Makalah Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSULTASI KEHAMILAN KLIEN YANG TIDAK DIINGINKAN OLEH SUAMI



Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan



Oleh : Riza Nur Aini P17210204164



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN LAWANG



KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kenikmatan yang berlimpah sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Komunikasi Keperawatan ini dengan baik. Sehubungan dengan ini, penulis ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Komunikasi yang telah bersedia untuk membimbing. Dengan menyediakan



informasi



tentang



Konseling



dengan



Klien



tentang



Kehamilannya. Dengan adanya teknologi yang cukup memadai, maka saya pergunakan untuk menyelesaikan tugas ini dengan mudah. Jika ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, dimohon untuk memaklumi karena saya masih belajar dalam membuat karya tulis. Terima kasih.



Malang, 7 November 2020



Penulis,



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1 1.3 Tujuan.............................................................................................. 1 1.4 Manfaat............................................................................................ 1 BAB II ISI........................................................................................................ 2 2.1 Pengertian Konseling....................................................................... 2 2.2 Hal yang perlu diperhatian Perawat saat Konseling......................... 2 2.3 Cara mengatasi masalah Klien......................................................... 3 BAB III PENUTUP......................................................................................... 7 3.1 Kesimpulan...................................................................................... 7 3.2 Saran................................................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang paling dinanti-nantikan oleh sebgaian besar pasangan suami istri di dunia. Tetapi juga terdapat yang tidak menginginkan kehamilan lalu memilih untuk menggugurkan kandungannya karena alasan tertentu, seperti hubungan yang tidak sah atau perbuatan zina, takut biaya hidup yang semakin besar sedangkan ekonomi keluarga tidak mecukupi dan lain-lain. Sedangkan, anak merupakan karunia dari Tuhan yang harus dijaga dan disyukuri. Dalam hubungan suami istri harus memiliki keputusan dan komitmen bersama dalam memutuskan untuk mempunyai anak benar-benar harus dipertimbangkan sesuai dengan keadaan, situasi dan kondisi. Kehamilan dapat ditunda dengan cara menjalankan program KB (Keluarga Berencana). Jika sudah terlanjur memasuki masa kehamilan, pasangan tersebut mau tidak mau harus membuat keputusan yang tepat dan harus disyukuri. Jika hubungan suami istri tidak satu keputusan, maka dapat berkunjung dan berkonsultasi dengan dokter, bidan, perawat atau tenaga medis yang dapat membantu masalah tersebut. Seperti Klien yang akan saya cantumkan dialog perbincangan tentang kehamilannya yang tidak diinginkan oleh suami pada makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konseling? 2. Apa yang perlu diperhatikan perawat saat konseling? 3. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah klien? 1.3 Tujuan 1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan 1.4 Manfaat 1. Mengetahui arti konseling 2. Mengerti bagaimana cara untuk mengatasi masalah klien



1



BAB II ISI 2.1 Pengertian Konseling Pengertian yang sederhana untuk konseling adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang dirinya serta tentang hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku yang dapat memajukan perkembangan pribadinya. Dengan demikian konseling ialah hubungan antara seorang konselor yang terlatih dengan seorang klien atau lebih, bertujuan untuk membantu klien memahami ruang hidupnya, serta mempelajari untuk membuat keputusan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan yang ber-asaskan informasi dan melalui penyesalan maslahmasalah yang berbentuk emosi dan masalah pribadi. “Konseling ialah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sednag mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.” Prayitno dan Erman Anti (1999) [CITATION Drs10 \l 1033 ]



2.2 Hal yang perlu diperhatikan Perawat saat Konseling Seorang perawat harus memperhatikan hal-hal berikut saat melakukan konseling dengan klien. a) Pendalaman masalah yang dihadapi klien b) Latar belakang klien c) Situasi dan kondisi klien d) Perasaan dan kebutuhan klien e) Pemahaman klien terhadap masalah Dalam kegiatan konseling : 1. Ketrampilan observasi terhadap klien a. Tingkah laku non verbal - Cara menatap - Bahasa tubuh, seperti: terlalu banyak gerak, kaku, tegang - Intonasi suara (gagap, tidak jelas, dll)



