MAKALAH KURAP KARENA JAMUR New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara



tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Hare, 1993). Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur (Marwali, 2000). Dermatomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit (Djuanda, 2005). Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit antara lain iklim yang panas, tingkat pengetahuan, pendidikan dan personal hygiene masyarakat yang rendah. Oleh karena itu, infeksi jamur pada umumnya terjadi di negaranegara tropis dan diperparah oleh mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat (Havlickova dan Friedrich, 2008). Kondisi dengan kelembaban tinggi merupakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit (Sarudji, 2010). Jamur penyebab penyakit kulit bertahan pada temperatur 25-280C dan dapat menginfeksi kulit manusia didukung oleh kondisi hangat dan lembab (Havlickova dan Friedrich, 2008). Ruangan tertutup yang kurang ventilasi serta terdapat banyak manusia di dalamnya akan memiliki kelembaban lebih tinggi dibanding di luar ruangan (Sarudji, 2010). Penyakit kulit di Indonesia pada umumnya lebih banyak disebabkan karena infeksi bakteri, jamur, virus, dan karena dasar alergi, berbeda dengan negara Barat yang banyak dipengaruhi oleh faktor degeneratif. Faktor lain penyakit kulit adalah kebiasaan masyarakat dan lingkungan yang tidak bersih (Siregar, 2000). Salah satu penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur adalah kurap, yang memiliki tanda atau gejala ruam merah-merah pada kulit, kepala, dan bagian tubuh lainnya. Untuk mengetahui mengenai penyakit kurap, maka makalah ini dibuat untuk mengetahui penyakit kulit khususnya penyakit kurap.



1



1.2



RUMUSAN MASALAH 1) Bagaimana definisi penyakit kulit ? 2) Apa saja jenis penyakit kulit ? 3) Apa penyebab penyakit kurap ? 4) Apa saja tanda dan gejala penyakit kurap ? 5) Bagaimana upaya pencagahan penularan penyakit kurap ?



1.3



TUJUAN 1) Mengetahui definisi penyakit kulit ? 2) Mengetahui jenis penyakit kulit ? 3) Mengetahui penyebab penyakit kurap ? 4) Mengetahui tanda dan gejala penyakit kurap ? 5) Mengetahui upaya pencagahan penularan penyakit kurap ?



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit 2.1.1 Definisi Kulit Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan: a)



Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.



b) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. c)



Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.



d) Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut: Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom. 1. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek 2.



pelindung pada kulit. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan 3



3.



seperti telapak kaki. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.



Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. a) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). b) Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I) 2.1.2 Fungsi Kulit Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba



2.2 Jamur 2.2.1 Definisi Jamur Jamur berbentuk sel atau benang bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil, dan berkembang biak secara aseksual, seksual, atau keduanya (Gandahusada et al.,1992). Beberapa jamur meskipun saprofit, dapat juga menyerang inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur sebagai parasit dan jamur menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan, termasuk manusia, tidak kurang dari 100 spesies yang patogen terhadap manusia (Pelczar dan Chan, 1988).



4



2.2.2. Morfologi Jamur Jamur terdiri dari kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen dan multiseluler, khamir berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan (Pratiwi, 2008). Jamur berkembang biak dengan cara aseksual (membelah diri, bertunas) atau seksual (spora) (Entjang, 2003). Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas, yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Candida adalah flora normal selaput lendir saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genital wanita (Jawetz et al., 1986). Jamur golongan Candida yang patogen dan merupakan penyebab kandidiasis adalah Candida albicans. Penyakit kandidiasis banyak dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti keadaan kulit yang terus lembab, pemakaian obat-obat antibiotik, steroid dan sitostatika, perubahan fisiologis tubuh pada kehamilan, penyakit-penyakit menahun dan kelemahan umum, gangguan endokrin, dan obesitas serta keadaan malnutrisi (Harahap, 2000). Candida albicans ditemukan dalam jumlah besar pada saluran pencernaan setelah pemberian antibiotik oral, misal tetrasiklin, tetapi hal ini biasanya tidak disertai gejala-gejala. Candida albicans dapat menimbulkan serangkaian penyakit pada beberapa lokasi, antara lain: 1. Mulut Pada infeksi mulut (sariawan) terdapat selaput lendir di pipi dan tampak sebagai bercakbercak putih yang sebagian besar terdiri dari pseudomiselium dan epitel terkelupas dari selaput lendir, hal ini terutama terjadi pada bayi. 2. Genitalia wanita Vulvovaginitis menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan pengeluaran sekret. 3. Kulit Infeksi kulit terutama pada bagian-bagian yang basah, hangat seperti ketiak, lipatan paha, skrotum atau lipatan-lipatan di bawah payudara. Infeksi paling sering terjadi pada orang gemuk dan penderita diabetes. 4. Kuku Penebalan dan alur transversal pada kuku yang ditandai dengan rasa sakit, bengkak kemerahan pada lipatan kuku, menyerupai peronikhia progenils, dapat mengakibatkan kuku tanggal.



