Makalah Kewirausahan Dalam Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN



OLEH : NAMA



: SELSIA NINI SOARES FERREIRA



KELAS



: KPN 19 B



NIM



: 1420119064R



PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG 2021-2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang    Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan merupakankemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).    Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.    Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya untuk menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing di seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan individu-individu atau lembaga- lembaga yang dapat melihat peluang dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan permasalahan- permasalahan sosial tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya melahirkan individu atau lembaga yang disebut sebagai wirausaha sosial. Dimana tujuan kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih baik ata positif dan memecahkan masala sosial untuk kepentingan masyarakat.    Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri dalam memberikanpelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratife atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/ usahanya. Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang mampu menggaji karyawannya, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika seorang perawat



mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang semakin sempit, seorang nursepreneur justru berpikir untuk menciptakan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya B. TUJUAN 1.  Tujuan Umum     Untuk mengetahui dan mengaplikasikan kewirausahaan dalam keperawatan 2.  Tujuan Khusus a.   Untuk mengetahui konsep kewirausahaan b.   Untuk mengetahui konsep keperawatan c.   Untuk mengetahui konsep nursepreneurs



BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP KEWIRAUSAHAAN    Seorang wirausaha adalah seseorang yang dapat menciptakan sesuatu hal dan mengolah bahan baku baru. Sejalan dengan pendapat Joseph Schumpeter (Buchari Alma, 2013: 24), “Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw material”. Artinya Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.   Kata Entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).    Menurut Zimmerer dkk (2008) wirausaha adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan.    Jadi, kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. B. Tujuan Kewirausahaan    Kewirausahaan merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.



Tujuan Kewirausahaan yaitu: 1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas 2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat 3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul. 4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat C. Manfaat Kewirausahaan    Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik. Menurut Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu: 1. Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri    Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausaha untuk mencapai apa yang penting baginya. 2. Peluang untuk Melakukan Perubahan   Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik. 3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya   Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri. 4. Peluang untuk Meraih Keuntungan   Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk



mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. 5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas usahanya    Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun.Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil. 6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai   Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya.    Entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari modal. Modal tidak selamanya identik dengan uang ataupun barang (tangible). Sebuah ide sudah termasuk modal yang luar biasa karena ide merupakan modal utama yang akan membentuk dan mendukung modal lainnya. Beberapa modal yang termasuk ke dalam modal tidak berwujud (intangible) antara lain : 1. Modal Intelektual   Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang membolehkan organisasi mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan dan sumberdaya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value (Cut Zurnali , 2008). 2. Modal Sosial dan Moral   Modal sosial dan moral yang dapat disebut sebagai suatu integritas merupakan suatu hal penting yang membentuk sebuah citra terhadap kepribadian Anda sebagai seorang wirausaha. Pada saat menjalankan bisnis, ada etika wirausaha yang tidak boleh Anda langgar.



3. Modal Mental   Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal mental merupakan kesiapan sejak dini kemudian diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. D. Faktor-faktor Pendorong Keberhasilan Wirausaha    Menurut Suryana (2014:108), keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut: 1. Kemampuan dan kemauan.   Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan. 2. Tekad yang kuat dan kerja keras.   Orang yang tidak meiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki keamauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. 3. Kesempatan dan peluang.   Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita. B.     KONSEP KEPERAWATAN Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008). Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk



membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosiospiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiono, 2016). Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni, sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan kepada kliennya. Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien; kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur biasa dari perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah, 2010). Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan atau memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat terhadap klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh menjadi menjadi negatif juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional, reaktif dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji, honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada kliennya (Iyus & Mardhiyah, 2010).



John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan  antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara lain (Iyus & Mardhiyah, 2010): 1.      Tipe realistik Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.    2.    Tipe intelektual/investigative                                                                                            Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada  pelaku tindakan, senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika. 3.    Tipe sosial                                                                                                                          Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender. 4.    Tipe konvensional                                                                                                    Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.  5.    Tipe usaha/enterprising    Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan. 6.    Tipe artistik                                                                                                                      Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis. Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya (Iyus & Mardhiyah, 2010).



