11 0 283 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS USIA DEWASA DENGAN PENYAKIT KANKER PROSTAT KEPERAWATAN KOMUNITAS II
NAMA KELOMPOK 7 :
FENTY FAJRI HANDAYANI
17031053
SALISA ASHANITA RAHMATIKA
17031054
NINDY INDAH PRATIWI
17031055
LUTFIATURROHMAH
17031056
AZMIL UMUR
17031058
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes HANG TUAH PEKANBARU 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam
sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi (Irdanatalia.2016). Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami pen urunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca)dan vitamin D. Tetapi pola ma kandengan Ca tinggi secara berlebihan dapatmeningkatkan risiko kanker prostat pada usia la njut (Rindiastuti (2007). Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang lebih parah adalah kanker prostat karena kanker prostat merpakan kanker pembunuh nomor dua pada pris setelah kanker paru-paru (Jar, 2004). Baik gangguan prostat maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena dampak negatif yang ditimbulkan cukup mengertikan. Pria yang terkena gangguan prostat misalnya, dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan kanker prostat dapat menyebabkan kematian (Siswono, 2003). Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah usia diats 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan (Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas
Rainy (2002) diet tinggi lemak dan pola makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007) merupakan faktor yang mempunyai kaitan erat dengan meningkatkan risiko kanker prostat. Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat pemeriksaan colok dubur yang ambormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen (PSA). Kecurigaanini kemudian dikonfirmasi dengan biopsi, dibantu dengan Trans Rectal Ultrasound Scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat colok dubur terbukti sebagai kanker prostat. Nilai prediksi colok dubur untuk mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk mendeteksi kanker prostat, tapi spesifisitasnya tinggi. Bila didapatkan tanda ganas pada colok dubur, maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002). Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam masyarakat dan semua umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Insidennya semakin meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker antara lain faktor geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas. 2. Untuk mengetahui Defenisi Kanker Prostat. 3. Untuk mengetahui Etiologi Kanker Prostat. 4. Untuk mengetahui Gejala Kanker Prostat. 5. Untuk mengetahui Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat. 1.3 Manfaat 1. Mahasiswa dapat memahami Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas. 2. Mahasiswa dapat memahami Defenisi Kanker Prostat. 3. Mahasiswa dapat memahami Etiologi Kanker Prostat. 4. Mahasiswa dapat memahami Gejala Kanker Prostat. 5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social, dan spiritual secara komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus manusia (Riyadi, 2007). Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlianya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007). Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005). Perawatan
komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2005).
2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas 1. Tujuan keperawatan komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut. a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 2. Fungsi keperawatan komunitas a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006). 2.3 Komunitas Sebagai Klien Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
2.4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
1. Proses kelompok (group process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. 2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. 3. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat. 2.5 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009). Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009). 2.6 Diagnosa Keperawatan Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005). 1. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi. 2. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan. 3. Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
2.7 Perencanaan/ Intervensi Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005): 1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit 2. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit 3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit 4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat 5. Lakukan olahraga secara rutin 6. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat 7. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan 2.8 Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu: 1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit 2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan 3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit 4. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas 2.9 Penilaian/Evaluasi Evaluasi
memuat
keberhasilan
proses
dan
keberhasilan
tindakan
keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah: 1. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi 2. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata 3. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit 2.10 Defenisi Kanker Prostat Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi. (Irdanatalia.2016) Harga deteksi kanker prostat sangat bervariasi di seluruh dunia, dengan Asia Selatan dan Timur deteksi lebih jarang daripada di Eropa, dan khususnya Amerika Serikat. Kanker prostat cenderung untuk mengembangkan pada pria berusia lebih dari lima puluh dan meskipun ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum pada laki-laki, banyak yang tidak pernah mengalami gejala, menjalani terapi tidak, dan akhirnya meninggal karena penyebab lainnya. (Irdanatalia.2016) Hal ini karena kanker prostat adalah, dalam banyak kasus, lambat berkembang, gejalabebas, dan karena laki-laki dengan kondisi yang lebih tua mereka sering mati karena sebabsebab yang tidak terkait dengan kanker prostat, seperti jantung atau penyakit peredaran darah, pneumonia, lainnya tidak terkait kanker, atau usia tua. Sekitar 2/3 dari kasus lambat tumbuh "kucing", yang lain ketiga lebih agresif, cepat berkembang secara informal dikenal sebagai "macan". (Irdanatalia.2016) 2.11 Etiologi Kanker Prostat Penyebabnya kanker prostat tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker
prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun. Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Kadmium adalah senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan pabrik-pabrik yang menggunakan logam berat ( logam Cd / senyawa Kadmium) sebagai salah satu bahan produksinya. (Anonim.2016) Kanker prostat dikelompokkan menjadi : 1. Stadium I : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain. 2. Stadium II : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA. 3. Stadium III : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening. 4. Stadium IV : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru). (Anonim.2016) Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat yaitu usia dan riwayat keluarga orang yang memiliki keturunan atau riwayat keluarga pernah terkena kanker prostat lebih berisiko untuk mengalami kanker prostat. Ketidakseimbangan hormon, diet tinggi lemak dan toksin juga,. Obesitas Laki-laki yang memiliki berat badan berlebih juga lebih mungkin terkena kanker prostat ketimbang orang dengan berat badan seimbang. Kegemukan telah terbukti dapat menyebabkan banyak kanker. Makanan Makanan yang tidak sehat seperti banyak lemak, tinggi gula, dan tinggi garam dapat memicu perkembangan kanker prostat..(Anonim.2016)
2.12 Patofisiologi Menurut Mansjoer Arif dkk (2000), sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma yang berasal dari sel asinar prostat dan bermula dari volume yang kecil kemudian membesar hingga menyebar. Karsinoma prostat paling sering ditemukan pada zona perifer sekitar 75%, pada zona sentral atau zona transisi sekitar 15-20%, sedangkan menurut Presti (2004), dan
Purnomo (2011), sekitar 60-70% terdapat pada zona perifer, 10-20% pada zona transisional, dan 5-10% pada zona sentral. Munculnya kanker prostat secara laten pada usia tua banyak terjadi. Sepuluh persen pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostat’diam’dan tidak bergejala. Persentasi ini bertambah usia. Pada tiga puluh persen kematian pria yang sebelumnya mempunyai keluhan atau gejala kanker prostat ternyata pada pemeriksaan ditemukan adanya tumor ganas ini. Pertumbuhan dari kanker prostat asimtomatis yang kebemukan pada umumnya lambat sekali. Sembilan puluh persen tumor tersebut merupakan adenokarsinoma. Umumnya, penyakitnya multifocal keganasan sering terjadi terletak di pinggir kelenjar. Prognosisnya langsung bergantung pada derajat keganasan sel-sel dan kadar infiltrasi ke dalam pembuluh darah limfe dan pembuluh balik (Jong dan Sjamsuhidayat, 2004) Menurut Mc. NEAL (1988), mengemukakan konsep tantang zona anatomi dari prostat. Komponen kelenjar dari prostat sebagian besar terletak atau membentuk zona perifer. Zona perifer ini ditambah dengan zona sentral yang terkecil merupakan 95% dari komponen kelenjar. Komponen kelenjar yang lain (5%) membentuk zona transisi. Zona transisi ini terletak tepat di luar uretra di daerah verumontanum. Proses hiperplasia dimulai di zona transisi. Sebagian besar proses keganasan (60-70%) bermula di zona perifer, sebagian juga dapat tumbuh di zona transisi dan zona sentra Karsinoma prostat berupa lesi multi sentrik. Kanker prostat menyebar ke kelenjar limfe di panggul kemudian ke kelenjar limfe retroperitoneal atas. Penyebaran hematogen terjadi melalui V, vertebralis ke tulang panggul, femur proksimal, ruas tulang lumbal, dan tulang iga. Metastasis tulang sering bersifat osteoklastik. Kanker ini jarang menyebar ke sumsum tulang dan visera, khususnya hati dan paru (jong dan Sjamsuhidajat, 2010). 2.13 Determinan Kanker Prostat a. Faktor Genetik Menurut Kim dan Steinberg (2000), dan Moyad (2002), riwayat keluarga sebagai faktor resiko kanker prostat. Kira-kira 15 – 25 % pasien didiagnosis dengan kanker prostat dilaporkan memiliki satu hubungan darah relatif dengan diagnosa yang sama. Lakilaki dewasa dengan ayah atau saudara laki-laki yang menderita kanker prostat mempunyai resiko dua kali menderita kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki dewasa yang tidak memiliki riwayat kanker prostat. Sedangkan menurut Purnomo, (2011), adanya factor
genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat, dimana riwayat keluarga yang menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita, serta memungkinkan naik menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita. b. Faktor Ras dan Lingkungan Berdasarkan ras dan factor lingkungan menurut Moul et.al. (2005), Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika – Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih. Sementara bangsa Hispanik dan Asia memiliki insiden yang lebih rendah dari orang kulit putih (Surveillance, Epidemiology and End Result (SEER), 2007). c. Faktor Gaya Hidup 1. Makanan Kanker prostat juga sering dikaitkan dengan kadar pengambilan lemak. Di mana, baik lemak dari tumbuhan maupun lemak dari hewan. Akan tetapi, harus diingatkan bahwa tidak semua lemak punya kecenderungan untuk menyebabkan kanker prostat. Ini adalah berdasarkan hasil studi yang dijalankan pada orang Jepang yang tinggal di Jepang dan orang Jepang yang tinggal di Amerika, dari hasil penelitian yang dijalankan, di lihat bahwa yang tinggal di Amerika lebih tinggi prevalensi menderita kanker prostat dibanding orang Jepang yang memang tinggal di Jepang. Hasil kultur sel menunjukkan bahwa asam lemak omega-6 merupakan stimulan positif terhadap pertumbuhan sel kanker prostat (McLaughlin, 1990). Sedangkan menurut O Reilly (1999) stimulasi negatif asam lemak omega-3 menunjukkan asam lemak omega-3 dapat mempengaruhi hormon seks atau faktor pertumbuhan dan kesan langsung terhadap 5-alpha reductase. 2. Kalsium Para usia lanjut akan kehilangan kandungan kalsium tubuh sebanyak 30% setelah usia 50 tahun dan 80% setelah 70 tahun yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis sehingga membutuhkan asupan kalsium yang lebih banyak daripada usia dewasa (Donatelle, 2005). Hal ini menciptakan paradigma di kalangan usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak, tetapi dengan pola konsumsi kalsium berlebih khususnya pada pria usia lanjut dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat (Astawan, 2008). Peran kalsium dalam meningkatkan risiko kanker prostat dengan asupan kalsium berlebih (> Universitas Sumatera Utara 23 2000 mg/hari), sehingga menurunkan regulasi 1,25 dihidroksi vitamin D, vitamin D aktif yang diduga berperan penting dalam proses karsinogenesis melalui inhibisi pertumbuhan dan proliferasi sel kanker dan metastasis (Yuyun, 2007). 3. Kimia Kadmium (Cd) Kadmium merupakan suatu
