Makalah - Kelompok 2 - Kualitas Air [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah “KUALITAS AIR (Parameter Kualitas Air, Pengambilan Sampel, Penyajian Data)” Mata Kuliah: Evaluasi SD Lahan dan Tanah Dosen Pengampu : Nina Novira, Ph.D.



Disusun Oleh : KELOMPOLK 2 Ade Wiranda



(3173131004)



Darlina Siallagan



(3173331007)



Evelina Gurning



(317331012)



Ririn Salsalita Br Kemit



(3172131021)



KELAS C/2017 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas Kami adalah membuat makalah yang berjudulkan “Kualitas Air( Parameter kulaitas air, pengambilan sampel, penyajian data)”, makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya ,maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesarbesarnya atas



koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar



menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas ini. Mudah-mudahan dengan



adanya



pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.



Medan, April 2020



Penulis Kelompok 2



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1 A.



Latar Belakang..............................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah.........................................................................................................................1



C.



Tujuan............................................................................................................................................2



D.



Manfaat..........................................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................16 A.



Kesimpulan..................................................................................................................................16



B.



Saran.............................................................................................................................................16



DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Sumber daya air secara garis besar meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan akan lebih mudah tercemar dibandingkan dengan air tanah, karena air permukaan lebih mudah terkontaminasi dengan sumber-sumber pencemaran. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas. Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Untuk lebih mengetahui dalam mengenai kuliatas air maka penulis membuat makalah ini dengan judul “Kualitas Air (Parameter kualitas air, pengambilan sampel, penyajian data)”. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dalam makalah yang berjudulkan “Kualitas Air (Parameter kualitas air, pengambilan sampel, penyajian data)” yaitu: 1



1. Apa yang dimaksud dengan kualitas air? 2. Bagaimana parameter kualitas air? 3. Bagaimana pengambilan sampel kualitas air? 4. BAgaimana penyajian data kualitas air? C. Tujuan Sesuai dengan latar belakang diatas adapun Tujuan dalam makalah yang berjudulkan “Kualitas Air (Parameter kualitas air, pengambilan sampel, penyajian data)” yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian kualitasair. 2. Untuk mengetahui parameter kualitas air. 3. Untuk mengetahui pengambilan sampel. 4. Untuk mengetahui penyajian data kualitas air. D. Manfaat Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mengerti lagi mengenai Kualitas Air (parameeter kualitas air, pengmbilan sampel, penyajian data) dan dapat sebagai tambahan wawasan maupun materi tambahan bagi pengajar.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kualitas Air Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan. Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran  kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan  diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis. Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum. B. Parameter Kualitas Air Parameter diartikan sebagai peubah bebas yang menjadi petunjuk (indikator) karakteristik air. Parameter kualitas air dikelompokkan berdasarkan sifat, jenis dan peran fungsionalnya (Wardoyo, 1992:). 1. Parameter Fisik a. Kecerahan Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis



pada suatu ekosistem perairan.



Kecerahan yang tinggi



menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam Perairan.. Begitu pula sebaliknya(Erikarianto,2008). Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyetakan 3



dalam (%). Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya. b. Suhu Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut, tetapi juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor metereolohi yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan radiasi matahari. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan Andi,2009). c. Kekeruhan Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007). d. Kepadatan (density/berat jenis) Pada suhu 4 oC-(3,95oC ) air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4oC kepadatan/berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunyanlebih rendah dari 4oC. Sifat air yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan4



pelapisan suhu air padandanau atau perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu perairan  suhu air makin rendah disbanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan terapung. Akibat dari sifat tersebut akan menimbulkan pergolakan/perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara vertikal maupun horizontal. Sifat air ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan/ menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air lainnya. Dasar perairan adalah merupakan akumulasi pengendapan mineralmineral yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan mineral-mineral yang datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral tersebut akan di absorbsi oleh dasar perairan .Sedangkan kerugian adanya aliran air ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada danaudanau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan zat-zat beracun dari dasar perairan akan naik kepermukaan air. e. Salinitas Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah  menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain. 5



Salinitas dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. f. Bau Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. g. Warna Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini: 1) Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut. 2) Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam tambak. 3) Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.



