Makalah KLP 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMERIKSAAN DASAR PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS Mata Kuliah: Pemeriksaan Fisik Dosen Pengampu: Mutia Felina, S.ST, M.Keb



Kelompok 4: Ulfa Angelia



(191012115201008)



Viona Febiola



(191012115201009)



S1 KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI T.A 2021/2022



1|Page



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karuniaserta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN DASAR PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Makalah Pengantar Asuhan Kebidanan. Makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mutia Felina, S.ST, M.Keb Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mengevaluasi peningkatan makalah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Demikianlah makalah ini kami buat. Kami sadar banyak kekurangan dalam pengerjaan makalah ini untuk itu kami menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Bukittinggi, Juni 2021



Penulis



2|Page



DAFTAR ISI



Kata Pengantar........................................................................................2 Daftar Isi..................................................................................................3 Bab I Pendahuluan..................................................................................4 A. Latar Belakang..............................................................................4 B. Rumusan Masalah.........................................................................5 C. Tujuan...........................................................................................5 Bab II Pembahasan...................................................................................6 A. Optimalisasi Posisi Uterus.............................................................6 B. Pemeriksaan Dalam......................................................................8 C. Penggunaan Speculum………………………………………….12 Bab III Penutup........................................................................................16 A. Kesimpulan..................................................................................16 B. Saran............................................................................................16 Daftar Pustaka..........................................................................................17



3|Page



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pemeriksaan dalam berguna untuk melihat ada tidaknya suatu kelainan pada vagina sampai mulut rahim. Tak hanya berguna bagi ibu hamil, pemeriksaan ini juga bisa untuk menegakkan diagnosis kasus-kasus seperti infeksi pada saluran indung telur, tumor, kanker dan sebagainya.Sampai saat ini belum ada alat secanggih apa pun yang bisa menggantikan fungsi pemeriksaan dalam. USG, umpamanya, hanya bisa diandalkan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin maupun kondisi rahim, sementara kondisi mulut rahim itu sendiri tak bias dinilai. Selain itu pemeriksaan dalam juga berperan penting dalam persalinan, terutama untuk menilai keadaan janin serta keadaan serviks. Misalnya untuk menilai pembukaan servik, atau untuk menilai penurunan kepala janin.Oleh sebab itu dirasa penting untuk membuat makalah yang membahas tentang pemeriksaan dalam (vaginal Touche). Pemeriksaan dalam berguna untuk melihat ada tidaknya suatu kelainan pada vagina sampai mulut Rahim. Tak hanya berguna bagi ibu hamil, pemeriksaan ini juga bisa untuk menegakkan diagnosis kasus seperti infeksi saluran indung telur, tumor, kanker dan sebagainya. Sampai saat ini belum ada alat secanggih apapun yang bisa menggantikan fungsi pemeriksaan dalam. USG, umpamanya hanya diandalkan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin maupun kondisi Rahim. Selain itu pemeriksaan dalam juga berperan penting dalam persalinan, terutama untuk menilai pembukaan serviks atau untuk menilai penurunan kepala janin. Oleh sebab itu, dirasa penting informasi tentang pemeriksaan dalam. Posisi janin yang optimal adalah salah satu faktor lancarnya sebuah persalinan. Posisi janin yang optimal adalah posisi anterior dimana kepala janin berada di bawah dan wajahnya menghadap ke punggung. Namun tidak perlu khawatir jika usia kandungan masih di bawah 36 minggu dan posisi janin masih belum optimal. Karena dibawah 36 minggu janin masih memiliki banyak ruang kosong untuk bergerak sehingga membuat posisinya masih berubah ubah.



4|Page



Memasuki usai 36minggu sebaiknya janin sudah berada di posisi optimal/anterior agar memudahkan proses persalinan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Optimalisasi Posisi Uterus 2. Apakah yang dimaksud dengan Pemeriksaan Dalam 3. Bagaimana cara penggunaan Speculum C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Optimalisasi Posisi Uterus 2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Dalam 3. Mengetahui bagaimana cara penggunaan Speculum



