Makalah Pengertian Ilmu Sosial Dasar [PDF]

  • Author / Uploaded
  • jerry
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR”



DOSEN PENGAMPUH : IMRON DISUSUN OLEH : Kelompok 4 1. M Alfian 2. Wihelmus Tri Santoso Lazar 3. M Wirfin Imamullah 4. Pangki Putra



(2017 21 0034) (2017 21 0028) (2017 21 0002) (2017 21 0029)



FAKULTAS SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2020



KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim. Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, tabi’it-tabi’in hingga sampai kepada kami selaku umatnya. Aamiin Kami mengucapkan terimakasih kepada pembimbing kami Imron yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga beberapa pihak lain yang sudah membantu baik secara materi maupun non-materi. Makalah ini terdiri dari berbagai referensi baik melalui media masa maupun elektronik. Meski demikian, makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu, saran pembaca sangat membantu untuk perbaikan makalah ini kedepan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Palembang, 27 Februari 2020



Kelompok 7



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................ii BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Sekilas Tentang Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial Dasar....................................................2 1.2 Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar...........................................6 1.3 Ilmu Sosial Dasar Sebagai Komponen MKDU.......................8 1.4 Ruang lingkup pembahasan...................................................11 1.5 Masalah - masalah sosial dan ilmu sosial dasar.....................12



BAB I PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR



1. SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU SOSIAL DASAR. a. Ilmu-ilmu Sosial. Telah kita ketahui, bahwa sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Balk ilmu-ilmu alain maupun ilmu-ilmu sosial ditifik dan pengembangannya bermula dan ilmu filsafat. Dan filsafat itu kemudian lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan yaitu: 1. Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi, botani dan lainain. 2. Social Sciences, (Ilniu-ilmu Sosial), terdiri dan: sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geografi dan lain-lain. 3. Humanities (fimu-ilmu Budaya) meliputi: bahasa, agama, kesusasteraan, kesenian dan lain-lain. Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adanya perkembangan Ilmuilmu Sosial di Indonesia, setelah bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut: 1. Pertaina-tama didirikan di Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsorsponsor yang mendirikan akademi mi terdin dan tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negara Belanda. 2. Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari 1946, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 Maret 1946, mempunyai 2 fakultas, ialah Fakultas Sastra dan Fakultas Sosial. Balai Perguruan Tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh yayasan. 3. Didirikan Akademi Kepolisian. Sesungguhnya latar belakang berdirinya ketiga pendidikan tinggj tersebut lebih menekankan pada pembentukan lembagalembaga pendidikan untuk mencetak kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintah Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun



3



selanjutnya dan ketiga lembaga pendidikan tinggi inilah berkembang ilmuilmu sosial di Indonesia. Dewasa mi di Indonesia terdapat 40 universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran dalam bidang ilmu sosial. b. Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi-sosial (social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun l940-an sampai sekarang. Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidik. an dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin ilmu yang mandiri. Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanalcan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school) Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atai bagi kelompok belajar lainnya. yang sederajat. Materi dan berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonorni, Ilrnu Politik, Ilmu Hukum dan ilmuilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Ilmuu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dan sejumlah mata pelajaran sosial. Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dan IPS. Akan tetapi perlu dicamkan bahwa tidak semua ilmuilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahanlpokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial rnana yang tepat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IFS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975 — 1976, dan masih berlangsung hingga sekarang mi. c. Ilmu Sosial Dasar. Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar mi sejalan



dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmuilmu sosial dipergunakan dalam pendekatan, sekaiigus sebagai sarana jalan keluar untuk mencani pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problemaproblema yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.



ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan rnemben alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masy arakat. Berdasarkan pengetahuan yang di dapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan din secara mantap, paling tidak ia harus mampu mengetahui ke arah inana peniecahan jalan keluar suatu permasalahan itu hams ditempuh. Masalah-masalah sosial yang berkenibang sedemikian kompleks, balk yang bersifat lokal, regional, nasional maupun intemasianal seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika. Pertentar.gan ras dan pergolakan politik merupakan masalahmasalah sosial yang harus diihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang tezjalin satu sama lain. Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi negeri khususnya, tidak bérarti pengantarpengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi. Pengantarpengantar ilmu-ilmu sosial masih harus dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat sub ject-oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju ke arah spesialisasi keahlian telah herlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara ilmu-ilmu sosial dan ilmuilmu sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmuilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di mana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial



yang terintegrasi. ISD dipergunakan untuk mencari pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner maupun multidisipliner ilmuilmu sosial. Di lain pihak, pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial disajikan secara subject- oriented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial itu secara teoritis, yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematik any a.



