Makalah Kelompok 1 Pemeriksaan Genitalia Dan Anus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA DAN ANUS



DOSEN PEMBIMBING NS.AYURO CUMAYUNARO,M.KEP.SP.KMB



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 1. DEWI ANGGRAINI (012021003) 2. DINA WAHYU PUTRI (012021004) 3. DIVA PERMATA VISNA(012021005) 4. RANDY PRATAMA PUTRA (01202101) 5. RESTI RAMADHA YANI(012021018) 6. VELLINA SHAQILLA AZIZAH (012021020)



PRODI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) RANAH MINANG PADANG TAHUN 2022/2023



KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT,yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga atas berkat Nya,syukur alhamdulillah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini pada waktunya walaupun masih ada kekurangan di dalam makalah tersebut . Adapu tujuan makalah dari kami ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibuk Ns.Ayuro Cumayunaro,M.Kep.Sp.KMB.



Pada



pembelajaran



Pemeriksaan



Fisik



Genetalia



dan



Anus .selain itu,tujuan dari makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi teman-teman dan juga bagi diri kami sendiri. Saya mengucapkan terimakasi kepada Ibuk Ns.Ayuro Cumayunaro,M.Kep.Sp.KMB selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemeriksaan Fisik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan saya tentang makalah ini. Saya menyadari,makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu ,kritik dan saran yang ibu berikan akan saya nantikan



demi kesempurnaan



makalah ini. Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan Terima kasih.



Padang,7 Maret 2022



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………..4 BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………………….5 1. Organ yang terdapat di dalam Genitalia dan Anus...................................................5 a. Alat Reproduksi Pada Pria ................................................................................5 b. Alat Reproduksi Pada Wanita …......................................................................6 c. Bagian- Bagian dan Fungsi Anus …...............................................................8 2. Media yang dipakai untuk pemeriksaan Genitalia dan Anus....................................9 3. Cara pemeriksaan Genitalia dan Anus .....................................................................9. a. Pemeriksaan Genitalia pada wanita ...................................................................9 b. Pemeriksaan Genitalia pada laki-laki ..............................................................12 c. Pemeriksaan Recktum dan Anus .....................................................................15 BAB III :PENUTUP...........................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini banyak ilmu pengetahuan tentang keperawatan yang semakin berkembang baik dalam praktik-praktik keperawatan maupun ilmu-ilmu yang semakin baru. Jika kita sebagai perawat tidak mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dengan pesat ini, maka dapat dipastikan akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan perawat-perawat lain di zaman ini. Apalagi sebentar lagi akan kita hadapi bersama persaingan global. Karena hal tersebut, kami berusaha menyusun makalah tentang pemeriksaan fisik genitalia dan ekstrimitas ini dengan harapan pembaca dapat mengambil pelajaran yang kami sajikan demikian rupa ini. Mengingat pemeriksaan fisik genitalia dan ekstrimitas ini cukup penting maka perlu didalami dan dipahami dengan sebaik mungkin. B. RUMUSAN MASALAH Dalam penulisan makalah ini mahasiswa di harapkan mampu : 1.



Apa saja bagian-bagian yang terdapat dalam genitalia wanita, laki- laki dan anus



2.



Menyebutkan alat alat yang digunakan dalam pemeriksaan genetalia wanita, lakilaki dan anus



3.



Menjelaskan cara pemeriksaan genetalia wanita, laki-laki dan anus



C. TUJUAN PENULISAN 1.



Untuk mengetahui bagian-bagian yang terdapat dalam genitalia wanita, laki- laki dan anus



2.



Untuk mengetahui alat alat yang digunakan dalam pemeriksaan genetalia wanita, laki-laki dan anus



3.



