Makalah Konsep Aktivitas Dan Istirahat & Tidur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. (Towarto, Wartonal. 2007). Selain aktivitas,setiap orang juga membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Istrahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal, istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berarti suatu keadaan tenang,rileks,santai,tanpa tekanan emosional dan bebasdari perasaan gelisah. Jadi, istirahat bukan berarti tidak melakukan aktifitas sama sekali. Terkadang jalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Namun, sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan aktifitas serta istirahat, perawat ttelbeih dahulu harus mempelajari tentang konsep-konsep mobilisasi dan istirahat tidur. B. Rumusan masalah



1



1. Apa definisi dari konsep aktivitas? 2. Apa tujuan aktivitas? 3. Apa saja jenis aktivitas pada anak, dewasa dan lansia? 4. Apa definisi dari istirahat dan tidur ? 5. Apa fisiologi tidur? 6. Apa saja tahap tidur? 7. Apa saja yang dimaksud dengan siklus tidur? 8. Apa fungsi/peran tidur? 9. Bagaimana pola dan kebutuhan tidur normal pada jenis usia? 10. Apa saja faktor yang mempengaruhi tidur? 11. Apa saja gangguan tidur umum? C. Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Mengetahui defenisi dari konsep aktivitas Mengetahui tujuan aktivitas Mengetahui saja jenis aktivitas pada anak, dewasa dan lansia Mengetahui definisi dari istirahat dan tidur Mengetahui fisiologi tidur Mengetahui saja tahap tidur Mengetahui siklus tidur Mengtahui fungsi/peran tidur Mengetahui bagaimana pola dan kebutuhan tidur normal sesuai jenis usia 10. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tidur 11. Mengetahui saja gangguan tidur umum



BAB II PEMBAHASAN A.Konsep Aktivitas



2



1. Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. (Towarto, Wartonal.2007) 2. Tujuan Aktivitas 1) Memperkuat jantung Jantung sebenarnya tersusun dari serangkaian otot yang bekerja bersama, oleh sebab itu, latihan secara teratur akan meningkatkan kinerjanya. Nah, dengan memperkuat otot jantung, Anda bisa menghindari penyakit jantung yang bisa menyebabkan kematian, bahkan pada anak-anak sekalipun. 2) Menjaga arteri dan vena supaya dapat bekerja dengan baik Latihan fisik atau olahraga dapat mengurangi jumlah kolesterol dan lemak berbahaya dalam darah. Hal ini akan meningkatkan fleksibilitas dinding pembuluh darah, serta membantu penurunan tekanan darah. Nah, hal ini dapat mengurangi risiko serangan jantung maupun stroke. 3) Memperkuat paru-paru Olahraga dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi paru terutama saat beraktivitas, sehingga akan lebih banyak oksigen yang masuk kedalam tubuh dan lebih banyak karbon dioksida yang dikeluarkan dari tubuh. 4) Menurunkan kadar gula darah



3



Latihan fisik akan mencegah akumulasi berlebih gula dalam sirkulasi darah. Saat berolahraga, otot akan mengambil pasokan gula dari sirkulasi dan mengubahnya dalam bentuk energi. Hal ini tentunya akan mengurangi risiko diabetes. 5) Mengontrol berat badan Saat bermalas-malasan, tubuh kita cenderung mendapat asupan kalori berlebih dibandingkan penggunaannya, kalori yang tidak terpakai tersebut nantinya akan tersimpan sebagai lemak. Lain halnya apabila kita aktif berolahraga, tubuh kita akan membutuhkan lebih banyak kalori, sehingga lemak tubuh yang tersimpan akan dibakar untuk diubah menjadi energi. Penurunan berat badan, memberikan efek positif bagi kesehatan jantung dan pengontrolan kadar gula darah. 6) Mencegah kanker Seseorang yang berolahraga teratur memiliki risiko lebih kecil terkena penyakit kanker terutama pada usus besar, rahim dan payudara. 7) Mengatur tekanan darah Latihan fisik atau olahraga telah terbukti dapat mengurangi stres. Dengan menghindari stress berlebihan, resiko peningkatan tekanan darah serta penyakit jantung pun akan menurun. 3.Jenis-jenis Aktivitas 1). Anak-anak Aktivitas fisik yang dilakukan pada anak usia prasekolah sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan serta menurunkan risiko untuk terjadi kelebihan berat badan (overweight), obesitas maupun penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh berat badan yang berlebihan. Aktivitas fisik pada anak usia prasekolah dapat berupa aktivitas sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah, kebiasaan, hobi



