Makalah Kel. 5 KMB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SLOW DEEP BREATHING DAN ALTERNATE NOSTRIL BREATHINGTERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI



Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah Dosen Pembimbin : Ns.Supadi,M.Kep,Sp.MB



Disusun oleh : 1.



Devi Saputri Indayani



(P1337420218110)



2.



Annisah Fitry Pangestika



(P1337420218121)



3.



Ade Ima Jun Budhi A.



(P1337420218133)



4.



Mirza Tansya Arum



(P1337720218114)



5.



Mahdiandini Eka S.



(P1337420218103)



TINGKAT II C POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHAATAN SEMARANG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO TAHUN 2019



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyempurkan nilai dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ns.Supadi,M.Kep,Sp.MB sebagai dosen pembimbing dari mata kuliah tersebut karena tanpa bimbingan Bapak, kami bukanlah apa-apa dalam memahami materi ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya dan kami mengharapkan saran apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan.



Purwokerto, 25 Agustus 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar ..............................................................................................................................i Daftar Isi .................................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1 A. Latar belakang ............................................................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ......................................................................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................................................................... 3



BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................4 A. pengaruh latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi ..........................................................................................................4 B. intervensi untuk slow deep breathing. .................................................................................5 C. langkah-langkah melakukan slow deep breathing ...............................................................6 D. manfaat slow deep breathing ...............................................................................................6 E. Definisi pernapasan nostril alternatif ...................................................................................8 F. Pengaruh pernapasan nostril alternatif terhadap tekanan darah ...........................................8 G. intervensi dari alternate nostril breathing ............................................................................9 BAB III PENUTUP ......................................................................................................................10 A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 10 B. Saran ............................................................................................................................................. 11



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................12 BAB I



3



PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian utama karena angka kejadian yang tinggi di dunia. World Health Organisation (WHO) tahun 2012 menyatakan bahwa angka kejadian hipertensi mencapai 50% dari total penduduk dunia. Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Kementerian Kesehatan RI (2013) menyatakan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Bali (Dinkes Bali) mencatat kejadian hipertensi di seluruh Provinsi Bali pada tahun 2014 berjumlah 114.421. Data yang diperoleh melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar (Dinkes Denpasar) sepanjang tahun 2014 tercatat sebanyak 4.048 kasus hipertensi primer pada laki-laki dan 4.685 kasus hipertensi primer pada perempuan (Dinkes Denpasar, 2015). Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2015 di Puskesmas I Denpasar Timur didapatkan data kasus hipertensi pada tahun 2013 berjumlah 1.531 kasus dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 4.144 kasus. Penderita hipertensi pada bulan Juli tahun 2015 berjumlah 142 orang. Hipertensi dapat menjadi ancaman serius bila tidak ditangani. Tekanan darah tidak terkontrol akan mengakibatkan stroke, infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati, dan kejang (Tambayong, 2010). Penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah dan oksigen ke jaringan yang akan mengakibatkan mikroinfark pada jaringan (Price & Wilson, 2006). Komplikasi berat hipertensi adalah kematian karena obstruksi dan rupturnya pembuluh darah otak (Price & Wilson, 2006). Pengobatan hipertensi secara farmakologis standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli hipertensi yaitu obat diuretik, penyekat beta, antagonis kalsium, dan penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme) (Gunawan, 2007). Terapi nonfarmakologis yang wajib dilakukan oleh penderita hipertensi yakni mengontrol asupan makanan dan natrium, menurunkan berat badan,



4



pembatasan konsumsi alkohol dan tembakau, serta melakukan latihan dan relaksasi (Smeltzer & Bare, 2011). Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi primer yaitu latihan slow deep breathing karena termasuk ke dalam latihan dan relaksasi (Joseph, et al., 2006; Kaushik, Kaushik, Mahajan, & Rajesh, 2006; Sepdianto, Nurachmah, & Gayatri, 2010). Slow deep breathing adalah relaksasi yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat (Martini, 2006). Slow deep breathing yang dilakukan sebanyak enam kali permenit selama 15 menit memberi pengaruh terhadap tekanan darah melalui peningkatkan sensitivitas baroreseptor dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis serta meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis pada penderita hipertensi primer (Joseph et al., 2006; Sepdianto, Nurachmah, & Gayatri, 2010). Khausik et al (2006) melakukan penelitian dengan memberikan latihan slow deep breathing dan mental relaksation pada penderita hipertensi primer selama 10 menit memberi dampak terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik, suhu tubuh, denyut nadi, serta pernafasan.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi? 2. Apa intervensi untuk slow deep breathing? 3. Bagaimana langkah-langkah melakukan slow deep breathing? 4. Apa saja manfaat slow deep breathing? 5. Definisi pernapasan nostril alternatif? 6. Pengaruh pernapasan nostril alternatif terhadap tekanan darah? 7. Apa intervensi dari alternate nostril breathing?



