Makalah Konsep Evaluasi Program [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



Latar belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang disengaja (sadar) oleh peserta didik dengan arahan, bimbingan atau bantuan dari pendidik untuk memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang diharapkan meliputi perubahan pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikapdan tingkah laku) dan psikomotorik (keterampilan). Perubahan yang diharapkan dalam proses pembelajaran itulah yang dinamakan dengan kompetensi (kemampuan melakukan sesuatu) yang telah dirumuskan sebelumnya dalam desain pembelajaran. Rumusan tersebut biasa disebut dengan tujuan pembelajaran. Sudah menjadi kebiasaan dalam pembelajaran bahwa kegiatan evaluasi pasti dilaksanakan kepada peserta didik baik itu bisa dilaksanakan setelah berakhirnya suatu mata pelajaran tertentu atau bisa dilakukan setelah diakhir proses pembelajaran yang tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai suatu mata pelajaran tertentu yang kemudian bagi peserta didik bisa dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran. Ketika kita membahas masalah evaluasi tidak terlepas dengan istilah lain yang hampir sama tetapi sebenarnya berbeda dengan evaluasi. Istilah yang dimaksud diantaranya seperti pengukuran, penilaian, tes dan juga ketika menyebut istilah evaluasi pendidikan, dengan evaluasi pembelajaran yang dimana istilah-istilah tersebut tentu berbeda dalam beberapa seginya, pada fokus, pada ruang lingkup serta pada penerapannya dalam kegiatan praktis. Kegiatan evaluasi tidak hanya bermakna terbatas pada pekerjaan menilai program pembelajaran dalam lingkup interaksi antara pendidik dan peserta didik didalam kelas saja, tetapi kini istilah ini telah menjadi sebuah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebutkan suatu tindakan yang mengandung maksud melakukan penilaian dalam semua aspek bidang kehidupan. Karena dengan melakukan evaluasi maka kita akan mengetahui keberhasilan suatu kegiatan, dimana dan bagian mana letak kelemahan, kekurangan dan kegagalannya serta bagaimana cara atau strategi untuk mengatasinya, kemudian seberapa besar ruang dan gerak yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan tersebut, semua persoalan tersebut bisa diperjelas dengan melakukan evaluasi.



BAB II KONSEP DASAR EVALUASI PROGRAM



A. Pengertian Program dan Evaluasi Program 1. Pengertian Program Ada dua pengertian untuk istilah “program” yaitu pengertian secara khusus dan umum. Secara umum, “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu: a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan. b. Terjadi dalam waktu relative lama, bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan. c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.



2. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan istilah serapan yang berasal dari istilah dalam bahasa inggris yaitu “evaluation”. Evaluation sendiri berasal dari akar kata “value” yang berarti nilai. Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah kata “Penilaian” yang dalam perbincangan sering digunakan sebagai padanan dari istilah evaluasi, padahal secara kosepsional, penilaian bukan merupakan alih bahasa dari sitilah evaluasi. Selanjutnya secara lebih jauh berikut ini diungkap beberapa pengertian evaluasi, antara lain: 1) Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris) bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti “Evaluasi” atau penilaian, yang artinya kegiatan yang membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu. 2) Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (AS Hornby, 1986) evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upayauntuk menentukan nilai atau jumlah.



3) Suchman (1961, dalam Anderson 1975) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk , mendukung tercapainya tujuan. 4) Stufflebeam et.al (1971), “evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan. 5) Guba dan Lincoln (1985: 35), process for describing an evaluand and judging its merit and worth “ dan Gilbert Sax (1980: 18), Evaluation is a process through which a value judgment or decision is made from a variety of observations and from the background and training of the evaluator”. Dua rumusan tentang evaluasi tersebut menjelaskan, bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari pada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan. 6) Nana Sudjana (dalam Sobry sutikno : 2013) menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.



Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam dalam mengambil sebuah keputusan



3. Pengertian Evaluasi Program Makna dari evaluasi program itu sendiri mengalami proses pemantapan. Definisi yang terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph Tyler, yang mengatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan (Tyler, 1950). Definisi yang lebih dapat diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi yaitu Cronbanch (1963) dan Stufflebeam (1971). Mereka mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya untuk menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut the Stanford Evaluation Consorsium Group



menegaskan bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program (Cronbanch, 1982).



