Makalah Keterampilan Dasar Ilmu Sosial PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR ILMU SOSIAL Untuk memenuhi tugas IPS Dosen Anggara L. Sandra dewi, S.Pd, M.Pd.



Disusun Oleh : 1. Nabila Chamalia 2. Sucia ningsih 3. Tiffani Lilfaroch



1986206033 1986206047 1986206048



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SIDOARJO Oktober 2019



i



Kata Pengantar



Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan kesehatan serta pengetahuan, sehingga makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Ilmu Sosial” ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih kepada dosen pembimbing bu Anggara L Sandra Dewi, S.Pd, M.Pd. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ideidenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca dan teman-teman seperjuangan. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah karena masih sama-sama belajar semoga selanjutnya lebih baik lagi.



Sidoarjo, 10 Oktober 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI Halaman Kata pengantar



i



Daftar isi



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang



1



B. Rumusan masalah



1



C. Tujuan penulis



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian keterampilan dasar ilmu social



3



B. Keterampilan dasar ilmu social (pendekatan saintifik dalam pembelajaran)



4



(1) Mengamati



4



(2) Menanya



5



(3) Menalar



6



(4) Mencoba



7



(5) Membentuk Jejaring dengan Pembelajaran Kolaboratif



8



BAB III PENUTUP C. Kesimpulan



10



DAFTAR PUSAKA



11



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang



Pada dasarnya ips adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdiri dari beberapa disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan psikologi dimana akan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat yang dapat diambil dari mempelajari ips adalah mampu memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan sehari. Keterampilan IPS adalah keterampilan yang erat kaitannya dengan tujuan dan materi pendidikan IPS. Karena pendidikan IPS SD geografi, ekonomi, sejarah, maka keterampilan yang dikembangkan tentu erat hubungannya dengan materi konsep dan sarana yang diperlukan oleh ketiga pelajaran tersebut. Meskipun didalam prakteknya unsur-unsur sosiologi dan antropologi pun tidak bisa dihindarkan Makalah ini membahas tentang pengertian keterampilan-keterampilan dasar ilmu sosial, dalam proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), membentuk jejaring (networking) untuk semua mata pelajaran. Adapun isi dalam makalah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan seorang pendidik dalam menyampaikan suatu pembelajaran kepada para peserta didik dengan lebih baik.



B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan masalah dapat diambil sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari keterampilan dasar ilmu social 2. Bagaimana yang dimaksud dengan keterampilan dasar ilmu social berdasarkan pendekatan sainstifik dalam pembelajaran 3. Apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran mengamati 4. Apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran menanya 5. Apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran menalar 6. Apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran mencoba 1



7. Apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran membentuk jejaring kolaboratif C. Tujuan masalah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang : 1. Pengertian keterampilan dasar ilmu 2. Keterampilan dasar ilmu social berdasarkan pendekatan sainstifik dalam pembelajaran 3. Pembelajaran mengamati 4. Pembelajaran menanya 5. Pembelajaran menalar 6. Pembelajaran mencoba 7. Pembelajaran membentuk jejaring kolaboratif



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian keterampilan dasar ilmu sosial Kemampuan dasar atau konsep dasar (Basic Consepts) dari cara – cara berkehidupan bersosialisasi yang di jadikan sebagai tolak ukur dalam bersosialisasi dan mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Dalam buku konsep dasar ilmu pengetahuan sosial karangan fakih samlawi dan bunyamin maftuh menerangkan bahwa keterampilan dasar ilmu sosial adalah ketangkasan daya fikir manusia untuk memperoleh informasi yang menggunakan metode – metode ilmiah untuk menjawab suatu pertanyaan. Tujuan pernyataan ini adalah untuk memudahkan memperoleh informasi yang belum di ketahui sipenanya. Keterampilan IPS adalah keterampilan yang erat kaitannya dengan tujuan dan materi pendidikan IPS. Karena pendidikan IPS SD geografi, ekonomi, sejarah, maka keterampilan yang dikembangkan tentu erat hubungannya dengan materi konsep dan sarana yang diperlukan oleh ketiga pelajaran tersebut. Meskipun didalam prakteknya unsur-unsur sosiologi dan antropologi pun tidak bisa dihindarkan. Keterampilan yang erat kaitannya dengan konsep geografi, misalnya keterampilan mengembangkan, membaca dan menafsirkan peta, termasuk kedalamnya membaca skala berbagai peta (topografi, hidrologi, ata guna, lahan, dll). Keterampilan merealisasikan unsurunsur geografi fisis dengan berbagai segi-segi kehidupan dan aktifitas manusia. Keterampilan yang erat hubungannya dengan konsep sejarah antara lain keterampilan penelitian sejarah dengan berbagai pendekatan metode, keterampilan menganalisa data sejarah. Keterampilan menginterpretasikan dengan masa kini dan masa yang akan datang. Keterampilan yang erat kaitan nya dengan dengan konsep ekonomi antara lain keterampilan survey pasar, keterampilan membaca data statistik, table grafik, melalui keterampilan pendidikan meramalkan perkembangan ekonomi, keterampilan yang erat kaitan nya dengan jasa perbankan, bursa efek, membaca situasi ekonomi makro maupun mikro.



