Makalah Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOMUNIKASI DALAM PERILAKU ORGANISASI



DISUSUN OLEH: KELAS A KELOMPOK 4 REIHAN FADHIL ARYAPUTRA



(B1C117238)



SIDARWATI



(B1C118014)



ALIIFAH ASHIILYAH YUSUF



(B1C120003)



ALVIANTO



(B1C120004)



ELTA FAIZIAH AL QARIMA



(B1C120019)



JAFRIANA



(B1C120030)



MUTIARA ARIANTO



(B1C120046)



MUTIARA NUZUL RAMADHANI



(B1C120047)



NANDA APRIDAL



(B1C120049)



NUR FITRAH



(B1C120052)



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi”, makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perilaku Organisasi. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Intihanah, SE., M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan kami khususnya mengenai“Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi” Kami juga mengucapkan terimakasih kepada sesama rekan kelompok atas partisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu guna kesempurnaan makalah ini.



Kendari, 30 September 2021



Kelompok 4



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 A.



Latar Belakang.............................................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2 A.



Konsep Dasar Komunikasi..........................................................................................2



B.



Jenis-Jenis Komunikasi................................................................................................3



C.



Unsur-Unsur Komunikasi............................................................................................6



D.



Arah Komunikasi.........................................................................................................7



E.



Pengertian Konseptual Komunikasi Dalam Organisasi...............................................8



F.



Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi......................................................................9



G.



Proses Komunikasi Dalam Organisasi.......................................................................11



H.



Komunikasi Sebagai Kebutuhan Organisasi..............................................................13



I.



Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi...............................................14



J.



Isu-Isu Terbaru Komunikasi......................................................................................15



BAB III PENUTUP..................................................................................................................19 A.



Kesimpulan................................................................................................................19



DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya Memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam. kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan danbawahannya. Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Konsep Dasar Komunikasi Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan pada bagian terdahulu tidaklah dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula sebaliknya komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang penting bagi semua organisasi. Berikut ini beberapa pandangan mengenai definisi komunikasi. Rubben (dalam Muhammad. 2001: 3) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif dimana ia berpendapat bahwa komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Dari pandangan di atas dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dan mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubungan. Dalam kenyataan yang ada komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi. Bahkan dapat diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia yang kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia akan menjadi lemah, demikian pula sebaliknya. Maka untuk itu, komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar tetap stabil sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss comunication. Barry Cushway menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk organisasi climate yakni iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja dalam organisasi (Panuju, 2001:2). Rubben (1988), mengemukakan bahwa komunikasi manusia yang lebih komprehensif bahwa komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat



2



3 menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi inipun komunikasi dikatakan sebagai suatu proses aktivitas yang mempunyai beberapa tahapan yang satu dengan yang laiimya saling berhubungan. Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang komunikasi dan pada prinsipnya komunikasi digambarkan sebagai suatu hubungan dua arah antara pemberi pesan dan penerima pesan. Secara garis besar dapat digambarkan model komunikasi yang banyak dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:



Dengan model komunikasi yang dikemukakan oleh Lasswell pada gambar diatas, berikut dapat dilihat perbedaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Shannon.



Dari dua model yang digambarkan di atas ternyata yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Shannon, oleh karena dalam model kedua tersebut memberikan gambaran kepada setiap orang bahwa dalam komunikasi pasti akan selalu ada sumber gangguan.



B. Jenis-Jenis Komunikasi 1.



Komunikasi Antar Pribadi Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: a.



Komunikasi lisan



b.



Komunikasi tertulis



c.



Komunikasi non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh



4 Dari ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa : 



Vocabulary (perbendaharaan kata-kata): Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.







Racing (kecepatan): Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.







Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi



suara



yang



tidak



proposional



merupakan



hambatan



dalam



berkomunikasi. 



Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.







Singkat dan jelas: Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.







Timing (waktu yang tepat): kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.



a.



Komunikasi Lisan Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya adalah melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi kelompok dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dalam umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan tanggapan diterima dalam waktu yang relatif singkat. Jika penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu, umpan balik yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya memungkinkan koreksi dini.



5 Disamping memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki kerugian. Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi adalah ketika pesan yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin banyak orang yang dilewati oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan dan komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut. b.



Komunikasi Tulisan Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi secara tertulis. Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi tertulis ini diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang dikirimkan via kata-kata secara tertulis. Salah satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti. Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat disimpan dalam waktuyang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka secara referensi dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi selanjutnya. Kelebihan seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi. Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari oragisasi tersebut selama beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara tertulis, maka ini dapat dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau selama tugas dan tujuan tersebut belum tercapai.



c.