B. Tujuan Evaluasi Program Tujuan dari evaluasi program, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluative. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian. Menurut Arikunto (2009 : 7), terdapat perbedaan yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah sebagai berikut : (a) Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu, (2) Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksana ingin mengetahui letak kekurangan itu dan apa sebabnya. C. Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi Program



Dilihat dari tujuannya, yaitu bahwa pelaksana ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk dari penelitian, yaitu penelitian evaluative. Oleh karena itu dalam pembicaraan evaluasi program, pelaksan berpikir dan menetukan langkah sebagaimana melaksanakan penelitian. Perbedaan yang mencolok antara penelitian dengan evaluasi program adalah sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan penelitian peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu. 2. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, karena ingin mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program,



pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil.



D. Ciri-Ciri dan Persyaratan Evaluasi Program 1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah uang berlaku bagi penelitian umumnya. 2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berfikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsure yang saling berkaitan satu sama lain



dalam menunjang



keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi. 3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya identifikasi kmponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program. 4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan. 5. Kesimpulan atau hasil penelititan digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria atau tolak ukur. 6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator program dari program yang dievaluasi. 7. Standar, kriteria atau tolak ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapatdengan cermat mengetahui letak kelemahan dari proses kegiatan. 8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.



E. Komponen, Subkomponen dan Indikator Program Program merupakan sistem. Sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling terkait dan bekerja sama satu dengan lainnya



untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dengan begitu program terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Komponen program adalah bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang saling terkait dan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program. Karena suatu program merupakan sebuah sistem, maka komponen-komponen program merupakan “subsistem”. Komponen tersebut dapat dirinci lagi menjadi subkomponen kemudian indikator, yang selanjutnya dapat dirinci lagi menjadi subindikator. Istilah indikator berasal dari kata bahasa Inggris to indicate yang dalam bahasa Indonesia berarti menujukkan. Jadi indikator merupakan sesuatu yang dapat menunjukkan kriteria subkomponen, dan selanjutnya menunjukkan kinerja komponen. Seperti halnya ketika menentukan komponen, cara identifikasi subkomponen juga dilakukan dengan menentukan faktore-faktor penting karena berperan sebagai penentu keberhasilan kinerja komponen. Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui efektivitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan program. Setiap kegiatan yang merupakan realisasi dari suatu kebijakan harus dirancang dengan cermat dan teliti, agar tujuan yang sudah ditetapkan dalam kebijakan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, kegiatan realisasi kebijakan merupakan sebuah program. Dengan memandang kegiatan tersebut sebagai sebuah program, ada satu keuntungan yang besar bagi para evaluator karena dapat mencermati letak kekuatan dan kelemahan program secara lebih baik. Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pengambil keputusan belum tentu dapat direalisasikan dengan baik sesuai dengan jiwa kebijakan. Untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana yang belum tercapai serta apa penyebabnya, perlu adanya evaluasi program. Tanpa adanya evaluasi program, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan dalam sebuah definisi berikut, evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya.



F. Tujuan Evaluasi Program Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena



evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya. Oleh karena itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi, evaluator perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan dievaluasi. Evaluasi program juga berfungsi sebagai pengarah kegiatan penilaian dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas kegiatan penilaian suatu program. Penilaian pada umumnya berkaitan dengan upaya pengumpulan, pengolahan dan penyajian data atau informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan Berkaitan dengan tujuan program di atas Anderson dalam Djudju Sudjana (2000:270) merumuskan tujuan penilaian sebagai berikut : a. Memberi masukan untuk perencanaan program. b. Memberi masukan untuk keputusan tentang kelanjutan, perluasan, dan penghentian program. c. Memberi masukan untuk keputusan tentang modifikasi program. d. Memperoleh informasi tentang pendukung dan penghambat.



Sedangkan tujuan evaluasi menurut Nanang Fatah (2001: 108) adalah sebagai berikut: a. Untuk memperoleh bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus. b. Untuk mejamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia/tenaga, sarana prasarana dan biaya) serta efisiensi ekonomis. c. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan penyimpangan dilihat dari aspek tertentu misalnya program tahunan atau kemajuan belajar. Tujuan dari rumusan diatas bahwasnnya penilaian yang mengacu pada pengambilan keputusan adalah untuk menyediakan masukan bagi pengambilan keputusan tentang perencanaan, kelanjutan, perluasan, penghentian, dan modifikasi program, dukungan terhadap kelangsungan dan penyelesaian program, serta penggunaan dan pengembangan.