5|Page



BAB II PEMBAHASAN



A. OPTIMALISASI POSISI UTERUS Posisi janin yang optimal adalah salah satu faktor lancarnya sebuah persalinan. Posisi janin yang optimal adalah posisi anterior dimana kepala janin berada di bawah dan wajahnya menghadap ke punggung. Namun tidak perlu khawatir jika usia kandungan masih di bawah 36 minggu dan posisi janin masih belum optimal. Karena dibawah 36 minggu janin masih memiliki banyak ruang kosong untuk bergerak sehingga membuat posisinya masih berubah ubah. Memasuki usai 36minggu sebaiknya janin sudah berada di posisi optimal/anterior agar memudahkan proses persalinan. Beberapa cara untuk mengoptimalkan posisi janin: 1.Bergerak ( Gravitasi) Gravitasi akan berguna dengan baik saat kita bergerak atau dilakukan dengan gerakan. Kehamilan bukan menjadi alasan untuk malas-malasan, bergerak seperti berjalan akan membuat gaya gravitasi bekerja dengan baik sehingga membuat janin berada di posisi optimal (turun). Rajin berjalan saat trimester ketiga dapat melebarkan jalan lahir. 2.Prenatal Yoga Prenatal yoga bias dilakukan mulai usia kandungan 32 minggu. Beberapa gerakan yoga bias membantu mengoptimalkan posisi janin dan membuat tubuh menjadi lebih seimbang. Baik itu panggul maupun otot-otot ligament. Sehingga janin memiliki banyak ruang untuk bergerak agar posisinya lebih optimal 3.Reboze Sifting Gerakan ini berguna untuk merilekskan otot-otot ligament pada panggul sehingga membuat bayi mudah berputar ke posisi optimal. Gerakan ini juga bias digunakan untuk 6|Page



proses persalinan agar membantu bayi turun ke jalan lahir. Untuk usia kandungan kurang dari 36 minggu bias dilakukan 5 menit per sesi per hari (pagi dan malam), untuk usia kandungan lebih dari 36 minggu bias dilakukan 20 menit per sesi per hari. 4.Forward Leaning Inversion Gerakan ini sangat berguna untuk merilekskan ligament-ligamen uterus dan membuat ruangan lebih besar pada Rahim bagian bawah. FLI bisa dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu, dilakukan selama 3x hitungan/siklus nafas dan bisa dilakukan 2x sehari. 5.Sidelying Realease Gerakan ini bertujuan untuk merilekskan ketegangan otot, dan membuka panggul lebih lebar sehingga ruang untuk bayi berputar lebih luas. Gerakan ini juga bisa dilakukan untuk mempercepat proses persalinan. Bisa dilakukan di usia kandungan diatas 32 minggu 10 menit setiap sesinya 6.Relaksasi dan Komunikasi Janin Relaksasi dan komunikasi janin sangat penting selama masa kehamilan. Dengan melakukan dua hal ini setiap hari bisa membuat kita lebih dekat dengan calon anak kita. Sering beri afirmasi positif karena bayi bisa mendengarkan ibu. Komunikasi kepada bayi untuk berada di posisi yang optimal saat waktunya tiba (36 Minggu)



Anatomi dan posisi kepala janin: 1.Right Occoputanterior (ROA) Posisi ini terjadi pada persalinan. Hal ini biasanya tidak terlalu masalah saat persalinan atau kelahiran namun sering membuat dagu janin tidak flip on. 2.Rigth Occoput Transverse (ROT) Posisi ini adalah setengah jalan antara posisi posterior dan anterior. Hal ini dapat menunjukkan pergerakan yang positif terhadap posisi anterior jika bayi sebelumnya dalam posisi posterior (ke arah baik).



7|Page



3.Right Occoput Posterior (ROP) Ibu berbaring lalu panggul menghadap ke depan dan sedikit ke kanan. Sehingga bayi akan melihat keluar paha kiri presentase ini dapat menyebabkan punggung lebih nyeri dan persalinan lebih lambat. Tata laksananya sama dengan posisi Left Occoput Transverse (LOT)



B. PEMERIKSAAN DALAM I.



Pengertian Pemeriksaan Dalam/VT (Vaginal Toucher) Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks menggunakan dua jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala ukuran jari(lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio).Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher atau vaginal tousse atau periksa dalam dan sejenisnya)



bukanlah



sesuatu



yang



mudah.



Selain



perlu



pengetahuan,



keterampilan, pengalaman, tetapi juga butuh perasaan. Karena jari pemeriksa masuk, maka jari itu tidak boleh dikeluarkan sebelum pemeriksaan dalam selesai. II.



Tujuan Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan dalam dilakukan dengan tujuan yaitu :  Untuk menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu  Untuk menentukan faktor janin dan panggul  Menentukan ramalan persalinan  Untuk menilai vagina (terutama dindingnya), apakah ada bagian yang menyempit  Untuk menilai keadaan serta pembukaan servik  Untuk menilai ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir  Untuk menilai sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya bartholinitis



8|Page



 Untuk mengetahui pecah tidaknya selaput ketuban.  Untuk mengetahui presentasi janin  Untuk mengetahui turunnya kepala dalam panggul  Untuk mengetahui penilaian besarnya kepala terhadap panggul  Untuk mengetahui apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan.  III.



