Makalah Kimia Unsur: Vanadium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KIMIA UNSUR-UNSUR LOGAM TRANSISI “VANADIUM”



AIDUL H031171008 KIMIA B



DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Vanadium” ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia unsur. Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis hargai. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT. memberikan balasan yang setimpal.



Makassar, 16 November 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1 1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keberadaan Unsur Vanadium di Alam....................................................3 2.2 Sifat Kimia dan Fisika Unsur Vanadium.................................................4 2.3 Pembuatan Unsur Vanadium....................................................................6 2.4 Senyawa-Senyawa Vanadium .................................................................8 2.5 Manfaat Vanadium ................................................................................10 2.6 Efek Unsur Vanadium terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta cara penanganannya............................................................................11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.................................................................................13 3.2 Saran...........................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801. Namun, seorang ahli kimia Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya salah dan menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu. Unsur ini akhirnya ditemukan ulang oleh ahli kimia Swedia, Niel Grabiol Sefstrom pada tahun 1831, menemukan unsur baru dalam bijih besi di Swedia. Unsur itu dinamakannya vanadium untuk memuliakan dewi Skandinavia yaitu dewi Vanadis yang berarti cantik menawan, karena aneka warna senyawa yang dimilikinya. Pada tahun 1865, Roscor dan Thorpe menemukan unsur ini berada bersama tembaga dan lapisan bawah batu pasir dari Cheshire. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscor pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar 99,3%-99,8% hingga tahun 1922. Senyawa vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Vanadium umumnya terdapat disebagian besar tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen. Vanadium merupakan bagian unsur golongan VB yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta persenyawaannya. Seperti banyak digunakan dalam pembuatan logam tahan karat. Vanadium juga merupakan unsur yang paling ringan dalam satu periode. Meskipun penggunaannya banyak untuk kehidupan sehari-hari, vanadium serta senyawaannya harus digunakan dengan penanganan khusus karena bersifat toksik. Hal ini dapat menimbulkan beberapa kerusakan dan gangguan terhadap kesehatan pada makhluk hidup. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisanan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keberadaan unsur vanadium di alam? 1



2. Apa saja sifat fisika dan kimia dari unsur vanadium? 3. Bagaimana pembuatan unsur vanadium? 4. Bagaimana persenyawaan unsur vanadium? 5. Apa saja manfaat dari persenyawaan vanadium dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari? 6. Bagaimana efek bahaya yang dapat ditimbulkan unsur vanadium terhadap kesehatan dan lingkungan, serta bagaimana penanganannya? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui keberadaan unsur vanadium dan persenyawaannya di alam. 2. Mengetahui sifat kimia dan fisika dari unsur vanadium. 3. Mengetahui pembuatan unsur vanadium dan persenyawaannya. 4. Mengetahui manfaat dari unsur vanadium dan persenyawaannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam laboratorium. 5. Mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan oleh unsur vanadium dan cara penanganannya.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keberadaan Unsur Vanadium di Alam Vanadium sulit dijumpai secara langsung di sekeliling kita, logam ini memiliki kenampakan bersinar cemerlang, cukup lunak sehingga mudah dibentuk seperti pembuluh. Vanadium terdapat di kerak bumi dengan kadar (~0,02%). Kandungan vanadium dalam batu-batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136 ppm yang merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe), titanium (Ti), mangan (Mn), dan Zirkon (Zr). Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijihh besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai senayawa kompleks organik. Vanadium juga ditemukan sedikit dalam batu meteor. Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber vanadium yang sangat penting. Cadangan besar vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan Rusia. Produksi bijih vanadium dunia sekitar 45.000 ton pertahun. Vanadium umumnya terdapat di sebagian besar tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman. Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman invertebrata, ikan dan spesies lainnya. Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan dalam air laut. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh mcKenie dan Seybair. Keberadaan unsur vanadium dan persenyawaannya selain memiliki keuntungan dalam pengaplikasiannya, namun juga memiliki dampak kerusakan dan gangguan pada kesehatan makhluk hidup. 3



Beberapa mineral vanadium yang menonjol adalah : 1. Vanadinite : 3Pb3(VO4)2.PbCl2 2. Carnotite : K2O.2UO3.V2O5.3H2O 3. Patronite : V2S5.3CuS2 2.2 Sifat Kimia dan Fisika Unsur Vanadium 2.2.1 Sifat Kimia Unsur Vanadium 1. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas. 2. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat.



3. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan HNO3. 4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di permukaannya. 5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 ºC membentuk vanadium hidrida yang stabil. 6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O (coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3 (hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen. 7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4. 8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan HF dan membentuk larutan hijau. 9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4, dan +5. 10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4. 11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3. 12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti O dan F. 13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi membentuk ion sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk senyawa kovalen atau ion poliatom. Oleh karena itu, vanadium bersifat oksidator yang baik. 4



14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektronelektron karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak. 15. Vanadium memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di subkulit d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan magnet luar. 16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan. 2.2.2 Sifat Fisika Unsur Vanadium 1. Simbol: V 2. Berwarna abu-abu cerah, agak ringan dan dalam keadaan murni dapat renggang. 3. Berupa fasa padat. 4. Radius atom: 1.34 Å 5. Massa atom: 50.9415 g/mol 6. Titik didih: 3680 K 7. Massa jenis: 6.11 g/cm3 8. Konduktivitas listrik: 4 × 106 ohm-1cm-1 9. Elektronegativitas: 1.63 10. Konfigurasi elektron: [Ar]3d3 4s2 11. Formasi entalpi: 22.8 kj/mol 12. Potensial ionisasi: 6.74 V 13. Titik lebur : 2163 K 14. Bilangan oksidasi: 5, 4, 3, 2 15. Entalpi penguapan: 446.7 kj/mol 16. Jari-jari van der waals: 0.134 nm 17. Jari-jari ionik: 0.074 nm (+3), 0.059 (+5) 18. Isotop: 5 19. Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol-1 20. Energi ionisasi kedua = 1414 kJ.mol-1 21. Energi ionisasi ketiga = 2830 kJ.mol-1 22. Energi ionisasi keempat = 4652 kJ.mol-1 23. Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2 5



2.3 Pembuatan Unsur Vanadium 2.3.1 Ekstraksi Vanadium Cara mendapakan vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa senyawa yaitu: a. Dari Vanadinite Ekstraksi dari bijihh ini melibatkan beberapa tahap: 1.



Pemisahan PbCl2. Bijih



direaksikan



dengan



HCl



pekat,



PbCl2 akan



mengendap,



dioxovandium clorida (VO2Cl) tetap dalam larutan. 2.



Pembuatan V2O5. Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.



3.



Reduksi V2O5. V2O5 direduksi dengan Ca pada 900-950 ºC untuk memperoleh vanadium murni (Mardenand-Rich, 1927).



b. Dari Carnotite. 1.



Pembuatan sodium orthovanadate. Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat Na3VO4.



2. Pembuatan V2O5. Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V2O5. 3. Reduksi V2O5. Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni. 2.3.2 Pembuatan Logam Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. 1. Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V 2O5 dengan Al (proses thermit). 6



2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900 ºC. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 ºC. 3. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3% vanadium. 2.3.3 Aliase Vanadium Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase. 1. Ferro vanadium. 2. Cupro vanadium Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan oksida logam Fe atau Cu dengan karbon dalam electric furnace. 3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO. 4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-vanadate dengan cobalto sulphate) dengan Na2CO3 dalam electric furnace. 2.3.4 Isolasi Vanadium Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5 dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditempuh prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau diresidu vanadium dengan garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850 °C. Tahap ini akan menghasilkan natrium vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman dengan asam sulfat hingga pH = 2-3 akan menghasilkan padatan “roti merah” polivanadat, dan pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700 °C akan menghasilkan padatan hitam V2O5. Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk keperluan zat aditif pada baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan bijih besi, silikon dan kapur (CaO), hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi sebagai berikut: 2V2O5(aq) + 5Si(aq) + Fe(s) + 5CaO(aq) V(s) + e + 5CaSiO3(aq) 7



Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat langsung dipakai tanpa pemurnian lebih lanjut. Jika diinginkan logam vanadium murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium dimana lelehan logam vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO. V2O5(aq) + 5Ca(s) 2V(l) + 5CaO(s) Untuk bahan dasar yang mengandung vanadium(II)klorida misalnya, logam vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses van Arkel-de Boer dimana garam vanadium klorida yang sudah dimurnikan diuapkan dan didekomposisi melalui kawat panas dalam keadaan vakum. 2.4 Senyawa-Senyawa Vanadium



Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3, dan +2. Senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik dan berwarna. 1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai terjadi perubahan sebagai berikut: VO3-







VO+2







V+3







Meta vandate



(ion tak berwarna, V+5)



Ion vanadyl



(biru, V+4)



Ion vanado



(violet)



V+2



a. Vanadium pentoksida, V2O5 Dibuat dari:  Oksidasi/pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.  Hidrolisa VOCl3.  Pemanasan amonium vanadate. b. Vanadium pentaflourida, VF5 Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350 °C-650 °C. Senyawa ini sangat mudah larut dalam air atau pelarut organik. 8



c. Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3 Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning bening dengan titik didih 127 °C. d. Vanadium pentasulfida, V2S5 Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida, dengan sulfur tanpa udara pada 400 °C.senyawa ini berupa bubuk hitam. 2. Senyawa V+4. Senyawa-senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah dibuat. a.



Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.



b.



Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini berbentuk kristal biru tua, mudah larut dalam asam atau basa.



c.



Vanadium titraflourida, VF4.



d.



Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu 28 °C dan meningkat secara lambat sampai 0 °C. Flourida ini berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.



3. Senyawa vanadil. Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4, bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4. VCl4 + H2O → VOCl2+ 2HCl Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl V2O5 + HCl → 2VOCl2 + 3H2O + Cl2 Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt. 4. Senyawa V+3. a) Vanadium trioksida, V2O3 Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa, larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+. 9



b) Vanadium halida dan oxihalida. Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam air tetapi larut dalam asam. 5. Senyawa V+2. Senyawa-senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2. V+2 + H+ → V+3+ ½H2 (violet)



(hijau)



6. Senyawa V+1, V-1dan V Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1. 2.5 Manfaat Vanadium 2.5.1 Dalam Laboratorium 1. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi SO2 → SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik. 2. Penambahan 0,1–0,3% vanadium pada baja akan meningkat daya rentang. 3. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) dapat digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai aditif baja. 4. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin jet dan rangka pesawat. 5. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi dan komponen penting lainnya. 6. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.



2.5.2 Dalam Kehidupan Sehari-hari 1.



Vanadium penting untuk alat-alat baja kecepatan tinggi. 10



2.



Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.



3.



Terdapat dalam makanan seperti gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel, dan telur. Dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.



2.6 Efek Unsur Vanadium terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta cara penanganannya Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan vanadium tergantung pada keadaan oksidanya. Beberapa dampaknya sebagai berikut: 1. Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan parah. 2. Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama pengelasan, yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan kronis pada debu dan assap dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan seperti radang trakea dan bronkus, edema paruparu dan keracunan sistenik. 3. Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi. 4. Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak secara neirologis. 5. Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan. Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrata, ikan, dan banyak spesies lainnya. Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan dalam air laut. Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak secara neurologis. 11



Di samping efek neurologis, vanadium dapat pula memicu gangguan pernapasan, kelumpuhan dan efek negatif pada hati dan ginjal. Tes laboratorium pada hewan uji menunjukkan bahwa vanadium menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan jantan dan terakumulasi dalam plasenta hewan betina. Vanadium bisa pula memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus, tetapi tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan. Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0,05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).



