Makalah Konseling Pranikah (Kopasus) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas mata kuliah konseling pupulasi khusus KONSELING PRANIKAH Disusun oleh : Kelompok 2 Fadhila Zuhra



1606104030027



Ulfa Mahera



16061040300



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2017



i



Kata Pengantar Assalamualaikum WR.WB. Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga berkat rahmat dan hidayah-Nya saya telah dapat menyelesaikan tugas ini. Selawat dan salam kita sampaikan kepangkuan nabi besar Muhammad SAW. yang telah mengantarkan umatnya ke jalan iman dan islam yang kita rasakan saat ini. Penyusunan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah pengantar manajemen pendidikan. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk mengajari dan memfasilitasi kami. Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang konstuktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas saya ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan bagi pembaca lainnya. Wassalam.



Darussalam, 25 Sepetember 2019



penulis



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1.



Latar Belakang ........................................................................................................ 1



1.2.



Rumusan Masalah .................................................................................................. 2



1.3.



Tujuan ...................................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3 2.1.



Pengertian Konseling Pranikah ............................................................................. 3



2.2.



Tujuan Konseling Pranikah ................................................................................... 4



2.3.



Asas-Asas Konseling Pranikah .............................................................................. 7



2.4.



Aspek yang perlu diasesmen .................................................................................. 8



2.5.



Prosedur konseling pranikah ............................................................................... 10



BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11 3.1.



Kesimpulan ............................................................................................................ 11



3.2.



Saran ...................................................................................................................... 11



Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 12



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan dengan pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi ketidakcocokan. Cinta mungkin terlihat ideal, tetapi sesungguhnya pernikahanlah yang benar-benar aktual. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang tak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia. Banyak pasangan enggan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan penting sebelum mulai menikah karena ia takut menemukan ketidakcocokan yang bisa jadi menggagalkan rencana pernikahannya. Tetapi, mengetahui hal-hal tersebut sebelum menikah jelas lebih baik daripada harus mengalami stres setelah menikah. Tiap pasangan biasanya mempunyai banyak alasan untuk menikah, tapi konflik satu hal saja dapat mengarahkan mereka untuk bercerai. Banyak pasangan yang tidak siap menikah dan mereka tidak diberi kesempatan belajar mengenai hal-hal yang bisa melanggengkan hubungan rumah tangga mereka, bahkan mereka juga tidak mengetahui kriteria pasangan yang tepat untuk mereka. Pernikahan bukan sekedar perencanaan atau seperti gambaran pengantin ideal di televisi dan di film-film. Banyak pasangan yang sudah menikah lalu memutuskan untuk bercerai akibat berada dititik ketidakcocokan, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakcocokan diantara mereka salah satunya adalah karena baru mengetahui halhal yang bersangkutan dengan pasangan setelah mereka menikah. Banyak lagi



1



faktor lain yang menyebabkan mereka bercerai.



Oleh karena itu Konseling



pranikah sangat perlu untuk meminimalisir angka perceraian.



1.2.Rumusan Masalah 1. Apa itu konseling pranikah? 2. Apa tujuan dari konseling pranikah ? 3. Apa saja asas konseling pranikah ? 4. Asmpek apa saja yang perlu diasesmen dalam konseling pranikah ? 5. Bagaimana prosedur konseling pranikah ? 1.3.Tujuan 1. Mendeskripkan pengertian konseling pranikah 2.



Memahami tujuan dari konseling pranikah



3.



Memahami manfaat dari konseling pranikah



4. Memahami aspek yang perlu diassesmen dalam konseling pranikah 5. Menjabarkan prosedur konseling pranikah



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Konseling Pranikah Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah. Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah. Konseling



pranikah (premarital



counseling) merupakan



upaya



untuk



membantu calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi ketidakcocokan. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia. Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya pernikahan justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi teman dalam pencarian spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan.



3



Untuk mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling pernikahan atau konseling pranikah. 2.2.Tujuan Konseling Pranikah Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah untuk membantu individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi aspek: 1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan masyrakat. 2. Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan melaksanakan serta memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat islam. 4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis. 5. Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang lain. 6. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif



Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah 1. Cinta dan Komitmen



4



Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat sukaataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Karena sebahagian orang mengatakan bahwa cinta adalah anugerah yang harus dijaga eksistensinya. Menurut Sarlito.W.Sarwono cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. 1. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. 2. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang. 3. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Cinta dapat dilukiskan dengan memberi sebagai dorongan mulia untuk memintakan eksisistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain. Komitmen dapat diartikan sebagai janji, dimana janji yang dimaksud ialah janji akan kekuatan cinta. Dengan adanya janji dalam menjalin hubungan proses pranikah yang tidak mendapatkan kekuatan yang kuat maka akan bisa menjadi terwujud demi tercapainya pernikahan. Macam-macam komitmen: 1. Komitmen mendekat, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena perasaan bahwa dengan terus melanjtukan hubungan maka hidup akan lebih bahagia. Jadi, seseorang tersebut berkomitmen karena mendapatkan hal-hal positif dari hubungan cinta yang dijalani. Contoh pernyataan komitmen mendekat ialah “saya merasa bahagia dan saya ingin terus bersamanya”. “Saya merasa sangat terikat pada pasangan saya.”



