Makalah Kelompok 3 Desain Ekstrakurikuler [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUANG LINGKUP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PAI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH DESAIN EKSTRAKURIKULER DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD AZWAR EA, M.Pd



DISUSUN OLEH:



AQWAL SABILLAH PURBA



(NIM 0301181003)



HAFIS AL ISLAMI SIREGAR



(NIM 0301181023)



RIZKA AGUSTIA LUBIS



(NIM 0301182096)



RAHMI YANTI SIHOMBING



(NIM 0301182187)



JURUSAN / SEMESTER : PAI-5 / VII



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini banyak diberbagai media masa memberitakan tentang pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar atau pun oleh para remaja akhir-akhir ini. Pelanggaran itu baik berupa kenakalan yang bersifat biasa (membolos sekolah) sampai kenakalan yang bersifat khusus (pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penyalahgunan obatobatan terlarang dan sebagainya). Padahal generasi muda merupakan penerus dari kelanjutan pembangunan suatu bangsa. Banyak kalangan merasa khawatir tentang kemerosotan moral ini, bahkan saling menyalahkan antara instansi satu kepada instansi lainnya. Akan tetapi apabila diruntut ke belakang alurnya, hal itu bermuara pada faktor pendidikan. Suatu proses pendidikan akan berhasil apabila di antara komponen yang ada (keluarga, sekolah, dan masyarakat) saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Ketiga komponen tersebut, salah satu yang menjadi pondasi penting adalah sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga yang dirancang khusus untuk pengajaran pada murid di bawah pengawasan guru yang berdasarkan pada peraturan pemerintah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan negara.



B. Rumusan Masalah a



Al Qur’an/Hadist



b



Keimanan dan Akhlak



c



Fikih Ibadah



d



Tarikh dan Kebudayaan Islam



C. Tujuan Penulisan a



Untuk mengetahui ruang lingkup dari Al Qur’an/Hadist



b



Untuk mengetahui ruang lingkup dari Keimanan dan Akhlak



c



Untuk mengetahui ruang lingkup dari Fikih Ibadah



d



Untuk mengetahui ruang lingkup dari Tarikh dan Kebudayaan Islam



BAB II RUANG LINGKUP EKSTRAKURIKULER PAI



A. Al-Quran Hadist Depdiknas mendefinisikan: ”Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta penggunaan pengalaman. 1 Adapun dalam ruang lingkup pendidikan agama Islam di madrasah meliputi mata pelajaran AlQur’an Hadits. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar siswa gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajari, memahami, meyakini kebenaran dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. Selain itu, untuk dapat membentuk kebiasaan tingkah laku siswa yang lebih baik dapat mengadakan kegiatan keagamaan sesuai dengan agamanya, seperti melaksanakan kegiatan di Mushola, berbagai kegiatan di mushola madrasah dapat dijadikan pembiasaan untuk menumbuhkan perilaku religius.2 Dalam dunia proses pendidikan dikenal ada dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang di jalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh siswa sesuai tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.3 Begitu juga dengan ekstrakurikuler PAI, yang dimana menjadi



1



Darwyan Syah, Djazimi, Supardi, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), h. 28 2 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), h. 129 3 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2008), h. 186