C.    KONSEP NURSEPRENEURS Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan le Mone (1997), membahas tentang pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat, meliputi: spesialis perawat klinis, praktisi perawat, perawat anestesi, bidan perawat, pendidik perawat, administrator perawat, peneliti perawat, wirausaha perawat. Perawat pengusaha adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis (Iyus & Mardhiyah, 2010). Secara konseptual nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya (Iyus & Mardhiyah, 2010). Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu nurse dan entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh  John G. Burch dalam http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur. Entreprenuer memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi; seorang pekerja keras; ingin bekerja untuk dirinya; mencapai kualitas; berorientasi kepada reward dan kesempurnaan; optimis; berorganisasi dan berorientasi kepada keuntungan. Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut (Iyus & Mardhiyah, 2010) : 1.    Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri. 2.    Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya. 3.    Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan. 4.    Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik. 5.    Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi resiko.



Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur. Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat melangkah menjadi entrepreneur (Iyus & Madhiyah, 2010). Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain (Ricky, 2012): 1.    Pengkajian Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek klinis serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat). 2.    Diagnosa Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa. 3.    Perencanaan Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail. 4.    Implementasi Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action. 5.     Evaluasi Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.



Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship tidak membicarakan antara penjual dan pembeli, tetapi lebih ke arah pengembangan kreativitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual dan mengembangkan ide- ide baru. Perawat juga bisa menjadi seorang pengusaha, tidak mesti dari profesi lain. Baik sebagai nurse intrapreneur maupun nurse entrepreneur. Perawat tidak harus tergantung pada pemerintah jika ingin sukses. Kesuksesan itu bukan dilihat dari apakah seseorang itu pegawai negeri apa bukan. Kesuksesan itu adalah suatu bentuk usaha yang datang dari diri sendiri, walaupun saat berusaha banyak rintangan/ bahkan kegagalan yang datang tetapi itu semua dapat diatasi/ mendapat solusi. Dengan adanya rintangan/ kegagalan seseorang dapat lebih kuat dan disinilah seseorang harus berusaha lebih daripada sebelumnya, yang didasari oleh belajar dari pengalaman sebelumnya. Selain usaha, perawat yang akan membangun/ mencoba suatu usaha juga harus memiliki pengetahuan, skill  dan keterampilan serta tidak lupa berdoa kepada Allah SWT. Perawat harus bersikap profesional dan menerapkan prinsip etik keperawatan yaitu dengan otonomi, berbuat baik kepada pasien, harus bersikap adil kepada pasien, dapat menjaga rahasia pasien, menepati janji, tidak merugikan pasien, jujur terhadap pasien serta bertanggung jawab. Banyak sekali usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang terkait dengan profesinya. Tetapi itu semua tergantung pada kemauan dan keyakinan dari perawat itu sendiri yang akan membuka suatu usaha. Karena, suatu usaha yang di bangun/ dibuka tidak langsung sukses begitu saja. Sebagai pengusaha, kita harus dapat bersabar dan try and try serta jangan putus asa dan mudah menyerah. Sikap optimis dan percaya diri harus ada pada seorang pengusaha. Usaha yang dapat dibangun oleh perawat antara lain mendirikan praktik mandiri (home care), mendirikan praktik bersama dengan profesi lain (kolaborasi), membuka jasa konseling keperawatan, membuka jasa terapi, membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang penulis, membuka jasa penyewaan alat medis, dan sebagainya. Untuk penguraiannya adalah: praktik mandiri yang dilakukan oleh perawat (home care), ini adalah bentuk layanan perawatan kesehatan di rumah, misalnya perawatan luka pada pasien diabetes mellitus dan sebagainya. Maksud dari mendirikan praktik bersama adalah perawat bisa berkerjasama dengan dokter, bidan, apoteker atau tenaga kesehatan lain dalam menjalankan suatu usaha dan praktik ini lebih lengkap daripada praktik mandiri. Perawat bisa membuka konseling dirumah, tetapi perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas sebagai konselor agar bisa membantu dan memotivasi pasien sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pasien. Jasa terapi yang dibuka adalah jenis terapi



