Makalah Kepastian Lokasi Operasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPASTIAN TERHADAP LOKASI, PROSEDUR DAN PASIEN OPERASI



OLEH : KELOMPOK 4



1. YUNI MELATI 2. WILANDA 3. MIA AGUSTINA 4. WIDYAWATI 5. ZAINAL EFENDY 6. FEBRIANSYAH



DOSEN PEMBIMBING : NS. HARJITO, S.Kep, MARS



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PALEMBANG 2019



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ..............................................................................



i



DAFTAR ISI ...........................................................................................



ii



BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................



1



1.2 Tujuan .............................................................................



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien................................................................................



4



2.1.1



Pengertian ............................................................



4



2.1.2



Tujuan ..................................................................



4



2.1.3



Lingkup area .........................................................



4



2.1.4



Prinsip...................................................................



5



2.1.5



Pemastian Pasien Pra Pembedahan Di Kamar Operasi .................................................................



5



2.1.6



Prosedur Saat di Ruang Operasi ...........................



8



2.1.7



Penandaan Lokasi Pra Pembedahan Di Kamar Operasi .................................................................



10



2.1.8



Prosedur Pembedahan di Kamar Operasi .............



11



2.1.9



Prosedur Assesmen Pra Anastesi .........................



12



2.1.10 Prosedur Identifikasi Pasien Operasi....................



15



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .....................................................................



18



3.2 Saran ...............................................................................



18



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan 1



kesehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien. Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah



sakit



perlu



untuk



secara



kolaboratoriumoratif



mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s



2



Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel Standarduktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau



multipel



level (tulang belakang). Tahap “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist. 1.2



Tujuan 1. Untuk mengetahui tujuan dari ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien operasi. 2. Untuk mengetahui lokasi pra pembedahan di kamar operasi 3. Untuk mengetahui prosedur identifikasi pasien operasi 4. Untuk mengetahui prosedur pra pembedahan di kamar operasi 5. Untuk mengetahui prosedur saat di ruang operasi



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien



2.1.1



Pengertian Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untu menjamin



pasien



yang



akan



menjalani



suatu



tindakan



operasi



mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu d tindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan di berikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan operasi 2.1.2



Tujuan a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada pasien-pasien yang menjalani operasi d rumah sakit b. Mngurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.



2.1.3



Lingkup Area a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien rawat inap, rawat jalan, dan pasien instalasi gawat darurat yang akan menjalani suatu operasi. b. Pelaksana panduan ini adalah petugas tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya) yang bekerja di rumah sakit umum kecamatan Pesanggrahan



4



2.1.4



Prinsip a. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus di identifikasi dan di jamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat serta pasien yang tepat sebelum, saat dan setelah menjalani suatu operasi. b. Menggunakan tanda yang mudah di kenali untuk identifikasi lokasi operasi dan menigkut sertakan pasien dalam proses penandaan. c. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat sebelum operasi dan seluruh dokumen serta peralatan yang di butuhkan tersedia, benar dan berfungsi. d. Seluruh tim tenaga kesehatan yang ikut dalam operasi melakukan, membuat dan mendokumentasikan prosedur, Sign In, sesaat sebelum pasien di induksi, Time Out sesaat sebelum prosedur operasi di mulai serta Sign Out sebelum menutup luka operasi.



2.1.5



Pemastian Pasien Pra Pembedahan Di Kamar Operasi Merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk diikuti oleh petugas medis sebelum tindakan operasi dilakukan. Standar Operasional Prosedur (SOP) tepat prosedur sebelum operasi dilakukan antara lain: 1. Ucapkan



salam,



“Selamat



pagi/siang/malam



Bapak/Ibu”,



dan



perkenalkan diri: “Saya petugas..(nama) jelaskan profesi / unit kerja. Jelaskan Tujuan kedatangan. 2. Pastikan identitas pasien



5



3. Cek pasien sesuai denga nrekam medis dan gelang pasien. 4. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman. 5. Cek persiapan dan melaksanakn tindakan persiapan untuk anestesi. 6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat inap dan petugas kamar operasi berupa : a. Informed consent. b.



