MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I (Fina) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I Tentang Penyakit Jantung Bawaan (PJB)



Disusun Oleh : NAMA : LEVINCE.TRISNA.DAWARSA NPM : 12114201180166 Kelas : Prodi : Ilmu Keperawatan



FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU 2020 1



KATA PENGANTAR



Segalah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Semesta Alam, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta fikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah ini. Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yaitu ibu: S.Embuai.S.Kep.Ns,M.Kep yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



Ambon, 20 April 2020 Penulis LEVINCE.T.DAW ARSA 12114201180166



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………i DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..ii BAB. I .PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………………………………………………………………1 BAB. II.TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Defensi……………………………………………………………………..2 2.2. Etiologi……………………………………………………………………..3 2.3. Patofisiologi ……………………………………………………………….4 2.4. Manifestasi klinis…………………………………………………………..5 2.5. komplikasi………………………………………………………………….6 2.6. pemeriksaan Diagnostik …………………………………………………...7 BAB. III. TINJAUAN KASUS



3.1. pengkajian…………………………………………………………………8 3.2. Diagnosa…………………………………………………………………………………9 3.3. intervensi………………………………………………………………………………..10



BAB.IV. PENUTUP 3.4. kesimpulan………………………………………………………………12 3.5.



saran……………………………………………………………...12



DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Patent Duktus Arterosus merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana PDA menempati urutan ke Tiga penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel dan defek septum atrium,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik PDA merupakan 2/3 nya. PDA merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri. Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien PDA didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah besar yang sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung bawaan tersebut dapat dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru bermanifestasi secara klinis setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun ( Markum, 1996). Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235) Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)  Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.   



Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.  Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.



2.2 Etiologi



Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu : 5



1. Faktor prenatal  Ibu menderita infeksi Rubella  Ibu akoholisme  Umur ibu lebih dari 40 tahun  Ibu menderita IDDM  Ibu minum obat-obatan penenang atau jamu 2. Faktor genetic  Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB  Ayah atau ibu menderita PJB  Kelainan kromosom misalnya sindrom Down  Lahir dengan kelainan bawaan lain



2.3 Patofisiologi Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yang bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik mempunyai tahanan yang tinggi. Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis. Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan kerja jantung, dengan gejala: kardiomegali, hipertrofi, takhikardia 2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala: gangguan pertumbuhan, intoleransi terhadap aktivitas. 3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala: dispnea, takhipnea 4. Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala: polisitemia, asidosis, sianosis. 6



 Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru):         



Hipoksemia Retraksi dada Nasal flaring Apnea, Tachypnea Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg) Terdengar bunyi mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung



2.4 Manifestasi Klinis Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)



2.5 Klasifikasi Dasar kelainan fungsi sirkulasi yang terjadi, yaitu: 1. Penyakit jantung bawaan non-sianotik: a) Dengan vaskularisasi paru normal: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, kardiomiopati. b) Dengan vaskularisasi paru bertambah: defek septum atrium, defek atrioventrikularis, defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten, anomaly drainase vena pulmonalis parsial. 2. Penyakit jantung bawaan sianotik: a) Dengan vaskularisasi paru bertambah: transposisi arteri besar tanpa stenosis pulmonal, double outlet right ventricle tanpa stenosis pulmonal, trunkus arteriosus persisten, ventrikel tunggal tanpa stenosis pulmonal, anomaly total drainase vena pulmonalis. 7



b)



Dengan vaskularisasi paru berkurang: stenosis pulmonal berat pada neonates, tetralogi Fallot, atresia pulmonal, atresia tricuspid, anomaly Ebstein.



2.6 Komplikasi 



Endokarditis, Obstruksi pembuluh darah pulmonal, CHF, Hepatomegali, Enterokolitis nekrosis, Gangguan paru yang terjadi bersamaan, Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit, Hiperkalemia, Aritmia, Gagal tumbuh



2.7 Pemeriksaan Diagnostik  



Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya. Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. sangat menentukan dalam diagnosis anatomik. Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru



 







2.8 Penatalaksanaan Medis 



    



Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial. Pembedahan : Operasi penutupan defek, Pemotongan atau pengikatan duktus. dianjurkan saat berusia 5-10 tahun Obat vasodilator, obat antagonis kalsium untuk membantu pada pasien dengan resistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi. Pemotongan atau pengikatan duktus. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.