2



b. Tingkah laku verbal - Penjelasan-penjelasan klien - Kapan klien beralih topik - Pertanyaan klien 2. Membina hubungan baik a. Menunjukkan sikap terbuka b. Menjaga rahasia dan menghargai pendapat klien c. Memberikan respon positif (pujian, dukungan terhadap klien) 3. Mendengar aktif a. Berikan pertanyaan tertutup (sudah ada pilihan jawaban) b. Pertanyaan terbuka (beri klien kesempatan menjelaskan) c. Pertanyaan mendalam 4. Pengumpulan dan pemberian informasi yang tepat sesuai masalah Pemberian informasi kepada klien lebih efektif bila menggunakan alat bantu berupa leaflet, booklet, brosur yang dapat dibawa klien ke rumah. 5. Proses pengambilan keputusan Dalam konseling, pengambilan keputusan merupakan inisiatif klien. Peran pearwat hanya sebagai fasilitator dengan memberikan informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien dan membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. 6. Tindak lanjut pertemuan Merangkum proses dan hasil konseling, merencanakan pertemuan selanjutnya, merujuk klien bila perlu 2.3 Cara mengatasi masalah Klien Dalam konseling, seorang konselor harus memiliki pemikiran yang solutif dan efisien dalam memberi solusi dari masalah yang dihadapi klien. Seperti dialog atau scenario di bawah ini. Konseling pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan oleh suami Perawat



: “Assalamualaikum ibu, perkenalkan nama saya Riza Nur Aini. Saya perawat yang dinas di ruangan ini mulai pukul 8 pagi sampai 12 siang. Saya yang akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?”



Klien



: “Waalaikumsalam. Baik mbak, nama saya Sri Suhartini.”



3



Perawat



: “Baik bu Sri, ada apa ibu datang kemari?”



Klien



: “Saya ada masalah dengan suami saya mbak, saya tidak tahu harus bagaimana dengan kondisi saya seperti ini. Suami saya tidak menginginkan kehamilan saya, karena ekonomi keluarga sedang tidak baik. Bahkan saya kesini tidak diantar sama suami saya mbak.”



Perawat



: “Jadi begitu ya bu.. Maaf, apakah ibu sudah berbincang dengan suami ibu bagaimana baiknya?”



Klien



: “Suami saya tidak mau diajak berbicara, dia bersikeras kalau tidak ingin saya hamil seperti ini. Takut tanggungan hidup yang semakin besar mbak.”



Perawat



: “Jadi, ibu sekarang sudah hamil di minggu atau bulan keberapa ?”



Klien



: “Sudah 4 minggu mbak”



Perawat



: “Baik bu. Jadi ibu memilih untuk menggugurkan janin atau bagaimana?”



Klien



: “Saya nggak tega mbak kalau mau menggugurkan janin, saya bersyukur sudah diberi karunia anak oleh Tuhan. Jadi saya tidak boleh membuangnya dan menolak pemberian Tuhan.”



Perawat



: “Pilihan ibu sungguh mulia. Tetapi bagaimana dengan suami ibu?”



Klien



: “Saya ingin meyakinkan suami saya tetapi saya takut malah memperburuk situasi dan kondisi”



Perawat



: “Permisi bu, Kalau boleh tahu, ibu sudah punya anak berapa?”



Klien



: “Saya sudah punya dua anak, yang pertama laki-laki sudah kelas 6 SD, yang kedua perempuan masih kelas 2 SD.”



Perawat



: “Begitu ya bu, Kalau boleh tahu, apakah ibu menjalankan program KB?”



Klien



: “Iya, tapi sudah 4 bulan terakhir saya sudah tidak minum pil KB mbak soalnya suami juga nggak ingin punya anak lagi.”



Perawat



: “Oh, jadi begini ibu. Walaupun sudah tidak ingin mempunyai anak lagi, seharusnya ibu tetap minum pil KB. Ibu juga bisa berkomitmen dengan suami ibu untuk tidak ingin mempunyai anak dengan permanen bisa melakukan Tubektomi atau menutup tuba falopi. Jadi, ibu tidak akan bisa mempunyai anak lagi.”



Klien



: “Iya saya berniat seperti itu, tetapi tidak ada biaya mbak. Pekerjaan suami saya pegawai tidak tetap.”



4



Perawat



: “Jadi seperti itu ya bu, mengenai kehamilan ibu.. bagaimana kalau besok ibu datang bersama suami ibu. Kita bicarakan bersama-sama, dan mencari solusi bagaimana untuk kehamillan ibu. Nanti akan saya bantu untuk menjelaskan yang ibu inginkan untuk kehamilan ibu, yaitu membiarkan janin ibu hidup dan dilahirkan dengan selamat, tidak digugurkan.”



Klien



: “Baik, saya coba untuk berbicara dengan suami saya dulu ya mbak. Semoga besok suami saya mau datang kesini.”



Perawat



: “Iya ibu, saya juga mengharapkan suami ibu bisa datang kemari besok. Agar masalah ini segera terselesaikan dan suami ibu bersedia untuk menerima keputusan ibu.”



Klien



: “Baik mbak, akan saya bicarakan nanti di rumah.”



Perawat



: “Baik bu, saya tunggu kehadirannya besok pukul 9.00 sampai 10.00 pagi, untuk tempatnya sama, disini saja ya?”



Klien



: “Baik mbak, terima kasih.”