5



5. Paru-paru dan organ lain Infeksi Candida dapat menyerupai invasi sekunder paru-paru, ginjal, dan organ-organ lain dimana terdapat penyakit sebelumnya. Pada penderita leukemia yang tidak terkendali dan penderita yang mengalami penekanan imun atau pembedahan, lesi-lesi yang disebabkan oleh Candida dapat terjadi pada banyak organ. 2.2.3. Reproduksi Jamur Jamur berkembang biak dengan cara aseksual (membelah diri, bertunas) atau seksual (spora) (Entjang, 2003). 2.2.4. Penanaman Jamur Jamur dapat ditanam pada medium padat atau cair dalam tabung atau petri. Pertumbuhan jamur pada umumnya lambat dibanding pertumbuhan bakteri, sehingga jika dalam penanaman terdapat bakteri dan jamur maka bakteri akan menutupi permukaan media sebelum jamur sempat tumbuh. Pada dasarnya jamur 2.2.5. Media Media adalah kumpulan zat-zat anorganik maupun organik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan cara tertentu dalam pemeriksaan laboratorium mikrobiologi. Penggunaan media ini sangat penting yaitu untuk isolasi, identifikasi maupun diferensiasi (Anonim, 1987). 2.3 Penyakit Kulit 2.3.1 Definisi Penyakit Kulit Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kumankuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak ditempat pembuangan sampah dan pada petugas pengangkut sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu. Bahan-bahan yang mengandung nitrit yang terdapat dalam sampah secara kontak langsung dapat menimbulkan alergi dan iritasi. Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja terutama mereka yang berhubungan dengan sampah. Kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah merupakan suatu hal yang harus dihindari atau dicegah oleh pengangkut sampah agar tidak mengganggu aktifitas dan produktifitas kerja. 2.3.2 Jenis-Jenis Penyakit Kulit 1. Eksim (ekzema) Eksim ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, merasa gatal terlebih pada malam hari, timbul gelembung kecil yang diisi air atau nanah, bengkak, 6



melepuh, berwarna merah, amat gatal dan merasa panas. Penyebabnya alergi terhadap rangsangan zat kimia spesifik, atau kepekaan terhadap makanan spesifik layaknya udang, ikan laut, alkohol, vetsin. Pencegahan: menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang bisa manimbulkan alergi. 2. Kudis (skabies) Gejala: timbul gatal hebat di malam hari, terlebih di sela-sela jari tangan, dibawah ketiak, aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan pergelangan. Kudis gampang menular keorang lain baik dengan langsung ataupun tidak langsung (handuk dan baju). Pencegahan : kudis seringkali terjadi di tempat yang buruk, jadi memelihara kebersihan tubuh adalah sesuatu yang harus bila ingin terhindar dari penyakit kulit. 3. Kurap Penyebab penyakit kurap : jamur. Gejala : kulit jadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan merasa gatal. Setelah itu timbul bercak keputihan . Pencegahan : menjaga kebersihan kulit terlebih di area tengkuk, leher, dan kulit kepala. 4. Bisul (furunkel) Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit lewat folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang sesudaah itu menyebabkan infeksi lokal. Faktor yang menambah risiko terkena bisul diantaranya kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia. 5. Ketombe (seboroid) Penyebab penyakit ini diduga erat kaitannya dengan kegiatan kelenjar sebasea dikulit. Seboroid yang terjadi pada kulit kepala kerap di sebut juga dengan nama ketombe. Gejala : merah, bersisik, berminyak, bau. 6. Lepra Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Gejala: umumnya gejala awalnya kulit tampak mengkerut apalagi bila penyakit tersebut telah akut kumannya perlahan-lahan akan mengonsumsi kulit dan daging, bila sudah terkena penyakit kulit tipe ini segera berobat ke dokter. 7. Panu atau Panau Panau atau panu adalah salah satu penyakit kulit yang dikarenakan oleh jamur, penyakit panu ditandai dengan bercak yang ada pada kulit dibarengi rasa gatal pada waktu 7