Untuk mengetahui cara pemeriksaan genetalia wanita, laki-laki dan anus



BAB II PEMBAHASAN Pemeriksaan fisik adalah suatu system untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toes) hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual. Pemeriksaan Fisik Genetalia adalah untuk mengetahui apakah klien mempunyai masalah dengan genetalia ( alat vital) baik intern maupun ekstern.Untuk mengetahui apakah klien mempunyai masalah dengan genetalia (alat vital) baik intern/ekstern. Tujuan Pemeriksaan Genetalia Dan Anus 1. Melihat dan mengetahui organ organ yang termasuk dalam genetalia 2. Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema. Tumor, atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah dan sebagainya. 3. Melakukan perawatan  genetalia dan anus A.ORGAN YANG TERDAPAT DI DALAM GENITALIA DAN ANUS 1. ALAT REPRODUKSI PADA PRIA



FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA Alat-alat reproduksi pria yaitu: GENETALIA EKSTERNA 



Penis, Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi







Skrotum, berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu



GENETALIA INTERNA 



Testis, Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma, Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan







Epididimis, Berfungsi sebagai:  menghubungkan testis dengan saluran vas deferens, memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma







Vans deferens, Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis, Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .







Vesika seminalis, Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.







Kelenjar prostat, Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain







Kelenjar bulbo uretralis, berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.



2.ALAT REPRODUKSI WANITA



FUNGSI ALAT REPRODUKSI WANITA Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu: GENETALIA EKSTERNA 



Mons Veneris, Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika,







Labia Mayora, Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual,







Labia Minora, Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf,







Klitoris, Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual,







Vestibulum, Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama,







Hymen, Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar



GENETALIA INTERNA 



Vagina, Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus, Alat untuk bersenggama, Jalan lahir bayi waktu melahirkan







Uterus, Berfungsi sebagai : Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil, Memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.







Tuba Fallopi, Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.







Ovarium, Berfungsi memproduksi ovum







Ligamentum, Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.



3.Bagian- Bagian Dan Fungsi Anus







Anal Canal



Anal Canal “Kanalis Anal” merupakan sebuah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanal ini merupakan sebagai penghubung antara rektum dengan bagian luar tubuh. 



Rektum



Rektum sebenarnya merupakan organ yang berbeda dengan anus, rektum merupakan ruangan dengan panjang sekitar 12-15 cm yang terletak setelah kolon “usus besar”. Fungsi rektum ialah untuk menampung feses sementara, ketika rektum sudah penuh, maka dinding rektum akan memberikan impuls “rangsangan” ke otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar “defekasi”. 



Sfingter Anal Internal



Sfingter anal internal merupakan jaringan otot polos yang mengelilingi 2,5 cm bagian kalis anal. Sfingter anal internal mempunyai ketebalan sekitar 5 mm, karena disusun oleh serat otot polos, maka kerja dari sfingter ini berlangsung secara tidak sadar dan tidak dapat dikontrol. Fungsi dari sfingter anal internal ialah untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar agar feses tidak kembali masuk ke usus. 



Sfingter Anal Eksternal



Sfingter Anal Eksternal merupakan jaringan otot rangka “lurik” berbentuk elips yang melekat pada dinding anus. Panjangnya sekitar 8-10 cm. Fungsi dari sfingter anal eksternal ialah untuk membuka dan menutup kanalis anal. Karena disusun oleh otot rangka “lurik” maka kerja dari sfingter ini adalah secara sadar. Otot inilah yang membuat kita bisa menahan proses defekasi “buang air besar” untuk sementara.







Pectinate Line



Pectinate Line merupakan garis yang berfungsi sebagai garis pembagi antara dua pertiga “atas” dengan bagian sepertiga “bawah” anus. Fungsi dari Pectinate line termasuk penting karena bagian yang dipisahkan olehnya membuatnya struktur dan fungsi yang berbeda. 



Kolom Anal



Kolom anal atau yang juga sering disebut dengan kolom Morgagni ialah beberapa lipatan membran mukosa dan serat otot. Nama Morgagni’s diambil dari penemunya yaitu Giovanni Battista Morgagni, fungsi dari kolom anal ialah sebagai pembatas dinding anus.