G. Manfaat Evaluasi Program Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal



dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Kesalahan yang terjadi di masyarakat beberapa waktu yang lalu, yaitu supervisi hanya menekankan aspek ketatausahaan saja. Jika konsep seperti itu maka ada perbedaan antara eveluasi program dengan supervisi. Jika supervisi di lembaga pendidikan dilakukan dengan objek buku-buku dan pekerjaan clerical work maka evaluasi program dilakukan dengan objek lembaga pendidikan secara keseluruhan. Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama dengan evaluasi program, tetapi sarananya ditekankan pada kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian. Oleh karena tujuan utamanya memperhatikan prestasi belajar bidang studi atau mata pelajaran maka supervisor (yang di dalam praktik disebut pengawas), disaratkan memiliki latar belakang studi tertentu dan harus memiliki pengalaman menjadi guru. Dilihat dari ruang lingkupnya, supervisi dibedakan menjadi 3, yaitu (1) supervisi kegiatan pembelajaran, (2) supervisi kelas, dan (3) supervisi sekolah. Berdasarkan pengertian tadi, supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program, dapat disamaartikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: evaluasi program pendidikan tidak lain adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan. Program adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan. Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tidak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk mengambil keputusan (decision maker). Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu: 1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. 2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit). 3. Melanjutkan, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.



4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program ditempat-tempat lain atau mengulangi lagi dilain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik maka yang baik jika dilaksanakan lagi ditempat dan waktu yang lain.



H. Evaluator Pendidikan Evaluator pendidikan merupakan orang yang melakukan evaluasi program. Untuk menjadi seorang evaluator program tentu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Mampu



melaksanakan,



yakni



mereka



harus



memiliki



kemampuan



untuk



melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik. 2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi. 3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti. 4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari embuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrument, mengumpulkan data dan menyusun laporan dan tidak gegabah dan tergesa-gesa. 5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.



Evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:



1. Evaluator Dalam (Internal Evaluator) Yang dimaksud dengan Evaluator Dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator dalam yaitu: Kelebihan : 



Evaluator



memahami



betul



program



yang



akan



dievaluasi



sehingga



kekhawatiran untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidaka perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tepat pada sasran. 



Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.



Kekurangan : 



Adanya unsur subyektivitas darievaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang dievaluai dan menginginkan agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhwatirkan akan bertindak subjektif.







Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.



2. Evaluator Luar (Eksternal Evaluator) Yang di maksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada diluar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada di luar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.



Kelebihan : 



Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan ada respons emosional dan evaluator karena tidak ada keinginan untuk melibatkan bahwa program tersebut berhasil. kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan.







Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hatihati.



Kekurangan : 



Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan dievaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. hal itu wajar karena evaluator tidak



ikut dalam proses kegiatannya. dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat. 



Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas. Adapun perbedaan yang menonjol antara evaluator luar dan evaluator dalam



adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka mulai melaksanakan tugas. oleh karena evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsikan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan dievaluasi. Hal-hal yang harus dipelajari oleh seorang evaluator meliputi tujuan program, komponen program, siapa pelaksananya dan pihak-pihak mana yang terlibat, kegiatan apa saja yang sudah terlaksana dan gambaran singkat tentang sejauh mana tujuan program sudah dicapai.



I. Kaitan antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan



untuk



mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan. Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program, yaitu untuk mengukur seberapa jauh sebuah kebijakan dapat terimplementasikan. Evaluasi program diarahkan pada perolehan rekomendasi sehingga tujuan evaluasi program tidak boleh terlepas dari tujuan program yang akan dievaluasi. Keduanya saling terkait karena tujuan program itu merupakan dasar untuk merumuskan tujuan evaluasi program. Secara singkat dapat dibuat sebuah ketentuan bahwa : Tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang dievaluasi. Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita harus memerhatikan unsure-unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga unsur penting di dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu: 1. what = apa yang digarap 2. Who = siapa yang menggarap 3. how = bagaimana menggarapnya



Dengan memfokuskan perhatian pada tiga unsur kegiatan tersebut, paling sedikit dapat diidentifikasi adanya tiga komponen kegiatan yaitu, tujuan, pelaksana kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan.



J. Sasaran Evaluasi Program Untuk menentukan sasaran evaluasi, evaluator perlu mengenali program dengan baik, terutama komponen-komponennya. Karena yang menjadi sasaran evaluasi bukan program secara keseluruhan, tetapi komponen atau bagian program. Tujuan umum harus dijabarkan menjadi tujuan khusus maka sasaran evaluator diarahkan pada komponen agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap. Untuk itulah maka evaluator harus memiliki kemampuan mengidentifikasi komponen program yang akan dievaluasi.