komplementer, artinya terapai yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit dan berguna untuk memperbaiki system kekebalan tubuh (system imun) supaya sisttem imum mampu merangsang penyembuhan penyakit di dalam tubuh. Jasa fisioterapi yang dilakukan oleh perawata adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga alam. Perawat bisa saja menjadi seorang penulis, yaitu dengan menunangkan gagasan, pengetahuan serta pengalam- pengalam yang dialami kedalam sebuah buku, dan tulisannya tersebut berkaitan dengan kesehatan. Perawata juga bisa mebuka jasa penyewaan alat medis seperti glukometri, tabungan oksigen, kursi roda atau alat medis lainnya.  Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh perawat dalam membangun usahanya sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak menutup kemungkinan perawat juga bisa membangun usaha sendiri. Dengan adanya usaha sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang lain, dan ini merupakan salah satu lading pahala karena membantu orang lain. Kebanyakan orang yang mendirikan usaha sendiri lebih sukses daripada orang yang tida mempunyai usaha sendiri, karena orang yang mempunyai usaha sendiri bisa memdapatkan keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang tidak mempunyai usaha sendiri hanya menunggu waktu gajian yaitu sebulan sekali. Usaha yang dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan keperawatan/ kesehatan, tetapi bisa juga tentang bidang yang yang minati/ disukai (hobi) perawat atau yang lainnya. Misalnya perawat mempunyai hobi masak, perawat bisa buka usaha catering atau warung nasi/ kafe, atau perawat mempunyai hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual alat- alat pancing dan lain sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha apa yang bisa ia buka. Di negara- negara maju, kebanyak orang tidak lagi bergantung pada pemerintah, tetapi orang- orang disana kebanyakan membuka usaha sendiri, demi mencapai sebuah keberhasilan. Dengan adanya usaha sendiri, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga dapat memperbaiki perekonomian. Dan kita sebagai orang Indonesia, yang masih dikategorikan kedalam negara berkembang, bisa mengikuti jejak negara- negara maju, misalnya korea dan lain sebagainya untuk membuka usaha sekaligus lapangan kerja untuk orang lain supaya negara kita maju dalam semua bidang terutama dalam bidang perekonomian. Jadi buat perawat yang berada di seluruh Indonesia, mari kita buka usaha milik kita sendiri agar kita melangkah kea rah yang lebih maju karena kalau bukan kita, siapa lagi.  



BAB III PENUTUP



A.    KESIMPULAN          Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Kata kunci dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri; memanfaatkan peluangpeluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah).           Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan biopsiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat. Enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara lain: tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe artistik.           Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis. Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri, pengasuhan diri, orientasi pada tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan. Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. B.     SARAN          Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama dalam bidang keperawatan. Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu membangun usaha sendiri.  



DAFTAR PUSTAKA Buchari Alma. (2013). Kewirausahaan.Bandung: Alfabeta. Budiono. 2016. Konsep dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi Keperawatan. Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw Hill International Edition. Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of Nursing Entrepreneur. Bandung: Rafika Aditama. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Konsep Dasar Kewirausahaan. Kementrian Pendidikan Nasional. Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Ricky. 2012. Perawat Pengusaha (Nurse Preneurs). http://rotikanricky.blogspot.com/2012/12/perawat-pengusahanursepreneurs. Diakses tanggal 3 Maret 2019 pukul 15.15. Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas. https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasannursepreneurship. Diakses tanggal 3 Maret 2019 15.00.