B. Media yang dipakai untuk pemeriksaan Genetalia dan anus Persiapan alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Meja pemeriksaan dengan penyangga kaki (meja Gyn) (Bila tidak ada pasien dibaringkan di tempat tidur dengan posisi supine sambil menekuk kakinya) Lampu yang dapat diatur pencahayaannya Selimut Sarung tangan steril 1 pasang. (Persiapkan sarung tangan cadangan) Larutan chlorin 10 % dalam waskom untuk dekontaminasi handschoen 5 bola kapas/kapas cebok Kassa steril secukupnya Larutan savlon Waskom 1 buah Bengkok Kom steril 1 buah Sarung tangan bersih Lembar dokumentasi Ballpoin



C. Cara pemeriksaan genitalia dan anus 1.    Pemeriksaan Genitalia pada wanita



Pemeriksaan ini dapat membuat klien merasa malu sehingga anda harus melakikan pendekatan yang tenang,. Pemeriksaan ginekologis merupakan pengalaman yang sulit bagi remaja. Selain itu terdapat batasan budaya. Contohnya, wanita keturunan meksiko memiliki anggapan social bahwa wanita tidak boleh memperlihatkan tubuhnya kepada pria atau bahkan wanita lainnya. Ras CinaAmerika  juga menganggap pemeriksaan ini mengganggu. Berikan penjelasan dan alasan mengapa harus melaakikan prosedur pemeriksaan ini. Posisi litotomi juga membuat klien merasa malu. Jelaskan bagian pemeriksaan sebelum melakukannya agar klien  dapat mengantisipasinya. Remaja terkadang menginginkan orang tuanya tetap berada didalam ruangan pemeriksaan. Terkadang klien membutuhkan pemeriksaan organ reproduktif wanita yang lengkap, termasuk pemeriksaan genetalia eksternal dan vagina. Perawat memeriksa genitalia sambil melaksanakan tindakan hygiene  dan mempersiapkan pemasangan kateter



urine . pemeriksaan internal merupakan bagian tiap pelayanan kesehatan preventif wanita karena kanker ovarium merupakan penyebab kematian pertama dibandingkan kanker system reproduktif. Remaja dan dewasa muda diperiksa insiden penyakit menular seksual  (PMS) yang semakin banyak. Usia menarche semakin turun dan sebagian besar remaja pria dan wanita sudah aktif secara seksual pada usia 19 (Hockenberry dan Wilson,2007). Pengkajian tingkat kegelisahan klien penting dilakukan saat  anda melakukan anamnesis keperawatan . pemeriksaan rectum dan anus digabungkan kedalam pemeriksaan ini karena klien berada pada posisi litotomi atau berbaring dipunggung. Persiapan perawat : 1.      Memperkenalkan diri 2.      Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan 3.      Meminta pasien mengosongkan bladder dan bowelnya 4.      Memberikan posisi yang nyaman pada pasien (sims) 5.      Bila perawat laki-laki, dapat menyertakan asisten wanita untuk menciptakan kondisi teraputik. 1)   PERSIAPAN KLIEN Sebagai perawat baru, anda bertanggung jawab membantu penyenggaraan kesehatan klien dalam melakukan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan lengkap dibutuhkan meja pemeriksaan dengan penyangga kaki, speculum vagina dengan ukuran yang tepat, pencahayaan yang dapat disesuaikan, wastafel, srung tangan sekali pakai yang bersih, kapas usap steril, slide kaca, spatula plastik/kayu, sikat servik, fiksati fsitologik, dan piring atau media kultur.             Pastikan peralatan telah siap sebelum memulai pemeriksaan. Kita harus mengosongkan kanung kemih terlebih dahulu agar uterus dan ovarium dapat dipalpasi. Sering juga di butuhkan pengumpulan specimen urine. Bantu klien mengambil posisi litotomi. Bantu klien mengangkat kaki ke penyangga untuk pemeriksaan menggunakan speculum. Setelah kaki stabilkan di penyangga, minta klien untuk bergeser sampai bokong berada di pinggir meja dan intruksikan klien untuk bergerak sampai menyentuh tangan. Lengan klien berada di samping tubuhnya atau dilipat di dada untuk mencegah ketegangan otot abdomen.             Wanita yang menderita nyeri atau deformitas sendi tidak dapat mengambil posisi litotomi. Untuk kondisi seperti ini, minta klien mengabduksikan satu kaki atau minta perawat untuk memisahkan paha klien. Dapat juga digunakan posisi menymping dimana klien berada di sisi kiri dengan paha kanan dan lutut dilipat sampai ke dada klien.             Berikan duk penutup kepada klien. Ia memegang satu sudut di atas sternumnya dan sudut lain berada di tiap lutut dan sudut keempat menutupi perineum. Pemeriksaan yang berjenis kelamin pria harus di damping oleh wanita selama pemeriksaan. Pemeriksa wanita dapat bekerja sendiri namun dapat di damping jika klien merasa gelisah.



