Makalah Konsep Keimanan Dan Pembinaannya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP KEIMANAN DAN PEMBINAANNYA Disusun Guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampuh : Fungki Febiantoni, M. Pd



Disusun Oleh :



Dewi Anggraita



21101244032



Arlilia Wahyu Prasitia



21101244033



Marliana Khofifah



21101244034



PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Keimanan dan Pembinannya”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Dengan tersusunnya makalah ini kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan. Untuk itu kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.



Bekasi, 14 September 2021



Penulis



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 BAB I.......................................................................................................................4 PENDAHULUAN...................................................................................................4 A. Latar Belakang..............................................................................................4 B. Rumusan Masalah.........................................................................................4 C. Tujuan...........................................................................................................5 D. Manfaat.........................................................................................................5 BAB II......................................................................................................................6 PEMBAHASAN......................................................................................................6 A. Pengertian Keimanan....................................................................................6 B. Konsep Keimanan.........................................................................................8 C. Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Abu A’la Maududu..............................10 D. Manfaat dan Pengaruh Keimanan Dalam Kehidupan Seorang Muslim.....10 E. Pembinaan Keimanan.................................................................................11 F.



Tujuan Pembinaan Keimanan.....................................................................12



G. Dasar-Dasar Pembinaan Keimanan............................................................13 BAB III..................................................................................................................14 KESIMPULAN......................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam Islam hal yang menyangkut kepercayaan dan keyakinan disebut iman. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Berbicara iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya. Karunia terbesar dari Allah SWT. kepada umatnya dalam memahami dan melaksanakan sesuai dengan keyakinannya. Saat ini keimanan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu, dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatarbelakangi kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan yang kami bentuk menjadi sebuah makalah. Keimanan merupakan inti agama, terlebih agama islam. Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatsi permasalahan hidupnya,dan mendapat manfaat dari keimananya tersebut. Jadi iman itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi pemeluk agama islam agar mendekatkan kita diri kepada Allah SWT. dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian keimanan ? 2. Apa sajakah konsep keimanan ? 3. Apakah ciri-ciri orang beriman menurut Abu a’la Maududu ?



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 4



4. Apakah manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan seorang muslim ? 5. Apa konsep dari pembinaan keimanan ? 6. Apakah tujuan dari pembinaan keimanan ? 7. Apa sajakah dasar-dasar pembinaan keimanan ?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian keimanan 2. Untuk mengetahui konsep keimanan 3. Mengetahui apa saja ciri-ciri orang beriman menurut Abu a’la Maududu 4. Mengetahui manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan seorang 5. Mengetahui konsep dari pembinaan keimanan 6. Mengetahui apa saja yang menjadi tujuan dari pembinaan keimanan 7. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar-dasar pembinaan keimanan



D. Manfaat 1. Menambah pengetahuan tentang keimanan. 2. Dapat mengetahui apa pengertian, konsep, ciri-ciri, serta manfaat dan pengaruh dari beriman. 3. Dapat mengetahui juga konsep, tujuan, dan dasar-dasar dari pembinaan keimanan 4. Serta mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 5



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Keimanan Keimanan adalah kepercayaan yang kokoh kepada Allah Swt, syekh Husain bin Audah al-awaisyah menyebutkan bahwa “iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh. Iman berasal dari kata “ ‫” ايمان‬, dan merupakan bentuk masdhar dari fi’il madhi “ ‫” امن‬. Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Secara etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap seseorang. Allah SWT. berfirman di dalam QS. Al – Baqarah ayat 165 :



“bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah SWT beserta ajaran – Nya. Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah At-thabrani, “iman merupakan tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan.” Amal perbuatan dengan segala macamnya, baik amalan hati maupun amalan anggota tubuh termasuk hakikat keimanan”. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Al-Baqarah ayat 3 :



“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka.” (QS. Albaqarah:3). Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 6