Perawat



: “Iya ibu, sama-sama. Sampai jumpa besok”



Keesokan harinya… Perawat



: “Assalamualaikum ibu, bapak.”



Klien & Suami: “Waalaikumsalam” Perawat



: “Sesuai kontrak ya ibu, kita bertemu lagi disini pada pukul 9.00 sampai 10.00 pagi. Alhamdulillah bapak juga hadir disini menemani ibu.”



Klien



: “Iya mbak”



Perawat



: “Jadi seperti ini bapak, si ibu ini kehamilannya sudah memasuki minggu ke-empat. Dan ibu sudah memutuskan untuk tidak menggugurkan janinnya. Bagi ibu, anak merupakan pemberian dari Tuhan dan harus disyukuri. Bagaimana menurut bapak?”



Suami klien



: “Begini mbak, ekonomi keluarga saya sedang tidak baik, tidak stabil. Bagaimana kalau nantinya kebutuhan keluarga yang tidak tercukupi kalau saya punya anak lagi? Bagaimana kalau digugurkan saja?”



Perawat



: “Mohon izin memberi pendapat bapak, sebelumnya mohon maaf. Tetapi kita juga tidak tahu kedepannya bagaimana, bisa saja dengan adanya anak bapak ini bisa memberikan rezeki bagi keluarga bapak dan ibu. Coba bapak pikirkan lagi, jika ibu ini menggugurkan janinnya dapat beresiko yang bisa saja dapat merugikan sang ibu.”



5



Suasana hening sejenak, 5 menit terlewat… Perawat



: “Jadi.. bagaimana bapak?”



Suami klien



: “Baik, saya akan menerima keputusan istri saya. Semoga menjadi berkah bagi keluarga saya.”



Klien



: “Alhamdulillah pak, terima kasih.”



Perawat



: “Alhamdulillah, saya ikut senang mendengar keputusan bapak. Semoga diberi kelancaran ya bu, pak.”



Klien & Suami: “Aamiin.. terima kasih mbak.” Perawat



: “Iya, sama-sama. Jadi ibu, dijaga kesehatannya bukan hanya kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental ibu karena berpengaruh pada janin. Saya doakan semoga rezekinya lancar. Sehat-sehat ya bu, pak.”



Klien



: “Baik, terima kasih banyak. Saya permisi dulu ya mbak”



Perawat



: “Iya ibu, sama-sama. Hati-hati di jalan.”



Klien & Suami: “Assalamualaikum..” Perawat



: “Waalaikumsalam..”



SelesaiKesimpulan Ibu Sri hamil sedangkan suaminya tidak menginginkan kehamilannya tersebut. Kemudian bu Sri mendatangi seorang perawat untuk konseling. Perawat mulai mengidentifikasi masalah, memahami perasaan klien dan mendalami masalah.yang dihadapi oleh kliennya tersebut. Bu Sri sudah membulatkan keputuannya yaitu tidak akan menggugurkan janinnya, perawat menghorati keputusannya. Perawat memberikan saran agar suami dari bu Si bisa hadir besok untuk konseling bersama dan dapat membuat keputusan yang dapat dituntaskan dengan baik. Kemudian suami dari klien mencoba memahami keputusan istrinya dalam berbagai pertimbangan yang berat karena ekonomi keluarganya yang kurang baik. Pada akhirnya suami klien menyetujui keputusan klien yaitu membiarkan janinnya hidup karena anak merupakan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. Masalah terselesaikan, dan klien puas.



6



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan bab sebelumnya, perawat juga memiliki peran sebagai konselor dalam bimbingan konseling dengan klien atau pasien. Konseling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh konselor dan klien yang membutuhkan solusi dari masalah yang dihadapinya untuk mencapai tujuan, masalahnya terselesaikan dengan baik hingga klien merasa puas. Seorang konselor juga harus memperhatikan hal-hal yang penting dalam konseling dengan klien, seperti bagaimana cara berbicara dan tidak menyela pembicaraan dnegan klien, memahami klien, mengerti waktu kapan harus memberikan pendapat atau saran, dan lain-lain. Dalam konseling tentunya memiliki tujuan agar maalah klien terselesaikan dnegan baik dan efisien, maka dari itu seorang konselor harus memiliki pemikiran yang solutif dan efektif. Sehingga klien merasa puas dengan hasil konseling. 3.2 Saran Sebagai konselor harus benar-benar dalam keadaaan yang sehat mental dan fisik untuk memberikan bimbingan konseling kepada klien agar tertuju pada masalah yang dihadapi oleh klien.



7



DAFTAR PUSTAKA



Drs. Abu Bakar M. Luddin, M. P. (2010). Dasar-Dasar Konseling. In M. P. Drs. Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik (p. 16 &19). Bandung: Citapustaka Media Perintis.



8