2)   GENITALIA EKSTERNAL             Pastikan area perineum mendapatkan cahaya yang cukup. Kenakan sarung tangan untuk mencegah kontak dengan organism infeksium. Perineum sangat sensitife sehingga klien harus diberitahu terlebih dahulu.  Sebaiknya anda menyentuh paha terlebih dahulu sebelum mencpai perineum.             Sambil duduk di ujung meja, inspeksi kuantitas dan distribusi rambut. Individu pra remaja tidak memiliki rambut pubis. Selama pubertas, rambut tumbuh di sepanjang labia dan menjadi lebih gelap, kasar dan kriting. Pada individu dewasa, rambut tumbuh dalam bentuk segitiga di perineum wanita dan sepanjang permukaan medial paha. Rambut normalnya bebas kutu dan telurnya. Ulit yang terletak di bawahnya bebas dari radang, iritasi, atau lesi.             Inspeksi karakteristik permukaan labia mayor. Kulit perineum tampak mulus, bersih dan sedikit lebih gelap di bandingkan kulit lainnya. Membrane mukosa tampak merah muda gelap dan lembab. Labia mayora dapat terbuka ataupun tertutup dan tampak kering atau lembab. Biasanya ini tampak simetris. Setelah melahirkan, labia mayora akan terpisah sehingga labia miira lebih jelas terlihat. Saat mencapai menopause, labia mayora akan menipis dan mengalami atrofil siring usia. Labia mayora yang normal tidak mengalami inflamasi, edema, lesi, atau laserasi.  Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita a. Memberi kesempatan pada klien untuk menggosokkan kandung kemih sebelum pemeriksaan dimulai b.Anjurkan klien membuka celana mengatur posisi litotomi dan menutupi bagian yang tidak dinikmati c. Mengatur pencahayaan sehingga area parineal mendapatkan sinar dengan baik d.Memakai sarung tangan pada kedua tangan e. Jangan menyentuh area parineal tanpa memberi tahu klien, atau sentuh salah satu paha terlebih dahulu. f. Inspeksi kuantitas dan penyebaran pertumbuhan bulu pubis dan dibandingkan sesuai usia perkembangan klien. g.Observasi kulit dan area pubis. Perhatikan adanya lesi,eritema,fisura,leuplakia dan exkoriasi h.Tarik lembut radia minora,orivisium uretra, selaput darah,orifisium vagina dan perinuium. i. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus,keluarkan,nedula,dll j. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge maupun kekakuan. k.Palpasi pada kelenjar bartholin. 3)   PEMERIKSAAN SPEKULUM GENITALIA INTERNAL             Pemeriksaan ini membutuhkan banyak keterampilan dan latihan. Pemeriksaan ini di lakukan oleh praktisi keperawatan ahli dan penyedia layanan primer. Siswa biasanya hanya mengamati atau membantu pemeriksaan dengan membantu klien mengambil posisi, memberikan alat, dan meningkatkan kenyamanan klien.