C. TUJUAN



5



1. Untuk mengetahu bagaimana pengaruh latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. 2. Untuk mengetahui apa intervensi untuk slow deep breathing. 3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah melakukan slow deep breathing. 4. Untuk mengetahui apa saja manfaat slow deep breathing. 5. Untuk mengetahui apa definisi pernapasan nostril alternatif. 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pernapasan nostril alternatif terhadap tekanan darah. 7. Untuk mengetahui apa intervensi dari alternate nostril breathing.



BAB II



6



PEMBAHASAN A. Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Uji statistik terhadap nilai tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum serta sesudah latiahan slow deep breathing mendapatkan perbedaan nilai signifikan antara tekanan darah pre test dan post test yang artinya ada pengaruh latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Slow deep breathing termasuk ke dalam salah satu metode relaksasi. Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya pengiriman implus saraf ke otak, menurunnya aktivitas otak, dan fungsi tubuh yang lain, krakteristik dari respon relaksasi ditandai oleh menurunnya denyut nadi, jumlah pernafasan dan penurunan tekanan darah (Potter & Perry, 2006). Penelitian mengenai slow deep breathing yang dilakukan oleh Critchley, et all tahun 2015 mendapatkan hasil slow deep breathing dapat memengaruhi cortex cerebri dan bagian medulla yang positif berhubungan dengan relaksasi sistem saraf yang mampu memengaruhi mekanisme penurunan tekanan darah. Latihan nafas (breathing exercise) yang dijadikan kebiasaan bernafas dapat meningkatkan kesehatan baik fisik maupun mental (Potter & Perry, 2006). Slow deep breathing berpengaruh terhadap modulasi sistem kardiovaskular yang akan meningkatkan fluktuasi dari interval frekuensi pernafasan dan berdampak pada peningkatan efektifitas barorefleks serta dapat berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah (Sepdianto, Nurachmah, & Gayatri, 2010). Mason et al tahun 2013 dalam artikel penelitian mengenai yoga dan slow deep breathing menyatakan slow deep breathing memberi pengaruh terhadap peningkatan respon sensitivitas baroreflex, penurunan tekanan darah, mengurangi ansietas, dan meningkatkan saturasi oksigen. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah lebih signifikan saat jumlah inspirasi dan ekspirasi sama atau seimbang. Pengaruh slow deep breathing terhadap sensitivitas barorefleks terbukti secara signifikan berpengaruh. Respon sensitivitas barorefleks meningkatkan pengaruh slow deep



7



breathing terhadap penurunan tekanan darah dalam 24 jam pengukuran. Barorefleks akan mengaktifkan sistem parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, penurunan output jantung dan akan mengakibatkan tekanan darah menurun (Fatimah & Setiawan, 2009). Pernafasan yang dalam dan lambat akan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh dan merangsang kemoreseptor tubuh. Rasangan pada kemoreseptor tubuh akan mengakibatkan respon vasodilatasi pembuluh darah dan menurunan tekanan vaskular sehingga tekanan darah turun (Fatimah & Setiawan, 2009). Slow deep breathing memberikan efek kepada sistem saraf dan mempengaruhi pengaturan tekanan darah. Slow deep breathing menurunkan aktivitas saraf simpatis melalui peningkatan central inhibitory rythms yang akan berdampak pada penurunan output simpatis (Fatimah & Setiawan, 2009; Joseph et al., 2006). Penurunan output simpatis akan menyebabkan penurunan pelepasan epinefrin yang ditangkap oleh reseptor alfa sehingga mempengaruhi otot polos pembuluh darah (Fatimah & Setiawan, 2009; Joseph, et al., 2005). Otot polos vaskular mengalami vasodilatasi yang akan menurunkan tahanan perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah (Fatimah & Setiawan, 2009; Joseph et al., 2006). Oleh karena itu latihan slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakolgis pada penderita hipertensi baik yang mengkonsumsi obat ataupun tidak mengkonsumsi obat. B. INTERVENSI SLOW DEEP BREATHING Di implementasikan dalam penelitian ini berupa slow deep breathing. Rekomendasi untuk dilakukan intervensi adalah sehari dua kali, namun dalam penelitian ini dilakukan sehari sekali. Sebelum dilakukan intervensi pasien dianjurkan minum air putih hangat secukupnya dan istirahat dengan posisi duduk selama 10 menit. Kemudian pengukuran tekanan darah baseline dilakukan. Responden dijelaskan mengenai metode dari intervensi. Langkah yang dilakukan yaitu: 1) responden dalam posisi duduk, 2) meletakkan kedua tangan di atas abdomen, 3) menganjurkan bernapas secara perlahan dan dalam melalui hidung, kemudian menarik napas selama 3 detik, responden diminta untuk merasakan pengembangan abdomen saat inspirasi, 4) minta untuk menahan nafas selama