Indikasi dan Kontraindikasi Selama kehamilan, seharusnya pemeriksaan dalam dilakukan dua kali, yakni: a. Trimester awal Saat ibu hamil pertama kali datang ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan umumnya akan dilakukan pemeriksaan dalam secara keseluruhan. Jika memang ada kehamilan akan teraba adanya pembesaran rahim dan tanda hegar (terabanya antara mulut rahim dan badan rahim seolah terpisah). Pemeriksaan di awal ini juga bertujuan untuk mengevaluasi jalan lahir apakah ada kelainan atau tidak semisal ada varises di vagina, infeksi keputihan, polip atau tumor di mulut rahim, yang bisa memengaruhi kehamilan ibu. Maka itu, pemeriksaan dalam harus dilakukan di awal kehamilan. Bila ada kelainan bisa diketahui dan ditangani segera. Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan USG. Ada kalanya, selama tak ada keluhan, dokter akan melewatkan pemeriksaan dalam dan langsung pada pemeriksaan USG. Hal ini akan lebih mempercepat, memudahkan pemeriksaan dan tidak menimbulkan rasa risih pada pasien. b. Trimester akhir Tepatnya



saat



kehamilan



usia



36



minggu,



pemeriksaan



dalam dibutuhkan untuk mengevaluasi kondisi jalan lahir bila memang direncanakan persalinan normal. Jadi akan diperiksa apakah mulut rahim 9|Page



sudah siap dan apakah kapasitas panggul ibu cukup luas untuk dilalui bayi. Jika tak ada masalah maka per-salinan dapat ditunggu sampai usia maksimal 42minggu. c. Selain di trimester awal dan akhir, Pemeriksaan dalam bisa dilakukan di trimester kedua bila memang ada indikasi. Contoh, ibu mengalami keputihan dalam jumlah banyak, yang berubah warna, berbau dan menyebabkan gatal. Atau ibu hamil mengalami perdarahan berupa bercak. Dalam kasus ini pemeriksaan dalam dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis serta memastikan sejauh mana masalah tadi membahayakan kehamilan ibu. Setelah itu barulah dilakukan pengobatan IV.



Pemeriksaan dalam juga dilakukan saat ibu bersalin Pemeriksaan ini dilakukan pada saat memasuki kala I persalinan, saat ada gejala mulas-mulas dan ibu mengalami his secara teratur 2 kali dalam 15 menit sebagai tanda akan melahirkan. Pemeriksaan dalam ini dengan kepentingan untuk menentukan awal dan kemajuan dari persalinan. Khusus untuk memeriksa kemajuan persalinan, maka pemeriksaan dilakukan setiap 4 jam di fase laten (pembukaan mulut rahim 4 cm) dan setiap 2 jam di fase aktif (pembukaan mulut rahim 4-10 cm). Sedangkan penilaiannya meliputi pembukaan jalan lahir, turunnya kepala janin, apakah sudah memutar atau belum dan sampai mana putaran tersebut, karena kondisi ini akan menentukan jalannya persalinan. Contoh, bila ubun-ubun kecil sudah menghadap ke depan, berarti sudah turun mencapai pembukaan lengkap (10 cm) dan bayi sudah siap untuk dilahirkan. Jika dalam tenggang waktu 8 jam setelah pemeriksaan dalam kala I bayi belum juga lahir atau masih tetap pembukaan 3-4 cm maka perlu tambahan stimulasi (pacuan). Tentu akan diakhiri dengan segera dilahirkan atau kalau tindakan ini juga "tak mempan" berarti harus operasi sesar.



10 | P a g e



Kontraindikasi Pemeriksaan dalam tidak dapat dilakukan pada beberapa kasus, seperti: Perdarahan Plasenta previa Ketuban pecah dini Persalinan preterm Hymen intake Infeksi vagina Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dalam 1.Keadaan Perineum Pada primipara perineum utuh dan elastis.Pada multipara tidak utuh, longgar dan lembek. Untuk menentukan dengan menggerakkan jari dalam vagina ke bawah dan ke samping. Dengan cara ini juga diketahui otot levator ani normal teraba elastic. 2. Sistokel Dan Rektokel  Sistokel adalah benjolan pada dinding depan vagina yg disebabkan oleh kelemahan dinding belakang kandung kemih.  Rektokel adalah benjolan pada dinding belakang vagina disebabkan oleh kelemahan dinding depan rektum. Diakibatkan oleh persalinan yang berulang terutama ada robekan perineum atau bersamaan dengan prolapsus uteri. 3.Pengeluaran pervaginaan  Cairan putih kekuningan akibat rarang serviks atau monilia vaginitas,cairan hijau kekuningan karena trikhomonas.  Lendir campur darah  Cairan ketuban  Darah berasal dari robekan jalan lahir, plasenta previa, solutio plasenta  Mekoneum



