Makalah Pengambilan Keputusan PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN Diajukan sebagai tugas mata kuliah Pengambilan Keputusan yang di ampu oleh : M. Rijal Amirulloh S.KP., M.KP.



Disusun oleh : Nadia Apriliani



1530711021



PROGRAM STUDI ADMINITRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan nikmat yang tidak terhingga dan diberikan kesehatan juga kesempatan untuk penulis, dan salawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tentang ”PENGAMBILAN KEPUTUSAN“ untuk bahan makalah mata kuliah Pengambilan Keputusan. Pembahasan untuk pembuatan makalah ini bukan sekedar dari pembuatan makalah tetapi untuk memahami apa yang telah kami pelajari tentang Pengambilan Keputusan secara langsung. Sebagai penyusun, pastinya tidak pernah terlepas dari kesalahan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf atas segala kekurangannya. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.



Sukabumi, Oktober 2018



(i)



Daftar Isi Kata Pengantar ..............................................................................................



i



Daftar Isi ........................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................



1



A. Latar Belakang ........................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ...................................................................................



2



C. Tujuan ......................................................................................................



3



D. Manfaat ....................................................................................................



3



BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................



4



BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................



16



BAB IV PENUTUP..........................................................................................



17



DAFTAR PUSTAKA



( ii )



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga



1



dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan. Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ? 2. Apakah tujuan dari pengambilan keputusan? 3. Apakah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan? 4. Faktor apakah yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan? 5. Apa sajakah jenis-jenis pengmbilan keputusan dalam organisasi? 6. Bagaimana proses pengambilan keputusan itu ?



2



C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan. 2. Mengetahui tujuan pengambilan keputusan. 3. Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan. 4. Mengetahui faktor-f aktor pengambilan keputusan. 5. Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan. 6. Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan. D. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah: Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah,disamping itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan khususnya tentang “Pengambilan Keputusan”.



3



BAB II LANDASAN TEORI



A. Definisi Pengambilan Keputusan Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatifalternatif yang dimungkinkan). Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif 4



yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.



B. Tujuan Pengambilan Keputusan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatanhambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. C. Dasar Pengambilan Keputusan 1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan 5



kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan. 2. Pengambilan Keputusan Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit. 4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau 6



tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah. 5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungankeuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. D. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :



7



1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. 2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi. 4. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan. 5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik. 6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. 7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. 9. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya. E. Keputusan Individual dan Kelompok Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam : 



Sekelompok pimpinan







Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.







Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok



1. Keputusan yang dibuat oleh seseorang



8



Kebaikannya antara lain : a. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya. b. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat c. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat. Kelemahannya antara lain : a. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan. b. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat. c. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri. 2. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang Kelebihannya antara lain : a. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi b. Pertimbangannya akan lebih matang c. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama. Kelemahannya antara lain : a. Ada kemungkinan terjadi perbedaan pendapat



9



b. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatanperdebatan c. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan. Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu : 1. Dinamika individu di dalam organisasi Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya 2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa. 3. Dinamika lingkungan organisasi Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi. F. Proses Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi : 1. Identifikasi masalah



10



Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi. 2. Pengumpulan dan penganalisis data Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. 3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatifalternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: •



Perkiraan dalam arti Proyeksi



Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis. •



Perkiraan dalam arti prediksi



Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat. •



Perkiraan dalam arti konjeksi



Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan. 4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.



11



5. Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. 6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. G. Tahapan Pengambilan Keputusan Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan: 1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan. 2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah. 3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan. 4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.



H. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Rasional Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi dimana para manjer dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Pengambilan Keputusan Rasional adalah suatu proses sistematik dimana para manjer menetapkan masalah, mengevaluasi alternatif dan memilih optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi. Menurut Chuck Williams (2001) langkah-langkah pengambilan keputusan yang rasional adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keingina yang ditetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa 12



manajer akan langsung membuat keputusan menyelesaikan masalah. Pertama manajer harus mengetahui adanya perbedaan. Manajer harus termotivasi untuk mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut manajer juga harus memilikki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut. 2. Mengidentifikasi kriteria keputusan Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan. Pada umumnya semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan masalahnya. 3. Menimbang kriteria Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Sementara banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria keputusan. Beberapa menggunakan perbandingan mutlak (absolute comparisons), adalah dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar



(standar) atau tingkatan atas



manfaatnya sendiri. Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons) dimana masing-masing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan yang lain. 4. Membuat alternatif pilihan tindakan Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif. 5. Mengevaluasi setiap alternatif



13



Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkam, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Kemudian pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan. 6. Memperkirakan keputusan yang optimal Langkah terakhur dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap patokam ( langkah 5) dengan bobot patokan tersebut (langkah 3), dan kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut setiap alternatif rangkaian tindakan yang disusun (langkah 4). I. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah manajer melibatkan orang-orang yang benar dengan cara yang tepat dalam membantu mereka menyelesaikan masalah. Saat ini banyak manajer yang melibatkan karyawan level bawah dalam proses pengambilan keputusan mungkin membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi. J. Keunggulan dan Kelemahan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif Kebaikan pengambilan Keputusan Partisipasi: 1. Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar, menawarkan pengetahuan dan fakta yang lebih banyak dalam rangka mengindentifikasi solusi potensial dan menghasilkan beberapa alternatif keputusan. 2. Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan kepuasan anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan yang beresiko.



14



3. Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang diambil bagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan yang diambl dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut, sehingga akan memfasilitasi implementasi. 4. Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan kebebasan dalam memberikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan akan terdorong lebih kreatif dan inovatif. Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi : 1. Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya lebih membuang waktu. Orang-orang saling melakukan konsultasi, mendiganosis masalah dan mendiskusikan solusi. 2. Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keutusan karena biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi. 3. Salah satu anggota sominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan kealompok sehingga



mereka



enggan



mengeluarkan



pendapat



yang



bertentangan



dengan



mengesampingkan motivasi untuk secara realistis mempertimbangkan beberapa alternatif.



15



BAB I II PEMBAHASAN Kasus yang menimpa Bibit dan Chandra pada saat ini sedang menjadi sorotan public. Semua lapisan masyarakat mulai dari masyarakat sipil, kalangan akademis hingga kalangan elit politik membicarakan kasus tersebut. Kasus ini melibatkan pihak-pihak yang berada pada posisi-posisi strategis dalam ranah hukum di Indonesia yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), POLRI, dan Kejaksaan Agung. Semakin hari kasus ini terus berkembang hingga menyebabkan masyarakat memiliki persepsi bahwa kasus tersebut melibatkan institusi bukan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kisruh ini dapat diibaratkan seperti benang kusut. Antara Polri dan KPK pun terus saling menjatuhkan dan merasa berada di pihak yang benar. Kasus ini menuai banyak menuai pro dan kontra, banyak orang yang menaruh simpati pada Bibit-Chandra. Mereka menganggap bahwa kasus ini adalah sebuah konspirasi untuk menjatuhkan atau upaya untuk melemahkan KPK yang selama ini aktif memburu para koruptor di negeri ini. Karena kasus tersebut tak kunjung selesai dan semakin berlarut-larut, membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala Negara ikut mencoba menyelesaikan masalah ini dengan menggunaakan wewenangnya untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). KEPUTUSAN Presiden untuk membentuk tim independen tersebut merupakan hasil pertemuan antara presiden dengan tokoh masyarakat pada hari Minggu (1/11) malam di wisma Negara. Selain karena wewenang yang dimilikinya, presiden membentuk TPF pun berdasarkan fakta yang ada. Situasi seperti ini tidak baik bagi keberlangsungan KPK sebagai tonggak pemberantasan korupsi dan tidak baik pula untuk kehidupan bangsa dan Negara karena adanya mistrust dan distrust bukan hanya terhadap hukum di Indonesia tetapi juga kredibilitas Polri, Jaksa, dan KPK. Kemudian selain dua alasan yang melatarbelakangi presiden membentuk TPF, terdapat alasan lainnya yakni berdasarkan rasional yang ada, dimana presiden berharap dengan dibentuknya TPF dapat segera menyelesaikan kasus ini dengan transparan dan public dapat mengetahui fakta yang sesungguhnya



16



BAB IV KESIMPULAN Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori pengambilan keputusan.



17



DAFTAR PUSTAKA



Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995 Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989 www.antaranews.com diakses Senin, 16 November 2009