4



maupun latihan fisik dan olahraga. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisik anak usia prasekolah, maka baik orangtua maupun guru di sekolah untuk seharusnya menyediakan aktivitas fisik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Aktivitas fisik yang teratur memiliki banyak manfaat untuk anak-anak usia prasekolah. Manfaatnya dapat berupa : • Perkembangan kekuatan dan ketahanan dari otot • Membangun dan mendorong harga diri • Meningkatkan stabilitas dari tubuh • Membangun kekuatan otot, jantung dan tulang • Mengembangkan keterampilan mengontrol obyek tertentu • Mengembangkan keterampilan motorik halus dan motorik kasar • Meningkatkan kemampuan berpikir • Mengembangkan pengenalan terhadap benda, warna dan bentuk • Mengembangkan ketahanan dalam sistem kardiovaskular Aktivitas fisik pada anak-anak usia prasekolah dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah faktor fisiologis atau perkembangan (pertumbuhan, kesegaran jasmani, keterbatasan fisik), lingkungan (fasilitas, musim, keamanan), faktor psikologis, faktor sosial, dan demografi (pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, teman sebaya, status ekonomi, jenis kelamin, usia). Aktivitas fisik yang rendah pada anak usia prasekolah merupakan faktor risiko yang menyebabkan terjadinya obesitas. Aktivitas fisik akan mengubah komposisi tubuh yakni menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan massa tubuh tanpa lemak yang berlebih. 2). Dewasa



5



Kebutuhan fisik orang dewasa tentu berbeda dengan anak-anak atau orang lanjut usia (lansia). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang dalam rentang usia 18 hingga 64 tahun wajib memenuhi kebutuhan aktivitas fisik berikut ini : 



150 menit aktivitas fisik sedang atau 75 menit aktivitas fisik berat







dalam seminggu 300 menit aktivitas fisik sedang dalam seminggu jika sudah







terbiasa Latihan otot kerangka sebanyak 3 hingga 4 kali dalam seminggu



Aktivitas fisik bagi orang dewasa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat intensitasnya, yaitu ringan, sedang, dan berat. Berikut adalah penjelasan lengkap dan contoh tiap tingkatan aktivitas fisik tersebut. 1. Aktivitas fisik ringan Saat melakukan aktivitas fisik ringan, Anda tidak akan merasa terengah-engah atau jantung berdegup lebih kencang dari biasanya. Tubuh juga tidak akan membakar banyak kalori menjadi energi. Aktivitas fisik ringan meliputi mencuci piring, memasak, jalan-jalan santai di pusat perbelanjaan, mengemudikan kendaraan bermotor, memancing, dan melakukan peregangan otot. 2. Aktivitas fisik sedang Aktivitas fisik sedang ditandai dengan detak jantung yang lebih cepat, napas lebih memburu, dan suhu tubuh meningkat. Anda juga mungkin merasa sedikit lelah setelah melakukannya. Contoh aktivitas sedang antara lain berjalan cepat, bersepeda, menggendong anak usia 26 tahun, naik tangga, mengganti galon air minum, yoga, menari, main voli, dan berseluncur dengan sepatu roda atau skateboard. 3. Aktivitas fisik berat



6



Untuk aktivitas fisik berat, tubuh Anda membakar kalori lebih banyak karena energi yang dibutuhkan cukup besar. Anda juga akan terengah-engah sesuai melakukan kegiatan tersebut. Biasanya aktivitas fisik bagi orang dewasa yang cukup berat adalah berolahraga seperti main futsal, jogging, berenang, naik gunung, lompat tali, dan main bulutangkis. Bisa juga berupa pekerjaan yang membutuhkan tenaga seperti mencangkul, mengayuh becak, atau menyelesaikan pekerjaan konstruksi. 3). Lansia Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia, diantaranya perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi, dan kognisi. Distribusi lemak berubah dengan bertambahnya usia. Laki-laki dengan bertambahnya usia akan mengakumulasi lemak terutama di sekitar batang tubuh (truncus) dan di sekitar organ-organ dalam, sedangkan wanita terutama di sekitar organorgan dalam. Penelitian pada atlet senior menunjukkan bahwa mereka mempunyai kadar lemak lebih rendah dibandingkan dengan non-atlet, namun apabila dibandingkan dengan atlet muda mempunyai kadar lemak 5-10% lebih tinggi (Wojtek, 2000). Pada Lansia, ada penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot, penurunan PH dalam sel otot, otot menjadi lebih kaku, dan ada penurunan kekuatan otot. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot, dan kecepatan konduksi saraf ke otot. A. Manfaat Olahraga pada Lansia Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan lain sebagainya. Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran 7



jasmani disebut olahraga (Farizati, 2002). Manfaat olahraga pada Lansia antara lain dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, otot, dan tulang, membuat Lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga dikatakan dapat memperbaiki komposisi tubuh, seperti lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot, dan meningkatkan daya tahan, massa otot dan kekuatan otot, serta fleksibilitas sehingga lansia lebih sehat dan bugar dan risiko jatuh berkurang.. Olahraga dikatakan juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Secara umum dikatakan bahwa olahraga pada lansia dapat menunjang kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat kualitas tidur lebih baik, dan mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan. Selain itu, olahraga atau aktivitas fisik bermanfaat secara fisiologis, psikologis maupun sosial. Menurut Nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga dapat meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial, olahraga dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain, mendapat banyak teman, dan meningkatkan produktivitas. B. Latihan Fisik yang Dilakukan. Jenis jenis aktivitas fisik pada lansia enurut Kathy (2000), meliputi latihan aerobik, penguatan otot (muscle strengthening), fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau untuk perbaikan kinerja (performance). 1.) Latihan Aerobik Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam seminggu.



