Makalah Kalimat Dan Paragraf [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAHASA INDONESIA “KALIMAT DAN PARAGRAF”



DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 : 1. ANISA NOER SAFITRI



( 18.05.51.0061 )



2. RIO ANANDRA RAFLI



( 18.05.51.0065 )



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG 2020



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Anugerah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ”Kalimat dan Paragraf” ini, bertujuan untuk mengetahui menambah wawasan berbagai macam Bahasa ilmiah yang kita gunakan sehari-hari. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Berkat dukungan dari orang tua  kepada penulis sehingga dapat menyelesaikaan karya tulis ini. Penulis berharap dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.



Semarang, 27 Maret 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan karena dengan perantara kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya, tidak) dan frase atau kelompok kata (misalnya, tidak tahu). Kata dan frase tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, jika kata dan frase itu sedang berperan sebagai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar kalimat. Pada dewasa ini orang tidak tahu cara membedakan antara kata, frase, dan kalimat. Tidak hanya kalimat, pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis paragraf. Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena itu, kami menyajikan makalah ini, agar para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan kalimat dan paragraf secara baik dan benar. Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Semoga makalah yang disajikan penyusun dapat membantu para pembaca. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan kalimat dan paragraf ? 2. Apa saja jenis-jenis kalimat dan paragraf ? 3. Apa saja syarat-syarat dari kalimat dan paragraf ? 4. Bagaimana contoh dari kalimat dan paragraf yang di analisis dari skripsi BAB I ? 1.3 TUJUAN 1. Memahami dan mengetahui arti tentang kalimat dan paragraf 2. Mengetahui dan mengerti apa saja jenis-jenis kalimat dan paragraf 3. Mengetahui dan mengerti apa saja syarat-syarat kalimat dan paragraf 4. Mengetahui dan mengerti contoh kalimat dan paragraf



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian kalimat dan paragraf 1. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 2. Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema Apa yang pernah. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.



B. Jenis-jenis kalimat dan paragraf Jenis Kalimat







Berdasarkan Pengucapan



Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh: –  Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!” –  “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”. 2. Kalimat Tak Langsung Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: –  Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian. –  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal) Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1.  Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimatkalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang



sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah: *  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh:   Victoria bernyanyi .                   S          P * KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) Contoh:   Ika sangat rajin .               S          P * KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) Contoh:  Masalahnya seribu satu. .                    S             P Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh :  Saya siswa kelas VI. 2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh :  Adik bernyanyi. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas: 1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota. 2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.



3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undangundang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek. 4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya. 5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin. 6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah. 7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka. 8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik. 9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham. 10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat. Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: 1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas. 2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan. 3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 2.  Kalimat Majemuk Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:



1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS) Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu: * KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta. Contoh: –  Kami mencari bahan dan mereka meramunya. –  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah. *



KMS



Pertentangan.



Dua



kalimat



kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan.



tunggal



Kedua



yang



kalimat



dihubungkan tersebut



oleh



menunjukkan



hubungan pertentangan. Contoh: –  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju. –  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak. * KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau. Contoh: –  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan. –  Aku atau dia yang akan kamu pilih. * KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan. Contoh: –  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati. –  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.



* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. Contoh: –  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP. 2.  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB) Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu: 1. Waktu : ketika, sejak 2.  Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu 3.  Akibat: hingga, sehingga, maka 4.  Syarat: jika, asalkan, apabila 5.  Perlawanan: meskipun, walaupun 6.  Pengandaian: andaikata, seandainya 7.  Tujuan: agar, supaya, untukbiar 8.  Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah 9.  Pembatasan: kecuali, selain 10.  Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat 11.  Kesertaan: dengan+ orang



Contoh: –  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya. Contoh: –   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang. KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam. .          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h –  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja. KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. 



Berdasarkan Isi atau Fungsinya



Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.



Macam-macam kalimat perintah : * Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu ! * Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang sampah sembarangan ! * Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah ! 2.  Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat berita : * Kalimat berita kepastian Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. * Kalimat berita pengingkaran Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu. * Kalimat berita kesangsian Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi. * Kalmat berita bentuk lainnya Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat. 3.  Kalimat Tanya



Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh: –  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya? –  Kapan Becks kembali ke Inggris? 4.  Kalimat Seruan Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh: –  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa. –  Bukan main, eloknya! 



