Makalah Kesetiakawanan Dalam Pandangan Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Tentang



KESETIAKAWANAN PANDANGAN ISLAM



Disusun Oleh Kelompok : Nama



:



1. 2. 3. 4. 5.



Fadlan Ali Fauziah Febriani Lilismah Hutapea Muhammad Ibrahim



Mata Pelajaran



:



Pendidikan Agama Islam



Guru Pembimbing



:



Bapak Daud



SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN KAB. MANDAILING NATAL T.A. 2018/2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan pembahasan “KESETIAKAWANAN PANDANGAN ISLAM”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada temanteman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada pembaca dari hasil makalah ini. Karena itu, penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.



Panyabungan, Penyusun,



i



Maret 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu memerlukan bantuan orang lain. Mereka saling membutuhkan, tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian. Dalam pergaulan hidup manusia mereka selalu menginginkan agar pergaulan hidup tersebut berjalan dengan baik, teratur, damai, dan tidak saling mengganggu. Allah Swt berfirman, yaitu: Artrinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71) Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa. Dan yang menjadi objek dari sikap kesetiakawanan sosial itu adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.[1] Oleh karena itu, sikap kesetiakawanan sosial merupakan nurani bangsa yang teraplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Dikatakan juga, sikap kesetiakawanan Sosial itu merupakan nilai dasar kesejahteraan sosial, modal sosial (social capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa untuk bernegara yaitu masyarakat sejahtera. Maka benar bahwa manusia itu senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Apabila itu dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, karena manusia tidak mungkin akan bisa hidup sendiri tanpa manusia lain. Dan semenjak



1



dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan, sehingga dia disebut penggiat sosial.[2] B. Metode Pembelajaran 1. Apa pengertian Kesetiakawanan? 2. Apa pengaruh kesetiakawanan dalam kehidupan sehari-hari? 3. Apa saja hukum tentang kesetiakawanan? 4. Bagaimana cara menanggulangi kesetiakawanan? C. Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian Kesetiakawanan? 2. Mengetahui pengaruh kesetiakawanan dalam kehidupan sehari-hari? 3. Memahami apa saja hukum tentang kesetiakawanan? 4. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi kesetiakawanan?



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengertian kesetiakawanan menurut syariat Islam adalah persaudaraan dan dapat disebut Ukhuwah Islamiah, persaudaraan itu dapat melalui pergaulan. Pada dasarnya manusia dalam hidup sehari-hari membutuhkan bantuan dan orang lain dengan melalui pergaulan. Dalam hal ini seseorang dapat melakukan hubungan persaudaraan. Saling tukar pikiran dan bersenda gurau. Semakin banyak bergaul dengan orang lain semakin banyak manfaat yang kita dapat. Inisalnya hal-hal yang belum pernah kita peroleh di bangku sekolah, melalui pergaulan kita mengetahuinya dan mendapat pengalaman baru. Adapun yang dianjurkan oleh agama adalah pergaulan yang positif. Untuk menjaga dan membinalmemperkukuh dalam persaudaraan itu hendaklah diperhatikan hal-hal berikut. 



Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.







Menjauhkan hal-hal yang dapat menyakitkan hati teman.







Minta maafjika kita bersalah dan memaafkan jika orang lain mempunyai kesalahan kepada kita. Bersikap ramah-tamah, sikap hormat, dan sopan. Sikap terhadap teman-



teman hendaklah ditunjukkan dengan sikap ramah dan bermuka manis. Kalau sikap semacam itu sudah ditunjukkan atau kita tampakkan maka Allah akan mempersatukan di antara hati kita. B. Pengaruh Kesetiakawanan Nilai kebaikan solidaritas dalam Al-Quran berbunyi:



‫ا‬ ‫ي َلولل َالللق ل للىىلد َلولل‬ ‫ا ييا لليلها َالشىذليلن َاالمتن لوا َلل َتتىحلللوا َلشلعلاىىلر َ ا ى‬ ‫ا َلولل َالششلهلر َالللحلرالم َلولل َالللهلد ل‬ ‫ل‬ ‫اابَّمليلن َالللبلي ل‬ ‫ضلواننا َلوىالذا َلحللللتتلم َلفا ل‬ ‫ضنل َبَّملن َشربَّبىهلم َلوىر ل‬ ‫ت َالللحلرالم َليلبلتتغلولن َلف ل‬ ‫صلطاتد لوا َلولل‬ ‫صلدلوتكلم َلعىن َالللملسىجىد َالللحلراىم َاللن َلتلعلتتدولوا َلولتلعالوتنلوا َلعللىَ َاللىببَّر‬ ‫ليلجىرلمشنتكلم َلشلنااتن َلقلومم َاللن َ ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ا َلشىدليتد َاللىعلقا ى‬ ‫ا َىاشن َ ا ل‬ ‫لوالشتلقاو ِى َلولل َلتلعالوتن لوا َلعللىَ َاللىلثىم َلواللتعلدلواىن ِ َلواشتتقوا َ ا ل‬



