Keimanan Dan Ketaqwaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Keimanan dan Ketaqwaan” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Dosen pengampu: H.M. Faozin, M. Ag, M. Pd.



Disusun Oleh: Kelompok 1 Tingkat 1 1. 2. 3. 4.



(P1337424417010) (P1337424417014) (P1337424417039) (P1337424417045)



Malvasea Qukbita W Athia Rahma N Alyssa Shabrina A Firda ramadhani



PRODI S1 TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2017



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Keimanan dan Ketaqwaan” ini dapat terselesaikan. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.M. Faojin, M. Ag, M. Pd. selaku dosen dari mata kuliah Agama dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah “Keimanan dan Ketaqwaan” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Semarang, 12 September 2017



Penulis



2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar……………………………………………………………………….... Daftar Isi………………………………………………………………………………. Pendahuluan : a. Latar Belakang………………………………………………………………… b. Rumusan Masalah……………………………………………………….......... c. Tujuan ………………………………………………………………………… Isi : a. Definisi keimanan……………………………………………………………... b. Definisi ketaqwaan……………………………………………………………. c. Wujud iman dan taqwa………………………………………………………... d. Proses terbentuknya iman dan taqwa…………………………………………. e. Tanda-tanda orang beriman………………………………………………….... f. Tanda-tanda orang bertaqwa………………………………………………….. g. Hubungan antara keimanan dan ketaqwaan………………….………………..



2 3 4 4 4 5 6 7 7 9 10 10



Penutup: a. Kesimpulan ………………………………………………………………….... b. Saran …………………………………………………………………………..



11 11



Daftar Pustaka



12



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang telah diberikan akal, pikiran, dan nafsu. Manusia adalah hamba Allah yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh-Nya. Akal dan pikiran yang telah diberikan akan menuntun manusia untuk hidup dan melakukan tugasnya. Beribadah dan menjalankan perintah-Nya juga menjauhi larangan-Nya. Setiap manusia akan dihitung semua yang telah dilakukannya. Apa yang dilakukan adalah perbuatan baik, maka Allah akan memberikan pahala dan keberkahan kepada hamba-Nya. Sedangkan apabila yang dilakukan adalah perbuatan buruk akan dapat mengundang dosa dan keburukan kepada hamba-Nya. Dalam salah satu surat pada Al-Quran, yaitu surah Al-Zalzalah ayat 7-8. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. Arti ayat delapan adalah “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. Allah maha melihat. Allah Maha Mengetahui. Semua yang kita lakukan adalah semata-mata untuk meminta keberkahan dari Allah SWT. Sebagai seorang hamba kita memiliki keimanan dan ketaqwaan. Keduanya pula adalah pembeda diantara hamba-Nya. Bukan harta, strata sosial ataupun status yang dimiliki seorang hamba. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi keimanan? 2. Apa definisi ketaqwaan? 3. Bagaimana wujud iman dan taqwa? 4. Bagaimana proses terbentuknya iman dan taqwa? 5. Apa saja tanda-tanda orang beriman? 6. Apa saja tanda-tanda orang bertaqwa? 7. Bagaimana hubungan antara keimanan dan ketaqwaan? C. Tujuan 1. Mengetahui definisi keimanan 2. Mengetahui definisi ketaqwaan 3. Mengetahui wujud iman dan taqwa, 4. Mengetahui proses terbentuknya iman dan taqwa 5. Mendapatkan pengetahuan tentang tanda-tanda orang beriman 6. Mendapatkan pengetahuan tentang tanda-tanda orang bertaqwa 7. Mengetahui hubungan antara keimanan dan ketaqwaan