8



Berpartisipasi dalam aktivitas seperti berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Bagi Lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual berdasarkan toleransi terhadap latihan fisik. Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu.



Gambar: Berbagai aktivitas aerobik 2). Latihan Penguatan Otot Bagi Lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot disamping latihan aerobik. Kebugaran otot memungkinkan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Latihan fisik untuk penguatan otot adalah aktivitas yang memperkuat dan menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkanatau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan gravitasi seperti gerakan



9



berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik, berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan tali elastik. Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari dalam seminggu dengan istirahat diantara sesi untuk masing-masing kelompok otot. Intensitas untuk membentuk kekuatan otot menggunakan tahanan atau beban dengan 10-12 repetisi untuk masing-masing latihan. Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan individu. Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban ditambah. Waktu yang dibutuhkan adalah satu set latihan dengan 10-15 repetisi. 3). Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan Kisaran sendi (ROM) yang memadai pada semua bagian tubuh sangat penting untuk mempertahankan fungsi muskuloskeletal, keseimbangan dan kelincahan pada Lansia. Latihan fleksibilitas dirancang dengan melbatkan setiap sendi-sendi utama (panggul, punggung, bahu, lutut, dan leher). Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran gerak sendi (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara teratur. Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada hari- hari dilakukannya latihan aerobik dan penguatan otot atau 2-3 hari per minggu. Latihan dengan melibatkan peregangan otot dan sendi. Intensitas latihan dilakukan dengan memperhatikan rasa tidak nyaman atau nyeri. Peregangan dilakukan 3-4 kali, untuk masing-masing tarikan dipertahankan 10-30 detik. Peregangan dilakukan terutama pada kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil. Contoh: latihan Yoga. Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah Lansia jatuh. Latihan keseimbangan dilkakukan setidaknya 3 hari dalam seminggu. Sebagian besar aktivitas dilakukan pada intensitas rendah. Kegiatan berjalan, Tai Chi, dan latihan penguatan otot memperlihatkan perbaikan keseimbangan pada Lansia. 10



Gambar: Contoh latihan fleksibilitas Program latihan fisik bagi Lansia disusun dengan berbagai pertimbangan terkait dengan kondisi fisik Lansia. Sebelum olahraga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter. Olahraga dilaksanakan secara bertahap, misalnya dimulai dengan intensitas rendah (40-50% denyut nadi istirahat) selama 10-20 menit, kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan adaptasi latihan tiap individu. Durasi latihan ditingkatkan secara bertahap. Lebih diajurkan untuk menambah durasi daripada meningkatkan intensitas. Lingkungan dan fasilitas olahraga harus diperhatikan terkait dengan faktor keamanan. Modifikasi olahraga kadang diperlukan, misalnya Lansia dengan penglihatan berkurang dianjurkan bersepeda statis daripada bersepeda di jalan. Program yang disusun juga harus memperhatikan masalah ortopedik yang mungkin ada, dianjurkan untuk menambah waktu pemanasan dan pendinginan, serta dipilih aktivitas yang tidak membutuhkan koordinasi tingkat tinggi



B. Konsep Istirahat dan Tidur 1. Definisi Istirahat dan Tidur Istirahat adalah merupakan keadaan tenang, rileks tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, jalan-jalan ditaman dan lain-lain



11



juga dikatakan sebagai istirahat. Sedangkan tidur merupakan suatu perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. (Barbara Koezier, 1983). Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah, depresi, dan lelah serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting perawat. (koezier ,2010) Makna istirahat dan tidur bervariasi pada setiap individu. Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stres emosional dan bebas dari ansietas. Oleh karena itu istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktifitas, pada kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu seperti berjalan di udara segar. (Kozier 2010). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, tidur merupakan proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang didalamnya persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Beberapa stimulus linkan, seperti alarm detektor asap, biasanya akan membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespon terhadap stimulus bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif.(Koizier,2010) 2.Fisiologi Tidur Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus



12



yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. (Koizier,2010). 1.) Irama Sirkadian Bioritme (jam biologis yang ritmik) terdapat pada tanaman, hewan, dan manusia.pada manusia, bioritme ini dikendalikan dari dalam tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan, seperti stimulus terang dan gelap, gravitasi, dan elektromagnetik. Bioritme yang paling dikenal adalah irama sirkadian. Irama sirkadian di ambil dari bahasa latin circa dies, yang artinya sekitar atau hari. Tidur merupakan irama biologis yang kompleks. Apabila jam biologis seseorang bersamaan dengan pola terjaga dan tidur, orang tersebut dikatakan berada dalam sinkronisasi sirkadian, yaitu seseorang terjaga saat irama fisiologis dan psikologis paling aktif dantertidur saat irama fisiologis dan psikologis tidak aktif. (koizier ,2010). Keteraturan sirkadian dimulai pada minggu ketiga kehidupan dan dapat diwarisi. Bayi paling sering terbangun di awal pagi dan menjelang malam. Setelah berusia 4bulan, bayi memasuki siklus 24 jam yang membuat mereka tidur di malam hari. Pada akhir bulan kelima atau keenam, pola bangun tidur bayi hampir menyerupai pola bangun tidur orang dewasa. (koizier 2010). Irama sirkadian, termasuk siklus tidur-bangun harian, dipengaruhi oleh cahay dan suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Semua orang mempunyai jam yang sinkron dengan siklus tidur mereka. Beberapa orang dapat tertidur pada pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam atau ini hari. (koizier,2010). 3.Tahapan Tidur Elektroensefalogram (EEG) memberikan gambaran jelas mengenai apa yang terjadi selama tidur. Elektorda di pasang di berbagai bagian kulit kepala orang yang sedang tidur. Elektroda menyalurkan energi listrik dari