Berdasarkan Unsur Kalimat



Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Lengkap Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh : –   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas. .           S               P                  K –   Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam. .     S            P                              O



2. Kalimat Tidak Lengkap Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh: – Selamat sore – Silakan Masuk! – Hei, Kawan… 



Berdasarkan Susunan  S-P



Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1.  Kalimat Inversi Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna. Contoh: –  Ambilkan koran di atas kursi itu! .          P                       S –  Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. .       S           P                          K



2.  Kalimat Versi



Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K). Contoh: –  Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu. .            S                 P            O                     K –  Aku dan dia bertemu di cafe ini. .             S             P             K 



Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)



Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1.  Kalimat Yang Melepas Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh; –  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana. –  Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman. 2. Kalimat yang klimaks Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan. Contoh:



–   Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. –  Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3. 3. Kalimat yang  berimbang Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh: –   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam. –  Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. 



Berdasarkan Subjeknya



Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1.  Kalimat Aktif Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum). Contoh: –  Mereka akan berangkat besok pagi. –  Kakak membantu ibu di dapur.



Kalimat aktif  dibedakan menjadi 3, yaitu:



a.



Kalimat Aktif  Transitif



Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh:    Eni mencuci piring. .                 S        P         O1 b.



Kalimat Aktif Intransitif



Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan metidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: –  Mereka berangkat minggu depan. .        S              P                   K –  Amel menangis  tersedu-sedu di kamar. .     S                          P                          K c.



Kalimat Semi Transitif



Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek. Contoh: –  Dian kehilangan pensil. .      S          P            Pel. –  Soni selalu  mengenderai sepeda  motor ke kampus. .     S                     P                      Pel                   K 2.  Kalimat Pasif



Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1.



Kalimat Pasif  Biasa



Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh: –  Piring dicuci Eni. .       S        P      O2 2.



  Kalimat Pasif Zero



Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku. Contoh: –  Ku pukul adik. .  



O2   



P     



–  Akan  saya sampaikan pesanmu. .               O2        P               S Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 1.  Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 2.  Awalan me- diganti dengan di-.



S



3.  Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh :   Bapak  memancing ikan. (aktif) .                Ikan  dipancing oleh bapak. (pasif) 4.  Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. Contoh :   Aku harus memngerjakan PR. (aktif) .                PR harus kukerjakan. (pasif) Jenis Paragraf  Berdasarkan Letak Kalimat Utama : 1. Paragraf deduktif Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas. 2. Paragraf Induktif Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik Contoh :



Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendatsendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien. 3. Paragraf Campuran Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh : Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.  Berdasarkan Tujuannya : 1. Paragraf Narasi ( Menceritakan ) Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh Paragraf Narasi : Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia. 2. Paragraf Deskripsi ( Menggambarkan )



Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan atau menggunakan panca indera. Contoh Paragraf Deskripsi : Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina. 3. Paragraf Persuasi ( Mengajak ) Paragraf Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya : ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh Paragraf Persuasi : Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah kita perbanyak meminum susu. 4. Paragraf Argumentasi ( Pendapat ) Paragraf Argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh Paragraf Argumentasi : Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk



mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di manamana. 5. Paragraf Eksposisi ( Menjelaskan ) Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang berisi ide, pendapat, buah pikiran, informasi, atau pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca. Ciri-cirinya: biasanya terdapat kata "adalah" dan merupakan informasi. Contoh Paragraf Eksposisi : Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 Cm, batangnya berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa penyakit.  Berdasarkan Pola Pengembangannya : a. Pola umum-khusus Pola ini diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum dengan ditandai kata banyak, umumnya kemudian dijelaskan dengan rincian - rincian. b. Pola khusus-umum Pola ini merupakan kebalikan dari pola umum-khusus yaitu diawali dengan rincian rincian dan diakhiri pernyataan yang bersifat umum. c. Pola definisi luas Pola ini digunakan sebagai usaha penulis untuk memberkan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau suatu hal.



d. Pola proses Pola ini merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.



