Makalah Konflik Sosial [PDF]

  • Author / Uploaded
  • surya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran TIK



Guru Mata Pelajaran : Azhar Al Afgani



Disusun oleh : Nur Khasanah Kelas : XII IPS 1



SMA MUHAMMADIYAH LEMAHABANG TAHUN 2018/2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Konflik Sosial dalam Masyarakat dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata Pelajaran TIK. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini. Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.



Cirebon, Maret 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ................................................................................................. i Daftar Isi........................................................................................................... ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1 C. Tujuan Masalah .................................................................................... 1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Konflik Sosial .................................................................... 2 B. Faktor Penyebab Konflik Sosial .......................................................... 3 C. Metode Penyelesaian Konflik Sosial ................................................... 5 D. Akibat Konflik Sosial........................................................................... 6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 8



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas. Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.



B. Rumusan Masalah Sesuai dengan adanya latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa definisi dari konflik sosial ? 2. Apa



saja



penyebab



konflik



sosial



dan



bagaimana



cara



meneyelesaikannya ? 3. Bagaimanakah dampak dari konflik sosial itu?



C. Tujuan Masalah 1. Menjelaskan tetntang definisi konflik sosial secara definitive. 2. Menjabarkan beberapa penyebab konflik dan metode penyelesaiannya. 3. Memberikan gambaran tetntang akibat dari konflik sosial.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian konflik sosial Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Beberapa tokoh banyak pendapat tentang definisi konflik sosial. Diantaranya adalah sebagai berikut Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan



akibat



daripada



berbangkitnya



keadaan



ketidaksetujuan,



kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan



kerjasama,



hubungan



saling



tergantung



dapat



pula



melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.



2



Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993). Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249). Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilakuperilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984). Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341). Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)



B. Faktor penyebab konflik sosial 1. Perbedaan individu Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.



3



Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. 2. Perbedaan latar belakang kebudayaan Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi



yang



berbeda.Seseorang



sedikit



banyak



akan



terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. 3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,



masing-masing



kepentingan



yang



orang



berbeda-beda.



atau



kelompok



Kadang-kadang



memiliki



orang



dapat



melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. 4. Perubahan-perubahan nilai Perubahan-perubahan



nilai



yang cepat



dan



mendadak



dalam



masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai



4



kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industry.



C. Metode Penyelesaian konflik sosial Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah : 1. Kompetisi Penyelesaian



konflik



yang menggambarkan



satu



pihak



mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation. 2. Akomodasi Penyelesaian



konflik



yang



menggambarkan



kompetisi



bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian. 3. Sharing Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan. 4. Kolaborasi Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.



5



5. Penghindaran Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain. 6. Tidak ekspresif Bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan kita, kadang, menimbulkan terjadinya konflik antarsuku di Indonesia. Sebetulnya, jika kita sudah mengenal, hal ini tdak akan terjadi. Oleh karena itu, ketika mereka bertindak atau bertingkah laku tidak sama dengan kita, bahkan jauh berbeda, kita tidak kaget lagi.



D. Akibat konflik sosial Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata ‘akibat konflik’? Selama ini dalam pola pikir masyarakat kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan dampak negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran tersebut tidak selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak positif. Tahukah kamu jika konflik tidak selamanya berakibat negatif? Perhatikan pembahasan berikut ini, yang nantinya akan membawamu menjadi lebih memahami beberapa sisi positif dari konflik dan tentunya sisi negatif dari konflik itu sendiri. 1. Sisi Positif Terjadinya KonflikBeberapa sisi positif terjadinya konflik di masyarakat antara lain sebagai berikut. a. Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. Hal ini biasanya terjadi pada konflik antarkelompok, di mana anggota masing-masing kelompok karena merasa mempunyai identitas yang sama bersatu menghadapi ancaman yang datang dari luar kelompoknya. b. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk ditelaah. Contohnya, dalam menetapkan suatu rancangan undang-undang (RUU) menjadi sebuah undang-undang



6



yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) dengan persetujuan presiden. Dalam hal ini perlu dilakukan telaah terlebih dahulu terhadap rancangan undang-undang tersebut dalam sidang di DPR. Dalam penelaahan itu tentunya terjadi perbedaan pendapat atau pandangan yang nantinya berguna untuk lebih memperjelas dan mempertajam kesimpulan yang dapat memperkuat undangundang tersebut. c. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok. Terjadinya



konflik



dapat



menumbuhkan



kesadaran



dalam



masyarakat terhadap norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik. d. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan antarkelompok. e. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru. f. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. g. Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang. 2. Sisi Negatif Terjadinya Konflik Beberapa sisi negatif terjadinya konflik dalam masyarakat antara lain sebagai berikut. a. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila terjadi konflik di antara anggota kelompok yang sama. b. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu. c. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Yang namanya bermasyarakat pasti aka nada yang namanya konfik karena ketidak samaan pemikiran individualism yang satu dengan indivvidualisme yang lain,tapi dari ketidak samaan tersebut passti ada penyebabya. Konflik atau perselisihan maupn gesekan antara komunitas, suku, dan yang lainya, sebenarnya dapat dihindari jika kita semua sebagai warga negara yang baik mau ikut menjaga ketertiban dan keamanan negara kita dan menghindari yang namanya perpecahan, perang saudara.



8



DAFTAR PUSTAKA



Wahid, Din. “penyebab konflik”. Nina M.Armando (et.al.). sosiologi dasar Vol. III. Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 2005. MKD, IAD,IBD,ISD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011. Ibid., 285. Yusuf, Din. “ilmu sosial”. Nina M.Armando (et.al.). konflik sosial, Vol. III. Semarang: Ichtiar baru Van Hoeve, 2001. www.id.pengertian_sosiologi.ac.id



9