6



2. Parameter Kimia a. pH Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9 sangat memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4. pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman tinggi),  kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009). b. Oksigan Terlarut / DO Menurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut. Keberadaan oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan Co2 dan H20. Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segal aktivitas biota akan terhambat. Kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang terandung pada metabolisme ikan(Kordi dan Andi,2009). 7



c.



CO2 Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuhtumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan organisme air, namun kandungannya yang berlebihan sangat menganggu, bahkan menjadi racu secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan Andi,2009). Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida memiliki kelarutan yang relatif banyak.



d. Amoni Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin meningkat, sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH3, sedangkan amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun daripada yang berbentuk ion (NH4+). Amonia dalam bentuk molekul dapat bagian membran sel lebih cepat daripada ion NH4+ (Kordi dan Andi,2009). Menurut Andayani(2005), sumber amonia dalam air kolam adalah eksresi amonia oleh  ikan dan crustacea. Jumlah amonia yang dieksresikan oleh ikan bisa diestimasikan dari penggunaan protei netto( Pertambahan protein pakan- protein ikan) dan protein prosentase dalam. e. Nitrat nitrogen Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. Beberapa bentuk senyawa nitrogen (organik dan anorganik) yang terdapat dalam perairan konsentrasinya lambat laun akan berubah bila didalamnya ada faktor yang mempengaruhinya sehingga antara lain akn menyebabkan suatu permasalahan tersendiri dalam perairan tersebut. Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga mengandung bahan organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan umumnya dibawah 1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada perairan yang planktonya blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter. 8



f. Orthophospat Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah tesedia bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum ditentukan dengan pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate yang biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari setelah perlakuan. Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat  sesuai dengan kebutuhan organisme yang hidup diperairan tersebut. 3. Parameter Biologi a. Plankton Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayanglayang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan. Berdasarkan ukurannya, plankton dapatdibedakan sebagai berikut : 1) Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop). 2) Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata netnya 0,03 – 0,04 mm). 3) Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas). Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan : 1) Limnoplankton (plankton air tawar/danau) 2) Haliplankton (hidup dalam airmasin) 3) Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau) 9



4) Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam) 5) Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai) b. Bakteri Sudjarwo, (2007) Pada ekosistem perairan alami bakteri memiliki peran sebagai reduktor/dekomposer yang mengontrol proses komponen organik misalnya polimer protein atau karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana, secara umum bakteri berdasarakan cara mendapatkan oksigen dibagi menjadi dua yaitu bakteri aerob dan anaerob. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien (misalnya glukosa) untuk



memperoleh



energi



contohnya



: Azotobacter,



Nitrosomonas,



Nitrococcus dan Nitrobacter. Silalahi (2001), menyatakan dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan dan merugikan pada dunia akuakultur bakteri yang menguntungkan contohnya :Basillus spp, Nitrosomonas,



Nitrobacter bakteri



tersebut



berperan



dalam



proses



dekomposisi bahan organik dasar tambak dan berperan dalam proses nitrifikasi. c. Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dampak yang ditimbulkan limbah sangat bervariasi tergantung dari jeni slimbah , volume, jenis industri dan penggunaan produk oleh masyarakat, limbah industri merupakan sumber utama yang menyebabkan pencemaran air pada saat ini dan banyak fakta menunjukkan peningkatan polusi setiap tahun terutama oleh  NegaraNegara  yang maju industrinya, tingkat pembuangan limbah domestik dan  industri sangat berfariasi serta jumlah besar yang tidak diproses lebis lanjut menyebabkan kualitas perairan menjadi tidak stabil serta kemampuan badan air tidak mampu mengencerkan terutama limbah cair sehingga ketersedian kuantitas  yang cukup dan kuantitas air yang memadai menjadi terancam. Regulasi yang  dihasilkan limbah industri mengejar hasil dan keuntungan yang tinggi tanpa memperhatikan kaidah-kaidah keseimbangan dan keberlanjutan ekologi yang pada  akhirnya menimbulkan bahaya kesehatan terhadap organisme dan manusia    odumosu , 1992. Ogedengbe dan akinbile, 2004. Sangodoin, 1991.