5



2. Komitmen menghindar, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena khawatir akan mendapatkan hal-hal negatif jika hubungannya berakhir. Terdapat dua tipe orang yang memiliki komitmen mengahindar. 



orang yang memiliki perasaan



bahwa dirinya seharusnya (ought



to) melanjutkan hubungan karena secara moral harus begitu. Misalnya tidak bercerai karena diharamkan agama atau khawatir anak-anak akan terlantar. Mereka berkomitmen berdasarkan prinsip “saya tidak melakukan apa yang saya inginkan tetapi saya melakukan apa yang saya rasa baik dan benar untuk dilakukan”. Jadi, jika berpisah itu tidak baik, maka tidak berpisah meskipun sebenarnya ingin berpisah. Komitmen menghindar yang 



Seseorang memiliki perasaan bahwa dirinya harus (have to) melanjutkan hubungan karena tidak sanggup untuk berpisah. Mereka was-was akan sangat menderita jika terjadi perpisahan. Mereka khawatir akan sulit mendapatkan pengganti yang sepadan. Mereka takut kehilangan sumber finansial. Mereka cemas dikecam keluarga. Orang yang memiliki tipe komitmen menghindar seperti ini pada umumnya memiliki kepuasaan hidup yang rendah.



2. Konflik Pribadi Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 (enam) persoalan sebelum menikah, yaitu: 1) Ekonomi Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk menikah. 2) Pasangan belum bekerja



6



Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi persoalan ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama pernikahan. 3) Hamil di luar nikah Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah (kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan- persoalan lain yang mengikutinya. 4) Terlambat menikah Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia sudak semakin bertambah. 5) Status palsu Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Persoalan ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri. 6) Minim pendidikan seks Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.



2.3.Asas-Asas Konseling Pranikah 1. Asas kabahagiaan dunia akhirat



7



Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem hidup yang diatur oleh Negara tetapi juga merupakan sistem kehidupan yang syarat dengan tuntutan agama. Karenanya setiap kali muncul permasalahan dalam perkawinan yang dijalani, segala upaya pemecahan masalah selalu diupayakan terselesaikannya masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi tuntunan agama. 2. Asas sakinah mawaddah warahmah Keluarga bahagia dan kekal merupakan tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk mencapai itu semua landasan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang membentuk didalamnya menjadi sangat penting. Karenanya proses bimbingan konseling pranikah juga harus tetap berpegang teguh pada asas ini. 3. Asas komunikasi dan musyawarah Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis. Karenanya dalam melakukan komunikasi dalam musyawarah antar kedua belah pihak harus dilakukan sehingga segala masalah dapat teratasi. 4. Asas sabar dan tawakal Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya dicari penyelesainnya dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk terus mencari jalan keluar dan berpasrah diri kepada Allah. Konselor dapat membantu pasangan untuk tetap tegar dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang ada



2.4.Aspek yang perlu diasesmen Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan konseling pranikah yaitu sebagai berikut: 1. Riwayat Perkenalan 8



Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana mereka mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai, tujuan, dan harapan terhadap hubungan pranikah. 2. Perbandingan Latar Belakang Pasangan Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang pendidikan, budaya keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama, serta adat istiadat keluarganya. 3. Sikap Keluarga Keduanya Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi masing-masing keluarga calon pasangannya. 4. Perencanaan Terhadap Pernikahan Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang pernikahan. 5. Faktor Psikologis dan Kepribadian Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap peran seks dan bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti, bagaimana peran mereka terhadap dirinya (self image, body-image), dan usaha apa yang akan dilakukan untuk keperluan keluarga nanti. 6. Sifat Prokreatif Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki anak. Bagaimana rencana mengasuh anaknya kelak. 7. Kesehatan dan Kondisi fisik Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan mental, serta faktor-faktor genetik.



9



2.5.Prosedur konseling pranikah Konseling



pranikah



diselenggarakan



sebagaimana



sesuai



prosedur



konseling perkawinan. Penekanan pada konseling pranikah bersifat antisipatif yaitu mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan rencana pernikahanya. Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah sebagai berikut: 1. Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor. 2. Tahap keterlibatan (the joining),adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya. 3. Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasangan. Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang telah terjadi dan sebagainya. 4. Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail dan jelas) dalam kehidupan mereka. 5. Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor mendesain langsung



atau



memberi



pekerjaan



rumah



untuk



melakukan



atau



menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan. 6. Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-esteem dan membuat keluarga lebih kohesif. 7. Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling setelah tujuannya tercapai.



10



BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah ini dianggap penting karena banyak orang yang merasa salah dalam menetapkan pilihannya, atau mengalami banyak kesulitan dalam penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang terburu-buru membuat keputusan tanpa mempertimbangkan banyak aspek sehubungan dengan kehidupan berumah tangga. Konseling keluarga ini diselenggarakan dengan maksud membantu calon pasangan membuat perencanaan yang matang dengan cara melakukan asesmen terhadap dirinya yang dikaitkan dengan perkawinan dan kehiduoan berumah tangga



3.2.Saran Bagi pasangan yang ingin menikah sangat disarankan sekali untuk mengikuti konseling pranikah guna untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya perceraian di masa yang akan datang.



11



Daftar Pustaka Latipun. (2010). Psikologi Konseling. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. http://syrisna.blogspot.com/2015/02/konseling-pra-nikah.html diakses pada hari Rabu, 25 September 2019.



12