MAKALAH Kecemasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KECEMASAN



DISUSUN OLEH NAMA: ADEN YUMETRI TANAEM NIM



:11571118



YAYASAN KEPERAWATAN NUSA TENGGARA TIMUR AKADEMI KEPERAWATAN MARANATHA GRUPS KUPANG DI SOE



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ” Gangguan Kecemasan” dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Saya menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan mengingat kemampuan saya yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat saya harapkan dan saya terima dengan senang hati.



Soe,10 September 2020 Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI .......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang........................................................................... 1.2.Rumusan Masalah...................................................................... 1.3Tujuan.......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1.Defenisi Kecemasan..................................................................... 2.2.Macam-macam kecemasan........................................................... 2.3.Faktor penyebab kecemasan ………………………………….. 2.4.Bentuk gangguan kecemasan........................................................ 2.5.Gejalah umum............................................................................... 2.6.Gambaran Klinis kecemasan........................................................ 2.7.Penatalaksanaan Terapi dan tindakan keperawatan..................... BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan................................................................................... 3.2.Saran



.......................................................................................



DAFTAR PUSTAKA



BAB I



PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. Berbagai macam krisis yang terjadi sebenarnya bukan krisis ekonomi sebagai pangkal masalahnya, melainkan mendasar pada kesehatan mental bangsa ini sendiri. Minimnya perhatian terhadap kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut krisis multidimensional. Pernyataan ini dinyatakan dengan jelas oleh dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.K.J., dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam konferensi pers Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa ke-2, yang bertema “Kesehatan Jiwa Masyarakat, Kesehatan Jiwa Bangsa,” pada hari Kamis (9/ 10) di Jakarta. Pernyataan ini bukanlah tanpa dasar. Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan ternyata meninggalkan kisah-kisah menyedihkan dengan meningkatnya jumlah penderita ganngguan jiwa, terutama jenis anxietas (gangguan kecemasan). Gejala gangguan kesehatan mental yang mencakup mulai dari gangguan kecemasan, depresi, panik hingga gangguan jiwa yang berat seperti Schizoprenia hingga pada tindakan bunuh diri, semakin mewabah di tengah masyarakat. Dari sekian jumlah penderita yang ada baru 8% yang mendapatkan pengobatan yang memadai. Sedangkan selebihnya tidak tertangani. Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World Health Organization) badan dunia



PBB



yang menangani masalah kesehatan dunia, memandang serius masalah



kesehatan mental dengan menjadikan isu global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian. Di Indonesia jumlah penderita penyakit jiwa berat sudah cukup memprihatinkan, yakni mencapai 6 juta orang atau sekitar 2,5% dari total penduduk. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) pada tahun 1985 yang dilakukan terhadap penduduk di 11 kotamadya oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, ditemukan 185 per 1.000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa baik yang ringan maupun berat. Dengan analogi lain bahwa satu



dari lima penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Sebuah fenomena angka yang sangat mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa. Dengan adanya permasalahan tersebut, kami tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “ Gangguan Kecemasan”. 1.2



Rumusan Masalah 1) Defenisi kecemasan 2) Macam- macam kecemasan 3) Faktor –faktor penyebab kecemasan 4) Bentuk gangguan kecemasan 5) Gejalah umum kecemasan 6) Gambaran klinis kecemasan



1.3



Tujuan 1) Untuk mengetahui Defenisi kecemasan 2) Untuk mengetahui Macam- macam kecemasan 3) Untuk mengetahui Faktor –faktor penyebab kecemasan 4) Untuk mengetahui Bentuk gangguan kecemasan 5) Untuk mengetahui Gejalah umum kecemasan 6) Untuk mengetahui Gambaran klinis kecemasan



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 KECEMASAN / ANXIETAS 2.1.1



Definisi Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.  Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF)  “Anenvous condition of unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL). Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN).



2.2.2



Penggolongan Anxietas 1. Anxietas Ringan Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Anxietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. a. Respon Fisiologis      Sesekali nafas pendek      Nadi dan tekanan darah naik      Gejala ringan pada lambung      Muka berkerut dan bibir bergetar      Ketegangan otot ringan



     Rileks atau sedikit gelisah b. Respon Kognitif      Mampu menerima rangsang yang kompleks      Konsentrasi pada masalah      Menyelesaikan masalah secara efektif      Perasaan gagal sedikit      Waspada dan memperhatikan banyak hal      Terlihat tenang dan percaya diri      Tingkat pembelajaran optimal c. Respon Perilaku dan Emosi      Tidak dapat duduk tenang      Tremor halus pada tangan      Suara kadang-kadang meninggi      Sedikit tidak sabar      Aktivitas menyendiri 2. Anxietas Sedang Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain. a. Respon fisiologis      Ketegangan otot sedang      Tanda-tanda vital meningkat      Pupil dilatasi, mulai berkeringat      Sering mondar-mandir, memukulkan tangan      Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi      Kewaspadaan dan ketegangan meningkat



    Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung b. Respon kognitif      Lapang persepsi menurun      Tidak perhatian secara selektif      Fokus terhadap stimulus meningkat      Rentang perhatian menurun      Penyelesaian masalah menurun      Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan c. Respon prilaku dan emosi      Tidak nyaman      Mudah tersinggung      Kepercayaan diri goyah      Tidak sadar      Gembira 3. Ansietas Berat Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight atau freeze-yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau menjadi beku atau tidak  dapat melakukan sesuatu. a. Respon fisiologis      Ketegangan otot berat      Hiperventilasi      Kontak mata buruk      Pengeluaran keringat meningkat      Bicara cepat, nada suara tinggi      Tindakan tanpa tujuan dan serampangan      Rahang menegang, menggetakkan gigi      Kebutuhan ruang gerak meningkat



     Mondar-mandir, berteriak      Meremas tangan, genetar b. Respon kognitif      Lapang persepsi terbatas      Proses berfikir terpecah-pecah      Sulit berfikir      Penyelesaian masalah buruk      Tidak mampu mempertimbangkan informasi      Hanya memerhatikan ancaman      Preokupasi dengan pikiran sendiri      Egosentris c. Respon prilaku dan emosi      Sangat cemas      Agitasi      Takut      Bingung      Merasa tidak adekuat      Menarik diri      Penyangkalan      Ingin bebas 2.2.3 Faktor Predisposisi 1. Teori Psikoanalitik Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO Dan SUPER EGO”. Ego melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang , sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID dan Super Ego.



2. Teori Interpersonal



Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami anxietas yang berat. 3. Teori Perilaku Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya. 2.2.4 Bentuk Gangguan Anxietas 1. Gangguan Panik Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.  Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu mengalami serangan panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang menetap sekurang-kurangnya satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait dengan serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu dengangangguan panik mengalami serangan awal spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan. Sisanya mengalami serangan panik yang distimulasi oleh stimulus fobia atau karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf pusat dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami serangan panik juga mengalami agorafobia. Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panic



2.2.5 Gejala Umum Anxietas 1. Gejala psikologik Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”, takut kehilangan kontrol dan sebagainya. 2. Gejala fisik Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadangkadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat. 3. Gejala penyerta Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.  Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.



2.2.6 Gambaran Klinis Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk  mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. 



Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit. Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.