4



BAB II ISI



A. Definisi Keimanan Iman adalah makrifat (pengetahuan tingkat penyerahan diri pada tuhan) dengan hati, pengakuan dengan lidah dan tindakan dengan anggota-anggota badan (dengan kata lain; Diyakini dalam Hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan). Sesungguhnya Iman muncul sebagai titik di dalam hati, setiap kali Iman itu bertambah, bertambah pula titik itu. Tidak akan sempurna Iman seorang hamba sehingga apa yang ada di tangan Allah SWT lebih dipercayainya daripada apa yang ada di tangannya sendiri. Di antara tanda-tanda yang dapat dipercaya atas agama Allah SWT setelah pengakuan dan perbuatan adalah tegas dalam perintahnya, jujur dalam perkataannya, adil dalam hukumnya, dan mempunyai sifat belas kasih terhadap rakyatnya. Pengertian Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam Dari Sahabat Ali bin Abi Tholib Iman mempunyai 4 Pilar, yaitu: 1. Sabar 2. Yakin 3. Keadilan 4. Jihad Sabar mempunyai 4 Cabang, yaitu: 1. Rindu (Syauq) 2. Takut (Syafaq) 3. Zuhud 4. Antisipasi (Taroqqub) Yakin mempunyai 4 Cabang, yaitu: 1. Memandang segala sesuatu dengan ketajaman pikiran 2. Menafsirkan dengan hikmah 3. Menjadikan pelajaran sebagai nasihat 4. Sunnah orang-orang terdahulu Keadilan mempunyai 4 Cabang, yaitu: 1. Menyelami Pemahaman 2. Mendalami Ilmu 3. Mengetahui Intisari Hukum 4. Kukuh Dalam Kesabaran 5



Jihad mempunyai 4 Cabang, yaitu: 1. Mengajak Kepada Kebaikan 2. Mencegah Kemungkaran 3. Lurus Dalam Setiap Keadaan 4. Membenci Orang-orang Fasik Seorang Mukmin mempunyai 3 waktu, yaitu: 1. Waktu dia bermunajat kepada Tuhan-nya 2. Waktu mencari penghidupannya (bekerja), dan 3. Waktu Dia menikmati kesenangan dirinya (dalam hal-hal yang dihalalkan) Orang yang Bijak hanya merasa mantap pada 3 keadaan, yaitu: 1. Memperbaiki penghidupannya, atau 2. Melangkah dalam urusan akhirat, atau 3. Menikmati kesenangan dalam hal yang tidak diharamkan



B. Definisi Ketaqwaan Menurut bahasa, takwa berasal dari bahasa Arab yang berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT, yaitu dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya Takwa (taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat. Kata Waqa juga bermakna melindungi sesuatu, yakni melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan. Pengertian takwa menurut istilah kita dapatkan di banyak literatur, termasuk AlQuran, Hadits, dan pendapat sahabat serta para ulama. Semua pengertian takwa itu mengarah pada satu konsep: yakni melaksanakan semua perintah Allah, menjauhi larangannya, dan menjaga diri agar terhindari dari api neraka atau murka Allah SWT. Ibn Abbas mendefinisikan takwa sebagai "takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya" (Tafsir Ibn Katsir). Al-Quran menyebutkan, takwa itu adalah beriman kepada hal gaib (Yang Mahagaib: Allah SWT), Hari Akhir, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, beriman pada kitab-kitab Allah, dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam menjalankan hidupnya (QS. AlBaqarah:2-7). Menurut hadits Nabi Saw, pengertian takwa berintikan pelaksanaan perintah Allah SWT atau kewajiban agama. "Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa". (HR. Ath-Thabrani).



