Makalah Kel. 13 - Materi 4 - Pengembangan Produk Dan Jasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN MUTU “PENGEMBANGAN PRODUK DAN JASA”



Kelas E Oleh Kelompok 4: 1. Irvan Sahrul Sahrudin ( 201810160311264 ) 2. Arie Satria Wijaya



( 201810160311262 )



3. Moh NurKholis M



( 201810160311480 )



4. Yoga harleo



( 201810160311257 )



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUMMADIYAH MALANG 2021



BAB 1 PEMBAHASAN Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk. Pengembangan produk juga proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk yaitu strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.  Strategi pengembangan produk memberikan keunggulan bersaing mereka yang mendesain produk penuh perhitungan dan cermat serta menganalisa kebutuhan masyarakat pada umumnya mampu bersaing dipasar global, sebagai contohnya adalah Honda yang memfokuskan diri pada mesin. Karena sebetulnya semua produk Honda (mobil, motor, generator, pemotong rumput) didasarkan pada teknologi mesinnya yang istimewa. Hal tersebut juga sebagaimana Intel yang memfokuskan diri pada Chip Komputernya dan Microsoft pada peranti lunaknya. Namun demikian setiap produk memiliki siklus hidup yang terbatas bahkan mereka mampu memprediksinya oleh sebab itulah para manajer operasi dituntut untuk melakukan komunikasi dengan pelanggan, produk, proses dan pemasok yang menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk sebuah produk baru. 



Tujuan Pengembangan Produk Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain. Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:



1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.  2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada. 



Jenis Jenis Pengembangn Produk Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan pengembangan produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru. Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu: 1. Memperbaiki yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan perubahan yang menyeluruh.  2. Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru. 3. Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.  4. Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.  5. Menambah lini produk. Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitas-fasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula.







Faktor pendukung dan penghambat pengembangan produk



a) Faktor pendukung Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.  2. Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.  3. Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing. 4. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesinmesin yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.  5. Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.  6. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar. b) Faktor Penghambat Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu: 1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen). 2. Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.



3. Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan. 4. Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.  5. Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru. 6. Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang



tidak memiliki



keunggulan.



Perusahaan-perusahaan



harus



belajar



bagaimana mempersingkat waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar. 7. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil, pesaing dengan cepat meniru. 



Mendefinisikan Suatu Produk Setelah produk atau jasa diperkenalkan ke pasar haruslah di definisikan terlebih dahulu. Sebuah produk barang atau jasa didefinisikan dari segi fungsinya. Kemudian produk tersebut dirancang dan perusahaan menentukan bagaimana sebuah produk dapat mencapai tujuan fungsionalnya. Sebagai contoh Keju Monterey Jack As yang mendefinisikan RASA: Rasanya enak dan menyenangkan bebas dari rasa dan bau yg tidak diinginkan. bolehmemiiliki rasa sedikit asam



BENTUK DAN RUPA: Penyumbat keju harus kuat, keju harus memiliki pembuka mekanis yg kecil yg disebarkan secara merata diseuruh pembuka, keju tidak boleh memiliki lubnag, lubang ragi atau lubang udara lainnya WARNA:



Keju



harus



memiliki



warna



yang



alami,



seragam,



terang



dan



menarikKEMASAN DAN TAMPILAN: diikat, diberi lilin dicelup, kulit harus bagus, kuat dan halus, memberikan perlindungan pada keju 



Siklus Hidup Produk Perusahan-perusahaan terus melahirkan produk baru, namun mereka mengalami hidup dan mati, mereka disingkirkan oleh masyarakat yang terus berubah. Perubahan dalam kondisi ekonomi, social, kemananan mampu merubah arah strategi perusahaan dalam menajalankan bisnisnya. Inilah yang disebut Siklus Hidup Produk, kehidupan produk terbagi menjadi empat fase, yaitu Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.Siklus hidup produk berbeda-beda tergantung jenis produknya, ada yang berusia hanya dalam hitungan jam seperti Koran, ada yang usianya dalam hitungan bulan seperti model pakaian dan personal computer, ada yang usianya tahunan seperti compact disc atau bahkan ada yang satu dekade seperti mobil VW (Volkswagen Beetle). Terlepas dari pendek atau panjangnya siklus hidup produk, para manajer dituntut untuk kreatif merancang dan menciptakan produk baru dengan sukses. Jika fungsi operasi tidak berjalan dengan baik sudah dipastikan perusahaan akan mengalami kekalahan bahkan kematian. Berikut adalah gambar yang menunjukan empat fase siklus hidup produk.