            Pemeriksaan ini menggunakan speculum plastik/metal yang terdiri atas dua mata dan alat penyesuaian. Pemeriksa memasukan speculum ke dalam vagina untuk melihat lesi kanker atau kehilangan di genetelia internal. Selama pemeriksaan, pemeriksa akan mengambil specimen pemeriksa Papanicololaou (Pap) untuk kanker serviks dan vagina. Pemeriksaan ini tidak akan dibahas di sini. 3.    Pemeriksaan Genitalia pada laki-laki 1)   GENITALIA PRIA.             Pemeriksaan ini mencangkup pengkjian integritas genitalia eksternal, cinxin inguinalis, dan salurannya. Karenan tingginya angka PMS pada remaja dan dewasa muda, pemeriksaan ini harus menjadi prosedur rutin pada kelompok usia ini. Pastikan ruangan pemeriksaan bersuhu hangat. Minta klien berbaring supinasi dengan dad, abdomen, dan kaki bawah ditutupi duk atau berdiri selama pemeriksaan. Kenakan sarung tangan yang bersih. Gunakan pendekatan yang tenang dan lembut untuk mengurangi kegelisahan klien. Posisi pemeriksaan dapat membuat klien merasa malu. Untuk mengurangi kegelisahan, jelaskan tujuan pemeriksaan sehingga klien dapat mengantisipasinya. Sentuh genitalia secara perlahan untuk menghindari ereksi atau rasa tidak nyaman. Anamnesis dilakukan dengan lengkap sebelum pemeriksaan yang menjamin pemeriksaan komplit. 2)      KEMATANGAN SEKSUAL             Pertama, perhatikan kematangan seksual dengan mengamati ukuran dan bentuk penis dan testis, ukuran, warna, tekstur kulit skrotum, dan karakter dan distribusi rambut pubis. Testis pertama kali bertambah ukuran pada usia pra remaja. Pada saat ini belum ada rambut pubis. Pada akhir pubertas, testis dan penis membesar sampai ukuran dan bentuk dewasa, dan kulit skortum. Menjadi lebih gelap dan berkerut. Pada masa pubertas, rambut menjadi kasar dan banyak pada pubis. Penis tidak memiliki rambut, skrotum memiliki sedikit sekali rambut. Lakukan juga inspeksi kulit genetalia untuk mengamati kuku, ruam, ekskoriasi, atau lesi. Normalnya kulit nampak bersih tanpa lesi. 3)   PENIS Untuk menginspeksi permukaan penis dengan menyeluruh, lakukan manipulasi genetalia atau minta bantuan klien, inspeksi batang, korona, preputium, glans, dan meatus uretra. Vena dorsal tampak jelas. Pada pria yang tidak disikumisisi, tarik preputium untuk melihat glans dan meatus uretra. Preputium biasanya mudah ditarik. Terkadang terdapat smegma putih tebal di bawahnya. Jika ada cairan abnormal, lakukan kultur. Meatus uretra nampak seperti celah dan berada di permukaan ventral, beberapa milimeter dari ujung glans. Pada kondisi kongenital, meatus berada disepanjang batang penis. Area antara preputium dan glans merupakan lokasi umum untuk lesi veneral. Perlahan tekan glans diantara ibu jari dan telunjuk, ini akan membuka meatur uretra untuk inspeksi lesi, edema, dan inflamasi. Normalnya, meatus nampak berkilat dan merahmuda tanpa cairan. Lakukan palpasi lesi perlahan untuk mendeteksi nyeri tekan, ukuran, konsistensi, dan bentuk. Setelah inspeksi dan palpasi glans selesai, tarik preputium kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan inspeksi batang penis, termasuk permukaan bawah, untuk melihat lesi , jaringan parut, atau