12



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian pembahasan mengenai unsur vanadium dan persenyawaannya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Vanadium sulit didapatkan secara murni, namun banyak ditemukan dalam mineral yang berbeda. 2. Memiliki sifat kimia yang banyak digunakan sebagai katalis. 3. Berupa fasa padat dan berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang. 4. Ekstraksi vanadium dapat dilakukan dari beberapa senyawa. Isolasi vanadium dapat dilakukan dalam bentuk oksidanya V2O5 dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. 5. Memiliki manfaat yang banyak digunakan dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari namun juga memiliki dampak kerusakan dan gangguan pada kesehatan. 3.2 Saran Unsur vanadium memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengaplikasian dalam laboratorium dan industri. Namun dalam penggunaannya



harus



penanganan



khusus



dan



hati-hati



karena



dapat



menyebabkan kerusakan dan gangguan bagi kesehatan.



13



DAFTAR PUSTAKA



Achmad, 2014, Vanadium, dapat diaskses pada: http://www.unsur2kimiaku.ueuo.com/v.html, diakses pada 16 November 2018 pukul 20.14 WITA. Anneriyanti, 2015, Unsur-Unsur Periode Keempat, dapat diakses pada: http://www.slideshare.net/anneriyanti16/unsur - transis - periode – ke 4, diakses pada 16 November 2018 pukul 19.50 WITA. Anonim, Unsur-unsur golongan VB.pdf, diakses pada 16 November 2018 pukul 19.45 WITA. Fahreza,



2013, Logam Vanadium, dapat diaskses pada: http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/06/logamvanadiumdan -kromium-kimia_1915.html, diakses pada 16 November 2018 pukul 20.35 WITA.



Faradilah F., Karim, Noor, A., dan Natsir, H., 2009, Analisis Mineral Esensial (Vanadium, Kobalt dan Nikel) dan Uji Bio-Fisika Kimia pada Madu Asal Desa Terasa Sinjai, Jurnal Kimia, hal. 1-9, dapat diaskses pada: https://core.ac.uk/download/pdf/77623914.pdf, diakses pada 22 November 2018 pukul 23.15 WITA. Hiskia, A. dan Kurniawan. E., 2001, Kimia Unsur dan Radiokimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Ibnu



Seru, 2011, Vanadium, dapat diakses pada: http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/ 11/ vanadium - sejarah manfaat keberadaan-di.html, diakses pada 16 November 2018 pukul 19.52 WITA.



Ilham,



2010, Vanadium, dapat diaskses http://www.lovekimiabanget.blogspot.co.id/2010/04/vanadium.html, diakses pada 16 November 2018 pukul 19.20 WITA.



pada: uns



Kholiddul, 2011, Unsur Vanadium, dapat diaskses http://kholiddull.blogspot.co.id/2011/10/unsur-vanadium.html, pada 16 November 2018 pukul 20.20 WITA.



pada: diakses



Reza,



2013, Unsur Vanadium, dapat diaskses pada: http://www.amazine.co/28245/vanadium- v- fakta- sifat- kegunaan-efekkesehatannya/, diakses pada 16 November 2018 pukul 20.00 WITA.



Sugiyarto, Kristian, H., Retno, D., dan Suyanti, 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu, Yogyakarta. Syukri, 1999, Kimia Dasar 3, ITB, Bandung.



14



Cao, A.M., Hu, J.S., Liang, H.P., and Wan, L.J., 2005, Self-Assembled Vanadium Pentoxide (V2O5) Hollow Microspheres from Nanorods and Their Application in Lithium-Ion Batteries, Angew. Chem. Int. Ed. 44: 4391-4395, dapat diakses pada: http://www.academia.edu/download/44320474/SelfAssembled_Vanadium_Pentoxide_V2O520160402-30569-10wmax0.pdf, diakses pada 22 November 2018 pukul 23.20 WITA.



15