13



korteks serebral ke pena yang mencatat gelombang otak pada kertas grafik. Ada dua tipe tidur yang telah diidentifikasi : tidur NREM (non-REM) dan tidur REM (rapid eye movement (pergerakan mata cepat)). (Koizier,2010) a) Tidur NREM Tidur NREM juga disebut sebagi tidur gelombang lambat karena gelombang otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan gelombang alfa dan beta orang yang sedag bangun dan terjaga. Kebanyakan tidur di malam hari adalah tidur NREM. Tidur NREM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurunkan beberapa fungsi fisiologis. Pada dasarnya, semua proses metabolik yang meliputi tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja otot menjadi lambat. Bahkan menelan dan produksi saliva juga berkurang. (Orr,2000). Tidur NREM dibagi menjadi empat tahap. 



Tahap I adalah tahap tidur sangat ringan. Selama tahap ini, individu merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi ke sisi lain, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sedikit menurun. Orang yang tidur dapat dibangunkan dengan cepat dan tahap ini hanya







berlangsung selama beberapa menit. (Koizier,2010) Tahap II adalah tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses tubuh terus menerus menurun. Mata secara umum tetap bergerak dari satu sisi ke sisi lain, denyut jantung dan frekuensi pernapasan sedikit menurun, dan suhu tubuh menurun. Tahap II hanya berlangsung sekitar 10-15 menit tetapi







merupakan 40%-45% bagian dari tidur total. (Koizier,2010) Selama tahap III, denyut jantung dan frekuensi pernapasan,serta proses tubuh lain terus menurun karena dominasi sistem saraf parasimpatik. Orang yang tidur menjadi lebih sulit bangun. Individu tidak tergantung dengan stimulus sensorik, otot rangka menjadi sangat relaks, refleks







menghilang, dan dapat menjadi dengkuran. (Koizier,2010) Tahap IV menandai tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut jantung dan frekuensi pernapasan orang yang tidur menurun sebesar 20%-30% 14



dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama jam terjaga. Orang yang tidur sangat relaks, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan. Tahapa IV diduga memulihkan tubuh secara fisik. Selama tahap ini, mata biasanya berputar dan terjadi mimpi. (Koizier,2010) b) Tidur REM Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung selama 5 menit sampai 30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi paling paling sering terjadi selama tidur REM. Lebih jauh, mimpi ini biasanya diingat ; yaitu, mimpi tersebut dimasukkan ke dalam memori. (Koizier,2010) Selama tidur REM, otak sangat aktif dan metabolisme otak dapat meningkat sebesar 20%. Tipe tidur ini juga disebut tidur paradoksikal karena tampaknya bertentangan (paradoks) bahwa tidur dapat terjadi secara simultan dengan tipe aktifitas otak ini. Pada fase ini, individu yang sedang tidur dapat sulit dibangunkan atau dapat dibangunkan secara spontan, tonus otak ditekan, sekresi lambung meningkat, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sering kali tidak teratur. (Koizier,2010) 4.Siklus Tidur Secaranormal, pada orag dewasa,pola tidur rutin dimulai dean periode sebelum tidur , selama seseorang terjaga hanya pada rasa ngantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan berlangsung satu jam atau lebih. (Koizier,2010) Ketika seseorang tertidur, biasaya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri 4tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ketahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari



15



tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur. (Koizier,2010) Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama akhir silkus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi. Perubahan tahap ke tahap cenderung menemani pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur nyenyak cenderung bertahap (Closs,1988). Jumlah siklus tidur tergantung pada jumlah total waktu yang klien gunakan untuk tidur. a. Tahapan Siklus Tidur NREM  Tahap 1 : NREM  Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur  Tahap berakhir beberapa menit  Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme  Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara  Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun  Tahap 2 : NREM  Tahap 2 merupakan tidur bersuara  Kemajuan relaksasi  Untuk terbangun masih relatif mudah  Tahap berakhir 10 hingga 20 menit  Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban  Tahap 3 : NREM  Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam  Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak  Otot-otot dalam keadaan santai penuh  Tahap berakhir 15 hingga 30menit  Tahap 4 : NREM  Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam  Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur 16



 Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini  Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga  Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit  Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi b. Tahapan Siklus Tidur REM  Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.  