2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutarna sarjana pendidikan, sosial dan kehudayaan. Mereka rnenganggap sistern pendidikan yang tengah berlangsung saat mi, berhau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dan “politik balas budi” (etische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkn tenaga-tenaga trampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalarn tujuan eksploitasi kekayaan negara. I).Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dharapkan memiiki tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akadernik dan profesional. Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kern ampuan mi para tenaga ahli diharapkan memiiki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerrniñkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta merniiki pandangan luas dan kpekaan terhadap berbagai rnasalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kernampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis,sistematis dan analitis, mernpunyai kemampuan konsepsional untuk mengiden tifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mamPu menawarkan alternatif pemecahannya. Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan mi para tenaga ahli diharapkan memiiki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.



Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian mi maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau asset (terpenting) bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran mi menjadi jelas: bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang pembangunan dan bukan hanya beban pembangunan.



besar



sebagai



modal



Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas-landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh, yaitu manusia yang memiiki sikap hidup yang selaras, serasi dan Seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani.’ Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini –khususnya pada negara-negara sedang berkembang – menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan di abadabad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir – akhirini. Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat mi, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial dan ekonomi. Kedua, sebagai pioneers, negara-negara Barat tidak menghadapi masalah pemilihan teknologi, apalagi pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat mi. Dalam kondisi di mana kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah Sedemikian majunya, membawa pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dan luar. Di sini terjadi perobahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang Sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bana.



Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas daripada keadaan sosial dan kulturalnya, sedangkan negara-negara sedang berkembang saat mi terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit, sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat Indonesia adalah merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosio-kultural yang beraneka ragam, seperti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional tetap terpelihar.



3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian. Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman -pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang terpelajar, yang meliputi mata kuliah : 1) Agama 2) Pancasila 3) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa 4) Kewiraan. Keempat mata kuliah kelompok pertama terse but merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.



Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:



Ilmu Alamiah Dasar (TAD) Ilmu Sosial Dasar (ISD) Ilmu Budaya Dasar (IBD). Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dásar tersebut, tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan. Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut : a.



b.



c.



d.



e.



Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan merniliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain; Memiiki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritás kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia. Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-€ama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya. Memiiki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan balk sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.’



Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tndharma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.



Tujuan dan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah: 1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakatdan bana serta agama. 2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat. 3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran dan ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi. Jadi pendidikan umum yang menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepnibadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang/disiplin ilrnunya. 1) Sebagai mata kuliah dasar urnurn, limu Sosial Dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar rnemperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tin gkah laku manusia dalarn menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku nianusia terhadap manusia yang bersangkutan. Tegasnya Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dan berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmuilmu sosial (seperti geografi sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).



Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar inerupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, Sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.



4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 rnasalah yang dapat dipakai sebgai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang Iingkup pembahasan mata kuliah ilmu Sosial Dasar, yaitu: 1.



2.



Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang-bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendin, maupun gabungan (antar bidang). Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendini, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan polapola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.



Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran Iebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.’ Berdasarkan Konsonsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasan dibagi ke dalam 8 (delapan) Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dan perkuliahan tersebut kepada mahasiswa diharapkan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Mempelajani dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah mdividu, keluarga dan masyarakat. Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadani identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa. Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara. Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi rnasyarakat. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmur. an dan pengurangan kemiskinan.