logam putih, mudah dibentuk lunak dengan warna kebiruan. Titik didih yang relative rendah (7670C) membuatnya mudah terbakar, sehingga membentuk asap kadnium oksida. Kadmium juga merupakan unsur yang terdapat di alam dan karena sebagian aplikasinya menyebabkan penyebaran luas dalam lingkungan, maka kadmium mudah tertapar dalam makanan, udara dan air. Paparan dapat juga terjadi dengan merokok dan mengunyah tembakau, dll. Beberapa studi epidemiologis adanya peningkatan insidens kanker prostat dan kanker paru ( Suyono dan Wijaya, 1995). d. Faktor Hormonal Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron. (Haas dan Wael, 1997). Sedangkan Menurut Chan dan Giovannucci (2001), menunjukkan bahwa ada hubungan diantara faktor hormonal dan kanker prostat, dan ini Universitas Sumatera Utara 24 dikaitkan dengan adanya riwayat penyakit seperti Diabetes Mellitus, sirosis dan sebagainya yang mana mengganggu keseimbangan hormon secara tidak langsung. 2.14 Gejala Kanker Prostat Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.(Sugeng.2015) Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker
menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya. (Sugeng.2015) Adapun gejala-gejala kanker prostat yaitu (Sugeng.2015) : a. Sulit berkemih : Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit. Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses berkemih. b. Nyeri saat berkemih : Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker. c. Keluar darah saat berkemih : Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala ini. d. Sulit ereksi atau menahan ereksi : Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini. e. Sulit Buang Air Besar : Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan bisa juga mengindikasikan kanker usus besar. f. Nyeri terus menerus : Di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas. Sering kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan. g. Sering berkemih di malam hari : Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.
h. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat : Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak cukup kuat.
2.15 Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat 1. Pencegahan Kanker Prostat Kanker prostat sendiri merupakan salah satu penyakit dengan tingkat keganas yang tidak bisa diragukan lagi. Ada yang menyebutkan kanker prostat sendiri sebagai penyakit utama kematian manusia diatas 74 tahun. (Holick M, 2004) Untuk kita sebagai manusia perlu mengenal lebih dini apa itu penyakit kanker prostat. Blogiztic akan mengulas cara ampuh mencegah penyakit kanker prostat sebagai berikut. Adapun gejala penyakit kanker prostat seperti yang sering dialami si penderita terbangun tengah malam untuk hajat membuang air kecil. Dalam sehariannya si penderita kanker prostatbisa membuang hajat 8 kali setiap harinya dan bisa muncul darah pada air seni maupun sperma, disfungsi dan keluhan sakit pada bagian belakang. (Holick M, 2004) Hal – hal yang diperlukan dalam penanganan pencegahan masalah kanker prostat sebagai berikut : a. Memperbaiki keadaan kesehatan umum : Menjaga agar berat badan berada pada berat ideal. Jika anda mempunyai penyakit obesitas maka dianjuran mengatur diet yang seimbang. Disamping memperbaiki keadaan kesehatan ditambhakan untuk melakukn kegiatan olahraga. b. Minum banyak air : Minuman air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu mengurangi racun-racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap hari adalah 6 – 8 gelas sehari. Hindari kopi dan teh secara berlebihan. c. Mengurangi minuman beralkohol d. Memakan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya tomat e. Makanlah makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti kacang kedelai dan produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai, salmon, tuna dan sarden. f. Dianjurkan makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel
g. Mengurangi konsumsi daging-dagingan dan lemak berlebihan h. Mendapat cukup asupan selenium dan vitamin E i. Kurangi stres dan depresi dar sekarang. 2. Penanggulangan atau Pengobatan Kanker Prostat a. Cara pengobatan kanker prostat : Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya: a) Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran b) Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi. b. Pembedahan untuk kanker prostat a) Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat) : Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B. Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai. b) Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian) : Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar. (Holick M, 2004) c) Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostat. Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C. Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara: 3. Manipulasi hormonal Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Manipulasi
hormonal
terutama
digunakan
untuk
meringankan
gejala
tanpa
menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar. (Holick M, 2004)
BAB III KASUS FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. DATA UMUM I. Data Geografi a. Lokasi
: RT 06 RW 04 Dusun Bantulan, Kecamatan Sidoarum,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta b. Luas wilayah
: 867,982 Km2/Ha
c. Batas daerah / wilayah
: pemerintah desa ke kecamatan 4 km, Desa ke pusat kota
20 km d. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya : Tanah Top soil (Tanah yang subur) dimanfaatkan untuk lahan persawahan. e. Keadaan tanah menurut jenisnya : Tanah Top soil (Tanah yang subur) II. Demografi a. Jumlah Penduduk :149 jiwa Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki :63 jiwa Perempuan :86 jiwa Berdasarkan kelompok usia 0 – 5 tahun : 4 % 6-10 tahun
:6%
11-20 tahun
: 10 %
21- 30 tahun
: 18 %
31- > 56 tahun : 34 % Berdasarkan agama Islam :149 orang Kristen : Tidak ada
Katholik : Tidak ada Hindu : Tidak ada Budha : Tidak ada III. Lingkungan Fisik a. Sumber air dan air minum Penyediaan air bersih PAM : Tidak ada. Sumur
: Masyarakat mengandalkan sumur sebagai sumber
air Sungai
: Tidak ada.
