Makalah Kelompok Pengambilan Keputusan-2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi Dosen Pengampu :



Mungafif, M.Pd



Disusun Oleh : Kelompok 8 1. ROIS MUALIKI



(2159201020)



2. PUTRI INDRIA SARI



(2159201019)



PRODI SISTEM TEKNOLOGI DAN INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MESUJI (ITBM) LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2022/2023



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengambilan Keputusan” ini pada waktunya. Dengan tersusunnya makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mungafif, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah “Teori dan Perilaku Organisasi” yang telah membimbing kami dengan baik. Serta mempercayai kami untuk membuat makalah ini. kami selaku penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.



Mesuji, 11 November 2022 Penulis,



Kelompok 8



ii



DAFTAR ISI



COVER MAKALAH...................................................................................................



i



KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3 2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan ............................................................. 3 2.2 Tahapan Pengambilan Keputusan................................................................. 3 2.2.1 Menetapkan sasaran ............................................................................ 3 2.2.2 Menentukan persoalan ........................................................................ 4 2.2.3 Mengembangkan alternatif ................................................................. 4 2.2.4 Mengevaluasi alternatif....................................................................... 4 2.2.5 Memilih satu alternatif ........................................................................ 5 2.2.6 Melaksanakan keputusan .................................................................... 6 2.3 Dasar-Dasar Dalam Pengambilan Keputusan .............................................. 6 2.3.1 Intuisi. .................................................................................................. 6 2.3.2 Pengalaman. ......................................................................................... 7 2.3.3 Wewenang. .......................................................................................... 7 2.3.4 Fakta. .................................................................................................... 7 2.3.5 Rasional. .............................................................................................. 7 2.4 Tujuan dan Manfaat Pengambilan Keputusan ............................................. 8 2.4.1 Tujuan (Goals) ..................................................................................... 8 2.4.2 Manfaat Dalam Pengambilan Keputusan .......................................... 9 BAB III PENUTUP................................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12 3.2 Saran............................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persoalan yang dihadapi manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan pemecahan masalah. Untuk memecahkan macam-macam permasalahan hidup yang dihadapi setiap hari, terutama masalah yang rumit, manusia selalu diharuskan melakukan pilihan dari sekian banyak alternatif. Untuk itu dibutuhkan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang terbaik agar permasalahan yang dihadapi dapat dipecahkan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan. Untuk sampai pada satu keputusan, manusia menggunakan enam cara, yaitu: a) Memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa b) Memohon restu dan petunjuk dari orang-orang bijaksana (semakin tua penasihat tersebut, makin baik atau makin arif petuah-petuahnya) c) Mendasarkan diri pada filsafat dan intuisi sendiri d) Menggunakan akal sehat atau common sense e) Melandaskan diri pada daya pikir yang logis (logika) Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah. (yaitu disertai penelitian, data factual, analisis, verifikasi, bukti-bukti). Dalam sebuah organisasi, terkait dengan posisi dan kedudukan seseorang, di dalamnya senantiasa dihadapkan pada permasalahan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Terutama dalam menyikapi kebijakan-kebijakan yang ada agar jalannya roda organisasi dapat berjalan dengan lancar. Membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus dimainkan setiap leader dan manajer. Oleh karena itu seorang leader atau manajer hendaklah menjadi orang yang benarbenar mengatahui permasalahan yang dihadapi organisasi yang dikelolanya. Karena organisasi hanya akan berfungsi , jika para pemimpin memiliki kemampuan mengambil keputusan, dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,



1



motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa itu pengambilan keputusan? 1.2.2 Bagaimana tahapan dalam pengambilan keputusan? 1.2.3 Apa konsep dasar dalam pengambilan keputusan? 1.2.4 Bagaimana tujuan dan manfaat dalam pengambilan keputusan? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan. 1.3.2 Untuk mengetahui tahapan dalam pengambilan keputusan. 1.3.3 Untuk mengetahui konsep dasar dalam pengambilan keputusan. 1.3.4 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dalam pengambilan keputusan.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi. Keputusan adalah pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45). Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Menurut Salusu (2004), pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih alternatif cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan situasi. Sedangkan Jannis & Mann (1977) menyebutkan bahwa pengambilan keputusan merupakan pemecahan masalah dan terhindar dari faktor situasional. Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan diatas dapat diambil pengertian bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material). 2.2 Tahapan Pengambilan Keputusan Pada garis besarnya pengambilan keputusan dalam organisasi terdiri atas enam langkah, yakni : 2.2.1 Menetapkan sasaran Organisasi perlu menetapkan tujuan dan sasaran dalam setiap bidang, seperti dalam bidang produksi, pemasaran dan keuangan. Tujuan dan sasaran ini diperlukan untuk mengukur keefektifan organisasi. Jika tujuan dan sasaran ini ditetapkan dengan jelas, pimpinan dapat mengukur