8



BAB III TINJAUAN KASUS



Kasus :  Seorang bayi perempuan berusia 6 bulan dibawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan pucat dan kebiruan disekitar mulut anak.dari hasil pengkajian : anak sering mengalami kebiruan ketika menyusui,menjadi kebiruan di kuku jari dan sianosis pada sekitar mulut bayi.hasil TTV menunjukan Nadi : 110x/m,suhu : 36.8’c. HR : 46x/m



3.1. Pengkajian Klien: An Umur : 6 bln Penangung jawab: Orang Tua Data Umum a. Data subyektif :



 pasien pucat dan kebiruan disekitar mulut anak  pasien mengalami kebiruan ketika menyusui, menjadi kebiruan di kuku jari dan sianosis pada sekitar mulut bayi, b. Data Obyektif :  pasien tampak kebiruan pada mulut  pasien tampak kebiruan saat menyusui pada daerah kuku jari dan sianosis pada mulut bayi hasil SIGN/TTV  Nadi :110X/m  Suhu :36,8’c  HR :46Xm 9



3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN a) Penurunan curah jantung berdasarkan malformasi jantung b) Intolerasi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.



3.3 INTERVENSI a. Tekanan darah dalam rentang normal Penurunan curah jantung berdasarkan malformasi jantung 1. Tujuan ( NOC ) Setelah dilakukan asuhan keperawatan jantung adekuat,dengan kriteria : a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m)



selama 1x24 jam klien menunjukkan curah



. Toleransi terhadap aktivitas Nadi perifer kuat Ukuran jantung normal Tidak ada distensi vena jugularis Tidak ada distritma Tidak ada bunyi jantung abnormal Tidak ada angina Tida ada edema perifer Tidak ada edema paru Tidak ada diaphoresis Tidak ada mual Tidak ada kelelahan



2. Intervensi ( NIC ) a) Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,radiasi,durasi,dan fakor pencetus nyeri ) b) Lakukan penilaian kompherensif terhadap sirkulasi perifer ( mis,cek nadi perifer,edema,pengisian kapiler dan suhu ekstrimitas ) c) Dokumentasikan adanya disritmia jantung 10



d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) o) p) q) r) s)



Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung Monitor tanda-tanda vital Monitor status kardiovaskuler Monitor distritma jantung termasuk gangguan irama dan konduksi Monitor status respirasi terhadap gejala gejala gagal jantung Monitor keseimbangan cairan ( asupan haluaran dan berat badan harian ) Kenali adanya perubahan tekanan darah Kenali pengaruh psikologis yang mendasari kondisi klien Evaluasi respon klien terhadap distritma Kolaborasi dalam pemberian terapi antiritmkia sesuai kebutuhan Monitor respon klien terhadap pemberian terapi antiritmia Intruksikan klien dan keluarga tentang pembatasan aktivitas Tentukan periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi klien terhadap aktivitas Monitor adanya dispnea,kelelahan,takipnea,dan ortopnea. Ciptakan hubungan yang saling mendukung antara klien dan keluarga.



 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. 1. Tujuan ( NOC ) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat meningkatkan status nutrisi,dengan KH : a) Asupan nutrisi adekuat b) Asupan makanan dan cairan adekuat c) Energy meningkat d) Berat badan meningkat 2. Intervensi ( NIC ) a) Tanyakan pada klien tentang alergi terhadap makanan b) Tanyakan makanan kesukaan klien c) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan. d) Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan gaya hidup e) Anjurkan peningkatan masukan zat besi yang sesuai f) Anjurkan peningkatan asupan protein dan vitamin C 11



g) Anjurkan untuk banyak makan buah dan minum h) Berikan klien diet tinggi protein,tinggi kalori



12



BAB IV PENUTUP



4.1  KESIMPULAN Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : Faktor Prenatal dan factor genetic. Penyakit jantung bawaan dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Penyakit jantung bawaan non-sianotik: 2. Penyakit jantung bawaan sianotik: Penatalaksanaan meliputi : Pembedahan dan non pembedahan.



4.2.SARAN Adapun saran yang dapat kami berikan melalui makalah ini yaitu hendaknya kita sebagai calon tenaga kesehatan mampu memahami tentang Penyakit Jantung Bawaan sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mencegah sedini mungkin terjadinya Penyakit Jantung Bawaan. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna maka penulis menerima segala kritikan, saran, dan masukan positif yang membangun daan memotivasikan kepada penulis untuk kedepannya dapat membuat makalah ini lebih baik lagi. Dan penulis berharap kepada pembaca untuk memahami dan mengambil hal positif dari makalah ini untuk dijadikan pengetahuan dan dapat mengaplikasikan dalam melakukan pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari, dan akhir kata penulis mohon maaf apa bila ada kata13



kata dari penulis yang kurang enak didengar atau menyingung perasaan pembaca, penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya, terimah kasih.



14



DAFTAR PUSTAKA



1. A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta ,Fakultas kedokteran UI 2. Sariadai, S.kp & Rita Yuliani, S.kp. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar interpratama. Jakarta 3. Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC 4. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta 6. Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC



15