8



kurang lebih 3 detik, 5) responden mengerutkan bibir, kemudian menghembuskan lewat mulut secara perlahan selama 6 detik. C. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN SLOW DEEP BREATHING Slow deep breathing adalah salah satu teknik pengontrolan napas dan relaksasi (Sepdianto et al., 2007). Menurut Tarwoto (2012), langkah-langkah melakukan latihan slow deep breathing yaitu sebagai berikut: a. Atur pasien dengan posisi duduk atau berbaring b. Kedua tangan pasien diletakkan di atas perut c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan tarik napas selama tiga detik, rasakan perut mengembang saat menarik napas. d. Tahan napas selama tiga detik e. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke bawah. f. Ulangi langkah a sampai e selama 15 menit g. Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.



D. MANFAAT SLOW DEEP BREATHING Slow deep breathing memiliki beberapa manfaat yang telah diteliti yaitu sebagai berikut : a. Menurunkan tekanan darah Slow deep breathing memberi manfaat bagi hemodinamik tubuh. Slow deep breathing memiliki efek peningkatan fluktuasi dari interval frekuensi pernapasan yang berdampak pada peningkatan efektifitas barorefleks dan dapat mempengaruhi tekanan darah (Sepdianto et al., 2007). Slow deep breathing juga meningkatkan central inhibitory rhythmus sehingga menurunkan aktivitas saraf simpatis yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah pada saat barorefleks diaktivasi. Slow deep breathing dapat memengaruhi peningkatan volume tidal sehingga mengaktifkan heuring-breurer reflex yang berdampak pada penurunan aktivitas kemorefleks, peningkatan sensitivitas barorefleks, menurunkan aktivitas 14 saraf simpatis, dan menurunkan tekanan darah (Joseph et al., 2005). Slow deep breathing meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis dan meningkatkan suhu kulit



9



perifer sehingga memengaruhi penurunan frekuensi denyut jantung, frekuensi napas dan aktivitas elektromiografi (Kaushik et al., 2006).



b. Menurunkan kadar glukosa darah Slow deep breathing memiliki manfaat sebagai penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Tarwoto (2012) menyatakan slow deep breathing member pengaruh terhadap kerja saraf otonom dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin. Neurotransmitter endorphin menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis, peningkatan saraf parasimpatis, peningkatan relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas metabolisme. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan tubuh terhadap insulin akan menurun.



c. Menurunkan nyeri Slow



deep



breathing



merupakan



metode



relaksasi



yang



dapat



memengaruhi respon nyeri tubuh. Tarwoto (2012) menyatakan slow deep breathing menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis, peningkatan aktivitas saraf parasimpatis, peningkatan relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas metabolisme. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan otak dan konsumsi otak akan oksigen berkurang sehingga menurunkan respon nyeri tubuh.



d. Menurunkan tingkat kecemasan Slow deep breathing merupakan salah satu metode untuk membuat tubuh lebih relaksasi dan menurunkan kecemasan. Relaksasi akan memicu penurunan hormone stress yang akan memengaruhi tingkat kecemasan(Andarmoyo, 2013). 15 Sepdianto, dkk (2010) melakukan penelitian dan didapatkan hasil bahwa slow deep breathing memengaruhi tingkat kecemasan pada penderita hipertensi.



E. Definisi Pernapasan Nostril Alternatif



10



Pernapasan nostril alternatif adalah teknik pernafasan secara bergantian menghirup dan menghembuskan nafas dari satu lubang hidung ke lubang hidung lainnya (Gegg, 2010). Menurut Koban, dkk (2013) pernapasan nostril alternatif adalah bernapas menggunakan kedua lubang hidung secara bergantian dengan frekuensi 2-3 siklus per menit yang dilakukan selama 10 menit. pernapasan nostril alternatif dapat menurunkan tekanan darah karena hal ini berhunbungan dengan nasal, dominasi serebral dan sistem srf otonom. Ketika satu lubang hidug yang dominan, maka hemisfer kontra lateral akan teraktivasi. Bernapas menggunakan lubang hidung kanan akan meningkatkan aktivitas simpatis sedangkan bernapas dengan lubang hidugn sebelah kiri akan menuurunkan aktivitas parasimpatis. Oleh karena itu pernapasan nostril alternatif dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan para simpatis. F. Pengaruh Pernapasan Nostril Alternatif Terhadap Tekanan Darah Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeukakan oleh (Koban, dkk, 2013) bahwa mekanisme penurunan tekanan darah dengan melakukan pernapasan nostril alternatif sangatlah kompleks. Pada pernapasan nostril alternatif terdapat hubungan yang bermakna antara siklus nasal, dominasi serebral dan aktivitas otonom. Siklus nasal ini berhubungan dengan dominasi serebral. Keika satu lubang hidung mendominasi maka hemisfer kontra lateral akan terkativasi. Bernapas melalui nostril kanan akan menaktifkan hemisfer serebral kiri menyebabkan peningkatan stimulasi sistem saraf simpatis. Sementara itu, bernapas melalui nostril sebelah kiri berhubungan langsung dengan hemisfer sebelah kanan, yang merangsang kerja saraf simpatis, sehingga tubuh akan mengalami relaksasi. Karena itu bernapas dengan menggunakan kedua lubang hidung secara bergantian dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan parassimpatis, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah. Hasil penelitian ini sesuai dengan dileep & Doss (2016) yang menyatakan pernapasan nostril alternatif yang diberikan selama 15 hari dapat membantu mengurangi tekanan darah pada pasien hipetensi.