Mimpi yang kurang hidup terjadipada tahap yang lain Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90menit setelah mulai tidur Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau



   



fluktuasi tekanan darah Terjadi tonus otot skelet penurunan Peningkatan sekresi lambung Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20menit (Koizier,2010)



5. Fungsi/Peran Tidur Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain tidur sedemikian rupa memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara bagian saraf. Tidur juga penting untuk sintesis protein, yang memunkinkan terjadinya proses perbaikan. (Koizer,2010) Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional, memiliki konsentrasi, dan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan. (Koizer,2010) 6. Pola Dan Kebutuhan Tidur Normal A. Bayi Baru Lahir



17



Bayi baru lahir tidur 16 sampai 18 jam sehari biasanya dibagai menjadi sekitar 7 periode tidur. Tidur NREM ditandai dengan pernapasan teratur, mata tertutup, dan tubuh dan mata tidak bergerak. Tidur REM terlihat dari pergerakan mata cepat yang dapat di pantau melalui kelopak, mata yang tertutup, pergerakan tubuh, dan pernapasan tidak teratur. Sebagain besar waktu tidur dihabiskan dalam tahap 3 dan 4 dari NREM. Hampir 50% dari tidur REM. B. Bayi Beberapa bayi tidur selama 22 jam perhari, bayi lain tidur selama 1214 jam per hari. Sekitar 20% -30% tidur adalah tidur REM. Pada bulan ke 4 sebagian besar bayi tidur sepanjang malam dan menetapkan pola tidur siang yang bervriasi pada setiap individu. Namun mereka umumnya terbangun lebih awal di pagi hari. Di akhir tahun pertama, seorang bayi biasanya tidur siang sebanyak 1-2 kali sehari dan tidur 14 jam tiap 24 jam. Sekitar setengah dari waktu tidur bayi dihabiskan dalam tahap tidur ringan. Selama tidur ringan bayi melakukan sebagain besar aktifitas, seperti bergerak, berleguk, dan batuk. Banyak bayi mulai terbangun kembali di tengah malam pada usia 5-9 bulan. Bagi orang tua yang merasa bahwa hal tersebut adalah masalah, perawat pernah mengkaji pola tidur total bayi dan membandingkannya dengan jadwal tidur orang tua. Orang tua perlu ditenangkan bahwa tidak ada cara yang benar-benar tepat untuk mengatasi situasi ini. Solusi yang terbaik adalah memberikan lingkungan sehat secara berkelanjutan bagi bayi dan orang tua. C. Batita (Todler) Kebutuhan tidur batita menurun menjadi 10-12 jam sehari. Sekitatar 20%-30% tidur berupa tidur REM. Siklus bangun tidur normal batita biasanya ajeg pada usia 2 atau 3 tahun. Batita dapat memberikan penolakan besar untuk tidur. Orang tua perlu ditenangkan bahwa jika anak mendapatkan cukup perhatian dari mereka selama siang hari, mempertahankan pendekatan yang konsisten berkenaan dengan waktu tidur akan meningkatkan kebiasaan tidur



18



yang baik untuk seluruh keluarga. Anak yang terbangun di malam hari mungkin takut gelap atau memiliki pengalaman buruk di malam hari atau mimpi buruk. D. Pra Sekolah Anak pra sekolah biasaya memerlukan 11-12 jam tidur per malam, terutama jika anak sudah masuk pra sekolah. Kebutuhan tidur berfluktuasi terkait dengan aktifitas dan lonjakan pertumbuhan. Banyak anak-anak usia ini tidak menyukai waktu tidur dan enggan tidur dengan meminta di bacakan cerita lain, permainan lain, atau menonton acara televisi. Anak usia 4-5 tahun dapat menjadi gelisah dan mudah marah jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi. Anak-anak diusia ini tetap memerlukan ritual waktu tidur. Orang tua dapat membantu anak-anak yang tidak mau tidur dengan mengingatkan mereka bahwa waktu tidur sudah mendekat dan terus menggunakan ketegasan yang sama. Dan pendekatan yang konsisten yang disarankan untuk batita. Anak pra sekolah lebih sering terbangun di malam hari. Tidur REM tetap 20%-30% lebih lama dibandingkan waktu tidur orang dewasa namun waktu tidur tahap 1 lebih sedikit.



E. Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah tidur anatara 8—12 jam per malam tanpa tidur siang. Anak usia 8 tahun minimal memerlukan 10 jam tidur setiap malam. Saat anak mendekati usia 11 atau 12 tahun, dibutuhkan tidur yang lebih sedikit dan waktu tidur dapat telat sampai jam 10 malam. Tidur REM pada anak di usia ini walaupun beberapa anak tetap bangun dimalam hari karena mimpi buruk, masalah ini terus menerus menurun seiring dengan pertambahan usia. F. Remaja