Lain-lain sebutkan b. Kualitas fisik air bersih Tidak memenuhi syarat kesehatan c. Pengelolaan air minum Dimasak : Masyarakat rata-rata memasak air untuk dijadikan layak minum Tidak dimasak : Masyarakat yang tidak mampu terpaksa tidak bias memasak air tersebut hingga menjadi layak minum. d. Pembuangan limbah Kebiasaan membuang sampah Ditimbun : Dibakar : Masyarakat biasanya membakar sampah. Diangkut Petugas : Lain-lain sebutkan : e. Pembuangan air limbah SPAL : Sungai : Kolam : Sembarang tempat : Air limbah pembuangan dari pabrik dibuang sembarang. f. Jamban Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : Masyarakat mempunyai jamban di rumah masingmasing Tidak memiliki jamban : Macam jamban yang dimiliki Leher angsa : Masyarakat rata-rata menggunakan jamban leher angsa dirumahnya WC cemplung : Sebagian masyarakat menggunakan WC cemplung. Sungai : Tidak ada Kolam : Tidak ada g. bila tidak mempunyai jamban, maka BAB di : WC umum : Tidak ada Jamban tetangga : Tidak ada Sungai : Tidak ada Sawah : Tidak ada h. Keadaan rumah Jenis rumah: Permanen : Sebagian masyarakat yang mempunyai jenis rumah permanen Semi permanen : Masyarakan bantulan masih ada yang mempunyai jenis rumah semi permanen Darurat : Tidak ada. IV. Pendidikan a. Penduduk berdasarkan pendidikan (usia sekolah) Penduduk sekolah : 88 % Penduduk tidak sekolah : 12
%
b. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal Tidak sekolah / buta aksara : 12 % SD : 39 % SLTP : 23 % SMU : 19
%
PT : 7
%
V. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum a) Sarana pendidikan formal Jumlah TK : 2 buah Jumlah SD/sederajat : 4 buah SLTP/sederajat : 3 buah SMU/sederajat : 2 buah Jumlah PT/sederajat : Tidak ada b) Organisasi social c) Sarana ibadah Masjid/musolla : 3 buah Vihara : Tidak ada Gereja : Tidak ada Pura : Tidak ada d) Sarana olahraga Lapangan sepak bola : 2 buah Lapangan bola volley : 1 buah Lapangan bulu tangkis : Tidak ada Lain-lain. e) Tempat-tempat umum dan industri Terminal : 1 buah Pasar : 2 buah Hotel : Tidak ada Industri : 1 buah b. Fasilitas kesehatan c. Jenis fasilitas kesehatan Rumah Sakit : 1 buah Puskesmas : 2 buah Puskesmas Pembantu : Tidak ada Polindes : Tidak ada Praktek dokter swasta : Tidak ada Praktek bidan : 3 buah.