Komunikasi Non Verbal  Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal : 



Ekspresi wajah: Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.







Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti



6 orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya. 



Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. 







Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.







Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.







Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres



C. Unsur-Unsur Komunikasi 1.



Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang membertiakan.



2.



Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.



3.



Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan atau saran.



4.



Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak menjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.



5.



Unsur komunikasi tersebut (komunikator) menyampaikan berita, berita-berita yang disampaikan, komunikasi dan tanggapan atau reaksi, merupakan suatu kesatuan



7 yang utuh dan bulat. Dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.



D. Arah Komunikasi Menurut Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas. 1.



Ke Bawah Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang berkomunikasi dengan para bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.



2.



Ke Atas Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi



3.



Lateral (Horizontal) Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama manajer.



Komunikasi



horizontal



berfungsi



untuk menghemat



waktu dan



memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan horizontal ini



8 memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.



E. Pengertian Konseptual Komunikasi Dalam Organisasi Secara sederhana disebut, jika ada dua orang atau lebih dalam organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan wadah kegiatan orangorang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama (common goals). Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi oleh peran tugasnya. Dinamika perilaku yang ditampilkannya diisi oleh posisi "tawar menawar antara "needed accomplishment" dan "lask accomplishment" yang mewarnai produktivitas kelompok maupun



perorangan



(Satoro,



2002-



2003:1).



Sedangkan



Daryanto



(1996:3),



mengungkapkan bahwa "Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan". Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwat setiap kelompok orang yang bekerja sama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga menampilkan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Myers & Myers (1987: 21) menekankan bahwa komunikasi itu penting dan merupakan sentral dari kehidupan organisasi, tetapi menganggapnya hanya sebagai salah satu dari sejumlah proses yang berlangsung dalam organisasi. Berbagai pandangan kaum ilmuwan dalam bidang komunikasi menganggap komunikasi sebagai kekuatan dominan dalam kehidupan organisasi. Karena itu komunikasi merupakan inti organisasi. tanpa komunikasi tidak akan terdapat aktivitas organisasi. Berdasarkan uraian diatas, untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, berikut dipaparkan beberapa definisi untuk melihat keanekaragaman pernyataan-pernyataan yang dilihat dari sudut pandang yang bebeda. Hal ini berguna untuk menarik pengertian yang umum dari komunikasi. 1.



Sutisna (1989:226), "Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok.



2.



Handoko (1997:272), "Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Pemindahan pengertian



9 tersebut tidak sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi dan sebagainya". 3.



Hellrigel dan Slocum (dalam Djatmiko. 2002:56), "Komunikasi adalah proses di mana fungsi-fungsi manajemen, merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. dilaksanakan.



4.



Lewis dalam Hoy & Miskel (1987). "Communication meand starring messages, ideas, or attitudes that produce a degree of understanding between a sender and receiver. (Komunikasi diartikan pemberian pesan, ide atau sikap yang dihasilkan adanya suatu persetujuan atau saling pengertian antara si pengirim dan si penerima).



5.



Rogers (1976). “We define communication as the process by which an idea is transferredfrom a source to a receiver with the intention of changing his or her behavior”. (Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang di dalamnya suatu gagasan yang disampaikan dari sumber ke penerima dengan tujuan merubah perilakunya).



6.



Keith Davis (1979:372), "Communication is defined as the process of passing information and understanding from one person to another". (Komunikasi adalahsebagai proses penyampaian informasi dan pengertian dari orang yang satu kepada orang lain). Berdasarkan pengertian Komunikasi yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil



satu kesimpulan bahwa komunikasi merupakan pertukaran pesan antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk merubah perilaku individu. Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu. kelompok, atau organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima



pesan



dapat



berupa



scoring



anggota



organisasi,



seorang



kepala



bagianpimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau secara keseluruhan



F. Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi Kommunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu organisasi, ia merupakan proses penyampaian dan menafsirkan ide-ide. Pesan dan perintah yang terjadi di dalam totalitas unit organisasi dengan menggunakan komunikasi yang relevan untuk mencapai pertumbuhan perkembangan dan konsistensi kehidupan organisasi Komunikasi menjadi instrumen dalam menyebarkan berbagai informasi untuk dikerjakan oleh semua orang yang terlihat dalam organisasi, sehingga ia mampu menciptakan sinerji. Menciptakan sinerji merupakan bagian penting dalam organisasi, sebab sinerji “in the