19



Sebagian besar remaja memrlukan 8-10 jam waktu tidur setiap malam untuk mencegah keletihan yang tidak perlu dan kerentanan terhadap infeksi. Perubahan pola tidur biasanya terjadi pada remaja. Anak-anak yang tadinya bangun tidur lebih awal kini mulai tidur malam di pagi hari dan kadangkadang tidur siang. Alasan tidur siang tidak sepenuhnya di pahami, tetapi mungkin itu merupakan hasil kematangan fisik dan pengurangan tidur di waktu malam. Sekitar 20% tidur pada usia ini berupa tidur REM. Selama remaja, remaja putra mulai mengalami emisi nokturnal (orgasme dan emisi semen selama tidur), dikenal dengan mimpi “basah”, beberapa kali setiap bulan remaja putra perlu di beri informasi mengenai perkembangan normal ini untuk mencegah rasa malu dan takut. G. Dewasa Muda Siklus bangun tidur sangat penting bagi orang dewasa muda. Mereka biasanya memiliki gaya hidup aktif dan diperkirakan memerlukan 7-8 jam setiap malam tetapi biasa kurang dari waktu tersebut. H. Dewasa Usia Pertengahan Orang dewasa usia pertengahan biasanya mempertahankan pola tidur yang dibentuk pada usia lebih muda. Mereka biasanya tidur 6-8 jam per malam. Sekitar 20% tidur berupa tidur REM. Jumlah terbangun tidur meningkat dan jumlah tidur tahap 4 mulai menurun.



I. Lansia Lansia tidur sekitar 6 jam setiap malam. Sekitar 20%-25% tidur berupa tidur REM. Tidur tahap 4 menurun dengan mencolok dan pada beberapa keadaan, tidak terjadi tidur pada tahap 4. Periode tidur REM pertama berlangsung lebih lama. Banyak lansia terbangun lebih sering di malam hari dan sering kali mereka memerlukan waktu yang lama untuk dapat kembali



20



tidur. Karena perubahan tidur dalam tahap 4, lansia mengalami tidur pemulihan yang lebih sedikit. Beberapa lansia dapat dikatakan mengalami sindrom sundowner. Walaupun bukan merupakan gangguan tidur secara langsung, sindrom tersebut merjuk pada keadaan kebingungan yang cenderung muncul pada petang hari (sesuai dengan namanya) dan dapat terjadi karena perubahan irama sirkadian (perubahan siklus bangun tidur). Penurunan stimulasi sensorik di petang hari, kondisi mental seperti penyakit alzaemer (Koizer,2010). 7.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur 1. Sakit Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur yang lebih banyak di bandingkan keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal sering kali terganggu. Orang yang kurang mendapatkan waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap tidur ini. Kondisi pernapasan dapat mengganggu tidur individu. Napas pendek seringkali membuat sulit tidur dan orang yang mengalami sumbatan hidung atau drainase sinus dapat mengalami masalah pernapasan dan kemuadian dapat membuatnya sulit tidur. Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan pengurangan tahap 3 dan 4 tidur NREM dan tidur REM. Kebutuhan untuk berkemih di malam hari juga mengganggu tidur dan orang yang terbangun dimalam hari untuk berkemih kadang kala mengalami kesulitan untuk dapat tidur kembali.



2. Lingkungan



21



Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. Setiap perubahan misalnya, suara bising di lingkungan dapat menghambat tidur. Tidur tahap 1 adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap 3 dan 4 adalah tidur yang paling dalam hasilnya, suara yang lebih keras dibutuhkan untuk membangunkan orang yang berada dalam tidur tahap 3 dan 4. Namun, jika waktu telah berlebihan seseorang dapat menjadi terbiasa tehadap suara bising sehingga tingkat suara tidak lagi berpegaruh. Ketidaknyamanaan akibat suhu lingkungan dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. kadar cahaya dapat menjadi faktor lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadan terang. 3. Letih Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang mengalami tidur yang tenang. Letih juga mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin letih seseorang, semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal). Pertama, saat seseorag beristrahat, periode REM menjadi lebih panjang. 4. Gaya Hidup Seseorang yang jam kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus mengatur aktifitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang biasanya kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat tidur. Kemampuan seseorang untuk relakas sebelum istrahat adalah faktor terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tertidur. 5. Stress Emosional Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur. Seseorang yang pikirannya dipengaruhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur. Ansietas meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sitem saraf simpatis. Perubahan kimia ini



22



menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap 4 NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun.



6. Stimulan dan Alkohol Minuman yang mengandung kafein bekerja sebagai stimulan sistem saraf pusat, sehingga memepengaruhi tidur. Orang yang minum alkohol dalam jumlah berlebihan sering kali mengalami gangguan waktu tidur. Alkohol yang berlebihan mengganggu tidur REM, walaupun dapat mempercepat awitan tidur. Sementara mengganti kehilangan waktu tidur REM setelah beberapa efek yang disebabkan oleh alkohol menghilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk. Orang yang toleran terhadap alkohol mungkin tidak mampu tidur dengan baik dan akibatnya menjadi mudah marah. 7. Diet Penuran berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Disisi lain, pertambahan berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total waktu tidur, berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun tidur lebih lama. L-triptofan dalam makanan misalnya, dalam keju dan susu dapat menginduksi tidur, sebuah bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu hangat membantu seseorang untuk tidur. 8. Merokok Nikotin memiliki efek stimulun pada tubuh, dan perokok lebih sulittertidur dibandingkan bukan perokok. Perokok biasanya mudah terbangun dan sering kali menggambarkan diri mereka sebagai orang tidur di waktu fajar. Dengan tidak merokok setelah makan malam, seseorang biasanya dapat tidur dengan lebih baik, terlebih lagi banyak orang yang dahulunya perokok melaporkan bahwa pola tidur mereka membaik setelah mereka berhenti merokok.