VI. Sosial Ekonomi a. Karakteristik pekerjaan 1.
Jenis pekerjaan PNS/ABRI : 2 % Pegawai swasta : 15 % Wiraswasta : 28 % Petani (sawah/tambak) : 15 % Buruh tani/buruh pabrik : 17 % Lain-lain, sebutkan : Tidak ada
2. Status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun Penduduk bekerja : 51 % Penduduk tidak bekerja : 49 % b. Penghasilan rata-rat perbulan Rp > 450.000 – Rp 600.000 : 15 % Rp 600.000 – Rp 800.000 : 15 % >Rp 800.000 : 70 % Lain-lain. VII. Keamanan dan transportasi a. Keamanan a.1. Sarana keamanan Pemadam kebakaran : Tidak ada Instansi polisi : 1 buah Poskamling : 3 buah b. Transportasi b.1. Fasilitas transportasi Jalan raya : 5 ± km Jalan tol : Tidak ada Jalan setapak : 1 ± km b.2. Alat transportasi yang dimiliki masyarakat
Tidak punya : 50 orang Sepeda : 15 orang Mobil : 21 orang Motor : 63 orang. Lain-lain, sebutkan b.3. Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat Angkutan / kendaraan umum : Masyarakat masih ada yang menggunakan kendaraan umum Kendaraan pribadi : Masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi menggunakannya untuk berpergian VIII. Komunikasi a. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat : Radio : Tidak ada TV : Ada. Telepon : Tidak ada Majalah/koran : Ada Lain-lain. b. Teknik penyampaian informasi kepada masyarakat Radio – TV Papan pengumuman Pengeras suara keliling
: Masyarakat dusun bantulan masih menggunakan teknik pengeras suara keliling untuk pemberian informasi ke warga.
Lain-lain. IX. Peran serta masyarakat Kader kesehatan : 30 orang PMR : 15
orang
LSM : 10 orang
X. Adat-istiadat yang berhubungan dengan kesehatan Selamatan
: Masyarakat dusun bantulan sering mengadakan selamatan.
Rembung desa Gotong royong B. DATA STATUS KESEHATAN 1. Kesehatan Ibu dan Anak a. Jumlah ibu hamil : 15 orang b. Pemeriksaan kehamilan Teratur : Sebagian masyarakat ada yang teratur memeriksakan kehamilannya Tidak teratur : Sebagian masyarakat dusun bantulan lainnya ada juga yang tidak teratur memriksakan kehamilannya c. Kelengkapan imunisasi TT Lengkap : Belum lengkap : Masyarakat belum mampu melengkapi imunisasi TT d. Pemeriksaan balita ke posyandu/ puskesmas Teratur : Tidak teratur : Masyarakat masih belum teratur pergi ke puskesmas e. Kelengkapan imunisasi balita Lengkap : Belum lengkap : Balita yang terdapat di dudun bantulan masih belum lengkap mengenai imunisasi f. Status gizi balita berdasar KMS Garis hijau : Tidak dikaji Garis kuning : Tidak dikaji Garis Merah : Tidak dikaji
II. Keluarga berencana a. Jumlah PUS : ……………………………………. b. Keikutsertaan PUS pada program KB Ikut program KB : …………………………………….. Belum ikut KB : …………………………………….. c. Jenis kontrasepsi yang diikuti IUD : …………………………………….. Pil : …………………………………….. Kondom : …………………………………….. Suntik : …………………………………….. Susuk : …………………………………….. MOW : …………………………………….. MOP : …………………………………….. Tidak KB : ……………………………………..
IV. Kesehatan remaja a. Jumlah penduduk usia remaja : 50 orang b. Jenis kegiatan penduduk remaja mengisi waktu luang : Kumpul-kumpul : Mengikuti kursus : Olahraga : Remaja didusun bantulan biasanya melakukan olahraga seperti sepak bola dll untuk meluangkan waktunya. Remaja mesjid/gereja : Lain-lain. V. Kesehatan lansia a. Jumlah penduduk lanjut usia : 30 orang b. Keadaan kesehatan lansia
Ada masalah (sebutkan) : Lansia di daerah dusun bantulan mempunyai
c.
hipertensi dan asam urat d. Tidak ada masalah : e. Kegiatan yang dilakukan lansia Ada kegiatan (sebutkan) : Berladang, berkebun, melakukan kegiatan dirumah saja. Tidak ada kegiatan : f. Pendapat penduduk lansia terhadap program kegiatan untuk para lansia Perlu :Ya Tidak perlu : g. Pendapat penduduk lansia terhadap program pelayanan kesehatan untuk para lansia Perlu : Ya Tidak perlu : h. Fasilitas posyandu lansia Ada Tidak ada : Tidak adanya fasilitas posyandu lansia VI. Distribusi penyakit di masyarakat a. ISPA : Tidak ada b. Diare : 35 orang. c. Demam berdarah : 15 orang. d. Penyakit kulit : 50 orang e. Penyakit gigi : 20 orang f. Penyakit otot dan tulang : 30 orang g. Penyakit mata : 10 orang
A. PENGKAJIAN 1. Winshield Survey Lokasi pengamatan
: RT 06 RW 04 Dusun Bantulan, Kecamatan Sidoarum, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta Kelompok
:5A
Tipe perkampungan / pedesaan -
Perumahan yang ada di RT 06 sudah permanen
-
Warga disana 80% memiliki usaha pasir semen, pabrik, sisanya memiliki warung makan, toko kelontong, toko buah dsb.
-
85% warga memiliki usaha di rumah.
Lingkungan tempat tinggal -
Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
-
Bangunan rumah rumah sudah permanen.
-
Tidak terdapat apartemen di RT 06.
Umur area perumahan -
Tidak terdapat bangunan baru di RT 06.