Bahwasanya iman yang membenarkan dalam hati yaitu iman yang mempercayai akan adanya alam semesta dan isinya, sedangkan mengikrarkan dalam lisan seperti mengucapkan dua kalimat syahadat (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), dan mengamalkan dengan anggota tubuh seperti melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Adapun makna islam, yang berarti tunduk serta patuh dalam bentuk penyerahan diri secara utuh, harus diucapkan dengan lisan. Berserah diri meliputi seluruh jiwa dan raga, yaitu qalbu. Pembenaran qalbu artinya menyerah, tanpa diiringi sikap ingkaran dan tidak menentang sedangkan penyerahan jiwa harus diikuti dengan pengakuan lisan, dan diikuti kepatuhan anggota tubuh untuk berbuat. Jadi, menurut bahasa, Islam bersifat lebih umum. Sedangkan makna Iman bersifat lebih khusus. Iman adalah bagian dari islam yang termulia. Dengan bahasa yang lebih urai dapat dikatakan, setiap orang yang benar-benar beriman adalah seseorang yang berislam atau muslim. Akan tetapi, setiap orang yang berislam (muslim) belum tentu benar-benar beriman. Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq(iman yang benar).Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.(iman salah/keliru) Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy 1. Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata : “Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403]. 2. Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata : “Para ahli fiqih dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 7



3. Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata : “Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa’). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tashdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [AshShalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35]



B. Konsep Keimanan Dalam sejarah perkembangan ilmu kalam, konsep iman terbagi dalam tiga golongan, yakni: 1. Iman adalah membenarkan dan meyakini dalam hati bahwa Wujud Allah dan keberadaan Rasul-Nya. Menurut konsep ini, iman dan kufur sematamata urusan hati,bukannya apa yang terlihat dari luar. Jika seseorang sudah membenarkan dan meyakini akan adanya Allah maka ia telah di sebut beriman sekalipun perbuatannya belum sesuai dengan tuntutan ajaran agamanya. Kaum Murji’ah berpandangan bahwa syahadat menjadi dasar utama apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Yang utama adalah iman dalam hati,bukan perbuatan. Perbuatan tidak dapat dijadikan ukuran keimanan seseorang, sebab menurut pendapat mereka perbuatan tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap keyakinan. Amal perbuatan tidak termasuk dalam keimanan,, sehingga iman lebih penting dari pada amal atau perbuatan. 2.



Iman adalah membenarkan dan meyakini dalam hati dan diikrarkan dengan lisan. Dalam konsep iman ini, seseorang digolongkan beriman jika ia telah mempercayai dalam hatinya akan keberadaan Allah dan mengucapkan kepercayaannya tersebut dengan lidah. Antara keimanan dan amal perbuatan manusia tidak dapat hubungan apapun, sebab yang terpenting dalam iman adalah membenarkan dan menyakini dan ikrar. Konsep keimanan seperti ini dianut oleh kalangan ahli fiqih dan ahli



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 8



ibadah pada aliran Murji’ah. Aliran Murji'ah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang dengan Khawarij. kaum Murji'ah menyatakan bahwa orang yang berdosa besar tetap mukmin selama masih beriman kepada Allah Swt. dan rasulNya. Adapun dosa besar orang tersebut ditunda penyelesaiannya di akhirat dengan arti kelak di akhirat baru ditentukan hukuman baginya. Imam Murji'ah berpendapat bahwa iman tidak memiliki sifat bertambah ataupun berkurang. 3. Iman adalah membenarkan dan meyakini dalam hati, ikrar dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Dalam konsep ini, antara iman dan perbuatan manusia terdapat keterkaitan, sebab keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep keimanan semacam ini banyak di anut oleh golongan Khawarji dan Mu’tazilah. Kepercayaan seseorang terhadap Tuhannya haruslah dapat mendorongnya untuk berbuat baik drngan menjalani segala perintah-Nya. Pada hakekatnya, pemisahan antara akidah atau keyakinan dalam hati dengan kepatuhan menerima perintah-Nya bagi seorang muslim tidak akan pernah terjadi di alam wujud ini. Iman dalam hati dan kepatuhan untuk melaksanakan segala yang diperintahkan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Andaikata terdapat keyakinan dan kepercayaan (iman) dalam hati, maka orang yang bersangkutan akan bersegera melakukan amal perbuatan yang sesuai. Kelompok khawarij adalah kelompok yang keluar dari golongan Ali bin Abi thalib. Kelompok ini muncul ketika terjadi perang siffin, yaitu peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan yang menjadikan golongan Ali pecah. Penyebabnya yaitu ketidaksepakatan keputusan ali yang menerima arbitrase, pada perang siffin, dengan kelopok pemberontak Muawiyah bin Abi sufyan tentang persengketaan khilafah. Iman dalam pandangan Khawarij adalah tidak semata-mata percaya kepada Allah, mengerjakan segala perintah dan kewajiban agama juga merupakan bagian dari keimanan. Segala perbuatan yang berbau religius termasuk di dalamnya masalah kekuasaan adalah merupakan bagian dari