Keadaan umum (GCS)



c. TD : N: S: RR: d. Visite dokter e. Riwayat Penyakit f. Pengobatan sekarang / Pramedikasi g. Riwayat Operasi h. Cek Laboratorium lengkap ( DR, HbsAg, GolDar, CT, BT, GDS) i. Persiapan darah (jika diperlukan) j. IV catheter / abbocath 18, urin kateter k. Puasa l. Riwayat penggunaan obat m.



Hasil radiologi (Rontgen Thorax, dll)



n. EKG 12 leads o. Cairan infus p. Skin test antibiotik (jika diperlukan) q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien r.



Alergi yang diderita



6



s.



Paramedikasi yang diberikan



t.



Status emosional



u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak) jika menggunakan v. Perhiasan dilepaskan w. Status pasien dan daftar obat x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi) y.



Pengosongan kandung kemih



z.



Pakai baju operasi 1) Pendidikan kesehatan 2) Penandaan lokasi operasi 3) Cukur area operasi



7. Lakukan pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi keperawatan terhadap pasien secara fisik dan psikologis agar siap menjalani pembedahan. 8. Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, tidak memakai perhiasan, bersih, memakai baju dan topi khusus untuk kamar operasi. 9. Antar pasien ke kamar operasi 10. Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar operasi meliputi identitas pasien / RM dan persiapan preoperasi yang telah dilakukan. 11. Lakukan verifikasi kelengkapan persiapan operasi dan (berkaitan dnegan tepat prosedur operasi)



7



kondisipasien



2.1.6



Prosedur Saat di Ruang Operasi Suatu tindakan yang dilakukan di kamar operasi. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar operasi berjalan dengan benar dan lancar. Prosedur



ini



digunakan



sebagai



pedoman



untuk



melakukan



pengkajianterhadap pasien di kamar operasi. Standr Operasional Prosedur (SOP) saat di ruang operasi : 1. Menyiapkan tempat tidur, pakaian khusus kamar bedah dan tutup kepala. 2. Menerima pasien diruang pre operasi. 3. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar bedah, memakaikan tutup kepala yang dilakukan oleh perawat. 4. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang telah disiapkan 5. Memeriksa kelengkapan dan persiapan operasi pasien yaitu 



Sebelum Instuksi anastesi



Pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat 1. Sudahkah identitas, lokasi, prosedur, dan persetujuan dikonfirmasi ulang 2. Sudahkah lokasi pembedahan ditandai 3. Apakah pulse oximeter pada pasien berfungsi dengan baik 4. Sudahkah



disediakan



bahan



cangkokkan



atau



(jenis/ukuran/sisi) yang tepat? 5. Adakah data radiologi yang mendukung tindakan diagnostic Pemeriksaan yang dilakukan oleh Dokter Anastesi 1. Adakah data radiologi yang mendukung tindakan anestesi.



8



pengganti



2. Sudahkah mesin dan obat-obatan anestesi diperiksa dengan lengkap 3. Apakah pasien memiliki riwayat alergi 4. Apakah ada kesulitan jalan napas dan resiko aspirasi 5. Apakah ada resiko kehilangan darah > 500ml (7ml/kg pada anak-anak 



Sebelum insisi kulit



1. Mengkonfirmasi nama pasien, tindakan, dan dimana lokasiyang akan insisi. 2. Mengkonfirmasi seluruh anggota tim dengan memperkenalkan diri dengan menyebut kan nama dan tugas. 3. Sudahkah hasil pemeriksan radiologi untuk tindakan diagnostik ditampilkan 



Sebelum luka operasi ditutup



Konfirmasi verbal oleh perawat instrumen berapa jumlah alat & instrument, kasa, sponge, dll) yang terpakai. 



Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi



Konfirmasi verbal oleh perawat: 1. Nama tindakan 2. Melengkapi perhitungan alat, sponge, dan jarum yangterpakai 3. Menamai spesimen (baca label spesimen dengan jelas termasuk nama pasien) 4. Melaporkan apabila ada masalah pada alat. 5. Membubuhkan tanda tangan pada formulir serah terima oleh unit terkait



9



2.1.7



Penandaan Lokasi Pra Pembedahan Di Kamar Operasi Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk semua kasus termasuk insisi, multipel struktur, dan multipel level oleh operator yang akan melakukan tindakan. Tujuan penandaan lokasi pra pembedahan adalah: 1. Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi 2. Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan dioperasi Prosedur penandaan lokasi pra pembedahan adalah sebagai berikut: 1. Ucapkan salam, “Assalamualaikum, selamat pagi/ siang/ sore Bapak/Ibu”, perkenalkan diri, “Saya.. (nama)”, jelaskan profesi/unit kerja. 2. Jelaskan tugas yang akan dilakukan 3. Pastikan identitas pasien pada gelang pasien, tanyakan nama, tempat tanggal lahir, no RM 4. Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau keluarga pasien 5. Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan mudah dikenali dengan melibatkan pasien saat dilakukan penandaan lokasi operasi tersebut 6. Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan operasi



10



7. Ucapkan terimakasih, dan semoga semuanya dapat berjalan dengan baik. 2.1.8



Prosedur Pembedahan di Kamar Operasi Prosedur pembedahan merupakan tahapan verifikasi yang harus dilakukan sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Tujuannya



untuk



memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur. Prosedur pembedahan meliputi : 1. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana, opsi, dan resiko operasi 2. Buat dan dokumentasikan semua prosedur, termasuk prosedur yang lengkap, sisi, dan rencana anestesi 3. Pastikan praktisi mempunyai informasi terkini mengenai status medis pasien, rencana prosedur-buat catatan pasien 4. Verifikasi dokumen informed consent untuk mengidentifikasi pasien secara benar 5. Siapkan semua hasil tes laboratorium



yang relevan dan verifikasi



identifikasi pasien 6. Tandai sisi operasi yang akan dioperasi oleh orang yang akan melaksanakan operasi, gunakan tanda yang jelas, dan libatkan pasien saat memberikan tanda 7. Verifikasi pasien yang benar dengan 2 identifikasi (nama dan no Rekam Medis) 8. Verifikasi rencana prosedur



11



9. Verifikasi prosedur operasi 10. Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi 11. Verifikasi kesiapan alat, implan, protesa 2.1.9



Prosedur Assesmen Pra Anastesi Asesmen atau penilaian sebelum tindakan anestesi ini merupakan rangkaian kegiatan yang mengawali suatu operasi yang akan dilaksanakan. Penilaian dilakukan terhadap fungsi vital pasien. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penilaian sebelum anastesi, dengan tujuan: 1.



Melakukan



penilaian



sendiri



terhadap



fungsi



napas,



fungsi



kardiovaskuler, fungsi kesadaran, fungsi gastrointestinal 2.



Mengetahui status fisik pasien praoperatif



3.



Mengetahui dan menganalisis jenis operasi



4.



Memilih jenis atau tehnik anastesi yang sesuai



5.



Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi



6.



Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi kemungkinan yang terjadi



Proseudr Asesmen atau penilaian pra anastesi meliputi: 1. B1 : Jalan nafas dan fungsi pernafasan a. Nilai patensi jalan nafasnya, apakah jalan nafas bebas b. Lihat apakah sumbatan jalan nafas oleh benda asing, muntahan, darah, dll



12



c. Lihat adakah tanda-tanda retraksi dinding dada, pernafasan cupit hidung. d. Lihat apakah gerakan dada kiri dan kanan simetris waktu inspirasidan ekspirasi. Bila asimetris manakah yang tertinggal. e. Lihat adakah gerakan dada see saw seperti gergaji f. Denganrkan adakah suara nafas tambahan: 1) Snoring (mengorok) 2) Gurgling 3) Tridor 4) Tidak ada suara nafas g. Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat atau menggunakan alat pembebasan jalan nafas. h. Rasakan dengan punggung tangan apakah hembusan udara dari hidung atau mulut i. Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi darah atau udara j. Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang kanan, ataukah terdapat suara nafas yang lebih lemah pada satu sisi k. Nilai adakah prediksi intubasi sulit dengan ¾ mallampati score, jarak mentohyoid, gerak leher, massa 2. B2 : Fungsi Kardiovasculer a. Lihat apakah pasien tampak pucat atau cyanosis b. Lihat apakah sumber perdarahan yang terlihat