wahana siswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka terima selama kegiatan intrakurikuler, salah satunya adalah ilmu Alquran dan Hadist. Penulis berikan salah satu bentuk ekstrakurikuler PAI berkaitan dengan Alquran dan Hadist. Salah satunya adalah kegiatan Pesantren Sabtu-Ahad di MTs Negeri 1 Kota Serang. Dalam rangka memberikan kemampuan membaca, menghafal dan memahami serta mengamalkan Al-Quran dan demi mewujudkan kondisi lingkungan yang Islami, MTs Negeri 1 Kota Serang mengadakan program membaca dan menghafal Al-Qur’an sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dipayungi oleh Pesantren Sabtu-Ahad. Disisi lain, ekstrakurikuler PAI yang berbasis Al-quran dan Hadist memiliki istilah yang beragam di beberapa instansi pendidikan tertentu, seperti kegiatan ekstrakurikuler PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an), Sanggar Al-Quran, dan lain sebagainya. Dalam konteks pendidikan, program ekstrakurikuler keagamaan (PAI) dapat dikembangkan sesuai dengan jenis kegiatan yang terdapat dalam lampiran keputusan Dirjen Pendidikan Islam nomor Dj.I/12A/2009 4, yaitu: 1. Pesantren Kilat (SANLAT) 2. Pembiasaan Akhlak Mulia (SALAM) 3. Tuntas Baca Tulis al-Qur’an (TBTQ) 4. Ibadah Ramadhan (IRAMA) 5. Wisata Rohani (WISROH) 6. Kegiatan Rohani Islam (ROHIS) 7. Pekan Keterampilan dan Seni (PENTAS) PAI 8. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kendati demikian, tidak mengurangi fungsi dari ekstrakurikuler itu sendiri yakni membentuk dan melatih siswa dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat yang berlandaskan Alquran dan Hadist.



4



Departemen Agama RI, Peraturan Dirjen Pend. Islam No. Dj.I/12A tahun 2009 ttg Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI pada Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009), h. 3



B. Iman dan Akhlak Iman dan Akhlak tidak jauh saling berhubungan erat kaitanya dengan pendidikan agama islam. Maka dari itu sebelum membahas lebih dalam lagi alangkah baiknya kita ketahui pengertian dasar dari pendidikan agama islam itu sendiri dan juga pengertian sebenarnya dari akhlak mulia.



a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Kalimat pendidikan agama Islam secara bahasa terbagi tiga kata yaitu pendidikan, agama dan kata Islam. Pendidikan menurut Routledge adalah process of acquiring or imparting knowledge and skills. 5 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan mengandung maksud suatu proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan”. 6 Pendidikan adalah The art of imparting or acquiring knowledge and habit through instructional as study.



Kata agama berarti ajaran, sistem yang mengatur tata



keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang



berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia



serta



lingkungannya. 7 Kata Islam berasal dari bahasa Arab asal katanya salima-yaslamu- salaamatansalaaman yang berarti selamat, sentosa. 8 Ada beberapa definisi terkait dengan pendidikan agama Islam, diantaranya Tayar Yusuf berpendapat bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar generasi tua kepada generasi muda untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, keterampilan agar



mereka kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah Swt.



Zakiyah Drajat berpendapat bahwa maksud dari pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senentiasa mampu memahami ajaran Islam secara menyeluruh kemudian menghayati tujuan



5 6



Routledge, Key Wood Education The Basics, (New Yo rk: Routledge, 2011) hlm. xii



Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). hlm 172. 7 Park, Joe (ed), Selected Reading in thePhilosopy Of Education (New Yo rk: The Macmillan Company, 1962) hlm. 12 8 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Hikarya Agung, 1990) Cet. Ke - 8, hlm. 177



yang pada akhirnya peserta didik tersebut dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai way of life. Pendidikan agama Islam adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan orang-orang beragama, sehingga pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan peserta didik.



b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia. 9 Dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat



fundamental



dalam



pelaksanaan pendidikan, hal ini dikarenakan dari dasar pendidikan tersebut akan menentukan corak dan misi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik itu akan diarahkan atau dibawa. Adapun tujuan secara umum dilaksanakannya pendidikan agama Islam seperti yang dikemukakan oleh Harun Nasution yaitu untuk menghasilkan manusia yang berjiwa agama yang tidak hanya cukup berpengatahuan agama saja. 10 M. Arifin mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk “Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 11 Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan tersebut senada dengan tujuan yang tercantum dalam Undang-Undang bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan sebagai perwujudan dari pendidikan agama.