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 9



iman dengan perintah Zat yang diyakininya (Allah swt.). Iman dan amal bagaikan sebuah pohon dengan buahnya. Golongan Mu'tazilah merupakan aliran teologi yang mengedepankan akal sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis Islam.” Kaum Mu'tazilah adalah golongan yang membawa persoalan persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dibanding dengan persoalan persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji'ah. kaum Mu'tazilah berpandangan bahwa iman itu mencakup ketaatan lahir dan bathin dengan mengerjakan semua yang wajib dan sunnah.



C. Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Abu A’la Maududu Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Abu A’la Maududu adalah sebagai berikut : 1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik 2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri 3. Mempunyai sifat rendah hari dan khidmat 4. Senantiasa jujur dan adil 5. Tidak bersifat murung atau putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi 6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme 7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut terhadap maut 8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha 9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Allah SWT.



D. Manfaat dan Pengaruh Keimanan Dalam Kehidupan Seorang Muslim Manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia, bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati manusia, tetapi dapat menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan prilaku hidup islami. Manfaat dan pengaruh tersebut antara lain : 1. Keimanan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda 2. Keimanan menanamkan semangat berani menghadapi maut



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 10



3. Keimanan menanamkan sikap self help dalam kehidupan 4. Keimanan memberikan ketentraman jiwa. 5. Keimanan mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayibah) 6. Keimanan melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen 7. Keimanan memberikan keberuntungan dalam kehidupan Jadi, manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan seorang muslim yaitu sangat berguna dan terlihat dari segi spiritual keagamaan. Seorang muslim-pun mempercayai adanya keimanan yang terdapat di dalam hatinya, sehingga keimanan yang ia punya mampu menentramkan dan menyejukan hati tatkala ia mampu mempercayai akan arti dari kekuatan iman tersebut. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 28 :



“Hai orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.



E. Pembinaan Keimanan Hamdan Raji (2008: 59-63) menjelaskan tahapan yang dapat ditempuh untuk menanamkan keimanan yang fungsional untuk menghiasi hati, antara lain : 1. Pada setiap kesempatan anak diarahkan memperhatikan keagungan Allah melalui penciptaan-Nya. 2. Menjelaskan



kemahakuasaan



Allah



Swt.



Dalam



kesempurnaan



menciptakan manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk lainnya. 3. Menanamkan ketauhidan, dengan menggunakan cara-cara yang telah dirumuskan para syaikhul Islam. Penanaman tauhid adalah agar anak tumbuh rasa cintanya yang paling besar hanya kepada Allah Swt. Dalam buku Ta‟ẓimu Tauhid fi an-Nufusi al-Aulad dijelaskan strategi menanamkan keimanan pada anak sebagai berikut (Aziz, 2012: 14-22).



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 11



1. Mengembangkan fitrah bertauhid dengan menanamkan prinsip-prinsip yang dapat mengahdirkan pahala dan siksa. 2. Menanamkan rasa keagungan Allah di hati anak. 3. Pahamkan kepada anak akan kehinaan makhluk di hadapan Allah, semua makhluk membutuhkan pertolongan-Nya! 4. Ajaklah anak untuk melihaf fenomena alam, dan jelaskan bahwa fenomena itu adalah bagian dari kehendak dan kemahabesaran kekuasan Allah! 5. Tanamkan rasa cinta kepada Allah ke dalam hati anak sejak dini! 6. Biasakan anak dengan mendengar ayat-ayat Alquran dan matan hadis sejak dari kecil. Nasih Ulwan (1981: 159-18), memberikan cara yang perlu dipertimbangkan dan diaplikasikan dalam menanamkan keimanan. Beberapa solusi penanaman keimanan menurutnya adalah : 1. Bimbingan sosialisasi keimanan berjenjang akan kekuasaan dan ke maha besaran Allah. Diawali dari yang bisa di indera meningkat kepada yang logis, dari parsial meningkan yang global, dari yang sederhana meningkat kepada yang tersistematis. 2. Melatih anak merasakan kekhusuan. 3. Menanamkan perasaan senantiasa mengingat Allah Swt. F. Tujuan Pembinaan Keimanan Tujuan pembinaan keimanan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1. Perubahan yang diinginkan, yang diusahakan oleh proses pembinaan keimanan dalam rangka sosialisasi tata nilai ajaran agama Islam. 2. Perubahan pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menciptakan manusia agar dirinya secara sadar mau mengakui sebagai hamba Allah yang mau mengabdikan diri kepada-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 12