3



Artinya : “… Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2). Inilah pondasi nilai Islam yang merupakan sistem sosial, dimana dengannya martabat manusia terjaga, begitu juga akan mendatangkan kebaikan bagi pribadi, masyarakat dan kemanusiaan tanpa membedakan suku, bahasa dan agama. Solidaritas juga tercermin dalam Hadits: “Saya (Rasulullah SAW) dan pengayom, pelindung anak yatim di surga seperti dua ini, lalu Rasulullah SAW memberikan isarat dengan jari telunjuk dan tengah” (HR At-Tirmidzi). Maksudnya orang yang suka memberikan pertolongan kepada anak yatim, nanti di surga akan berdekatan dengan Rasulullah SAW, seperti jari telunjuk dan tengah. Dalam Hadis lain dijelaskan juga (solidaritas) selain kepada anak yatim. Bagi



yang



mampu



melakukan



aksi



solidaritas



tetapi



tidak



melaksanakannya, maka orang tersebut telah mendustakan agama seperti terungkap dalam firman Allah SWT :                                 Artinya : “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?. Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan barang berguna (tolong menolong). (QS. Al-Maauun : 1-7). Dalam hal solidaritas juga, Rasululllah SAW telah membuat ilustrasi yang bagus sekali : « Perumpamaan orang-orang mumin dalam cinta dan kasih sayangnya seperti badan manusia, apabila salah satu anggota badan sakit maka seluruh anggota badan merasakannya ». (HR Al-Bukhari). Dalam redaksi lain ada



4



tambahan yang berbunyi : « Allah akan menolong seseorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya”. Solidaritas tidak hanya dalam perkara benda saja tetapi meliputi kasih sayang, perhatian, dan kebaikan lainnya. Agama Islam sangat menganjurkan pada solidaritas kebersamaan dan sangat anti yang berbau perpecahan, menghembuskan sipat permusuhan di masyarakat. Karena titik kekuatan suatu komunitas atau negara terletak pada solidaritas kebersamaan dan persatuan. Dalam Islam, solidaritas terdiri dari: (1) Solidaritas Sosial seperti disinggung diatas, (2) Solidaritas Keadilan, yaitu seorang hakim menegakkan keadilan terhadap rakyat dan negerinya, karena Allah SWT memerintahkannya. (QS. An-Nahl:90), (3) Solidaritas Ilmu, yaitu keharusan seorang Alim atau kiyai mengajar orang yang tidak tahu dan kewajiban orang yang tidak tahu belajar kepada Alim. (QS. At-Taubah:122) dan (4) Solidaritas dalam Perlawanan, yaitu kewajiban kaum Muslimin membela agama dan negaranya.(QS. At-Taubah:41). Sampai sekarang bangsa Indonesia sudah merdeka 61 tahun. Dalam hal solidaritas, bangsa Indonesia telah terpayungi oleh sila ketiga: Persatuan Indonesia dan sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Solidaritas sosial merupakan hal yang penting, tidak aneh apabila Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional diabadikan dari peristiwa sejarah tanggal 20 desember 1948, yaitu ketika terjalin kemanunggalan TNI dan rakyat persis sehari setelah agresi militer Belanda. Dua kekuatan milik bangsa Indonesia yaitu TNI dan rakyat bahu-membahu dalam perjuangan bersenjata untuk mengenyahkan penjajahan Belanda. Kesetiakawanan yang tulus, dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi kepada tanah air (pro patria) menumbuhkan solidaritas bangsa yang sangat kuat untuk membebaskan tanah air dari cengkraman agresor. C. Hukum Kesetiakawanan Dalam surah al Hujarat ayat 10 dengan tegas Allah berfirman, bahwa orang-orang beriman itu adalah bersaudara satu sama lain, dan merupakan tugas pula bagi mereka untuk mendamaikan saudara-saudaranya yang berselisih (baik perselisihan paham, maupun perselisihan lainnya). Dalam ayat 11 dan 12 surah yang sama, Allah lebih mempertegas lagi dengan norma-norma akhlak yang mulia