23



9. Motivasi Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang. Misalnya, seseorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri konser yang menarik sebaliknya saat seseorang mengalami rasa bosan dan tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur sering kali terjaga dengan cepat. 10. Obat-Obatan Beberapa obat mempengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat memengaruhi tahap 3 dan tahap 4 tidur NREM dan menekan tidur REM. Penyekat beta diketahui menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Narkotik seperti demerol dan morfin, diketahui menekan tidur REM dan menyebabkan sering terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang dapat mempengaruhi tidur REM. Amvetamin dan anti depresan menurunkan tidur REM secara tidak normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap obatan-obatan ini mendapatkan lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapat mengalami mimpi buruk yang mangganggu (Koizer, 2010). 8. Gangguan Tidur Umum 1. Parasomnia Parasomnia adalah penyakit yang dapat menggangu tidur atau terjadi selama tidur. International Classification of Sleep Disorder (American Sleep Disorder Association, 1997) membagi parasomnia menjadi gangguan terjaga, (misalnya berjalan dalam tidur, teror tidur), gangguan transisi bangun tidur (misalnya, mengigau), parasomnia yang berhubungan dengan tidur REM (misalnya, mimpi buruk), dan lainnya (misalnya, bruksisme). 2. Gangguan Tidur Primer Gangguan tidur primer adalah gangguan yang masalah utamanya berupa ganguan masalah tidur seseorang. Gangguan ini meliputi insomnia, hipersomnia, narkolepsi, apnea tidur, dan deprivasi tidur.



24



3. Insomnia Insomnia, gangguan tidur yang paling sering terjadi, adalah ketidak mampuan untuk tidur dengan jumlah atau kualitas yang tidak cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa segar pada saat bangun tidur. Terdapat tiga tipe insomnia : Sulit tidur (insomnia awal) Sulit untuk tetap tertidur karena sering terbangun atau terbagun dalam waktu lama (insomnia intermiten berkala atau insomnia pemeliharaan) Terbangun pada dini hari atau terbangun sebelum waktunya (insomnia terminal) Insomnia dapat terjadi akibat ketidaknyamanan fisik tetapi lebih sering terjadi akibat stimulasi mental yang berlebihan karena ansietas. Individu yang terbiasa dengan menggunakan obat-obatan atau minum alkohol dalam jumlah besar cenderung menderita insomnia. Penanganan insomnia sering kali mengharuskan klien untuk membentuk pola perilaku yang menginduksi tidur. Kegunaan obat tidur masih diragukan. Obat-obatan tersebut tidak mengatasi penyebab masalah dan penggunaan yang berkepanjangan dapat menciptakan ketergantungan obat. 4. Hipersomnia Hipesomnia, kebalikan dari insmonia, adalah tidur berkelebihan, terutama disiang hari. . Individu yang mengalami hipersomnia sering kali tidur sampai tengah hari dan banyak tidur siang selama siang hari. Hipersomnia dapat disebabkan oleh kondisi medis, misalnya, kerusakan sistem saraf pusat dan gangguan ginjal, hati, atau metabolik tertentu, seperti asidosis diabetakum dan hipotirodisme. Pada beberapa kondisi, seseorang menggunakan hipersomnia sebagai sebuah mekanisme koping untuk menghindari dari tanggungjawab selama siang hari. 5. Narkolepsi



25



Narkolepsi dari bahasa Yunani narco, artinya “mati rasa”, dan lepsis, artinya “serangan” adalah gelombang rasa ngantuk yang berlebihan secara mendadakn yang terjadi di siang hari, sehingga narkolepsi juga disebut sebagai “serangan tidur”. Penyebabnya tidak diketahui, walau diyakini bahwa narkolepsi terjadi karena kurangnya hipokretin kimia dalam sistem saraf pusat yang mengatur tidur. Awitan gejala cenderung terjadi antara usia 15 dan 30 tahun. Pada serangan narkoleptik, tidur dimulai dengan fase REM. Walaupun individu yang menderita narkolepsi tidur dengan baik di malam hari, mereka tidur beberapa kali selama siang hari bahkan saat berbicara dengan orang lain atau saat mengendarai mobil. Narkolepsi menurut riwayat telah dikendalikan oleh stimulan dan anti depresan sistem saraf pusat tetapi sebuah obat yang telah diakui oleh Food and Drunk adminstration America Serikat tahun 1999, modafinil, meningkatkan kewaspadaan tanpa menstimulasi sitem tubuh lain atau mengganggu tidur di waktu malam.