berkeringat. Bercak-bercak ini dapat berwarna putih, coklat atau merah bergantung warna kulit si penderita. Panau sangat banyak didapati pada remaja usia belasan. Walau demikian panau juga dapat ditemukan pada penderita berusia tua. Cara pencegahan penyakit kulit panau bisa dilakukan dengan melindungi kebersihan kulit, dan bisa diobati dengan obatobatan tradisional layaknya daun sirih yang digabung dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang panu. 8. Infeksi jamur kulit Jamur dapat tumbuh dipermukaan kulit kita, dan mengakibatkan kerusakan tekstur kulit hingga tampak buruk. Belum lagi, rasa gatal yang kerap menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Bila tidak selekasnya diatasi, jamur kulit dengan cepat menyebar kejaringan kulit yang lebih luas. 2.4 Kurap 2.4.1 Definisi Penyakit Kurap Kurap atau yang juga disebut dengan kadas adalah penyakit kulit akibat infeksi jamur yang menyerang permukaan teratas kulit. Kadas yang punya nama lain tinea corporis adalah penyakit yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Biasanya ruam kurap membentuk pola seperti cincin yang dikelilingi dengan pinggiran bersisik yang sedikit terangkat. 2.4.2 Gejala Dan Tanda Kurap Tanda dan gejala kadas biasanya sedikit berbeda pada tiap area yang terinfeksi. Berikut ciriciri kurapa sesuai dengan area yang terkena: 1. Kulit atau tubuh ●



Ruam yang membentuk seperti cincin







Kulit merah dan meradang di bagian luar cincin tetapi terlihat normal di bagian tengahnya







Ruam yang berkumpul







Area cincin yang sedikit terangkat







Rasa gatal pada ruam







Bercak tumbuh perlahan, bertambah besar, dan menyebar ke area lain di tubuh



2. Kaki ●



Rasa gatal, terbakar, dan menyengat di antara sela jari kaki







Kulit kering dan bersisik di antara jari kaki dan menyebar ke telapak hingga samping kaki







Kulit mengelupas 8







Lepuhan kulit yang pecah hingga berdarah







Bercak merah tebal pada kulit yang bersisik







Area yang terinfeksi berbau tidak sedap



3. Telapak tangan ●



Kulit mengering dan menebal di telapak tangan







Retakan yang cukup dalam di telapak tangan







Bercak berbentuk cincin di bagian belakang tangan







Biasanya muncul akibat sering menyentuh kaki yang telah terinfeksi kutu air.



4. Kulit kepala ●



Terdapat area botak di kepala yang bersisik







Kebotakan semakin meluas disertai dengan bercak tebal dan kerak di kulit kepala







Munculnya titik-titik hitam di area kepala yang botak







Luka terbuka yang mengeluarkan nanah







Terdapat area kepala yang lunak, kenyal, dan meradang







Pembengkakan kelenjar getah bening







Rasa gatal yang tak tertahankan



5. Selangkangan ●



Ruam merah disertai dengan pembengkakan yang gatal di lipatan area selangkangan







Ruam menyebar ke pangkal paha hingga ke paha bagian dalam, pinggang, dan bokong







Kulit yang terinfeksi cenderung bersisik dan memiliki batas luar yang sedikit terangkat







Kulit mengelupas dan retak







Kadang terasa sangat gatal dan sakit







Biasanya gejala akan semakin memburuk saat berjalan, berlari, atau berolahraga.



6. Kuku ●



Biasa menyerang satu kuku saja atau lebih dari itu







Dimulai dengan penebalan jaringan di bawah kuku







Kuku menghitam dan menebal







Kuku yang menebal biasanya mulai telihat seperti terangkat dari kulit di bawahnya







Kuku hancur







Kuku terkadang lepas dari kulit







Dibandingkan dengan kuku di jari tangan, infeksi ini lebih sering menyerang kuku di jari-jari kaki. Selain itu, kondisi ini juga biasanya sering berkembang pada orang yang sudah lama terinfeksi kutu air.