10 coperative action of two or more persons working ingether to accomplish mene than they could working separately” (Mondy & Prona 1995 420).Terciptanya sinerji merupakan kontribusi yang diberikan oleh komunikasi, dan dengan terciptanya sinerji tersebut akan tercipta kinerja yang baik. Oleh karena itu menciptakan sinerji melalui komunikasi yang benar dan tepat akan mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin dapat diukur kualitas atau kualifikasi kepemimpinannya dari proses komunikasi yang dilakukannya. "Komunikasi organisasi menyampaikan dan menafsirkan pesan pesan di antara unit-unit kommunikasi yang merupakan bagian dan fakta atau keterangan keterangan organisasi" (Pace & Faules, 1989-17). Dengan demikian yang ditntut adalah bagaimana seseorang baik pimpinan, staf maupun bawahan mampu untuk mengungkapkan dan mengekspresikan ide-idenya kepada semua pihak dalam organisasi tersebut. Kalau diperhatikan dengan seksama bahwa kommunikasi organisasi tersebut



memiliki karakter sebagai pengiriman atau pengerahan pesan,



penafsiran pesan, dan penanganan atau menindak lanjuti pesan agar kegiatan organisasi dapat dijalankan sesuai dengan pesan tersebut. Wofford (1977 349) mengemukakan bahwa pengiriman pesan hanya datang dari level atasan, yatiu sifatnya : 1. 2.



Memberi perintah tugas Memberi perintah untuk menghasilkan pengertian tentang tugas dan hubungannya dengan tugas keorganisasian



3.



Memberi informasi tentang prosedur dan tugas keorganisasian



4.



Menemukan balikan atau respon dari bawahan.



5.



Menemukan informasi tentang idiologi sebagai indoktrinasi terhadap bawahan mengenai misi organisasi Lebih tegas lagi seperti yang dikemukakan Kreps (1986:197), bahwa pesan atasan ke



bawahan dalam komunikasi (downward communication) berfungsi sebagai: 1.



Mengirim pesan secara hierarki kepada bawahan



2.



Memberi informasi sehubungan dengan tugas



3.



Melaksanakan tinjauan tentang pelaksanaan



4.



Mengindoktrin agar bawahan menyadari dan mampu menginterisasikan tujuan organisasi



11 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampaikan oleh atasan pada bawahan adalah untuk menyampaikan perintah, pengarahan, bimbingan dan kebijaksanaan (keputusan) yang diberlakukan oleh organisasi dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas disiplin hak dan tanggung jawab para bawahan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan sarana untuk penyebaran informasi dalam organisasi. Jika perannya adalah sebagai sarana maka peran tersebut harus diperkuat untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya agar organisasi berjalan secara efektif. Dengan berjalan secara efektif setiap perencanaan dalam organisasi, maka dapat dikatakan bahwa organisasi telah menggunakan komunikasi dengan benar, berdasarkan hal tersebut secara aksiomatik dapat dikatakan bahwa organisasi dan berhasil dengan baik jika menggunakan komunikasi dengan baik, dan organisasi tidak akan berjalan dengan baik jika ia tidak menggunakan komunikasi dengan benar.



G. Proses Komunikasi Dalam Organisasi Proses komunikasi adalah langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan pengirim. 1.



Pengirim pesan (sender) dan isi pesan / materi Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.



2.



Simbol / isyarat Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.



12 3.



Media / penghubung Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.



4.



Mengartikan kode / isyarat Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.



5.



Penerima pesan Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim



6.



Balikan (feedback) Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.



7.



Gangguan Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.



13



H. Komunikasi Sebagai Kebutuhan Organisasi Setiap pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi mempunyai alasan tertentu mengapa dikirimkan dan diterima oleh orang-orang tertentu dalam komunitas organisasi tersebut. Menurut Muhammad (1995:99), ada beberapa fungsi pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi. yang berhubungan dengan tugas-tugas kemanusiaan, dan pembaharuan dalam organisasi, yaitu: 1.



Pesan tugas, yaitu pesan-pesan yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi oleh anggota organisasi. Pesan tersebut mencakup pemberian informasi kepada bawahan untuk melakukan tugas secara efisien, seperti pemberian latihan, orientasi. penentuan tujuan, produktivitas dan lain-lain



2.



Pesan pemeliharaan, yaitu pesan yang berkenaan dengan kebijaksanaan dan pengaturan organisasi, pesan ini mencakup perintah, ketentuan, prosedur, aturan dan kontrol yang diperlukan untuk mempermudah gerakan organisasi untuk mencapai output sistem.



3.



Pesan kemanusiaan, yaitu diarahkan kepada orang-orang dalam organisasi dengan mempertimbangkan sikap mercka. pesan ini berkenaan dengan hubungan interpersonal, konsep diri perasaan dan moral. Yang termasuk dalam kategori pesan ini adalah penghargaan terhadap hasil yang dicapai, penyelesaian konflik antara individu atau kelompok aktivitas informal dan bimbingan.



