MAKALAH KELOMPOK 3-Pendidikan Karir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK 3 TOPIK 3 PENDIDIKAN KARIR



Mata Kuliah : Pengembangan Karir Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Dosen : Dr. Nurhasan Syah, M.Pd., & Dr. Ahyanuardi, M.T.



OLEH :



Dinda Khaira Latifa Dino Adi Putra



20138010 20108011



PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................2 C. Tujuan ...........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Karir .........................................................................3 B. Model – Model Pendidikan Karir .................................................................4 C. Tujuan Pendidikan Karir ...............................................................................7 D. Peran Konselor bagi Peserta Didik ...............................................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan layanan bimbingan karir di sekolah dapatlah dipandang sebagai suatu proses yang berkesinambungan melalui campur tangan atau intervensi kurikuler yang dapat membantu para siswa di sekolah terutama dalam perencanaan karir, pembuatan keputusan, perkembangan keterampilan, informasi karir dan pemahaman diri. Pada dasarnya pelaksanaan layanan bimbingan karir di sekolah berlangsung searah dan sejalan dengan pendidikan karir. Suatu pilihan yang dijatuhkan oleh para siswa akan mempunyai sangkut-paut dengan berbagai hal yang melatarbelakanginya. Keputusan tentang jenis-jenis pekerjaan yang di inginkan barang tentu bersangkut-paut dan berkaitan dengan pendidikan yang harus ditempuhnya untuk mempersiapkan dirinya dalam pekerjaan yang diinginkannya. Sebaliknya, keputusan tentang pendidikan yang akan ditekuninya mempunyai implikasi langsung terhadap pekerjaan yang akan dibinanya setelah menamatkan pendidikannya. Pengembangan karier (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan (Samsudin, 2010:141). Peningkatan status dapat berupa jabatan atau berupa golongan kepangkatan, mulai dari yang paling bawah atau posisi saat sekarang sampai pada posisi yang paling tinggi. Pengembangan karier merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Mengabaikan pengembangan karier sama saja dengan mengabaikan perkembangan lembaga. Ketika karier sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak berkembang, berarti ada permasalahan serius yang perlu diperhatikan di dalam organisasi tersebut. Boleh jadi permasalahan tersebut berasal dari individu yang bersangkutan atau dari pihak lembaga. Oleh karena itu pihak pimpinan harus menjadikan pengembangan karier sebagai salah satu perhatian serius demi kepentingan dan kemajuan bersama. Peranan manajemen SDM dalam organisasi sangatlah besar. Manajemen SDM dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan SDM dalam upaya mencapai tujuan individual maupun organisasi Salah satu bagian manajemen SDM  adalah pengembangan karir dari SDM sebagai tenaga kerja, pegawai ataupun karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengembangan karier. 1



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah pada makalah ini sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karir ? 2. Apa saja model – model Pendidikan karir ? 3. Apa tujuan Pendidikan karir ? 4. Bagaimana peran konselor bagi peserta didik ? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :



2



1.



Untuk mengetahui apa pengertian dari Pendidikan karir



2.



Untuk mengetahui apa saja model – model Pendidikan karir



3.



Untuk mengetahui tujuan Pendidikan karir



4.



Untuk mengetahui peran konselor bagi peserta didik



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Karir Pendidikan karir adalah pengalaman-pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karir seseorang. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Menurut American Institude for Research dalam bukunya  Career Educational (1973), Pendidikan karir merupakan perkembangan dari kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhannya yang unik dengan memperhatikan beberapa aspek, diantaranya terhadap pilihan pekerjaan, tanggung jawab sosial, kegiatan penggunaan waktu luang dan perkembangan pribadinya. Beberapa pengertian pendidikan karir, menurut para ahli : a.



American



Institute



for



Research



dalam



bukunya: Career



Education (1973)



mengemukakan: “Pendidikan karir merupakan perkembangan kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhankebutuhannya.” b.