e. Pola sebab-akibat Pola ini dilakukan dengan mencantumkan sebab-sebab suatu hal terjadi dan diikuti dengan akibat yang ditimbulkan oleh sebab-sebab tersebut. f. Pola ilustrasi Pola ini dilakukan ketka ditemukan sebuah gagasan yang masih terlalu umum sehingga dibutuhkan ilustrasi-ilustrasi yang bersifat konkret. g. Pola pertentangan dan perbandingan Pola pertentangan digunakan ketka kita membahas suatu persoalan dengan cara mengontraskan dengan masalah lain, sedangkan pola perbandingan digunakan ketika membahas dua hal atau objek berdasarkan persamaan dan perbedaan-perbedaannya. h. Pola analisis Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau gagasan yang sifatnya umum ke dalam perincian-perincian yang logis dan analitis. i. Pola klasifikasi Pola ini digunakan untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap memiliki kesamaan-kesamaan tertentu. j. Pola seleksi Pola ini dilakukan dengan cara memilih perbagian dengan didasarkan atas fungsi, kondisi, atau bentuknya. k. Pola titik pandang



Pola ini dilakukan dengan cara melihat kedudukan pengarang dalam menceritakan atau melihat sesuatu. l. Pola dramatis Pola ini dilakukan dengan cara penceritaan tidak langsung atau melalui dialog-dialog. m. Analogi Pola ini dilakukan dengan membandingkan dua benda yang banyak kesamaan sifatnya. n. Generalisasi Pola ini dilakukan dengan cara menarik sebuah kesimpulan umum dari beberapa data yang dimiliki. C. Syarat kalimat dan paragraf  Beberapa syarat yang harus dimiliki sebuah kalimat yang efektif antara lain adalah sebagai berikut :  Mempunyai Subjek (S) dan Predikat (P) yang jelas.  Tidak menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.  Dapat diterima oleh logika (logis)  Tepat sasaran dan tidak bertele – tele.  Informasi yang ingin disampaikan tidak mengandung makna ganda.  Memenuhi aturan Ejaan yang berlaku.  Menggunakan diksi (pemilihan dan penempatan) kata yang tepat.  Adanya penekanan ide pokok.  Berikut ini terdapat beberapa syarat-syarat paragraf, terdiri atas: 1. Kesatuan Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru.Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja. 2. Kepaduan



Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran (paralelisme). 3. Kelengkapan Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik.Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap. 4. Panjang Paragraf Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkar, 4 hal : 



Penyusunan kalimat topik,







Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,







Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan







Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.



5. Pola Sususnan Paragraf Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.antara lain : 



pola runtunan waktu,







pola uraian sebab akibat,







pola perbandingan dan pertentangan,







pola analogi,







pola daftar, dan pola lain.



D. Contoh kalimat dan paragraf yang di analisis dari skripsi BAB I 1. Lampiran skripsi BAB I



SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM MAKASSAR Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun dan diajukan oleh RESKY LESTARY SAMBAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah



Dewasa ini, setiap perusahaan besar ingin menghasilkan output yang terbaik demi tercapainya tujuan perusahaan, tujuan tersebut pada umumnya agar terciptanya kepuasan konsumen serta mendapatkan laba yang optimal. Diperlukan tenaga kerja yang terampil dan memiliki etos kerja yang tinggi karena tenaga kerja yang terampil merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan serta faktor pendukung utama dalam sebuah proses produksi dalam kegiatan perusahaan. Salah satu cara mempertahankan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan yaitu dengan memberi perlindungan yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan karyawan. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik maupun mental. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, sehingga secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas karyawan. Program keselamatan kerja yaitu sarana untuk mencegah kecelakaan, cacat bahkan kematian sebagai akibat kelalaian kerja. Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, meskipun dalam penerapan memiliki perbedaan namun dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Menurut Sedarmayanti (2009;206) keselamatan kerja adalah salah satu bentuk pemeliharaan sumber daya manusia, dalam hal ini pemeliharaan karyawan yang berarti mempertahankan karyawan agar tetap loyal terhadap perusahaan, meningkatkan motivasi dan disiplin kerja karyawan, meningkatkan rasa aman dan



ketenangan



jiwa



karyawan



dalam



melakukan



pekerjaannya,



serta



meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapi karyawan. Perusahaan wajib menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ataupun adanya karyawan yang mengalami sakit akibat kerja sehingga produktivitas kerja cenderung menurun bahkan perusahaan akan mengeluarkan dana lebih untuk mengulangi hal tersebut.