-
Bangunan di RT 06 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
-
Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
Karakteristik social-kultural -
Penduduk di RT 06 terdiri dari balita sampai lansia.
-
Mayoritas penduduk berusia paruh baya.
-
Di RT 06 mayoritas warga berasal dari suku jawa.
-
Semua warga terlihat sibuk bekerja.
-
Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.
Lingkungan 1. Tampak umum -
Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 06
-
Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.
2. Bahaya lingkungan -
Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT tersebut.
-
Teramati adanya pabrik limba berbahan kimia
-
Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
-
Tidak terdapat area bermain.
-
Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
-
Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
-
Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.
-
Polisi berjaga di traffic light saat pagi hari.
3. Stressor lingkungan -
Terlihat adanya keramaian. Terdapat kemacetan di area traffic light.
-
Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut
-
Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
-
Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
-
Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi menengah ke atas.
Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada ) -
Ada pasar buah di RT 06.
-
Terdapat transportasi umum seperti bis kota.
-
Tidak terdapat tempat rekreasi.
-
Tidak terdapat tempat ibadah.
-
Terdapat pelayanan keamanan berupa pos polisi di dekat traffic light
-
Tidak terdapat apotek.
-
Pernah terjadi kebakaran di RT 06
-
Tidak terdapat kantor pos.
-
Terdapat ATM.
-
Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.
-
Tidak terlihat adanya mading.
Pelayanan kesehatan 1. Fasilitas kesehatan Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 06. 2. Sumber pelayanan kesehatan Tidak terdapat puskesmas di RT 06. Tidak terdapat nursing center di RT 06. Terdapat praktik dokter swasta. 1.
Data Inti Komunitas
A. Riwayat -
Riwayat wilayah RT 6, RW 4 dusun Bantulan desa Sidoarum dahulu merupakan area permukiman
-
Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah.
-
Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut 90 tahun.
B. Demografi -
Di RT ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin laki-laki
-
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 06 adalah SLTA.
-
Pekerjaan warga RT 6 80% adalah pengusaha pasir semen. Sedangkan sisanya menjadi peternak, buruh pabrik, pekerja swasta dan pedagang.
-
Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan
-
Status ekonomi menengah ke atas.
C. Statistik Vital -
Masalah kesehatan yang terjadi di RT 06 adalah ,obesitas, diabetes melitus, hipertensi dan stroke.
-
Selain kasus penyakit obesitas dan sebagainya yang telah disebutkan di atas terjadi juga seperti kanker prostat yang dialami oleh para pekerja buruh pabrik limba karena akibat sering terpapar bahan kimia.
-
Dalam 2 tahun terakhir di RT 06 terjadi kasus kanker prostat namun sejauh ini tidak sampai menyebabkan kematian.
D. Nilai dan Kepercayaan -
Mayoritas warga berasal dari suku Jawa dan beragama . Ada beberapa orang pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti Hindu, Budha, Katolik dan Protestan.
-
Terdapat masjid di RT tersebut.
-
Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat cina di toko obat.
2. Data sub system A. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi -
Di RT 06 tidak terdapat peta rawan masalah
-
Terdapat pasar
-
Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut
-
Tidak ada tempat rekreasi
-
Data winshield survey terlampir
b. Tanda Vital -
Kondisi iklim tropis dan saat ini tidak musim hujan
-
Kondisi lingkungan bersih.
c. System Review -
Di RT 06 ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya
-
Ada kegiatan pengajian rutin dan PKK yang di adakan setiap hari rabu.
d. Pelayanan Kesehatan dan Sosial a. Pelayanan yang di akses oleh warga RT 06 adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik dokter. b. Jika sakit rata-rata penduduk RT 06 datang langsung ke dokter praktik karena mereka tidak puas dengan pelayanan di puskesmas. c. Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk warga. d. Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan sore : 17.00 sampai 20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera. e. Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan f. Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia g. Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat h. Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RT 06. i. Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat. e. Ekonomi
-
Pekerjaan penduduk 80% pengrajin pasir dan semen, sisanya peternak, buruh, dan pekerja swasta. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 3.000.000.
-
Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
-
Masyarakat di RT06 tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena mengkonsumsi makanan siap saji
-
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi kesehatan, dan BPJS
-
Pendapatan masyarakat RT 06 lebih besar dari pada pengeluaran.
f. Keamanan -
Lingkungan aman
-
Terdapat pelayanan polisi lalu lintas di lampu merah atau di pinggir jalan raya
-
Pernah satu kali terjadi kebakaran
-
Air di RT 6 berasal dari air tanah dan kondisi air jernih.
-
Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan angkutan umum.
-
Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 6 agak rusak
g. Politik dan pemerintahan -
Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan
-
Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap masalah kesehatan yang terjadi.
-
Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
-
Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat dan pola hidup masyarakatnya.
h. Komunikasi -
Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon dan ponsel.
-
Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 06.
-
Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
-
Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 06.
i. Pendidikan -
Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
-
Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
-
Tidak terdapat fasilitas pendidikan di RT 06.