Lois – Ellen Datta dan Corinne H.Rieder dalam bukunya Career Education In The National Institute Of Education: A Status Report (1973) mengemukakan: “Pendidikan karir dapat diartikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan kemampuan umum dan khusus untuk membantu individu dan kelompok.”



c.



Kenneth. B.Hoyt dan Daryl Laramore dalam artikelnya The Counselor’s Role In Career Education (1974) mengemukakan: “Pendidikan karir adalah totalitas dari usaha, jalan atau cara yang ditempuh dalam proses belajar dan berkaitan dengan pekerjaan.”



d.



Edwin L.Herr. mengungkapkan: “Pendidikan karir merupakan suatu proses perkembangan fasilitas karir untuk semua siswa yang bersumber dari modifikasi pengalaman-pengalaman baik disektor industri, bisnis, maupun rumah tangga.”



e.



James



C.Hansen,



Richard



R.Stevie



dan



Richard



W.Warner



bukunya: Counseling: Theory and Process (1977). Mengemukakan: 3



dalam



4  “Pendidikan karir adalah suatu proses atau perkembangan yang bersifat seumur hidup yang bertujuan membantu individu memiliki kecakapan atau mempunyai pemahaman yang jelas tentang alternatif kerja.” f.



Menurut Gibson (2011: 485) menyatakan bahwa: “Program pendidikan karier dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karier secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi secara adekuat pengambilan keputusan yang sangat kritis ini tanpa bantuan konselor professional.Konseling orang tua, konseling kelompok dan aktivitas bimbingan



kelompok



mempersentasikan



kontribusi



konselor



karier



bagi



pengembangan karier individu dan program pendidikan karier sekolah”. Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan karir dalam setting sekolah pada dasarnya berlangsung searah dan sejalan dengan pendidikan karir. Pendidikan karir adalah proses yang bersifat seumur hidup  dan pendidikan karir merupakan penunjang utama perkembangan karir. B. Model – Model Pendidikan Karir 1. School-based Comprehensive Career Education Sebagian besar model ini menekankan pada pengembangan dan memperluas lapangan pendidikan karir. Unsur-unsur yang dikembangkan melalui pendidikan karir sebagai berikut : a. Kesadaran Karir (career awareness), merupakan bentuk pemahaman dunia kerja secara menyeluruh dan manfaat, atau maknanya bagi kehidupannya. Unsur ini dikembangkan dan kemudian akan menghasilkan identitas karir (career identity), yang merupakan suatu realisasi dari perkembangan karirnya berupa kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam tahap-tahap pendidikan dan pengalaman pekerjaannya. b. Kesadaran diri (self-awareness),  yaitu bentuk kesadaran  yang dimiliki siswa terhadap dirinya sendiri, kebutuhan-kebutuhannya, kekuatan dan kelemahan pribadinya, serta potensi-potensi lainnya. Melalui pendidikan karir unsur dikembangkan dan kemudian menghasilkan identitas diri (self identity), yaitu berupa pengetahuan tentang dirinya sendiri yang bersifat positif dan secara langsung dapat membantu dalam membuat keputusan kehidupan karir. c. Apresiasi-apresiasi dan sikap (appreciations attitudes), berupa suatu sistem nilai terhadap karir dan bagaimana



peranannya. Apresiasi dan sikap ini



5 dikembangkan melalui pendidikan karir dan menghasilkan kepuasan diri dan sosial (self social fullfillment). Kepuasaan diri dan sosial ini terjadi sebagai akibat dari adanya internalisasi nilai-nilai dan peranan karir yang sekaligus dapat mengarahkan pada kegiatan dan kepuasan dalam bekerja di masyarakat. d. Kemampuan pembuatan keputusan (decision making skills), yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan-tahapan pembuatan keputusan, di antaranya meliputi tindakan identifikasi alternatif, memilih alternatif dan pelaksanaan alternatif. Melalui pendidikan karir akan dikembangkan unsur ini  dan menghasilkan keputusan karir (career decisions). e. Kesadaran ekonomis (economic awareness), kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor ekonomik pribadi, pola  hidup dan pekerjaan. Dengan melalui pendidikan karir akan dikembangkan unsur ini kemudian menghasilkan pemahaman ekonomis (economic understanding). f. Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi awal (skill awareness and beginning competence), berupa dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut dalam