11 | P a g e



4. Serviks Perlu diperhatikan pembukaan, penipisan, robekan serviks dan kekakuan serviks.  Pembukaan ditentukan & diukur dg kedua jari. Kalau pemb > 6 cm lebih muda diukur dari forniks lateralis dg cara berapa cm lebar yg masih tersisa.  Menentukan penipisan kadang sukar terutama kalau serviks menempel di bag bawah janin.  Keadaan normal serviks lembut & elastis 5. Ketuban  Tentukan ketuban utuh atau tidak, di ketahui bila pemeriksaan dilakukan selagi ada his. b. Bagaimana keadaan ketuban 6.Presentasi, titik penunjuk dan posisi  Presentasi kepala diketahui bila teraba bagian bulat dan keras, tulang parietal, sutura sagitalis, ubun-ubun besar atau ubun-ubun kecil.  Presentasi belakang kepala titik penunjuk (denominator) ubun-ubun kecil, presentasI bokong sacrum  Posisi kepala yg perlu ditentukan adalah letak ubun-ubun kecil terhadap panggul ibu



7. Turunnya kepala Untuk menentukan di mana turunnya kepala diperkirakan dengan pemeriksaan luar dan dipastikan dengan pemeriksaan dalam. Untuk menentukan sampai di mana turunnya kepala ditentukan dengan bidang Hodge. 8. Pemeriksaan panggul Perlu diperhatikan bentuk dan ukuran panggul. Untuk ukuran perlu diperhatikan : a. apakah promontorium teraba b. apakah linea inominata teraba seluruhnya, sebagian / beberapa bag c. apakah kecekungan sakrum cukup d. dinding sampng panggl lurus/miring f. spina iskhiadika runcing / tumpul 12 | P a g e



g. arkus pubis sudut runcing/tumpul h. dasar panggul kaku, tebal atau elastis 9.Tumor jalan lahir Perlu diperhatikan apakah ada tumor pada jalan lahir yang kiranya menganggu proses persalinan . Tumor dapat bersifat neoplastik atau tumor radang.



V.



PENGGUNAAN SPEKULUM



1. Pengertian Pap Smear Pap smear merupakan pemeriksaan leher Rahim (serviks) menggunakan alat yang bernama speculum dan dilakukan oleh bidan ataupun ahli kandungan, pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui adanya HPV. Pap smear adalah pemeriksaan sediaan apus mulut Rahim dalam pewarnaan papnicolauo. Pada umumnya wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear sekitar tiga tahun setelah melakukan hubungan seksual pertama kali. Namun, apabila seorang wanita mempunyai factor resiko terkena kanker leher rahimmaka pap smear dilakukan setiap tahunnya. Batasan wanita berhenti melakukan pap smear adalah apabila sudah berumur 70 tahun dan hasil pap smear negative selama 3x berturut-turut selama 10 tahun. 2. Tujuan Pap Smear Tujuan pap smear ini adalah: a. Sehat tidaknya mulut Rahim Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks b. Jenis kelamin, radang atau keganasan pada mulut Rahim Mendeteksi adanya gejala pra kanker leher Rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker c. Derajat kelainan pada mulut Rahim Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker Rahim dan mengetahui tingkat berapa keganasan serviks