3



apakah hasil yang dicapainya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. 2.2.2 Menentukan persoalan Langkah kedua dalam pengambilan keputusan adalah menentukan persoalan. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan langkah pertama merupakan dasar yang penting untuk menentukan persoalan. Jika prestasi kerja menyimpang dari sasaran, timbulah persoalan. Gawatnya persoalan ditentukan oleh besarnya perbedaan antara sasaran yang ditetapkan dan hasil yang benar-benar dicapai. Persoalan mungkin terletak dalam hasil yang dicapai terlalu rendah jika dibandingkan dengan sasaran, atau sasaran terlalu tinggi, sehingga tidak dapat dicapai. Jika ternyata sasaran sudah cukup realistis, tetapi hasilnya belum mencapai sasaran tersbut, fase berikutnya adalah mengembangkan beberapa alternatif untuk mengatasi kesulitan. Jika ternyata sasaran terlalu tinggi, sasaran harus direvisi sehingga dapat dicapai namun tetap menantang. 2.2.3 Mengembangkan alternatif Setelah



organisasi



menetapkan



tujuan



dan



sasaran,



serta



menentukan persoalan, sekarang organisasi siap untuk melakukan langkah ketiga, yakni mengembangkan alternatif pemecahan. Artinya menyusun beberapa pemecahan yang mungkin, kemudian dipilih pemecahan yang paling baik, pemecahan yang mungkin ini organisasi namakan hipengembangan organisasitesis. 2.2.4 Mengevaluasi alternatif Setelah pimpinan mengembangkan beberapa alternatif, langkah berikutnya adalah mengevaluasi semua alternatif. Dalam setiap pengembailan keputusan, pimpinan mempunyai tujuan memilih alternatif yang memberikan hasil yang paling besar keuntungannya atau hasil yang paling kecil kerugiannya. Pimpinan perlu mempunyai pedoman untuk mengadakan perbandingan. Hasil yang akan diperoleh dari tiap-tiap alternatif harus dibandingkan dengan sasaran yang ditetapkan pada langkah pertama. 4



Namun seringkali pimpinan tidak selalu mengetahui dengan pasti hasil dari alternatif tersebut. Ketidaktahuan ini disebabkan oleh adanya tiga macam kemungkinan yang akan dihadapi oleh para pengambil keputusan, yaitu: a) Kepastian Pengambilan keputusan memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai kemungkinan hasil dari tiap-tiap alternatif. b) Risiko Pengambilan keputusan dapat memperkirakan kemungkinan berhasilnya tiap-tiap alternatif. c) Ketidakpastian Pengambil keputuan sama sekai tidak memiliki pengetahuan tentang kemungkinan berhasil atau tidaknya tiap-tiap alternatif. 2.2.5 Memilih satu alternatif Langkah ke lima dalam pengambilan keputusan adalah memilih satu alternatif, yakni alternatif yang paling mungkin dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan bahwa keputusan bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya satu cara untuk mencpai tujuan. Dalam langkah ini pimpinan memilih satu alternatif yang paling mungkin untuk memecahkan pesoalan. Dalam proses pengambilan keputusan, ada dua pedoman yang dapat digunakan



seorang pengambil keputusan dalam menentukan



pilihan, ialah: a) Alternatif yang dipilih harus dapat memecahkan persoalan dengan cara yang



paling menguntungkan. Artinya keuntungan yang



diperoleh dari alternatif ini harus memadai dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dan berapakah keuntungan yang diperoleh dengan pengeluaran uang tersebut? b) Pedoman yang kedua adalah alternatif yang dipilih harus dapat dilaksanakan secara efektif. Dengan perkataan lain, apakah alternatif yang dipilih itu realistis atau idealistis? Kadang-kadang alternatif itu



5



nampaknya layak diatas kertas, tetapi tidak dapat dilaksanakan (feasible but not workable). 2.2.6 Melaksanakan keputusan Langkah ke enam dan terakhir dalam pengambilan keputusan adalah melaksanakan keputusan. Pada tahapan ini seorang pengambil keputusan (decision maker) harus melaksanakan alternatif yang sudah dipilih secara efektif agar sasaran dapat tercapai. Sangat mungkin sekali sebuah keputusan yang ”baik” dihancurkan oleh pelaksanaan yang jelek. Jadi, pelaksanaan mungkin jauh lebih penting daripada memilih alternatif. Keputusan yang diambil akan selalu melibatkan orang, oleh sebab itu baik buruknya keputusan tergantung kepada orang yang melaksanakannya. Pada umumnya pelaksana keputusan tidak dapat disalahkan