3



B. KETERAMPILAN DASAR ILMU SOSIAL (Pendekatan saintifik dalam pembelajaran ) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran



sebagaimana



dimaksud



meliputi



mengamati



(observing),



menanya



(questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), membentuk jejaring (networking) untuk semua mata pelajaran. (1) Mengamati Metode



mengamati



mengutamakan



kebermaknaan



proses



pembelajaran



(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah – langkah seperti berikut ini: a) Menentukan objek apa yang akan di opservasi b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di observasi c) Menentukan secara jelas data – data apa yang perlu diobservasi , baik primer atau sekunder d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan di lakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer



4



f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, alat – alat tulis, dll. (2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbada dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat Tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataaan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. I. Penggunaan keterampilan bertanya dasar Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa antara lain: a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan b. Mengembangkan CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ) c. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep d. Membeberkan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi e. Mendorong siswa menggunakan pendapatnya dalam diskusi f. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa Agar tujuan keterampilan bertanya oleh guru dapat tercapai antara lain, guru harus memperhatikan ketetapan dalam pemakaian Bahasa sehingga peserta didiknya dapat memahami satu konsep secara logis, ringkas, dan jelas. Guru juga perlu menginformasikan ruang lingkup atau aturan permasalahan yang akan di diskusikan. Hal demikian dapat mendukung hidupnya diskusi. Pertanyaan yang di ajukan guru perlu di fokuskan pada suatu persoalan, ada 2 aspek: a) Aspek ruang lingkup pertanyaan yang luas dan terbuka 5



b) Aspek memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus di lakukan setiap siswa Jika siswa gagal memjawab pertanyaan , maka guru harus bisa: a) Menyusun kembali kata – kata yang ada dalam pertanyaan b) Menggunakan pertanyaan yang sederhana c) Merevieuw informasi yang di berikan sebelumnya yang dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan d) Dalam bertanya guru harus memberikan giliran bertanya terhadap siswa II. Komponen – komponen keterampilan bertanya lanjutan Komponen bertanya lanjutan yaitu : a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan b. Pengaturan urutan pertanyaan c. Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi. (3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situsi peserta didik harus lebih aktif daripada guru Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat di lakukan dengan cara berikut ini. a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan kurikulum b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan di sertai contoh – contoh, baik di lakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. c. Bahan pembelajaran di susun secara berjenjang atau hierarkis, di mulai dari sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi) d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat di ukur dan di amati e. Setiap kesalahan harus segera di koreksi atau di perbaiki f. Perlu di lakukan pengulangan dan latiha agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman g. Evaluasi atau penilaian di dasari atas perilaku yang nyata atau otentik 6



h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. (4) Mencoba Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari - hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.



Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: 



Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum







Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan







Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya







Melakukan dan mengamati percobaan







Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data







Menarik simpulan atas hasil percobaan







Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka:







Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan peserta didik







Guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan







Perlu memperhitungkan tempat dan waktu







Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik







Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen 7







Membagi kertas kerja kepada murid







Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan







Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.



(5) Membentuk Jejaring dengan Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupaka suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif, fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar secara bersamasama. Kriteria Penggunaan Pendekatan Saintifik Beberapa kriteria untuk menggunakan pendekatan ini dalam proses pembelajaran adalah: 



Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.







Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis







Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran







Mendorong dan menginspirasikan siswa untuk mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan. Dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran 8







Mendorong dan menginspirasikan siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran







Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat di pertanggung jawabkan







Tujuan pembelajaran di rumuskan secara sederhana dan jelas, namun dengan menggunakan sistem penyajian yang menarik Penerapan pendekatan pembelajaran ini akan membentuk dan mengembangkan rana sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dengan rincinan berikut ini :







Rana sikap mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau mengapa”







Rana keterampilan mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau bagaimana”







Rana sikap mentransformasikan subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tau apa” Hasil akhir yang di harapkan adalah peningkatan dan keseimbagan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.



9



BAB III KESIMPULAN



Keterampilan-keterampilan dasar ilmu-ilmu sosial dapat diartikan sebagai kemampuan dasar atau konsep dasar (Basic consepts) dari cara-cara berkehidupan bersosialisasi yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam bersosialisasi dan mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Keterampilan IPS adalah keterampilan yang erat kaitannya dengan tujuan dan materi pendidikan IPS yaitu: Keterampilan yang erat kaitannya dengan konsep geografi, misalnya keterampilan mengembangkan, membaca dan menafsirkan peta, termasuk kedalamnya membaca skala berbagai peta (topografi, hidrologi, ata guna, lahan, dll). Keterampilan merealisasikan unsur-unsur geografi fisis dengan berbagai segi-segi kehidupan dan aktifitas manusia. Keterampilan yang erat hubungannya dengan konsep sejarah antara lain keterampilan penelitian sejarah dengan berbagai pendekatan metode, keterampilan menganalisa data sejarah. Keterampilan menginterpretasikan dengan masa kini dan masa yang akan datang. Keterampilan yang erat kaitannya dengan konsep ekonomi antara lain keterampilan survey pasar, keterampilan membaca data statistik, tabel grafik, melalui keterampilan pendidikan meramalkan perkembangan ekonomi, keterampilan yang erat kaitannya dengan jasa perbankan, bursa efek, membaca situasi ekonomi makro maupun mikro. KETERAMPILAN DASAR ILMU SOSIAL (Pendekata saintifik dalam pembelajaran ) contohnya seperti pembelajaran berbasis kurikulum 2013 yaitu dengan pendekatan ilmiah yang meliputi : (1) Mengamati (2) Menanya (3) Menalar (4) Mencoba (5) Membentuk Jejaring dengan Pembelajaran Kolaboratif



10



Daftar pusaka https://izalaja.blogspot.com/2017/03/proses-belajar-mengajar.html Yulia siska.2016.Konsep Dasar Siswa untuk SD/MI. Yogyakarta. Garudhawaca.



11