Menurut Basir Barthos (1993:150) keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas sangat erat hubungannya bagi tenaga kerja, penyakit yang diakibatkan pekerja dapat menurunkan produktivitas kerja yang berakibat menurunkan pendapatan organisasi atau perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan berakibat menurunnya jumlah produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan. Pekerja yang kesejahterannya buruk tidak hanya menyebabkan kekecewaan terhadap perusahaan tetapi produktivitas mereka akan turun, kurangnya motivasi dalam bekerja, apatis dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula. 4 Tujuan dan sasaran penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada setiap perusahaan adalah menciptakan sesuatu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam ruang lingkup perusahaan dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat bekerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju menunjukan kecenderungan peningakatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Penjelasan Undangundang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Pertamina (persero) Region VII Sulawesi, adalah salah satu kantor Pertamina yang hadir di Makassar untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak Makassar Sulawesi Selatan. Kantor Pertamina Region VII Sulawesi di Makassar, sangat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik, dalam hal



ini memberikan asupan bahan bakar minyak di Sulawesi Selatan agar tidak ada lagi daerah yang mengalami kelangkaan bahan bakar minyak. Pertamina membutuhkan tenaga kerja yang ahli dan terampil untuk mencapai produktivitas 5 yang tinggi. Tentunya karyawan Pertamina dalam melaksanakan pekerjaannya, tidak terlepas dari ancaman bahaya di tempat kerja maupun penyakit yang diakibatkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Sebagai perusahaan bahan bakar minyak. PT. Pertamina (Persero) tentunya menggunakan bahan bakar yang kompleks serta peralatan dengan tingkat teknologi tinggi dalam memproses bahan bakar minyak. Proses produksi dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi berlangsung dengan cepat dan efisien sehingga kualitas yang dihasilkan lebih maksimal dan bermutu. Tetapi di sisi lain penggunaan mesin berteknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar akan terjadinya kecelakaan kerja, serta penyakit akibat kerja. Penelitian ini memfokuskan pada keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT Pertamina (persero) Region VII Sulawesi pada Terminal BBM Makassar karena PT. Pertamina sebagai satusatunya perusahaan pemasok bahan bakar minyak yang berada di Sulawesi Selatan. PT Pertamina seharusnya memberikan layanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat di Sulawesi Selatan dengan menjaga kondisi agar tidak terjadi kelangkaan bahan bakar minyak. Untuk mencapai kondisi tersebut PT. Pertamina harus siap dari segala elemen terutama pada tenaga kerja dan PT. Pertamina seharusnya menganggap penting perlindungan dan kesehatan terhadap tenaga kerja agar tenaga kerja merasa aman dalam melakukan pekerjaannya. Perusahaan tidak akan kehilangan tenaga kerja karena kecelakaan ataupun sakit akibat kerja yang dapat menghambat proses pengolahan dan distribusi yang akan merugikan perusahaan. 6 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil judul penelitian “Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Pertamina (persero) Terminal BBM Makassar”. 7 1. 2. Rumusan Masalah



Minyak dan gas merupakan kebutuhan bahan bakar yang vital dalam menjalankan industri dan kebutuhan dasar masyarakat akan bahan bakar. Kerugian PT Pertamina (Persero) yang disebabkan faktor SDM yang berkurang akibat tidak diperhatikannya keselamatan dan kesehatan karyawan, tentunya akan berpengaruh pada faktor produksi yang dikelola SDM. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peniliti mengidentifikasi beberapa bahasan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan PT. Peratamian (persero) Terminal BBM Maskassar berdasarkan sudut pandang dari karyawan. 2. Manakah diantara program keselamatan atau kesehatan kerja yang berpengaruh dominan terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pertamina (persero) Terminal BBM Makassar. 1. 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Pertamina (persero) Terminal BBM Makassar. 2. Untuk mengetahui manakah diantara program keselamatan dan kesehatan kerja yang dominan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pertamina (persero) Terminal BBM Makassar. 8 1. 4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman bagi setiap akademisi yang membaca, tentang bagaimana sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan serta pengaruh terhadap produktivitas.



b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan akademisi dalam hal ini pembuatan tugas ataupun karya tulis ilmiah lainnya. c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan perusahan dalam hal ini manajemen sumber daya manusia yaitu bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. d. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. Pertamina dalam membantu mengidentifikasi bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 1.5 Sistematika Penulisan Hasil dari penelitian ini dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I: merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang atau garis besar dari pembahasan dari tulisan ini. Rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : landasan teori. Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang memiliki relevansi



dengan



judul



yang



ditulis



penulis



dan



digunakan



sebagai



tinjauaan/landasan dalam menganalisis batasan masalah yang telah dikemukakan, tinjauan empirik kerangka pikir dan hipotesis. Bab III : memuat uraian tentang metode yang akan digunakan penelitian dan menjelaskan tentang lokasi penelitian, rencana penelitian, jenis sumber data, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan definisi operasional variabel