edema. Palpasi batang penis diantara ibu jari dan dua jari pertama untuk mendeteksi nyeri tekan atau kekerasan lokal. Berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu lama terkadang menyebabkan edema batang penis. 4)      SKROTUM Berhati hatilah saat menginspeksi dan memalpasi skrotum, karena struktur didalamnya sangat sensitif. Skrotum terbagi menjadi dua bagian. Tiap bagian mengandung satu testis, epididimis, dan vas deverens yang berjalan keatas menuju cincin inguinalis. Biasanya, testis kiri lebih rendah dibandingkan yang kanan. Inpeksi ukuran, bentuk dan kesimetrisan skrotumsambil mengamati adanya lesi atau edema. Perlahan angkat skrotum untuk melihat permukaan posterior. Kulit skrotum biasanya kendur dan permukaannya kasar. Kulit skrotum lebih gelap dibandingkan kulit tubuh. Hilangnya keriput menandakan edema. Ukuran skrotum biasanya berubah sesuai variasi suhu karena otot dartos berkontraksi di suhu dingin dan berelaksasi pada suhu hangat. Benjolan pada kulit skrotum biasanya berupa kista sebasea. Kanker testis merupakan tumor padat yang umum ditemukan pada usia 18-34 tahun. Deteksi dini sangat penting. Jelaskan pemeriksaan testis sambil memeriksa klien. Testis normal bersifat sensitif namun tidak nyeri. Testis biasanya berbentuk telur dan berukuran 2-4 cm. perlahan palpasi testis dan epididimis diantara ibu jari dan kedua jari pertama. Testis terasa mulus, seperti karet, dan bebas nodul. Epididimis terasa kenyal. Perhatikan ukuran, bentuk dan konsistensi organ. Gejala umum kanker testis adalah pembesaran satu testis tanpa nyeri dan adanya benjolan keras, kecil terpalpasi sebesar kacang pada bagian depan atau sisi samping testis. Pada lansia, testis mengecil dan kurang keras saat dipalpasi.  Teruskan palpasi vasdefens terpisah karena ia membentuk tali spermatik menuju cincin inguinalis, lihat adanya nodul atau pembengkakan. Normalnya ia tampak mulus. Pemeriksaan genetalia sendiri (pria) Semua pria berusia 15 tahun keatas harus melakukan pemeriksaan ini tiap bulan. Pemeriksaan genetalia : a.       Lakukan pemeriksaan setelah mandi air hangat saat kulit skrotum lebih tipis. b.      Berdirilah tanpa pakaian didepan cermin, pegang penis dengan tangan dan perhatikan kepalanya. Tarik kulit depan jika anda tidak pernah disunat untuk memperlihatkan glans. c.       Inspeksi dan palpasi seluruh kepala penis searah jarum jam, lihat adanya benjolan, luka (benjolan dan luka dapat berwarna terang atau merah seperti jerawat) d.      Lihat adanya kutil genetalia e.       Lihat pada lubang (meatus uretra) di ujung penis, adakah cairan ? f.       Lihat disepanjang batang penis untuk mencari tanda yang sama. g.      Pastikan untuk memisahkan rambut pubis pada dasar penis dan periksa dengan cermat kulit dibawahnya. Pemeriksaan testis sendiri : a.       Lihat adanya pembengkakan /benjolan pada kulit skrotum sambil melihat ke cermin. b.      Gunakan kedua tangan, letakan jari telunjuk dan jari tengah di bawah testis dan ibu jari diatas. c.       Perlahan, lakukan gerakan seperti menggulung pada testis. Rasakan adanya benjolan, pembengkakan, luka, atau perubahan konsistensi(pengerasan)



d.      Cari epididimis (struktur seperti tali pada puncak dan belakang testis; bukan suatu benjolan) e.       Rasakan adanya benjolan kecil sebesar kacang didepan dan samping testis. Benjolan biasanya tidak nyeri dan abnormal. f.       Hubungi penyelenggaraan kesehatan anda jika ada temuan abnormal.  Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria a. Memakai sarung tangan b. Inspeksi penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lainnya c. Pada pria yang belum disirkumsisi(khitan), tarik prekursium / kulup untuk menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, resi, edema, dan emplamasi. d. Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi, jaringan parut atau area edema. e. Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari – jari utama untuk mengetahui adanya area pengerasan atau nyeri lokal. f. Memakai sarung tangan. 5)      Cincin dan kanalis inguinalis Cincin inguinalis eksternal merupakann pembukaan untuk tali spermatik danmelewati kanalis inguinalis. Kanal membentuk saluran melalui dinding abdomen, lokasi potensial untuk pembentukan hernia. hernia adalah protrusi bagian ususmelalui dinding atau kanal inguinalis. Terkadang usus memasuki skrotum. Minta klien untuk berdiri pada pemeriksaan ini. Selama inspeksi minta klien untuk mengedan. Manuver ini akan membuat hernia lebih jelas. Lihat adanya pembengkakan di area inguinalis. Selesaikan pemeriksaan dengan palpasi nodus limfa inguinalis. Nodus yang normal terasa kecil, tidak nyeri dan dapat digerakkan. Setiap abnormalitas mengidentifikasi infeksi lokal atau sistemik, atau keganasan. 6)      Rektum dan anus Waktu terbaik untuk pemeriksaan ini adalah setelah pemeriksaan genetalia. Biasanya anda tidak melakukannya pada anak atau remaja, pemeriksaan ini mendeteksi kanker kolorektal pada stadium dini. Pada pria pemeriksaan ini juga berguna untuk mendeteksi tumor prostat. Lakukan anamnesis yang komplit untuk mendeteksi resiko klien akan penyakit usus, rektum, atau prostat. Pemeriksaan rektum membuat klien tidak nyaman. Oleh karena itu, jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan agar klien merasa tenang. Setelah pemeriksaan genetalia, klien wanita berada pada posisi berbaring dorsal atau pada posisi menyamping(sims’). Cara pemeriksaan terbaik pada pria adalah dengan meminta klien berdiri dan memiringkan tubuh ke depan sambil memfleksikan pinggang dan tubuh atas bersandar pada meja pemeriksaan. Periksa klien nonambulatori pada posisi sims’. Gunakan sarung tangan sekali pakai.