sepenuhnya



atas



kesalahan



atau



kegagalan



proses



pengambilan keputusan, karena mereka hanya staf yang ditugasi untuk menjalankan sebuah instruksi. Pimpinan sebagai pengambil keputusan tidak bisa lepas tangan begitu saja dengan kegagalan stafnya dalam menjalankan keputusan. Tidak menutup kemungkinan dari segi teknis keputusan itu sudah baik, tetapi keputusan dapat dikacaukan oleh staf yang merasa tidak puas atau staf yang tidak profesonal dalam menjalankan keputusan tersebut. Artinya menjadi hal penting bagi seorang pengambil keputusan untuk mempertimbangkan lagi proses pengambilan keputusan yang sudah dilakukannya, terutama menyangkut kemampuan staf yang akan ditugaskan untuk melaksanakan keputusan tersebut. 2.3 Dasar-Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Konsep yang baik didasarkan pada suatu konsep atau rancangan yang baik. George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu: 2.3.1 Intuisi. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam



6



pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya. 2.3.2 Pengalaman. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan. 2.3.3 Wewenang. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang



lebih tinggi



kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan. 2.3.4 Fakta. Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada. 2.3.5 Rasional. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat 7



beberapa hal



sebagai berikut: a) Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah. b) Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai. c) Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya. d) Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria. e) Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal. 2.4 Tujuan dan Manfaat Pengambilan Keputusan 2.4.1



Tujuan (Goals)



Setiap orang atau organisasi yang akan melakukan pengambilan keputusan selalu memiliki tujuan yang terkait dengan keputusan yang diambilnya, meskipun tujuannya sendiri tidak selalu jelas yang kemudian akan menjadi persoalan tersendiri. Namun demikian, Secara umum, maksud dan tujuan dari pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah. Tujuan dari pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Tujuan yang bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan yang bersifat tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Misalnya, masalah yang dihadapi hanya masalah yang menyangkut satu aspek saja yaitu masalah keuangan, maka keputusan yang diambil hanya menyangkut aspek keuangan, Bila masalah keuangan diselesaikan tidak akan menimbulkan akibat lain atau efek sampingan terhadap aspek lain. b) Tujuan yang bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah. Artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif. Masalah yang kontradiktif misalnya masalah pemenuhan kebutuhan bahan untuk satu periode operasi. Salah satu alternatif solusi 8



adalah kebutuhan tersebut dipenuhi sekaligus dalam satu kali pembelian bahan. Hal ini akan menghemat biaya pesan karena hanya melakukan pemesanan pembelian satu kali, dan ada kemungkinan mendapat potongan harga karena membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Namun demikian, solusi tersebut juga berakibat biaya simpan akan menjadi tinggi karena dengan membeli dalam jumlah besar akan menimbulkan persediaan yang besar pula. Persediaan bahan tersebut memerlukan tempat penyimpanan dan pemeliharaan. Alternatif lain adalah dengan melakukan pemesanan dalam jumlah sedikit, atau dengan kata lain pemenuhan kebutuhan bahan dalam satu periode dilakukan dengan pemesanan berulang-ulang. Akibatnya, biaya pesan menjadi mahal karena harus sering melakukan pemesanan pembelian. Selain itu ada resiko kehabisan bahan sehingga terganggunya proses produksi karena pesanan belum datang sementara persediaan bahan sudah habis. Di sisi lain, biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan menjadi relatif kecil karena jumlah bahan yang disimpan sedikit. Untuk masalah seperti ini diperlukan pengambilan keputusan yang tujuannya bersifat ganda. Jadi, terlepas apakah tujuannya bersifat tunggal atau ganda, yang pasti bahwa setiap pengambilan keputusan harus memiliki tujuan. Tujuan tersebut perlu diingat dan dijadikan pedoman dalam berproses mengambil keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. 2.4.2



Manfaat Dalam Pengambilan Keputusan



Mengambil keputusan secara cepat dan tepat tentu tidaklah mudah. Banyak sekali orang-orang yang kesulitan untuk itu. Bahkan banyak orang yang merasa mengambil keputusan harus lama dan mendengarkan banyak pihak agar hasilnya sesuai harapan. Namun demikian, kita harus memahami juga bahwa mengambil keputusan cepat itu memiliki manfaat. Berikut 3 (tiga) manfaat mengambil keputusan secara cepat.