Bab IV : memuat uraian tentang hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bab V : memuat uraian tentang kesimpulan yang diperoleh dari pihak peneliti yang telah dilakukan dan saran yang menjadi alternatif bagi pihak perusahaan atas hasil penelitian yang dilakukan. 2. Analisis contoh skripsi BAB 1 terhadap kalimat dan paragraf A. Kalimat 1. Berdasarkan pengucapan 1) Kalimat langsung : 2) Kalimat tidak langsung : a. Menurut Sedarmayanti (2009;206) keselamatan kerja adalah salah satu bentuk pemeliharaan sumber daya manusia, dalam hal ini pemeliharaan karyawan yang berarti mempertahankan karyawan agar tetap loyal terhadap perusahaan, meningkatkan motivasi dan disiplin kerja karyawan, meningkatkan rasa aman dan ketenangan jiwa karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta meningkatkan kinerja karyawan. b. Menurut Basir Barthos (1993:150) keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas sangat erat hubungannya bagi tenaga kerja, penyakit yang diakibatkan pekerja dapat menurunkan produktivitas kerja yang berakibat menurunkan pendapatan organisasi atau perusahaan. 2. Berdasarkan jumlah frasa 1) Kalimat tunggal : Perusahaan wajib menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja 2) Kalimat majemuk : a. Tujuan tersebut pada umumnya agar terciptanya kepuasan konsumen serta mendapatkan laba yang optimal b. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. 3. Berdasarkan isi atau fungsinya 1) Kalimat perintah : 2) Kalimat berita : 3) Kalimat Tanya : 4) Kalimat seruan : 4. Berdasarkan unsur kalimat 1) Kalimat lengkap : Minyak dan gas merupakan kebutuhan bahan bakar yang vital dalam menjalankan industri dan kebutuhan dasar masyarakat akan bahan bakar. 2) Kalimat tidak lengkap : 5. Berdasarkan susunan S-P 1) Kalimat inversi : -



2) Kalimat versi :



Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan



masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. Pertamina dalam membantu mengidentifikasi bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 6. Berdasarkan bentuk gaya penyajian



1) Kalimat yang melepas : Perusahaan wajib menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ataupun adanya karyawan yang mengalami sakit akibat kerja sehingga produktivitas kerja cenderung menurun bahkan perusahaan akan mengeluarkan dana lebih untuk mengulangi hal tersebut. 2) Kalimat yang klimaks : 3) Kalimat yang berimbang : 7. Berdasarkan subjek 1) Kalimat aktif : 2) Kalimat pasif : B. Paragraf 1. Berdasarkan letak kalimat utama 1) Paragraf deduktif : 2) Paragraf induktif : 3) Paragraf campuran : 2. Berdasarkan tujuan 1) Paragraf Narasi (menceritakan) : 2) Paragraf Deskripsi (menggambarkan) : 3) Paragraf Persuasi (mengajak) : 4) Paragraf Argumentasi (pendapat) : 5) Paragraf Eksposisi (menjelaskan) : 3. Berdasarkan pola pengembangan :-



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



DAFTAR PUSTAKA 1. http://web-bahasaindonesia.blogspot.com/2015/09/syarat-paragrafyang-baik.html 2. Kakaongoh,wordpress.2016.Pengertian,syarat,jenis,ciri,fungsi dan contoh paragraf yang baik .



https://kakaongoh.wordpress.com/2016/10/04/pengertian-syarat-cirifungsi-jenis-dan-contoh-paragraf-yang-baik/ 3. https://www.ilmudasar.com/2017/08/Pengertian-Unsur-Struktur-JenisKalimat-adalah.html 4. https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf 5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat 6. https://www.slideshare.net/fiqhrimp/makalah-bindo 7. http://anggirocker.blogspot.com/2013/12/makalah-lengkap-tentang-kalimatdan.html 8. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/19791/SKRIPSI %20LENGKAP-FEB-MANAJEMEN-RESKY%20LESTARY%20SAMBAN.pdf? sequence=1