-
Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
j. Rekreasi -
Warga RT 06 memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini terbukti dengan banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
-
Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 06 sehingga warga harus pergi jauh untuk mendapatkan hiburan
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Kategori Data Geografi :
Pernyataan Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat
Kesimpulan Resiko terjadinya penularan
Lingkungan Fisik
berkumpulnya para pekerja prostitusi di
penyakit yaitu penyakit
wilayah tersebut
menular seksual. Sehingga mengakibatkan peradangan pada prostat dan memicu
Demografi : Usia
40% penduduk di RT 06 adalah
terjadinya kanker prostat Dewasa tua resiko terkena
lansia
kanker prostat
20% penduduk di RT 06 adalah
Lansia biasanya risiko
dewasa tua
terkena kanker prostat lebih tinggi seiring pertambahan usia. Sebagian besar penderita kanker ini adalah
Statistik Vital System Review
20% warga terkena kanker prostat /
pria berusia diatas 65 tahun Prevalensi kejadian kanker
tahun Tidak adanya kegiatan pendidikan
prostat tinggi Kurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai kanker prostat
mengenai informasi faktor penyebab dan pencegahan
Ekonomi
-
Di RT ini 60% penduduknya
kanker prostat Status ekonomi masyarakat
berjenis kelamin perempuan dan
menengah ke atas
40% berjenis kelamin laki-laki -
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 06 adalah SLTA.
-
Pekerjaan warga RT 6 80% adalah pengusaha pasir semen. Sedangkan sisanya menjadi peternak, buruh pabrik, pekerja swasta dan pedagang.
-
Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan
Pendidikan
-
Status ekonomi menengah ke atas.
Mayoritas
warga
berpendidikan Tingkat pendidikan,
sampai SLTA.
Terdapat
beberapa
pengetahuan dan kemampuan warga
yang warga dalam menerima
pengangguran
Wawasan warga tidak cukup baik
Hanya 2 % warga di RT 06 yang buta huruf. Warga yang buta huruf
informasi baik.
adalah lansia
RUMUSAN MASALAH Tanda dan gejala
Masalah ( Aktual /
Etiologi
Potensial ) Tingginya angka kejadian
Dimanifestasikan oleh
Kanker prostat di wilayah RT 06 RW 04 Desa
Prevalensi kejadian kanker
kanker prostat / tahun
prostat tinggi
Bantulan
Ada media untuk penularan
Makanan yang dikonsumsi
Terdapat adanya pabrik limba berbahan kimia
penyakit
20% warga terkena
Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat
tidak sehat
berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut
Tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena mengkonsumsi makanan
Rendahnya tingkat
Lingkungan kurang terpapar
siap saji (junkfood) Tidak adanya kegiatan
pengetahuan warga
informasi terkait kesehatan
pendidikan kesehatan
tentang kesehatan
reproduksi dan penularan
mengenai kanker prostat
reproduksi di wilayah RT
penyakit menular seksual
06 Desa Bantulan
terkhusus kanker prostat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko, berhubungan dengan Prevalensi kejadian kanker prostat tinggi , Ada media untuk penularan penyakit, Makanan yang dikonsumsi tidak sehat dimanisfestasikan oleh 20% warga terkena kanker prostat / tahun, Terdapat adanya pabrik limba berbahan kimia, Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut, Tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena mengkonsumsi makanan siap saji (junkfood). 2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan lingkungan kurang terpapar informasi terkait kesehatan reproduksi dan penularan penyakit menular seksual terkhusus kanker prostat dimanifestasikan oleh dengan tidak adanya kegiatan pendidikan kesehatan mengenai kanker prostat.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
No . 1.
Diagnosa Keperawatan Komunitas Perilaku
kesehatan
cenderung
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
Prioritas
5
4
3
3
3
2
4
4
5
4
4
41
1
3
2
3
3
4
2
3
3
5
4
4
36
2
berisiko,
berhubungan dengan Prevalensi kejadian kanker prostat tinggi , Ada media untuk penularan penyakit, Makanan yang dikonsumsi tidak sehat dimanisfestasikan oleh 20% warga terkena kanker prostat / tahun, Terdapat adanya pabrik limba berbahan kimia, Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut, Tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena mengkonsumsi makanan siap saji (junkfood). 2.
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit
berhubungan dengan lingkungan kurang terpapar informasi terkait kesehatan reproduksi dan penularan penyakit menular seksual terkhusus
kanker prostat dimanifestasikan oleh dengan tidak adanya kegiatan pendidikan kesehatan mengenai kanker prostat.
Keterangan : A : ResikoTerjadi
F : Sesuai dengan program Pemerintah
I. Dana
B : Resiko Keparahan
G. Tempat
J. Fasilitas Kesehatan
C : Potensial untuk Pendkes
H. Waktu
K. Sumber daya
D : Minat Masyarakat
E : Kemungkinan diatasi
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS No.