6. Apnea Tidur Apnea tidur adalah henti napas secara periodik selama tidur. Gangguan ini perlu dikaji oleh seorang ahli di bidang tidur tetapi apnea tidur sering kali dicurigai terjadi pada orang yang berdengkur dengan keras, sering terjaga di waktu malam, mengalami rasa ngantuk berlebihan di siang hari, insomnia, sakit kepala di pagi hari, kemunduran intelektual, irabilats atau perubahan kepribadian lain, serta perubahan fisologis seperti hipertensi dan aritmia jantung. Apnea tidur paling sering terjadi pada pria berusia lebih dari 50 tahun dan pada wanita pasca menopause. Periode apnea, yang berlangsung dari 10 detik-2 menit, terjadi selama tidur REM atau tidur NREM. Frekuensi periode apnea berkisar dari 50-600 kali per malam. Episode apnea ini menyedot energi seseorang dan dapat menyebabkan rasa ngantuk berlebihan di siang hari. Tiga tipe apnea tidur yang umum adalah apnea 26







Apnea obstruktif terjadi saat struktur faring atau rongga mulut menyumbat aliran udara. Individu terus berupaya untuk bernapas yaitu, otot dada dan abdomen bergerak. Pergerakan diafrgama menjadi lebih kuat dan lebih kuat sampai obstruksi disingkirkan. Pembesaran tongsil, deviasi sektum nasal, polip hidung, dan kegemukan dapat menjadi penyebab apnea







obstruktif pada klien. Apnea pusat diduga melibatkan defek di pusat pernapasan di otak. Setiap upaya pernapasan, seperti pergerakan dada dan aliran udara, menurun. Klien yang mengalami cedera batang otak dan distrofi otot, misalnya seringkali mengalami apnea tidur pusat pada saat ini, tidak ada obatnya. Apnea campuran merupakan kombinasi dari apnea pusat dan apnea







obstruktif. Episode apnea tidur biasanya dimulai dengan dengkuran: setelah itu pernapasan berhenti, diikuti dengan dengusan yang jelas saat pernapasan.menjelang akhir setiap episode apnea. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah menyebabkan klien terbangun. Penangan untuk apnea tidur dapat di tujukan pada penyebab apnea



misalnya, pengangkatan pembesaran tonsil. Prosedur bedah lain, termasuk pengangkatan jaringan berlebih di dalam faring dengan menggunakan laser, mengurangi atau mengihilangakan dengkuran dan dapat efektif dalam merdeakan apnea. 7. Deprivasi Tidur Gangguan berkepanjangan dalam jumlah, kualitas, dan konsistensi tidur dapat memicu sebuah sindrom yang disebut deprivasi (kurang) tidur. Ini bukan merupakan gangguan tidur tetapi merupakan akibat dari gangguan tidur. Deprivasi tidur menimbulkan beragam gejala fisologis dan perilaku, keparahannya tergantung pada tingkat deprivasi. Dua tipe utama deprivasi tidur adalah deprivasi REM dan deprivasi NREM. Kombinasi kedua deprivasi tersebut dapat meningkatkan keparahan gejala.



27



8. Gangguan Tidur Sekunder Gangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi klinis lain. . gangguan inimungkin dikaitakan dengan kondisi mental, neurologi, atau kondisi lain. Contoh dari kondisi yang menyebabkan gangguan tidur sekunder adalah depresi, alkoholisme, demensia, parkinsonisme, disfungsi dan penyakit tukak lambung.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Aktivitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kesehatannya. Aktivitas bertujuan untuk menunjang kegiatan tubuh dan mempertahankan serta meningkatkan tingkat kesehatan Jenis- jenis aktivitas fisik berbeda tiap kelompok usia yang dibagi dalam kelompok anak, dewasa dan lansia. Banyak faktor yang juga ikut terlibat seperti gaya hidup, proses penyakit dan injuri, kebudayaan, tingkat energy, usia dan status perkembangan. Istirahat adalah merupakan keadaan tenang,rilrks tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama 28



sekali. Terkadang, jalan-jalan ditaman dan lain-lain juga dikatakan sebagai istirahat. Sedangkan tidur merupakan suatu perubahan kesadaran kerika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. B. Saran Saran yang dapat disampaikan: 1. Para mahasiswa Program studi ilmu Keperawatan dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. 2. Diharapkan agar para mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti serta mencermati dengan baik isi dari makalah ini, sehingga dia dapat mengerti tentang asuhan keperawatan pemenuhan aktifitas dan istirahat & tidur pada kelompok usia.



DAFTAR PUSTAKA Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Barbara Koezeir, Glenora Erb, 1983,Fundamental of Nursing, california Addison – Weslypublishing Division. Potter & perry ,2006, Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses dan praktis, edisi 4,Volume 2, Jakarta : EGC



29



Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2010. Fundamentals of Nursing : konsep, proses dan praktis, edisi 7,Volume 2, Jakarta : EGC orr,W.C. (2000).Editorial : sleep and functional bowel disorders bowels cause bad dream journalof Gastroneterology, 95, 1118-1121.



30