4.



Pesan pembaharuan, yaitu suatu pesan yang menjadikan organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk itu suatu organisasi membuat rencana-rencana baru, aktivitasaktivitas baru, program-program baru. proyek- proyek baru dan saran-saran baru pula.



5.



Memahami kebutuhan-kebutuhan dari semua anggota dalam organisasi maka kinerja anggota akan maksimal dan hasilnya dalam mencapai tujuan organisasi akan baik, sehingga optima-lisasi dalam semua lini organisasi berhasil dengan memuaskan. Sekali lagi dapat dikatakan secara aksiomatik bahwa keberhasilan organisasi sangat ditentukan olch komunikasi sebagai salah satu faktor determinan dalam pencapaian tujuan setiap organisasi.



14 I.



Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi Stephen P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu: 1.



Penyaringan Hambatan yang pertama dalam komunikasi adalah penyarngan. Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak semua informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlua dan menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan tidak sama sekali disampaikan. Sebab utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah lelvel dalam struktur organisasi. Semakin vertical level dalam hierarki organisasi, semakin banyak



terjadinya



peluang



penyaringan.



Factor-faktor



seperti



ketakutan



menyampaikan kabar burukdan keinginan untuk menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka. Kondisi seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas. 2.



Persepsi selektif Biasanya penerima dalam proses komunikasi secara selektif menerima dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi. Dengan adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.



3.



Informasi berlebih Dalam proses komunikasi adakalanya seseorang menambah atau mengurangi informasi yang diddapat dan disampaikannya. Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi tersebut atau menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang efektif.



4.



Emosi



15 Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima seseorang ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria akan berbeda tingkat keefektifan komunikasinya. 5. Bahasa Dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa mengandung banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisi yang diberikan ke kata-kata itu. Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-beda, baik latar belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki organisasi sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu saja hal semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif. 6.



Kegelisahan komunikasi Menurut Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa takut ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam komunikasi.



J.



Isu-Isu Terbaru Komunikasi Menurut Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan dengan komunikasi dalam sebuah organisasi, yaitu : 1. Penghalang komunikasi antara pria dan wanita Adakalanya seorang pria merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan seorang wanita atau dengan kata lain perbedaan gender seringkali menjadi penghalang dalam melakukan komunikasi yang efektif. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah



16 adanya perbedaan antara pria dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria menggunakan pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya untuk mendapatkan koneksi. Menurut Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan yang berkesinambungan, yang mengubah kebutuhan kebutuhan yang berbenturan menjadi keakraban dan independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan



kebersamaan.



Independensi



menekankan



keterpisahan



dan



perbedaan.



Masalahnya adalah, wanita berbcara dan mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan keakraban sedangkan pria berbicara dan mendengar bahasa untuk menekankan status kekuasaan dan independensi. Jadi untuk banyak pria, pembicaraan merupakan cara untuk mempertahankan independensi dan status dalam tertib social hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan negosiasi untuk menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba mencari dan memberikan informasi serta dukungan. 2. Diam sebagai komunikasi Pengertian diam dalam konteks komunikasi adalah tidak adanya pembicaraan atau suara, yang umumnya diabaikan sebagai bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi karena menggambarkan tiadanya tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti tidak ada tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal komunikasi, sebaliknya diam dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat. Diam dapat berarti seseorang sedang memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara, serta dapat mengisyaratkan kesepakatan, menolak, kecewa, atau marah. Kegagalan dalam memberikan perhatianpada bagian diam dari percakapan dapat berakibat kehilagan bagian penting dari pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan kesenjangan, jeda, dan keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan. Kadangkala pesan yang nyata dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins : 2006). 3. Komunikasi yang benar secara politis Secara sederhana,



komunikasi politik



(political



communication)



adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan actor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.



17 Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja. Seperti mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki komunikasi politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka. Dalam pergaulan sehari-hari seringkali kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan sehingga terkesan lebih halus dan lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini akan menjadi suatu bekal bagi kita agar dapat melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype, mengancam, dan menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang memilik angkatan kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda pula. Tetapi kadang kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi suatu kata yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk memodofikasinya menjadi sebuah kata yang lebih halus. Kata-kata merupakan alat promer untuk melakukan komunikasi. Semakin banyak perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, makin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan, kita akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan bila kita menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak begitu dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan diterima sesuai dengan maksud kita. Kita harus peka dengan pemilihan kata karena terkadang itu bisa melukai perasaan orang lain. Tetapi kitapun harus hati-hati dalam menghilangkan atau memodifikasi kata-kata yang kita gunakan karena hal tersebut bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif. Intinya adalah kita harus menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat. 4. Komunikasi lintas budaya Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan kerap kali enjadipenghalang komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P. Robbins (2006), sedikitnya ada empat masalah yang menjadikan factor budaya ini menjadi penghambat dalam komunikasi, yaitu: a.