13



c. Cek apakah perfusi pada ujung jari apakah hangat, kering, merah (normal) d. Cek nadi apakah frekuensinya normal, irama teratur, kuat e. Cek tensi menggunakan tensimeter f.



Bila perlu cek tensi pada lengan kiri dan kanan



g. Dengarkan menggunakan stetoscope apakah terdapat bising jantung 3. B3 : Fungsi kesadaran Nilai kesadaran bisa dengan mengajak pasien berbicara bila pasien sadar atau dengan penilaian Gaslow Coma Scale (GCS) bila terdapat penurunan kesadaran. 4. B4 : Fungsi perkemihan a. Lakukan



evaluasi



fungsi



ginjal,



dapat



dilakukan



dengan



menggunakan urin tampung atau kalau perlu dengan pemasangan chateter. b. Nilai produksi urinnya meliputi warna dan jumlahnya. 5. B5 : Fungsi pencernaan a. Lihat adakah abdomen distended b. Lakukan perkusi untuk membedakan adanya udara atau cairan, palpasi untuk mencari adanya massa. 6. B6 : Tulang Muskuluskletal a. Adakah patah tulang panjang pada femur, 4/4, patah tulang multipel, patah tulang iga yang multipel b. Adakah pertukaran kulit



14



7. B7 : Laboratorium Evaluasi hasil laboratorium, apakah terdapat nilai yang abnormal segera diambil tindakan dan evaluasi ulang. 8. Radiologi : SS Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal yang tidak normal segera ambil tindakan. 9. Pemeriksaan penunjang lain : ECG dll 10. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien tersebut termasuk dalam kategori ASA 1/2/3 2.1.10 Prosedur Identifikasi Pasien Operasi Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien. Tujuannya untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya,sehingga mempermudah dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan ,pengobatan tindakan atau prosedur. Prosedur identifikasi pasien antara lain: 1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan terperinci.



15



2. Identifikasi pasien meliputi : a. Penulisan nomor rekam medis b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu Keluarga/ PASPOR yang berlaku. c. Penulisan identitas pasien meliputi : 1) Nama Lengkap 2) Tempat /Tanggal Lahir 3) Jenis Kelamin 4) Alamat lengkap 5) Agama 6) Status Perkawinan 7) Pekerjaan 8) Nama Suami/Istri 9) Nama Ibu/Ayah 10) Penanggung Jawab 11) Tanggal Registrasi. d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan berikutnya maka identitas pertama harus dirubah dengan identitas yang baru (up to date). e. Identifikasi pada gelang pasien, meliputi : 1) Pencantuman nomor rekam medis 2) Pencantuman nama lengkap 3) Pencantuman tanggal lahir



16



4) Warna gelang disesuaikan dengan kondisi pasien. Warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan, warna merah untuk pasien alergi, warna kuning untuk pasien resiko jatuh, dan warna ungu untuk pasien yang tidak boleh diresusitasi f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan manfaat gelang pasien dan bahaya jika menolak, melepas, dan menutupi gelang. g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus mengidentifikasi pasien terlebih dahulu, meliputi : Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis serta pemberian tindakan, petugas harus menganamnesa identitas pasien dan mengecek gelang pasien secara teliti dan terperinci. 3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan mencantumkan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir dan alamat rumah 4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau dimasukkan dalam database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to date.



17



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.



3.2



Saran Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan.



18



DAFTAR PUSTAKA



Komalawati, Veronica. 2010. Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3 Pabuti, Aumas. 2011. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit. Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University, Indonesia



19