5



dengan menghindarkan diri dari memperolok-olok orang lain, atau memberi gelar yang buruk, serta memelihara diri dari buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain dan saling menggunjing (menggelar aib orang lain secara terbuka, sementara aib sendiri disembunyikan). “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa…”.Q.S.al Maidah ayat 8. Mengkaji keadaan dan peta sosial dan budaya suatu masyarakat adalah penting, karena ia akan menerangkan kepada kita tata cara, pandangan hidup, dan mengorganisir kehidupan sosialnya yang mempengaruhi pola, prilaku setiap anggotanya dalam aspek-aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, seni budaya, adat istiadat, tata susila (akhlak), agama atau keyakinannya. Sebagai agama, Islam mengajarkan semua bentuk perilaku di atas berdasarkan wahyu ilahi yang diejawantahkan Rasulullah SAW dalam kehidupannya dan menerapkannya pada seluruh sahabat-sahabat nya dan masyarakat muslim di Madinah, yang seterusnya dilaksanakan oleh para Khulafa’ Rasyidin. Tata cara dan pandangan hidup umat Islam yang menjunjung tinggi hakhak hidup perorangan dan masyarakat, berlaku adil, dan menegakkan kebenaran ditunjukkan Rasulullah SAW berserta sahabat-sahabat sepeninggalnya beliau. Hal itu sebagaimana firman Allah pada ayat pembuka di atas. Islam tidak pernah mentolerir pengikutnya yang bersikap sekterian, individualis, egois, isolatif, desintegratif dan sebagainya dengan konotasi negatif. Karena Islam mengajarkan pemeluknya untuk hidup berdampingan dengan seluruh manusia dan makhluk Allah lainnya di bumi ini dengan sikap saling tolong menolong, toleransi dan bersatu padu dalam ridha Allah, apalagi terhadap sesama orang-orang beriman.



6



D. Cara-cara menanggulangi Kesetiakawanan Memupuk semangat kesetiakawanan melalui organisasi ini, menumbuhkan kesadaran pentingnya untuk merdeka. Perjuangan yang awalnya didasarkan pada ego kesukuan, hilang atas sebauah kesadaran yang nyata. Bahwa perjuangan untuk merebut kemerdekaan tidak akan terwujud, jika masih mengedepankan semangat memikirkan kesukuan, primordialisme, atau kelompok tertentu. Belajar dari sejarah tersebut, semestinya generasi milenial saat ini, bisa mengambil hikmah dan mengimplementasikan dalam kehidupan seharihari. Tak dipungkiri, tantangan jaman antar generasi berbeda. Tantangan di era kemerdekaan, era reformasi, hingga era milenial seperti sekarang tentu juga berbeda. Generasi saat ini tidak hidup di era penjajahan. Mereka hidup di era ketika teknologi sudah tumbuh begitu pesat. Teknologi telah membuat mereka mengurangi intensitas pertemuan. Faktor ini pula yang membuat kesetiakawanan antar generasi muda, berbeda dengan era kemerdekaan. Dulu semua orang satu suara untuk mengusir ketidakadilan dalam bentuk penjajahan. Sekarang, penjajahan memang tidak ada. Tapi bentuk dari ketidakadilan itu bermacam-macam. Namun tidak semua satu suara untuk mengusir ketidakadilan sepenanggungan.



7



tersebut. Tidak



ada rasa senasib



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Arti



Kesetiakawanan



yaitu



perasaan



bersatu,



sependapat



dalam



persahabatan, arti kesetiakawanan dalam islam adalah perasaan bersatu dalam persahabatan dalam islam disebut, "UKHUWAH ISLAMIYAH". Firman Allah Surat Al-Hujurat 49:10 : yang artinya :"Sesungguhnya orang-orang mu'min bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu" Ayat tersebut memberi petunjuk kepada kita bahwa kesetiakawanan merupakan salah satu ajaran islam yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kesetiakawanan berarti juga menggalang persatua dan kesatuan diantara kaum muslimin, oleh karena itu agar kesetiakawanan tetap terjaga kita perlu memperhatikan hal-hal berikut : 



Menghindari bentuk perkataan yang bisa dapat menyakiti perasaan orang lain







Bersikap Ramah, Rendah Hari, Rela berkorban, Hormat dan Sopan.







Mendahulukan kepentingan umum dari pada keentingan pribadi







Segera meminta maaf apa bila melakukan kesalahan, dan segera memberi maaf apabila orang lain bersalah kepada kita. Dalam kehidupan bermasyarakat kesetiakawanan sangtalah dibutuhkan,



karena manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu hubungan antara manusia perlu diatur agar tidak terjadi benturan-benturan yang tidak di inginkan peranan kesetiakawanan dibagi dua yaitu : 



kesetiakawanan sosial dalam kehidupan beragama.







kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.



8