“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” 4. Agar remaja dapat meyakini dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber yang utama. 5. Membentuk insan kamil yang bertaqwa dan terefleksikan dalam tiga prilaku yaitu hubungan baik antara manusia dengan Allah (khaliq), manusia dengan manusia maupun dengan alam semesta (sekitar).



G. Dasar-Dasar Pembinaan Keimanan Yang dimaksud dengan dasar-dasar keimanan ialah, segala sesuatu yang ditetapkan secara benar, berupa hakikat keimanan, yaitu beriman kepada Allah SWT, beriman kepada para malaikat, beriman kepada kita-kitab samawi, beriman kepada semua Rasul, beriman bahwa manusia akan ditanya oleh dua malaikat, beriman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hisab, surga neraka,dan seluruh perkara gaib lainnya. Dan yang dimaksud dengan rukun islam adalah, setiap ibadah yang bersifat badani maupun materi yaitu, salat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu untuk melakukannya. Penanaman keimanan harus diupayakan dari sejak anak usia dini, perlu penanaman yang berkesinambungan dan berjenjang, penanaman keimanan tidak hanya mengajarkan apa itu keimanan, melainkan harus sampai tertanam dalam lubuk hatinya ketauhidan, perasaan mengagungkan, perasan kepengawasan, perasaan kemaha rahmatan yang melekat kuat dalam setiap aktivitas dan keadaan, penanaman keimanan harus mengikuti tahapan dan strategi yang teruji kualitasnya, yang sudah diteladankan oleh Rasululah yang beliau dalam pembelajarannya mendapat bimbingan langsung wahyu Allah, Pengajaran harus terhindar dari sekecil apapun yang justru dampaknya dapat mengotori akidah itu sendiri, sehingga media, sarana, materi dan lingkungan harus diseterilkan dari hal yang mengandung penyimpangan akidah.



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 13



BAB III KESIMPULAN Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Sedangkan keimanan adalah kepercayaan yang kokoh kepada Allah SWT. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang kekuasaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan tidak dibuktikan dengan amal perbuatan, maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin atau seorang muslim yang sempurna. Manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan seorang muslim yaitu sangat berguna dan terlihat dari segi spiritual keagamaan. Keimanan sendiri mampu menentramkan dan menyejukan hati serta jiwa seseorang. Pembinaan keimanan sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan seseorang, salah satu tujuannya agar manusia memiliki perubahan pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk menciptakan manusia agar dirinya secara sadar mau mengakui sebagai hamba Allah yang mau mengabdikan diri kepada-Nya. Adapun yang menjadi dasar-dasar pembinaan keimanan yaitu beriman kepada Allah SWT, beriman kepada para malaikat, beriman kepada kita-kitab samawi, beriman kepada semua Rasul, beriman bahwa manusia akan ditanya oleh dua malaikat, beriman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hisab, surga neraka,dan seluruh perkara gaib lainnya.



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 14



DAFTAR PUSTAKA Imaddudin, I. (2018). BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG PEMBINAAN KEIMANAN DALAM, 6-8. Subhi, D. (2020). Iman Dalam Perspektif Islam. iman dalam perspektif islam, 210. Sukaesih, T. (2017). BAB IV KONSEP PENDIDIKAN KEIMANAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. BAB_IV, 1-3.



Konsep Keimanan dan Pembinaannya



Page 15