9



M. Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Jogjakarta: Sukses offset, 2007) hlm. 95 10 Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995) hlm. 11



M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) hlm. 39-40



Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PAI secara umum bertujuan untuk mendukung tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk menumbuhkan serta meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, disamping juga memiliki akhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.



c. Pembiasaan Akhlak Mulia Pembiasaan akhlak mulia merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh sekolah secara rutin dan berkelanjutan dalam membangun karakter keagamaan serta akhlak mulia peserta didik, sebagai proses internalisasi nilai- nilai keagamaan dengan tujuan peserta didik dapat terbiasa berbicara, bersikap dan berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari- hari. Melalui kegiatan pembiasaan akhlak mulia, peserta didik diharapkan memiliki karakter dan perilaku terpuji baik dalam komunitas kehiupan disekolah, dirumah ataupun dimasyarakat. Pembiasaan akhlak mulia dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengucapkan salam dan menjawab salam, berperilaku jujur, infaq dan menjaga kebersihan.



C. Fikih/Ibadah Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam selanjutnya ialah fikih/ibadah. Definisi fikih secara umum, ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacammacam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. 12 Sedangkan ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT. dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.13 Adapun kegiatan ekstrakurikuler PAI dalam



12 13



Zaenal Abidin, Fiqh Ibadah, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), h. 1. A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 24.



lingkup fikih/ibadah ialah mencakup beberapa bentuk kegiatan antara lain sebagai berikut.14 a. Pesantren Kilat (SANLAT) Pesantren kilat merupakan kegiatan pesantren yang berlangsung pada masa liburan sekolah, dengan durasi yang relatif singkat pada bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadan. Pesantren kilat juga disebut Pesantren Ramadan jika dilakukan selama bulan Ramadan. Waktu pelaksanaan pesantren kilat bisa 5 sampai 7 hari, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan pesantren kilat adalah kegiatan yang penting dan strategis agar peserta didik dapat memahami, lebih menghayati, dan dapat mengamalkan ajaran Islam yang mereka anut. Juga kelak mereka dapat menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Ibadah Ramadan (IRAMA) Kegiatan Ibadah Ramadan merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilakukan selama bulan suci Ramadan, dengan durasi waktu mulai malam pertama shalat tarawih sampai dengan kegiatan halal bihalal (bersalam-salaman saling maaf-maafan) yang dilaksanakan dalam nuansa perayaan hari raya idul fitri. Kegiatan ibadah bulan suci ramadhan antara lain meliputi: salat wajib, salat tarawih, salat sunat, lainnya, tadarrus, buka bersama, zakat fitrah, santunan anak yatim, mendengarkan ceramah di masjid, mushalla di televisi dan lain sebagainya sampai dengan kegiatan halal bihalal. c. Salat Jum’at Berjamaah Bagi sebuah sekolah yang memilki fasilitas untuk menyelengggarakan salat Jum’at berjamaah, bisa menjadikan aktifitas ibadah ini sebagai sebagian dari program kegiatan ekstrakurikuler, dalam kegiatan ini siswa tidak hanya sekedar menjalankan sholat secara berjamaah, tetapi siswa juga ikut terlibat dalam penyelenggaraannya.



14



Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dna Kebudayaan: Dirjend Dikdasmen, 1998), h. 76.



Selain itu, dalam buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara spesifik dipaparkan mengenai ruang lingkup dan jenis kegiatan ekstrakurikuler PAI dalam lingkup fikih/ibadah yakni sebagai berikut.15 1) Pembiasaan a. Salat Berjamaah b. Salat Duha c. Membaca



al-Qur’an



mengawali



dan



mengakhiri



suatu



hari



proses



pembelajaran d. Membaca doa mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran dan pekerjaan lainnya. e. Membaca Asmaul Usna 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai f. Mengucapkan dan menjawab salam g. Menjaga kebersihan, kesehatan dan lainnya.



2) Ibadah Ramadan a. Puasa Ramadan b. Sahur dan Berbuka Puasa Bersama c. Salat Lail (Tarawih) d. Tadarrus al-Qur’an e. I’tikaf f. Infak dan Sadaqah g. Zakat Fitrah h. Pesantren Kilat Ramadan i.



Peringatan Nuzulul Qur’an



j.



Mendengarkan Ceramah Ramadan



k. Salat Idul Fitri l.