10



Pengelolaan air dan pembuangan limbah industri merupakan faktor membutuhkan biaya yang signifikan dan aspek penting dalam menjalankan sebuah industri. Limbah industri meningkatkan konsentrasi polutan baik air maupun sedimen. Polutan pada konsentrasi yang tinggi dapat menjadi racun bagi organime yang berbeda, efluen juga menimbulkan dampak negatif yang besar terhadap kualitas air yang diperuntukkan untuk kepentingan manusia, maupun organisme. Sehingga setiap efluan dianjukan untuk mentritmen limbah terlebih dahulu agar dapat meminimalisir dampak, oleh karena itu setiap industri yang membuang limbah tanpa melalui tritmen maka dikenakan sangsi berupa pengenaan biaya langsung, pemantauan dan pengawasan sangat penting untuk menjamin perlindungan sumberdaya air dan degradasi lebih lanjut. Setiap negara mencoba membuang limbah dengan biaya rendah, sedangkan peraturan yang terapkan oleh pemerintah di perketat. Konsumsi air di pada setiap Negara  tidak hanya memperhatikan faktor ekonomi, akan tetapi faktor pengelolaan limbah yang terkait dengan proses dan kinerja alat sangat perperan dalam penurunan konsentrasi limbah sebelum dibuang ke lingkungan.  Selain itu, posisi industri yang menghasilkan produk alami, menjaga citra mereka dalam memasarkan hasil produksinya dan kebijakan pengelolaan limbah yang tepat dan sesuai dengan ketetapan pemerintah.   C. Pengambilan Sampel Kualitas Air Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan sebagian material bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material  bahan yang akan diperiksa secara tepat teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium. Prinsip Pengambilan Sampel: 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel 2. Menentukan titik pengambilan sampel. 3. Melakukan pengambilan sampel 4. Melakukan pengawetan sampel 5. Pengepakan sampel dan pengiriman ke laboratorium.



11



Persyaratan Pengambilan Sampel: 1. Peralatan: Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam); b) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya; c) contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya; d) kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan; e) mudah dan aman dibawa. 2. Bahan kimia untuk pengawet Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diperiksa. 3. Wadah Sampel Wadah yang digunakan untuk menyimpan sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) terbuat dari bahan gelas atau plastik; b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat; c) mudah dicuci; d) tidak mudah pecah; e) wadah sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan; f) tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel; g) tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel; h) tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel. 4. Sarana Pengambilan Sampel Sarana yang dapat digunakan adalah : a) sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai tempat pengambilan contoh; b) bila sarana c) tersebut diatas tidak ada, maka dapat menggunakan perahu; d) untuk sumber air yang dangkal, dapat dilakukan dengan merawas. 12



5. Volume Sampel Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan lapangan dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan sebagai berikut : a) untuk pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2 liter; b) untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5 liter; c) untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 ml; d) untuk pemeriksaan biologi air (klorofil) diperlukan 0,5 – 20 liter (bergantung kadar klorofil di dalam contoh). 6. Pola Kerja Urutan pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai berikut : a) menentukan lokasi pengambilan contoh; b) menentukan titik pengambilan contoh; c) melakukan pengambilan concoh; d) melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh; e) pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium. 7. Pengawetan Sampel Pengawetan contoh untuk parameter tertentu diperlukan apabila pemeriksaan tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh. Jenis bahan pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-beda tergantung pada jenis parameter yang akan diperiksa 8. Waktu Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun setiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan



pada



waktu



pengambilan



contoh



berikutnya,



misalnya



pengambilan hari pertama hari senin jam 06.00, pengambilan berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya. Waktu pengambilan contoh dilakukan berdasarkan keperluan sebagai berikut : a) untuk keperluan survei pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah, waktu pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survei;