6



Orang bertakwa senantiasa meluangkan waktu untuk beribadah dalam pengertian ibadah mahdhoh --kewajiban utama seperti sholat dan zakat, serta puasa Ramadhan dan haji bagi yang mampu. Allah Azza Wajalla juga berfirman dala Hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu a'lam bish-shawab. C. Wujud iman dan taqwa Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya menjalankan seluruh perintah – Nya dan menjauhi seluruh larangan – Nya. Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas. Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia D. Proses Terbentuknya Iman dan Taqwa Sejak awal seluruh roh manusia (jamak arwah) telah mengambil kesaksian bahwa Rabb-nya Allah SWT. Ini berarti setiap manusia telah memiliki benih iman (QS. Al-A’raf : 172). Ditegaskan lebih lanjut oleh Allah SWT dalam (QS. Ar-Rum : 30) bahwa setiap ciptaan dan dalam hal ini manusia fitrahnya adalah mengesakan Allah. Artinya, fittrahnya berarti beriman kepada Allah dan berarti pula fitrahnya adalah Islam.



7



“Dan (Ingatlah) ketika Tuhan membukakan sulbi (tulang belakang) Anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. “(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” (QS. Al-A’raf: 172)



“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (Sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30) Potensi fitrah saling atau iman Islam tersebut perlu di tindak lanjuti dan yang paling berkompeten menumbuhkan potensi iman Islam tersebut adalah kedua orang tua. Sebagaimana diterangkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Setiap anak dilahirkan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”. Imam Ghozali menisbahkan, setiap orang mempunyai potensi untuk melihat, tetapi ia tidak bisa melihat apabila tidak ada cahaya yang masuk ke dalam mata. Begitu juga dengan potensi iman yang dimiliki seseorang harus ditindak lanjuti oleh kedua orang uanya, dan lingkungan mereka dibesarkan. Pada kenyataannya bermacam agama atau kepercayaan yang dioeluk dan dianut manusia. Dan apabila dalam diri seseorang telah terikat dengan tatanan iman, harus dikembangkan untuk mencapai iman yang kokoh. Dalam Al-Quran Surat Al-Imron 190-191, dijelaskan bahwa perkembangan iman dapat melalui dua jalan, yaitu fikir dan dzikir dan sebaliknya. Dilakukan dan berjalan secara seimbang.



E. Tanda-tanda Orang Beriman 1. Hatinya bergetar ketika mendengar nama Allah SWT. Hatinya bergetar ketika mendengar nama Allah SWT. Karena dia takut sebagai hamba, karena Allah melihat apapun yang dia kerjakan dan juga karena dia kagum karena keagungan Allah SWT. 2. Bertambah imannya ketika mendengar ayat Allah SWT. Dan mengimani Alqur’an Bertambahnya iman karena dia tahu akan kebenaran ayat-ayat Allah dan keluhurannya. Bukan hanya sekedar menyimak dan mendengar karena dia akan 8



melaksanakan atau mengamalkan apapun yang dia dengar berdasarkan ilmu yang dia miliki. 3. Orang yang bertawakal kepada Allah SWT. Bertawakal adalah berserah diri kepada Allah atau bersandar pada yang ditentukan Allah dan tak lupa untuk selalu diiringi usaha. Bertawakal berarti seseorang percaya penuh bahwa Allah akan memberikan yang terbaik setelah apa yang diusahakan kepada-Nya. Tawakal adalah tingkat keimanan tertinggi karena menempatkan Allah di posisi pertama sebagai penolong dan tempat memohon. 4. Orang yang mendirikan shalat dengan khusyu’ Dalam surah Al Mu’minum ayat 1-2



“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,



“(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.” 5. Orang yang mengeluarkan zakat dan memberi sedekah (infaq) dengan ikhlas Dalam surah Al Mu’minum ayat 4 “Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” Zakat dan sedekah adalah sebuah kejawiban bagi orang yang mampu. Zakat dan sedekah tidak mengurangi harta, tetapi Allah akan memberikan keberkahan kepada harta yang kita miliki. Selain itu, sedekah merupakan amalan yang tidak akan putusputus pahalanya selama kita melakukannya dengan ikhlas. 6. Orang-orang yang menepati janji Orang yang menepati janji adalah orang yang takut akan azab Allah di akhirat dan akan diminta pertanggungjawabannya. Apabila seseorang tidak menepati janji, maka ia akan menjadi seseorang yang munafik. 7. Orang-orang yang menjauhi perbuatan yang tidak berguna Orang-orang yang beriman akan menjauhi perkataan dan perbuatan yang tidak berguna karena dapat mengundang dosa dan dapat menjadikannya ahli neraka. Selain mengundang dosa, perkataan dan perbuatan yang tidak berguna dapat mengundang permusuhan dan konflik. 8. Orang-orang yang menjaga kemaluan Menjaga diri dari seseorang yang tidak halal dan menghindari perbuatan zina yang dapat menimbulkan dosa. Semua tindakan perzinahan adalah ulah orang yang tidak beriman dan merupakan kemungkaran yang nyata.