Dx. Kep
Tujuan
Tujuan
Strategi
Rencana
Evaluasi
Sumber
Tempat
PJ
Kom
1
Umum
Perilaku kesehatan Setelah
Khusus
Setelah
Intervensi
Kegiatan
Kriteria
Pemberdayaa
Standar Mahasiswa Wilayah RT
70 %
cenderung
dilakukan
dilakukan
n masyarakat
berisiko,
tindakan
tindakan
dan tentang
kesehatan
Masyarakat
berhubungan
keperawatan
keperawatan
pencegahan
tentang
RT 06 RW
Bantulan,
komunitas
komunitas
04 Desa
Kecamatan
dalam 2
dalam 2
Bantulan,
Sidoarum
bulan, angka
bulan
kanker
Tidak ada
dengan Prevalensi kejadian prostat
kanker tinggi
,
Ada media untuk prostat di RT penularan 06 RW 04 penyakit,
Desa
Makanan
yang Bantulan,
dikonsumsi tidak Kecamatan sehat
Sidoarum
dimanisfestasikan
menurun
oleh 20% warga terkena prostat Terdapat
kanker /
dan cara mengatasi kanker prostat.
Pendidikan
- Pengertian prostat
- Penyebab kanker prostat
nya angka
- Tanda dan
kejadian kanker
gejala
prostat
kanker prostat
Prevalensi
Pendidikan
kanker
kesehatan
prostat
kepada
menurun
masyarakat.
- Pencegahan kanker prostat
tentang
- Pengertian prostat
- Penyebab kanker prostat
- Tanda dan
Terdapat
2
Mahasiswa Aula RT 06 RW 04 Desa Bantulan,
gejala
Kecamatan
kanker
Sidoarum
prostat
n kanker
kimia,
Desa
mengerti
adanya
berbahan
masyarakat
Dan Amel
Sidoarum,
- Pencegaha
limba
06 RW 04
Kecamatan
tahun,
pabrik
dan
Bapak RT 06
prostat
Lutfia
kawasan
yang
dijadikan
tempat
berkumpulnya para
pekerja
prostitusi
di
wilayah tersebut, Tidak
mampu
menyediakan makanan
yang
bergizi
baik
karena mengkonsumsi makanan siap saji (junkfood).
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS No.
Masalah
Tujuan
Rencana
Sasaran
Waktu
Tempat
Dana
PJ
Kegiatan 1.
Perilaku
kesehatan Tidak ada nya
cenderung
berisiko,
berhubungan dengan Prevalensi
angka kejadian
kanker prostat
kejadian
kanker prostat tinggi , Prevalensi kanker Ada
media
untuk
penularan
penyakit,
Makanan
yang
dikonsumsi
tidak
prostat Terdapat
kanker /
tahun, adanya
pabrik
limba
berbahan
kimia,
Terdapat 2 kawasan yang
dijadikan
Kas RT
Bapak RT 06 RW 04
kesehatan
06 RW 04
2020
RW 04
mahasiswa
desa
tentang
desa
desa
Bantulan
Sidoarum
Sidoarum
dan Amel
- Penyebab kanker prostat - Tanda dan prostat
terkena
dan dana
prostat
Lingkunga n RT 06
dimanisfestasikan warga
5 April
gejala kanker 20%
Minggu,
bapak di RT
sehat oleh
Pendidikan
- Pengertian
prostat menurun
Bapak-
Pencegahan kanker prostat
Minggu,
Ibu-ibu di
5 April
RT 06 RW
2020
Aula RT
Kas RT
06 RW 04
dan dana
04 desa
desa
mahasiswa
Sidoarum
Sidoarum
Niken
tempat berkumpulnya para
pekerja
prostitusi di wilayah tersebut,
Tidak
mampu menyediakan makanan
yang
bergizi baik karena mengkonsumsi makanan (junkfood).
siap
saji
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlianya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi (Irdanatalia.2016). Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan
bahwa
usia
lanjut
mengalami
penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca)dan vitamin D. Tetapi pola makandengan Ca tinggi secara berlebihan dapatmeningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut (Rindiastuti (2007).
42
DAFTAR PUSTAKA Irdanatalia.2016. epidemiologi Penyakit Tidak Menular“Kanker Prostat (Http:// Epidemiologi Penyakit Tidak Menular“Kanker Prostat.html) di Akses Tanggal 4 November 2016 Sugeng.2015.Gejala,
Penyebab,
mengatasi,
mengobati
kanker
prostat
(http://www.referensisehat.com/2015/05/makalah-gejala-penyebab-mengatasi-mengobatikankerprostat.pdf.html di akses tanggal 4 November 2016 GLOBOCON.2008. (International Agency for Research on Cancer World Health Organization. Available from (http://globocan.iarc.fr/factsheet/populations/factsheet.asp?uno=360) di akses tanggal 4 November 2016 Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC: FamiliesUSA . Rindiastuti, Y.2007. Mekanisme Kalsium Dalam Meningkatkan Resiko Kanker Prostat Pada Usia Lanjut. Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret : 24 Umar,M dan Agus,A.2002. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Colok Dubur pada Pasien Pembesaran Prostat Untuk Mendeteksi Kanker Prostat. Palembang : Ilmu Bedah FK Unsri/R.S.Dr.Moehamad Hoesin
43