5. MASALAH - MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup. Masalahmasalah tersebut dapat terwujud sebagai : masalah sosial, masalah moral, rnasalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, ataupun masalah-masalah lainnya. Yang membedakan masalah-masalah sosial dan masalahmasalah lainnya adalah bahwa masalah-masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya dçngan hubunganhubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif di mana hubungan-hubungan manusia itu terwujud (Nisbet, 1961). Pengertian masalah sosial ada dua pengertian 1. Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala Sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. 2. Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang her.. dasarkan atas studi mereka mempunyai sif at yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masvarakat secara keseluruhan. Contoh : masalah pedagang kaki lima di kotakota besar di Indonesia. Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima terse- but dapat memperoleh nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomi mereka dan para pedagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan menyatakan bahwa pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dan suatu kondisi di mana kejahatan dengan mudah dapat terjadi. Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagal masalah sosial oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah-masalah sosial dapat di definisikan sebagai: Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat



sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbalki. Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masaláh sosial liii pengertiannya terutama ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dan prôses kehidupan manusia yang berusaha untuk menienuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan (untuk dapat merasakan aman dan tenteram, mernbutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya). Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model- model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat. Perwujudan mi adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisikondisi itu bukan sesuatu yang tetap tetapi Selalu dalam proses perubahan. Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak biasa berlaku atau cocok dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuranukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dan kebudayaan yang telah mereka punyai, yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tntu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu ketidakcocokan antara pengetahuan kebuday a- an dan kenyataan-kenyataan obyektif yang ada dalam kondisikondisi di mana mereka hidup. Dengan kata lain, ada perIedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dan para warga dengan kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup. Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap warga masyarakat secara sama. Sesuatu kondisi yang dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleb sejumlah warga masyarakat, belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dan masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan oleh yang lainnya, sebagai Sesuatu yang mengiantungkan. Misalnya masalah sampah : Sampah yang bertebaran di mana-mana di sebagian kota dirasakan Sebagai merugikan kebersthan, kesehatan, keindahan dan



ketertiban oleh sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan oleh misalnya para pengurnpul barang bekas dan para pengumpul puntung rokok. a. Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai mengganggu kesejahteraan hidup mereka. Sehingga merangsang para warga masyarakat untuk mengidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Di masa lampau, pada waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalah-rnasalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan. Di samping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang lingkup studi mereka masingmasing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut bukanlah pada masalah-masalah sosial itu sendiri, tetapi pada usaha untuk memahami hakikat manusia menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial diihat sebagai hasil atau akibat dan adanya proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah proses-proses yang secana tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung dengan tenang ataupun berlangsung dengan kekacauan. Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodley (1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalahmasalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka, berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usah a untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan. b. Masalah-rrzasatah Sosial dun [imu Sosial Dasar fimu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pndekatan yang meithat sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif. Dengan menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan



teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-mäsalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedangkan dengan menggunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan clikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif in akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disetai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia. RANGKUMAN: 1. Sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah phiosophia (filsafat), apakah itu ilmu-ilmu sosial alainiah (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau ilmu-ilmu budaya (humanities). 2. Social Studies atau fimu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah paham studi sosial; ia bukan merupakan satu disiplin ilmu pengetahuan. Materi IPS adalah ilmuilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat sekolah dasar dan menengah. 3. Basic Social Sciences atau ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah gabungan dan bermacam-macam disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan ke luar dalam pemecahan masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS diprogramkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah;ISD diprogramkan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Perguruan Tinggi. 4. Pengantar-pengantar Ilmu Sosial mengemban tugas untuk memberi bekal pengetahuan teoritis ilmiah pada bidang ilmu tertentu yang bersifat subject oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju spesialisasi! keahlian telah berlangsung. 5. Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tin ggi di Indonesia, dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian. Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang terpelajar, yang meliputi mata kuliah 1)Agama 2)Pancasila



3)Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa 4)Kewirausahaan. Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah intra’kurikuler yang diwajibkan kepada Semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian. Kelompok kedua dtharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa berkenaan dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah: 1) Ilmu Alamiah Dasar (lAD) 2) Ilmu Sosial Dasar (ISD) 3) Ilmu Budaya Dasar (IBD). 6. Tujuan ilmu Sosial Dasar ialah membantu perkembangan wawasan pernikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.



7. Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalahmasalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai pengertian yang menunjukkan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka berpikir dan penalaran, maka istilah ilmu pengetahuan telah digunakan karena mencakup suatu pengertian mengenai suatu sistem berpikir dan penalaran yang mempunyai suatu kerangka pendekatan men genai masalah-masalah yang menjadi sasaran perhatiannya.