F. Tanda-tanda Orang Bertaqwa 1. Beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat, dan berinfaq 2. Beriman kepada kitab-kitab Allah dan meyakini adanya akhirat 3. Beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, para nabi, memerdekakan budak, mendirikan sholat dan zakat, menepati janji dan sabar 4. Berinfaq di waktu lapang atau sempit, menahan amarah, dan pemaaf. 5. Berpuasa Ramadhan. 6. Tidak terlena akan keindahan duniawi yang bersifat sementara. 7. Selalu berbuat kebajikan. 8. Bersegera kepada ampunan Allah. 9



9. 10. 11. 12. 13. 14.



Selalu mrngingat Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya. Bersabar saat diuji harta dan dirinya. Menutup aurat. Tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan. Menjaga pandangan dan menjada perkataan. Menjauhi perbuatan dosa dan keji.



G. Hubungan Antara Keimanan dan Ketaqwaan Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan. Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup. Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai haq. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki pandangan bathil, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai bathil. Dengan demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil Menurut pendapat jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para shohabat,tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa iman adalah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat ” Asyhadu alla Ilaha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah “. Sedangkan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benarbenar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang telah diberikan akal, pikiran, dan nafsu. Manusia adalah hamba Allah yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh-Nya. Sebagai makhluk Allah kita memiliki keimanan dan ketaqwaan. Keduanya pula adalah pembeda diantara hamba-Nya. Bukan harta, strata sosial ataupun status yang dimiliki seorang hamba. Ketaqwaan bagi suatu hamba itu sangat penting untuk memperkuat keimanan seseorang, begitu juga sebaliknya keimanan seseorang akan terlihat seberapa besar ketaqwaan dia kepa Allah. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia. Proses terbentuknya iman dan taqwa tidak mudah diperoleh, akan banyak godaan jika kita tidak memiliki iman yang kuat. Maka dari itu, dibutuhkan niat yang sangat besar untuk menggapai keimanan dan ketaqwaan. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. B. Saran Kewajiban manusia sebagai hamba Allah adalah selalu tunduk dan mengerjakan apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Selain itu, sebagai seorang hamba kita diwajibkan untuk selalu tunduk dan memohon kepada-Nya. Sebagai salah satu hamba-Nya sebaiknya kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita serta menaati perintah-Nya dan tidak lupa untuk selalu berbuat baik. Entah dalam hal beribadah ataupun dalam menolong sesama. Dengan hati yang ikhlas dan tulus, kita akan mendapatkan pahala dan keberkahan yang melebihi apa yang kita bayangkan.



11



DAFTAR PUSTAKA http://www.google.co.id/amp/s/henygarlic.wordpress.com/2011/01/24/hubunganantara-keimanan-dan-ketaqwaan/amp/ syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/konsep-iman-dantaqwa www.ppm-diniyyahpasia.sch.id www.academia.edu/8740894/HUBUNGAN_IMAN_DENGAN_IBADAH_DAN_ET IKA https://books.google.co.id/books?id=2Kvp4lYPpAC&pg=PA25&dq=proses+terbentuknya+iman+dan+taqwa&hl=en&sa=X& redir_esc=y#v=onepage&q=proses%20terbentuknya%20iman%20dan%20taqwa&f=f alse



12