mengidentifikasikan



tujuan



dari



suatu



tugas,



prosedur



tugas,



melaksanakan tugas-tugas dan mengadakan evaluasi. Melalui pendidikan karir akan dikembangkan unsur ini dan kemudian menghasilkan kecakapan bekerja (employment skills), yaitu keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dituntut. g. Keterampilan kecakapan bekerja (employability skills), yaitu berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung melakukan berbagai tugas secara tepat. Melalui pendidikan karir unsur ini dikembangkan kemudian menghasilkan penempatan karir (career placement) yang tepat. h. Kesadaran pendidikan (educational awareness), suatu bentuk pengenalan diri siswa tentang makna perkembangan keterampilan dasar dan pengetahuan dalam mencapai tujuan karir yang telah ditetapkan melalui alur pendidikan karir. 2. Employer Based Career Educational Model Dalam model ini pendidikan ditekankan untuk siswa adalah dengan cara mengubah sistem sekolah yang telah ada dengan sistem pendidikan untuk orang dewasa, pekerja, dan kegiatan belajar dengan lingkungan dan mendemonstrasikan sesuatu yang bersangkutpaut dengan pendidikan serta secara langsung melibatkan siswa dalam operasi kerja dengan masyarakat. Menurut Herr, sistem belajar dengan



6 lingkungan adalah integral dengan  model pendidikan di mana basisnya adalah pekerja, bertujuan untuk: a. Mengulangi dan memperkuat kompetensi siswa dan minatnya. b. Menyediakan kesempatan kepada para siswa dalam bermacam-macam kegiataan dengan orang-orang lainnya, tetapi terbatas pada kelompok teman sebaya dan guru-guru yang ada dalam lingkungan sekolah. c. Mengembangkan suatu kekuatan konsep diri (self concept) dan secara langsung berpartisipasi dalam diri individu dan dalam program belajar mandiri. d. Menyediakan bermacam-macam kesempatan pada siswa untuk mendapatkan secara langsung informasi yang tepat. Kesempatan-kesempatan yang ada dan syarat-syarat, sertakeuntungan dan kerugian dari bermacam-macam pilihan karir. 3. Home-based Career Education Model Model pendidikan karir dimana basisnya adalah keluarga menitikberatkan kepada pemberian penerangan untuk individu-individu, terutama untuk orang dewasa, tentang adanya berbagai macam atau kenis pekerjaan dan kesmpatankesempatan untuk mengikuti latihan dalam masyarakat dan mempergunakan media massa sebagai sarana untuk menjaring penduduk dalam program ini. 4. Rural Residential-based Career Education Model Suatu model pendidikan karir di mana basisnya adalah penduduk pedesaan. Model pendidikan karir ini lebih menitikberatkan untuk pekerja-pekerja di bawah umur dan berbagai macam masalah keluarga-keluarga pedesaan. Model ini memberikan bentuk-bentuk bantuan dengan melalui pendidikan remedial, konseling dan memberikan penerangan dalam membina keluarga, dan memberikan berbagai keterampilan dalam mengembangkan keluarga. G.J. Swanson, dalam bukunya yang berjudul Concepts in Career Education (1971) memberikan beberapa contoh dan alasan kenapa sekolah-sekolah memiliki tanggung untuk memberikan pendidikan karir, alasan-alasannya adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan



rencana-rencana



pendidikan



ditujukan



pada



bentuk



yang



melibatkan kegiatan-kegiatan siswa di luar kelas. b. Memperluas kursus-kusrsus yang mengarah kepada pekerjaan atau jabatan. c. Memperluas pilihan-pilihan pendidikan siswa dan memiliki kebebasan untuk memasuki pendidikan sambungan, serta memasuki dunia kerja.