3.Pemeriksaan Anus atau Rektum Atur posisi klien  Wanita: berbaring miring atau posisi Sims. Jika bersamaan dengan pemeriksaan vaginal, berbaring dengan posisi litotomi  Pria: posisi Sims, atau berdiri dan bungkuk ke depan dengan pinggang fleksi dan tubuh bagian atas bersandar pada meja periksa 1. Kenakan sarung tangan sekali pakai 2. Inspeksi jaringan perianal dan palpasi kulit sekitarnya 3. Dengan tangan tidak dominan, renggangkan bokong, lalu inspeksi area anal untuk mengetahui karakteristik kulit, lesi, hemoroid eksternal, ulkus, inflamasi, kemerahan,ekskoriasi 4. Minta klien untuk mengejan 9perhatikan adanya hemoroid internal atau fisura). Gunakan pedoman ja, contoh pukul 12.00, untuk menjelaskan lokasi kelainan yang ditemukan 5. Oleskan zat pelumas pada jari telunjuk yang bersarung tangan 6. Lakukan palpasi pada dinding rektum dan rasakan ada tidaknya nodula, massa, serta nyeri tekan 7. Pada pria, palpasi dinding anterior untuk mengetahui glandula prosrat. Normalnya teraba denga diameter ±4 cm dan tidak terasa nyeri tekan 8. Pada wanita, palpasi serviks uterus melalui dinding rectal anterior. Normalnya, teraba licin, melingkar, tegas, dan dapat digerakkan 9. Setelah selesai, tarik jari pemeriksa dari rectum dan anus, amati keadaan feses pada sarung tangan. Catat hasil pemeriksaan. 



Inspeksi Dengan tangan yang nondominan, perlahan tarik bokong untuk melihat area prianal dan sakrokosigeal. Kulit perianal tampak mulus dan lebih gelap dan kasar dibandingkan kulit bokong. Inspeksi jaringan anus untuk melihat karakteristik kulit, lesi, hemoroid eksternal (dilatasi vena yang tampak sebagai penonjolan merah), ulkus, fisura, dan fistula, inflamasi, ruam, tidak ekskoriasi. Jaringan anus tampak lembap dan tidak berambutdan otot sfingter eksternal yang bersifat volunter membuat anus tetap tertutup. Selanjutnya, minta klien mengedan. Setiap hemoroid internal atau fisura akan tampak pada saat ini. Gunakan referens jam(misal : jam 3 atau jam 8) untuk menggambarkan lokasi temuan. Normalnya, tidak ada protrusi jaringan.







Palpasi Jari Periksa saluran anus dan sfingter dengan palpasi jari, dan pada klien pria, palpasi kelenjar prostat untuk menyingkirkan pembesaran. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan oleh praktisi ahli. Teknik ini tidak akan didiskusikan disini.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pemeriksaan harus dirancang sesuai kebutuhan klien. Pemeriksaan yang lebih komprehensif dilakukan jika klien merasa lebih sehat. Untuk pemeriksaan Genitalia dan Anus klien harus lireks. B. Saran Kemampuan berpikir dan mengintrepretasi secara kritis tentang arti perilaku dan perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat. Keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi perawat untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola yang mencerminkan masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.



DAFTAR PUSTAKA A.Aziz alimul H,dari Buku Kebutuhan Dasar Manusia 2008 Potter & perry Fundamental Keperawatan volume 1 Internet(google)SOP Nur Fauziah,Am,Keb buku ketrampilan &Prosedur Keperawatan Dasar 2008] https://swantini95.blogspot.com/2014/09/pemeriksaan-genitalia.html https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/kdm/pemeriksaan-fisik/pemeriksaan-rektumdan-anus/ https://www.dosenpendidikan.co.id/anus-adalah/