Halal Bi Halal.



3) Praktik Ibadah a. Praktik berwudhu b. Praktik Tayamum 15



Kemendikbud, Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, 2014), h. 60-71.



c. Praktik Salat d. Praktik Memandikan, mengafani, menyalatkan, menguburkan Jenazah e. Praktik Zakat f. Praktik Haji dan Umrah g. Praktik Muamalah dan lainnya. Beberapa



macam



ekstrakurikuler



di



atas



merupakan



sebagai



sarana



menumbuhkembangkan minat dan bakat siswa, serta memperkuat rasa keimanan dan ketakwaan para peserta didik dalam beribadah kepada Allah SWT. Muhammad telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa yang lalu. ia akan terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh dunia.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau itu. Dan akan demikian, bahkan lebih lagi pada masa yang akan datang,ialah karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa muhammad kepada umat manusia melalu wahyu Tuhan itu,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan. Kalau pun kebudayaan islam ini didasarkan kepada metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang namun hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai dunia.perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan yang lain sebenarnya prinsip sekali,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak belakang. Sistem ekonomi dasar kebudayaan barat. Sebagai akibatnya,di Barat timbul pula aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini tunduk kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang yang ingin menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni, filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa filsafat Barat telah pula membuat polapola atas dasar kemanfaatan materi ini semata-mata.Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya sudah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang



besar sekali,namun perkembangan pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas keuntungan materi. Sebaliknya mengenai masalah rohani dalam pandangan kebudayaan Barat ini adalah masalah pribadi semata,orang tidak perlu memberikan perhatian bersama untuk itu.Oleh karenanya membiarkan masalah kepercayaan ini secara bebas di Barat merupakan suatu hal yang diagungkan. Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia,kebudayaan yang hendak menjadikan kehidupan ekonomi itu dengan tidak menganggap penting arti kepercayaan dalam kehidupan umum,dalam merambah jalan untuk umat manusia mencapai kebahagiaan seperti yang dicita-citakannya itu,menurut saya tidak akan mencapai tujuan. Bahkan tanggapan hidup yang demikian ini sudah sepatutnya bila akan menjerumuskan umat manusia ke dalam penderitaan berat seperti yang di alami pada abad-abad belakangan ini. Sebaliknya paham sosialisme yang berpendapat bahwa perjuangan kelas yang harus disudahi dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh,merupakan salah satu keharusan alam.Dari pemaparan di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut: Apa pengertian kebudayaan? Apa kebudayaan islam itu? Bagaimana perkembangan islam saat ini?



D. Tarekh dan Kebudayaan Islam Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing membuat defenisi. Kelompok pertama menggunakan pendekatan deskriptif dengan menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti definisi yang dipakai oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks meliputi ilmu pengetahuaan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat.



Kelompok kedua menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti definisi yang dipakai oleh Park dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi dan warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa. Dari berbagai tujuan dan sudut pandangan tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan sesuatu persoalan yang sangat luas. Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia.Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Jadi secara umum kebudayaan islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid.islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Kebudayaan ialah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang difikirkannya itu dilahirkan dalam bentuk sikap, maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan. Jadi kalau begitu, seluruh kemajuan baik yang lahir ataupun yang batin walau dibidang apapun dianggap kebudayaan.Sebab hasil daripada daya pemikiran dan daya usaha tenaga lahir manusia akan tercetuslah soal-soal politik, pendidikan, ekonomi,seni, pembangunan dan kemajuan-kemajuan lainnya. Agama islam adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat.Agama islam bukanlah kebudayaan,sebab ia bukan hasil daripada tenaga fikiran dan tenaga lahir manusia.Tetapi islam mendorong berkebudayaan dalam berfikir, berekonomi, berpolitik, bergaul, bermasyarakat, berpendidikan, menyusun rumah tangga dan lain lain.jadi, sekali lagi dikatakan, agama islam itu bukan kebudayaan, tapi mendorong manusia berkebudayaan. Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalah hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia.Hidup yang penuh dengan teladan yang luhur dan indah bagi setiap insan yang sudah mendapat bimbingan hati nurani, yang hendak berusaha mencapai kodrat manusia yang lebih sempurna dengan jalan iman dan perbuatan yang baik.