13 | P a g e



3. Tujuan Pap Smear Manfaat pap smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Diagnosis Dini Keganasan Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker Rahim, kanker korpus endometrium, keganasan tuba falopi dan keganasan ovarium b. Perawatan Ikutan Dari Keganasan Pap smear berguna bagi perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasi c. Interpretasi Hormonal wanita Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus mentsruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan dan menentukan kemungkinan keguguran pada hamil muda d. Menentukan Proses Peradangan Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur 4. Persiapan Sebelum Melakukan Pap Smear a. Tidak sedang haid (karena darah dan sel dari dalam Rahim dapat menganggu keakuratan hasil pap smear) waktu paling baik pengambilan lender adalah 2 minggu setelah haid. b. Tidak melakukan senggama atau tidak melakukan hubungan suami istri dalam waktu 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan (tidak berhubungan badan) c. Tidak sedang menggunakan obat-obatan vaginal, selain itu kosongkan kandung kemih anda sebelum pemeriksaan d. Jangan menggunakan pembasuh antiseptic dan sabun antiseptic disekitar vagina selama 24 jam sebelum pengambilan lender e. Penggunaan obat-obatan tertentu harus dihindari karena dapat mempengaruhi hasil papa smear, seperti kolkisin, estrogen, podofilin, progestin, perak nitrat, zat-zat komposisi dalam rokok f. Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktifitas seksualnya dan riwayat kesehatan yang pernah dideritanya. 14 | P a g e



5. Prosedur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear a. Berikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, yakinkan pasien bahwa prosedur yang akkan dilakukan tidak menyakitkan b. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dalamnya dan pasien berbaring dengan posisi litotomi (posisi terlentang dengan kedua lutut di letakkan pada perut) c. Nyalakan lampu periksa dan aturlah agar cahaya menjangkau medan yang akan diperiksa (daerah vulva). Usahakan agar letak nya cukup tinggi dan sinarnya menyedot kebawah sekitar 25 derajat dari bidang datar d. Cuci tangan dan pakailah sarung tangan secara steril e. Pastikan kandung kemih pasien dalam keadaan kosong f. Lakukan prosedur asepsis. Abilah kapas yang sudah direndam dalam larutan antiseptic dengan klemoval. Lakukan usapan vulva dan perineum secara sistematik dengan prinsip mulai sentral keperifer. Usapan daerah anus harus dilakukan paling akhir g. Buanglah kapas yang sudah selseai digunakan pada tempat sampah medis h. Pasang speculum tanpa menggunakan pelican, dan tanpa melakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga tampak jelas bagian atas, forniks posterior, serviks uterus dan kanalis servikalis. Periksa serviks apakah normal atau tidak i. Setelah bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio tampak, maka spatula dengan ujung pendek dimasukkan kedalam endoserviks, dimulai dari arah jarum jam 12 dan diputar 360℃ searah jarum jam j. Lender yang didapat dioleskan pada objek glass berwarna arah jarum jam membentuk sudut 45℃ satu kali usapan. Apusan hendaknya dilakukan sekali saja k. Tariklah speculum perlahan-lahan dan letakkan pada larutan klorin l. Lalu didefinisikan atau celupkan kaca objek dengan lender yang diusap tadi ke dalam larutan alcohol 95% selama 15-30 menit. Fiksasi sampel addalah cara mengawetkan sampel dengan bahan kimia tertentu agar sel yang terkandung dalam sampel tidak rusak m. Kemudian sedikan diamsukkan kedalam wadah transport dan dikirim ke ahli patologi anatomi dimana sediaan dapat dikirim secara basah atau dikirim secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam alkohol 15 | P a g e



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Posisi janin yang optimal adalah posisi anterior dimana kepala janin berada di bawah dan wajahnya menghadap ke punggung. Bidan atau ahli kandungan dapat meberikan arahan terkait kegiatan apa saja yang dapat dilakukan selama kehamilan trimester III untuk memperbesar jalan lahir atau pangul ibu. Macam-macam aktifitas rutin yang bisa untuk mengoptimalkan janin diantaranya: jalan kaki, ngepel jongkok, posisi merangkak, mengikuti senam hamil dan yoga hamil, tujuannya agar jalan lahir semakin lebar dan mempermudah proses persalinan. Vaginal touched atau biasa disebut pemeriksaan dalam, pemeriksaan dalam ini dilakukan dari proses persalinan dimulai, yakni dari ibu mengalami tanda dan gejala persalinan sampai nantinya akan melahirkan bayi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan 2 jari yaitu jari telunjuk dan jari tengah yang dimasukkan kedalam vaginal. Kemudian dari pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kemajuan proses persalinan. VT juga sebagai acuan terhadap perkembangan pembukaan serviks, dari 1 cm - 10 cm



B. Saran 1. Mahasiswa diharapkan agar mengetahui tentang optimalisasi posisi uterus 2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan tindakan secara aman dan mandiri pada saat melakukan VT (Vaginal Touched) 3. Mahasiswa diharapkan mengatahui tindakan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil



16 | P a g e



DAFTAR PUSTAKA



http://www.bidankita.com http://pdfcoffee.com Bagian obstetric & ginekologi, 1983, Obstetri Fisiologi



17 | P a g e