13



b) untuk keperluan perencanaan danpemanfaatan diperlukan data pemantauan kualitas air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap, tergantung pada jenis air dan tingkat pencemaran sebagai berikut : 1) sungai/saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama setahun; 2) sungai/saluran yang tercemar ringan sampai sedang, sebulan sekali selama setahun; 3) sungai/saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama setahun; 4) danau/waduk setiap dua bulan sekali selama setahun; 5) air tanah setiap tiga bulan sekali selama setahun; 6) air meteorik sesuai dengan keperluan. c) untuk studi dan penelitian. Cara pelaksanaan pengambilan contoh: a. Lokasi Pengambilan sampel Lokasi pengambilan contoh ditentukan berdasarkan pada tujuan pemeriksaan. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada air permukaan dan air tanah. b. Menentukan titik pengambilan sampel Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk c. Pengambilan contoh 1. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat fisik dan kimia air 2. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan oksigen terlarut 3. Pemeriksaan mimrobiologi d. Pemeriksaan dilapangan Pekerjaan yang dilakukan meliputi : 1.



pemeriksaan unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah pengambilan contoh. Unsur-unsur tersebut antara lain; pH, suhu, daya hantar listrik, alkaliniti, asiditi dan oksigen terlarut;



2.



semua hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan khusus pemeriksaan di lapangan, yang meliputi nama sumber air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan pengawet yang ditambahkan dan nama petugas (lihat Contoh Catatan Lapangan) 14



e. Pengolahan pendahuluan sampel 1. Penyaringan 2. Ekstraksi sampel untuk pemeriksaan pestisida 3. Ekstrak sampel untuk pemeriksaan minyak dan lemak f. Pengawetan sampel 1. Pengawetan cara fisika: Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginan contoh pada suhu 4 0C atau pembekuan. 2. Pengawetan



cara



kimia:



Pengawetan



secara



kimia



dilakukan



tergantung pada jenis parameter yang diawetkan. Dapar berupa pengasaman, penambahan biosida kedalm sampel, dan penambhan larutan basa. g. Pengepakan dan pengangkutan sampel Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, cuaca, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil contoh dan sketsa lokasi. Wadah-wadah contoh yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang secara khusus agar contoh tidak tertumpah selama pengangkutan ke laboratorium. h. Penyajian ata hasil pemeriksaan lapangan D. Penyajian Data Kualitas Air Hasil pemeriksaan lapangan disajikan sebagai berikut : 1. hasil perhitungan pemeriksaan di lapangan dicatat dalam buku catatan lapangan (lihat Contoh Catatan Lapangan); 2. diteliti kembali secara perhitungan dan satuan yang dipakai; 3. data dari catatan lapangan dipindahkan ke formulir (lihat Contoh Formulir Data).



15



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan. Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya. Parameter diartikan sebagai peubah bebas yang menjadi petunjuk (indikator) karakteristik air. Parameter kualitas



air



dikelompokkan



berdasarkan



sifat,



jenis



dan



peran



fungsionalnya (Wardoyo, 1992:). B. Saran Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca atau makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun. Sehingga makalah dapat tersusun dengan baik dan sempurna.



16



DAFTAR PUSTAKA



Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan                  Perairan. Kanisius. Yogyakarta. http://fikrihrizallul.blogspot.com/2015/12/makalah-manajemen-kualitas-air.html http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/365/1/Metode%20Pengambilan%20Sampel%20Air.pdf https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pdf file:///C:/Users/DE LL/Documents/MANAJEMEN%20PENDIDIKAN/TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pdf http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4624/7.%20BAB%20III%20Landasan %20Teori.pdf?sequence=7&isAllowed=y http://eprints.ums.ac.id/24048/2/BAB_I.pdf http://hayyunataqia.blogspot.com/2016/05/makalah-analisis-kualitas-air_18.html



17