktif yang tak terbatas itu sendiri menandakan ketidakmungkinan mengetahui realitas secara penuh, secara provokatif menunjukkan bahwa tidak ada kriteria untuk mengukur konstruksi realitas. 2. Fiksi Sastra  FiksiSastradiartikan



sebagai



karya



fiksi



yang



dianggap



memiliki nilai sastra, berbeda dari fiksi "genre" yang lebih komersial. Perbedaan ini bisa menjadi kontroversial di antara para kritikus dan cendekiawan.Neal Stephenson berpendapat bahwa walaupun definisi apapun adalah sederhana, tapi pada masa kini ada perbedaan budaya umum antara fiksi sastra dan genre. Di satu pihak, para penulis sastra saat ini sering disokong oleh patron, dengan dipekerjakan di universitas atau lembaga serupa, dan dengan keberlanjutan posisinya ditentukan tidak hanya oleh penjualan buku tetapi juga oleh kritik dari penulis sastra ternama lain serta kritikus. Di pihak lain, menurutnya, penulis fiksi genre



10



cenderung menyokong diri mereka sendiri melalui penjualan buku.Akan tetapi,



dalam suatu wawancara, John Updike mengeluhkan bahwa



"kategori 'fiksi sastra' baru-baru ini muncul untuk menyiksa orang sepertiku yang hanya ingin menulis buku, dan jika ada yang mau membacanya, itu bagus, semakin banyak semakin meriah. ... Aku semacam penulis genre. Aku menulis fiksi sastra, yang mana seperti fiksi mata-mata atau chick lit" E. Perbedaan Prosa Fiksi Dan Prosa Nonfiksi 1. Prosa Fiksi Prosa fiksi adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan/ imajinasi pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/ imajinatif. 2. Prosa Nonfiksi Prosa nonfiksi adalah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara sistematik, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal. Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/ imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan dongeng. Di dalam prosa fiksi, terdapat unsur-unsur pembangun yang disebut unsur intrinsik, yaitu: tema, alur/plot, penokohan, latar, amanat, 11



sudut pandang pengarang, dan gaya bahasa.Prosa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang tetapi berisi halhal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah, yang termasuk karangan semi ilmiah ialah: artikel, tajuk rencana, opini, feature, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, dan pidato.



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Prosa adalah karya rekaan yang tidak berbentuk dialog dan isinya dapat merupakan kisah sejarah atau sederetan peristiwa. Prosa berusaha menampilkan cerita hasil imajinasi, baik dari cerita lisan maupun cerita tulis. Dalam prosa, pengarang mengolah dunia imajinasi dengan dunia kenyataan atau kenyataan sosial budaya yang dihadapinya. bahwa fiksi merupakan cerita rekaan yang bertujuan untuk mendidik. Melalui karya fiksi pengarang menceritakan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya hasil imajinasi tetapi juga merupakan hasil penghayatan dan perenungan secara intens. Rekaan menceritakan sesuatu yang yang tidak ada atau tidak sungguhsungguh terjadi. Kebenarannya hanya ada dalam cerita itu sehingga tidak perlu dicari diluar dunia rekaan. Perbedaan fiksi dan nonfiksi sangat sederhana. Fiksi adalah jenis tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi. Fiksi merupakan rekaan dari penulisnya. Nonfiksi adalah tulisan-tulisan yang isinya nonfiktif bukan hasil imajinasi atau rekaan penulis. Nonfiksi adalah karya seni yang bersifat aktual. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner, atau tidak. Jadi, perbedaan antara keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa ataupun masalah fakta atau imanjiner.



13



DAFTAR PUSTAKA



Nurhayati. 2012. Apresiasi Prosa Fiksi. Fiksi. Surakarta: Cakrawala Media. Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sayuti, Suminto Ahmad. 1998. Dasar-dasr Analisis Puisi.Yogyakarta: Puisi.Yogyakarta: LP3S. Suheti, Tati. 2011. Kumpulan Cerita Fiksi Lengkap. Bandung: Gramedia.



14