Hambatan yang disebabkan oleh semantic Makna kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa kata ada yang tidak bisa diterjemahkan kedalam bahasa atau budaya lain.



b.



Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata



18 Seringkali dalam bebrapa bahasa terdapat kata yang sama, baik dalam penulisan meupun dalam pengucapannya, tetapi memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif. c.



Habatan yang disebabkan oleh perbedaan nada Setiap daerah atau suku biasanya mempunyai kebudayaan yang berbeda tidak terkecuali dengan nada berbicara. Bagi orang batak misalnya, mereka sudah terbiasa berbicara dengan nada yang tingi. Tetapi bagi orang sunda, biasanya nada yang tingi ini sering diidentikan dengan keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan sehari-hari.



d.



Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi Biasanya orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda dalam mempersepsikan sesuatu.



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Komunikasi sangat penting dalam organisasi,proses komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dan mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubugan.Barry Cyshway menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk organisasi climate yakni iklim oraganisasi yang mengambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Stephen P.Robbins menggolongkan komunikasi menjadi tiga jenis,yaitu komunikasi lisan,komunikasi tertulis,dan komunikasi non verbal disebut juga bahasa tubuh. Dari ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal mencakup



aspek-aspek



berupa



Vocabulary,Racing



(Kecepatan),Intonasi



Suara,Humor,Singkat dan jelas,Timing.Komunikasi juga memiliki unsur-unsur antara lain komunikator ,menyampaikan berita ,berita-berita yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah ,laporan atau saran. Menurut Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas Menurut Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.Setiap kelompok orang yang bekerja sama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga menampilkan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.Pesan yang disampaikan oleh atasan pada bawahan adalah untuk menyampaikan perintah, pengarahan, bimbingan dan kebijaksanaan (keputusan) yang diberlakukan oleh organisasi dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas disiplin hak dan tanggung jawab para bawahan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan sarana untuk penyebaran informasi dalam organisasi.



19



Komunikasi terjadi melalui suatu proses, Proses komunikasi adalah langkahlangkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan pengirim. Setiap pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi mempunyai alasan tertentu mengapa dikirimkan dan diterima oleh orang-orang tertentu dalam komunitas organisasi tersebut. Menurut Muhammad (1995:99), ada beberapa fungsi pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi. yang berhubungan dengan tugas-tugas kemanusiaan, dan pembaharuan dalam organisasi, yaitu Pesan tugas,Pesan pemeliharaan,Pesan kemanusiaan,Pesan pembaharuan,dan memahami kebutuhan-kebutuhan dari semua anggota dalam organisasi.Komunikasi tidak selalu berjalan seperti yang kita harapakan,komunikasi juga dapat mengalami hambatan-hambatan. Stephen P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu Penyaringan,Persepsi



selektif,Informasi



berlebih,Emosi,Bahasa,dan



Kegelisahan



komunikasi.Komunikasi juga tidak terlepas dari isu-isu atau masalah dalam sebuah organisasi,seperti yang diungkapkan oleh Stephen P.Robbins (2006),ada empat isu terkini yang berhubungan dengan komunikasi dalam sebuah organisasi,yaitu penghalang komunikasi antara oria dean wanita,diam sebagai komunikasi,komunikasi yang benar secara polits,dan komunikasi lintas budaya.



20



DAFTAR PUSTAKA



Annisa, S. (2015, Maret 13). Makalah Komunikasi. Retrieved from Sasha Annisa: http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/makalah-komunikasi.html?m=1 Gitosudarmo, I., & Sudita, N. (2000). Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Hermana, D., & Berlian, U. C. (n.d.). Komunikasi Dalam Organisasi. Hidayat, Y. R. (2010, Januari 08). Makalah Komunikasi. Retrieved from Hidayats: http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/ekonomosae_08.html?m=1 Muhammad, A. (1989). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta: Indeks. Sendjaja. (n.d.). Teori-Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Thahirah, I. (n.d.). Makalah Perilaku Organisasi. Retrieved from Academia Edu: https://www.academia.edu/28670418/MAKALAH_PERILAKU_ORGANISASIONA L_docx



20