9



a) Kebijakan dapat direalisasikan dengan cepat Manfaat pertama adalah kebijakan dapat direalisasikan dengan cepat. Ketika keputusan cepat diambil maka dapat membuat seseorang cepat juga untuk bertindak dan merealisasikan sebuah keputusan. Kalau berlarut-larut maka kebijakan pun akan berlarutlarut baru selesai. Padahal, masyarakat sudah berteriak untuk diperhatikan oleh pemerintah. Kalau lama mengambil keputusan maka masyarakat menderita. Jadi, mengambil keputusan cepat perlu juga diutamakan karena dampaknya juga baik dalam sebuah kebijakan. b) Mencegah kegentingan Manfaat kedua adalah mencegah kegentingan. Kita harus memahami mengambil keputusan cepat itu akan membantu kita terlepas dari kegentingan. Misalnya, di sebuah daerah terjadi bencana alam. Tentu pemerintah harus cepat mengambil tindakan atau keputusan untuk proses mengevakuasi maupun memberikan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak bencana. Jikalau mengambil keputusan lambat maka masyarakat akan semakin menderita dan tak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab itu, penting sekali mengambil keputusan secara cepat untuk kebaikan bersama. c) Menunjukkan komitmen Manfaat ketiga mengambil keputusan secara cepat adalah menunjukkan komitmen. Komitmen dalam kehidupan tentunya perlu. Misalnya, kamu mencintai seorang wanita tetapi kamu tidak bisa memutuskan apakah kamu mau untuk serius dengannya atau hanya bermain-main saja. Dalam menunjukkan komitmenmu terhadap seorang wanita maka cepatlah ambil keputusan yang cepat agar pasanganmu tidak merasa cintanya digantungkan. Begitu juga dalam sebuah jabatan pekerjaan. Penting sekali untuk memiliki komitmen sebagai pertunjukan untuk membuktikan diri kita meminatinl pekerjaan tersebut.



10



Dengan adanya 3 (tiga) manfaat mengambil keputusan secara cepat tersebut, tentu akan sangat membantu kita untuk lebih baik dan tidak lambat mengambil keputusan. Harapannya, kita bisa mengambil keputusan dengan cepat dan harus terus belajar dan belajar.



11



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Pengertian pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa yang dimaksud dengan keputusan. Keputusan adalah membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif. Keputusan juga bisa disebut dengan pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “masalah”. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Masalah ditanggapi secara berbeda antara orang yang satu dengan orang lainnya. Pengambilan keputusan sangat penting bagi suatu organisasi ataupun individu. Sebagai seorang pemimpin kita harus dituntut berpikir logis dan rasional dalam menganalisa setiap persoalan dan permasalahan yang ada agar kita dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat sasaran dalam setiap persoalan yang ada didalam maupun diluar organisasi. Dalam pemgambilan keputusan memiliki tahapan yaitu menetapkan sasaran, menentukan persoalan, mengembangkan alternative, mengevaluasi alternative, memilih satu alternative, dan melaksanakan keputusan. Benar kata orang bijak “kita harus mengambil keputusan yang cepat dan tepat karena gabungan dari keduanya dapat menghasilkan keputusan yang berkualitas”. Pengambilan keputusan merupakan tindakan memilih suatu alternatif dari serangkaian alternatif. Dari beberapa hal tersebut kita harus tahu tentang dasar-dasar dalam pengambilan keputusan yaitu intuisi, pengalaman, wewenang, fakta, dan rasional. Karena persoalan yang kita hadapi sering terjadi secara rutin supaya kita dapat dengan mudah dalam mengambil keputusan karena kita sudah mengetahui tahapan dan dasar dalam pengambilan keputusan tersebut.



12



3.2 Saran Demikianlah makalah ini Penulis susun. Semoga apa yang telah Penulis uraikan diatas mengenai Pengambilan Keputusan dalam organisasi dapat bermanfa’at bagi kita semua. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.



13



DAFTAR PUSTAKA Anggadini, Sri Dewi. “Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan Keputusan”, Majalah Ilmiah Unikom, Vol 11No 2 Anwar, Herson. 2014. “Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah”, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, Nomor 1, April 2014 Asnawir, 2006. “ Manajemen Pendidikan tentang pengertian pengambilan keputusan”, Padang: IAIN IB Press Diana, Litdia. 2013. “Persepsi Pegawai dalam Pengambilan Keputusan Oleh Pimpinan Pada Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Agam”, Bahana Manajemen Pendidikan, Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013, Jurnal Administrasi Pendidikan Engkoswara, dkk. 2011. Administrasi Pendidikan, Cetakan kedua, Bandung: CV Alfabeta Ivancevich, John M. 2006. Organizzation, Behavior And Management, Seventh Edition, alih bahasa Dharma Yuwono, Jakarta: PT Erlangga Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Imansyah, Yudi. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga Pendidikan. Pengambilan Keputusan, Vol. 1, No.1. Salusu. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta : Kompas Gramedia Basuki, Hery. (2013). Proses Pengambilan Keputusan



di



Organisasi



Kemasyarakatan. Jurnal Translitera, Edisi 3. Imansyah, Yudi. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga Pendidikan. Pengambilan Keputusan, Vol.1, No.1. Muhdi, dkk. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Model Manajemen Pendidikan Menengah. Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2.



14