gambar 1 : Siklus hidup produk a. Fase Perkenalan



Pada fase ini produk sedang di sesuaikan dengan keinginan masyarakat, sebagai contoh produsen telepon genggam saat pertama kali diperkenalkan ke masyarakat mungkin diperlukan pengeluaran biaya untuk biaya lain-lain seperti penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses serta pengembangan pemasok, disaat yang bersamaan manajer operasi masih mencari-cari teknik manufaktur terbaik. b. Fase Pertumbuhan Pada fase ini produk telah mulai stabil dan dibutuhkan peramalan untuk kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat. c. Fase Kematangan Pada fase ini produk sudah mencapai kematangan, biasanya para pesaing mulai bermunculan. Biasanya produksi dalam jumlah besar terjadi pada fase ini, kemudian inovasi produk sangatlah penting, pengendalian biaya, pemotongan lini produk mungkin akan efektif atau bagaimana cara meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar. d. Fase Penuruanan Pada fase ini manajemen mungkin harus kejam terhadap produk-produk yang siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hampir mati merupakan hal buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial, kecuali produk tersebut memiliki kontribusi unik pada perusahaan. Untuk produk-produk yang hampir mati sebaiknya segera hentikan! Mengapa Harus Menghasilkan Produk Baru Pertanyaannya adalah mengapa harus membuat produk baru ? jawabannya adalah karena produk-produk biasanya mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang atau digantikan, karena perusahaan menghasilkan hampir semua dari produk baru. Pemilihan produk baru, definisi, desain dan inovasi perlu dilakukan terus menerus. “perusahaan yang sukses saat ini….adalah perusahaan yang sedekat mungkin dengan kebutuhan konsumen” federal reserve board. Sebagai contoh perubahan akhir produk seperti ; TV CRT menjadi HDTV / LCD /LED, radio menjadi radio satelit, Warung Kopi menjadi Cafee shop atau Starbuck, telepon kabel menjadi telepon genggam, Walkman pemutas kaset



menjadi IPod atau MP3 Player. Mengetahui bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan sebuah keharusan. 



Peluang Produk Baru Pengembangan produk yang agresif mengharuskan organisasi membangun struktur internal yang: 1. Membuka komunikasi dengan pelanggan, 2. Budaya organisasinya inovatif, 3. Penelitian dan pengembangan agresif, 4. Kepemimpinan yang kuat, 5. Bonusnya bersifat formal serta pelatihan, baru setelah itu perusahaan bisa menghasilkan keuntungan dan memusatkan perhatiannya dengan semangat pada peluang tertentu. 1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam pengembangan produk baru 2. Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang, tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pd jangka pendek 3. Perubahan sosiologis dan demografis 4. Perubahan technology membuat segalanya mungkin 5. Perubahan politik / peraturan pemerintah 6. Perubahan yang dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar porfesional, pemasok dan distributor







Pentingnya Produk Baru Pentingnya produk baru tak dapat dipungkiri lagi, perusahaan yang memimpin pasar mendapatkan sebagian besar penjualannya dari produk baru, produk yang berumur kurang dari 5 tahun. bahkan Disney membutuhkan arena bermain baru untuk menarik pengunjung. Contoh selanjutnya adalah perusahaan telepon genggam Motorola untuk membuat produk baru memang tidak mudah diperlukan 3000 contoh model sebelum motorola mengembangkan telepon genggammnya, dan DuPont membutuhkan 250 ide utk menghasilkan satu produk.







Harga Dan Penetapan Harga



Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll) Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi. Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll). Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah: a. Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik. b. Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan harga. c. Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi oleh sales person. 



Quality Function Deployment (QFD) Qfd berkaitan dengan ; 1. Menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan 2. Menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang dijadikan sasaran. Idenya adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif kepada mereka, kemudian informasi ini dipadukan dalam desain produk yang terus berubah. QFD di gunakan diawal proses desain.



QFD : proses menetapkan permintaan pelanggan (keinginan pelanggan) dan menerjemahkan keinginan pelanggan kedalam atribut (cara) yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional 



Permasalahan Desain Produk a. ROBUST DESIGN Desain yang tangguh berarti produk dirancang sedemikian rupa sehingga ada sedikit variasi pada produksi atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk akhirnya. b. MODULAR DESIGN Desain modular adalah produk-produk yang dirancang dalam komponen yang tersegmentasi dengan mudah dikenal sebagai desain modular, desain modular menawarkan fleksibilitas pada produksi dan pemasaran c. CAD-Computer-aided design Penggunaan



komputer



secara



interkatif



untuk



mengembangkan



dan



mendokumentasikan produk, perluasan CAD diantaranya ;







-



DFMA-design for manufacture and assembly,



-



3D Object Modeling,



-



STEP (standart for change of product) dan



-



CAM-Computer -Aided Manufaturing,



-



Virtual Reality.



Persaingan Berdasarkan Waktu Seiring dengan siklus produk yang memendek dan kebutuhan pengembangan produk yang lebih cepat menjadi meningkat ditambah lagi saat produk baru yang menggunakan teknologi baru yang canggih bermunculan, pengeluaran dan resiko juga meningkat, disinilah diperlukan peran seorang manajer yang memiliki seni pengembangan produk secara bertahap akan memenangkan kompetisi antara pengembang produk yang lebih lambat. Merekalah yang mendapatkan keunggulan bersaing, konsep inilah yang disebut persaingan berdasarkan waktu (Time Base Competition).Time Base Competition adalah persaingan yang dipengaruhi oleh waktu, mengembangkan produk dengan cepat dan melemparkannya ke pasar. Karena persaingan berdasarkan waktu sangat penting dibandingkan pengembangan produk baru dari awal sejumlah strategi lain dapat digunakan. Ada dua strategi continuum pengembangan produk diantaranya adalah ;



1. Strategi pengembangan eksternal a. Aliansi b. Usaha patungan c. Membeli teknologi atau keahlian dngan mengakuisisi pihak pengembang 2. Strategi pengembangan internal a. Migrasi produk yang ada b. Perbaikan terhadap produk yang ada c. Pengembangan produk baru secara internal



Daftar Pustaka 



Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.







Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.







Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.







Kotler,



Philip



dan



Keller,



Kevin.



2008. Manajemen



Pemasaran.



Jakarta:



Prenhallindo. 



Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.







Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.