11



G. Intervensi Alternate Nostril Breathing Intervensi kedua yang diimplementasikan pada penelitian ini yaitu alternate nostril breathing diberikan secara individual dilakukan oleh peneliti selama 4 hari setiap minggu dalam 4 minggu dengan durasi 5 menit. Rekomendasi dilakukan sehari sekali. Sebelum diberikan intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah. Responden dijelaskan mengenai metode dari intervensi. Langkah yang dilakukan yaitu: 1) duduk nyaman dengan punggung lurus, 2) meletakkan jempol kanan pada lubang hidung sebelah kanan, jari manis pada lubang hidung sebelah kiri, dan menarik napas dari kedua lubang hidung, 3) menggunakan lubang jari untuk menutup lubang hidung kanan, buang napas perlahan melalui lubang hidung kiri dan menarik napas dari lubang hidung kiri, 4) menggunakan jari manis untuk menutup lubang hidung kiri, menghembuskan napas pada lubang hidung kanan dan menarik napas pada lubang hidung kanan, 5) lakukan hingga 5 putaran. Pemberian penelitian ini dilakukan dengan kualifikasi peneliti sebagai mahasiswa magister keperawatan kekhususan keperawatan medikal bedah.



BAB III PENUTUP



12



A. KESIMPULAN Latihan



slow



deep



breathing



dapat



digunakan



sebagai



terapi



nonfarmakolgis pada penderita hipertensi baik yang mengkonsumsi obat ataupun tidak mengkonsumsi obat karena slow deep breathing memiliki efek peningkatan fluktuasi dari interval frekuensi pernapasan yang berdampak pada peningkatan efektifitas barorefleks dan dapat mempengaruhi tekanan darah. Di implementasikan dalam penelitian ini berupa slow deep breathing. Rekomendasi untuk dilakukan intervensi adalah sehari dua kali, namun dalam penelitian ini dilakukan sehari sekali. Sebelum dilakukan intervensi pasien dianjurkan minum air putih hangat secukupnya dan istirahat dengan posisi duduk selama 10 menit. Selain itu, manfaat slow deep breathing bukan hanya untuk menurunkan teknn darah tetapi juga dapat menurunkan kadar gula darah, menurnkan nyeri, dan juga menurunkan tingkat kecemasan. pernapasan nostril alternatif adalah bernapas menggunakan kedua lubang hidung secara bergantian dengan frekuensi 2-3 siklus per menit yang dilakukan selama 10 menit. Pernapasan nostril alternatif dapat menurunkan tekanan darah karena pernapasan nostril alternatif dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan para simpatis. B. SARAN Saran untuk pembaca : 1. dapat memahami dan mengimplentasikan ilmu yang dibagi penulis melalui makalah tersebut. 2. dapat menambah referensi apabila pembaca akan membuat makalah dengan tema yang sama. 3. selalu menggunakan ilmu yang didapat dai makalah tersebut dengan tepat dan benar.



Saran bagi penulis : 1. makalah ini dapat digunkan sebagai acuan untuk membuat makalah selanjutnya supaya lebih baik lagi.



13



2. Harapannya penulis mengerti dan memahami apa yang ditulisnya.



DAFTAR PUSTAKA



14



Gegg. C.C. 2010. Breathing Better, Feeling Better: A Guide To Feeling Better by breathing better. Diperoleh dari: https://books.google.co.id/ diakses pada 25 Agustus 2019



Koban, dkk.2013.Efektifitas Teknik Pernapasan Diafragma dan Nostril Alternatif Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Puskesmas Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat.



Rahayu, MNT.2017.Pengaruh Pernapasan Nostril Alternatif Terhadap Nilai Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cipadung Kota Bandung. Bandung: STIKES Bhakti Kencana Bandung



Suranata, FM, dkk.2019.



Slow Deep Breathing Dan Alternate Nostril



Breathingterhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi diperoleh dari: https://doi.org/10.31539/jks.v2i2.702 diakses pada 22 Agustus 2019 08:43



15