Demikian juga sesudah masa kerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk allah, untuk kebenaran, dan untuk itu pula allah telah mengutusnya. Suatu pengorbanan yang sudah berkali kali menghadapkan nyawanya kepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun yang dalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka yang baik dengan harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain,mereka tidak dapat merintanginya. Kehidupan insani yang begitu luhur dan cemerlan itu belum ada dalam kehidupan manusia lain yang pernah mencapainya, keluhuran yang sudah meliputi segala segi kehidupan apalagi yang kita lihat suatu kehidupan manusia yang sudah bersatu dengan kehidupan alam semesta sejak dunia ini berkembang sampai akhir zaman, berhubungan dengan pencipta alam dengan segala karunia dan pengamppunannya. Kalau tidak karena adanya kesunggguhan dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan, niscaya kehidupan yang kita lihat ini lambat laun akan menghilangkan apa yang telah diajarkannya itu. Pada masa awal perkembangan islam, sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belu terselenggara karena ajaran islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian isyarat al quran sudah cukup jelas meletakkan pondasi yang kokoh terhadap pengembangan ilmu dan pemikiran. Dalam menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual islam dapat dikelompokkan kedalam kedalam tiga masa yaitu masa klasik antara tahun 650-1250M. Masa pertengahan, tahun 12501800M.Dan masa modern yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.



E. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA Di zaman modern, semangat dan pemahaman sebahagian generasi muda ummat islam khususnya mahasiswa PTU dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran islam. Mereka berpandangan bahwa islam yang benar adalah segala sesuatu yang ditampilkan oleh nabi Muhammad SAW, secara utuh termasuk nilai-nilai budaya arabnya. Kita tahu islam itu dari beliau, dan yang mengingkari kerasulannya adalah kafir. Nabi Muhammad SAW, adalah seorang rasul allah dan harus di ingat bahwa beliau adalah orang arab.Dalam



kajian budaya sudah tentu apa yang ditampilkan dalam perilaku kehidupannya terdapat nilai-nilai budaya lokal. Sedangkan nilai-nilai islam itu bersifat universal. Dalam perkembangan dakwah islam di indonesia, para penyiar agama mendakwakan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah jawa. Karena kehebatan para Wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan a. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar siswa gemar untuk membaca AlQur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajari, memahami, meyakini kebenaran dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. b. Pembiasaan akhlak mulia merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh sekolah secara rutin dan berkelanjutan dalam membangun karakter keagamaan serta akhlak mulia peserta didik, sebagai proses internalisasi nilai- nilai keagamaan dengan tujuan peserta didik dapat terbiasa berbicara, bersikap dan berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari- hari c. fikih secara umum, ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. Sedangkan ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT. dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat. d. Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih, sehingga mengaburkan pemahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan ketika kita harus meletakkan agama (islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.



B. Saran Dalam penyusunan makalah yang sangat sederhana ini tentunya banyak kekurangan dan kekeliruan, yang menjadi sorotan adalah bagaimana makalah ini dapat disusun setidaknya mendekati kata sempurna dan dapat mencakup substansi materi yang ingin disampaikan sehingga tujuan pembelajaran pun dapat terpenuhi. Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun tentunya sangat mengharapkan segala saran, kritik dan pengayaan



yang bersifat membangun dan dapat diberikan landasan pijakan dari teori yang akan kami tambahkan demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA



Darwyan Syah, Djazimi, Supardi, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009) Kurniawan Syamsul, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016) Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2008) Nazaruddin,M. Nazaruddin, Manajemen Konsep,



Pembelajaran



Karakteristik Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam



(Implementasi Di Sekolah



Umum, (Jogjakarta: Sukses offset, 2007) Nasution,Harun Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995) Arifin,M. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) Abidin,Zaenal Fiqh Ibadah, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),