7 d. Memperluas pengalaman kerja dan program studi dalam pekerjaan dalam rangka pengalaman eksplorasi karir. e. Menciptakan suatu sistem pendidikan dengan berbagai kemungkinan “masuk secara terbuka” dan “keluar secara terbuka “ f. Mendirikan kursus-kursus baru, kursus-kursus mini, unit-unit kursus yang ada dan pusat percobaan dengan membangun atau menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka eksplorasi, merencanakan karir. C. Tujuan Pendidikan Karir Program Pendidikan karir di sekolah – sekolah pada umumnya dilaksanakan dengan tujuan : 1. Membantu para siswa untuk dapat mengeksplorasi terhadap sekelompok pekerjaan. 2. Menyiapkan dengan berbagai  informasi  tentang karir dan pasar kerja secara luas 3. Menyiapkan dan melengkapi  para siswa dengan kecakapan umum dan kecakapan khusus serta memiliki keyakinan yang mantap dalam rangka memasuki pekerjaan. 4. Menyiapkan berbagai bentuk bantuan dari konselor pada para siswa dalam proses perencanaan karir. D. Peran Konselor bagi Peserta Didik Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem pendidikan di sekolah dalam upaya membantu siswa agar dapat memainkan peran dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tujuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki siswa. Dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal, bimbingan dan konseling mempunyai berbagai macam layanan, diantaranya layanan bimbingan karier. Bimbingan karier merupakan bantuan yang penting bagi siswa khususnya SMK untuk mendapatkan pemahaman tentang dunia kerja dan tanggung jawab dirinya setelah lulus sekolah. Karena siswa SMK adalah remaja yang akan memasuki usia dewasa, mereka harus mampu merencanakan karier dan menentukan pilihan kariernya. Disinilah peran konselor sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan. Konselor sekolah adalah petugas professional, artinya secara formal konselor memang sudah disiapkan oleh lembaga/institusi pendidikan yang berwenang untuk



8 menguasai seperangkat kemampuan yang diperlukan oleh pekerja bimbingan dan konseling di sekolah. Harapan siswa terhadap konselor secara garis besar yaitu konselor dapat memberikan motivasi dan informasi yang terbaru sehingga dengan informasi tersebut konselor dapat membantu siswa untuk menentukan pilihan karier masa depan. Konselor juga diharapkan lebih mementingkan informasi pada siswa. Tentu saja siswa berharap konselor dapat memberikan bimbingan pada siswa yang kebingungan dalam menentukan karier serta dapat berkomunikasi dengan siswa. Harapan lain dari siswa adalah konselor dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa, mengerti siswanya serta mendengarkan memahami masalah yang dihadapi siswa, dapat bertanggung jawab, baik serta tegas.



.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan karir adalah merupakan perkembangan daripada kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhannya yang unik dengan memperhatikan beberapa aspek, di antaranya terhadap pilihan pekerjaan, tanggung jawab sosial, kegiatan penggunaan waktu luang dan perkembangan pribadinya. Karena perkembangan adalah merupakan komponen dasar dari pendidikan karir. Maka dari itu dalam pelaksanaan pendidikan karir konselor professional sebagai bagian dari staf yang menangani program pelaksanaan pendidikan karir memiliki peranan yang penting dan ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program layanan pendidikan karir. 



9



DAFTAR PUSTAKA Sukardi, Dewa K. 1984. Bimbingan Karir Di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Edwin L. Herr, and Stenley H.Cramer. Career Guidance and Counseling Trough the Life Span, Systematic Approuches, New York, Harper Collins Publisher. 1996. hal. 293.



10