7. Jenggot 9







Kemerahan, bengkak, dan benjolan berisi nanah pada area sekitar jenggot







Kelenjar getah bening membengkak







Rambut jenggot perlahan rontok







Kulit yang kering dan terlihat seperti terbuka







Ada bagian kulit yang menonjol, lembut, dan mengeluarkan cairan







Mengalami kelelahan lebih dari biasanya



2.4.3 Penyebab Kurap Penyebab kurap adalah jamur yang hidup di lapisan terluar kulit. Trichophyton, microsporum, dan epidermophyton adalah tiga jenis jamur berbeda yang dapat menyebabkan infeksi ini. Jamur ini juga bisa hidup dalam waktu yang lama sebagai spora di tanah. Kurap dapat menyebar dengan cara: 1. 2. 3.



Dari manusia ke manusia, saat bersentuhan langsung dengan orang yang terinfeksi Dari hewan ke manusia, saat menyentuh atau mengelus hewan yang terinfeksi Dari benda ke manusia, saat menyentuh permukaan benda yang disentuh oleh hewan atau



orang yang terinfeksi 4. Dari tanah ke manusia, saat kulit menempel pada tanah yang terinfeksi baik dari hewan atau manusia 2.4.4 Diagnosis Kurap Untuk memastikan seseorang benar-benar terkena penyakit kurap, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan kulit seperti: 1) Pemeriksaan wood’s lamp Dokter akan melakukan pemeriksaan kulit menyeluruh secara visual untuk menentukan daerah kulit mana saja yang terkena. Pada daerah kulit yang dicurigai terkena infeksi jamur, akan dilakukan pemeriksaan dengan Wood’s lamp. Pemeriksaan Wood’s lamp dilakukan pada ruangan yang gelap dan daerah yang dicurigai terkena infeksi jamur akan disinari dengan Wood’s lamp. Adanya spesies jamur pada daerah tersebut akan menimbulkan warna floresensi kuning kehijauan saat disinari dengan Wood’s lamp. 2) Pemeriksaan KOH Untuk mengonfirmasi diagnosis infeksi jamur, dokter akan melakukan pemeriksaan KOH, yaitu daerah kulit yang dicurigai terinfeksi jamur akan dikikis dan hasil kulit yang terkikis ini akan ditetesi cairan KOH, yang selanjutnya dilihat di bawah mikroskop. 3) Kultur jamur Kultur biasanya dilakukan pada Tinea ungium atau jamur yang mengenai kuku untuk mengonfirmasi diagnosis. Fungsi dilakukannya kultur adalah untuk mengetahui jenis 10



spesies jamur spesifik yang menyebabkan infeksi jamur sehingga pengobatan dapat lebih spesifik 2.4.5 Pengobatan Kurap Kurap wajib diobati dengan segera. Tanpa perawatan, ruam bisa tumbuh dan menyebar ke area kulit lainnya. Perawatan yang tepat membantu mencegah penyebaran dan menghentikan rasa gatal yang mengganggu. Selain itu, mengobati kurap juga menjadi salah satu cara mencegah penyakit ini menular ke orang lain. Biasanya perawatan tergantung pada lokasinya di tubuh dan seberapa parah infeksi yang ditimbulkan. Namun secara umum, obatobatan nonresep yang bisa digunakan yaitu: clotrimazole, miconazole, terbinafine, ketoconazole. Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai perawatan untuk kurap berdasar lokasi tubuh yang terinfeksi: 1) Kulit Salep atau krim antijamur biasanya sudah bisa membasmi kurap pada kulit. Sebagian besar obat-obatannya perlu dioleskan dua kali sehari selama 2 hingga 4 minggu. Namun, jika penyakit kulit ini sudah menginfeksi area kulit lain di tubuh yang lebih luas, obat oles saja tidak cukup. Dokter biasanya meresepkan obat antijamur minum. 2) Kaki Krim atau semprotan antijamur tanpa resep bisa membantu menghilangkan jamur di kaki. Untuk kasus yang ringan, infeksi akan hilang dalam waktu 2 minggu. Namun, untuk kondisi yang lebih parah atau tidak hilang dalam 2 minggu setelah diobati, dokter akan meresepkan obat yang lebih kuat. 3) Telapak tangan Kurap di telapak tangan biasanya cenderung ringan. Oleh sebab itu, kondisi ini bisa diobati dengan krim antijamur. Namun, tak menutup kemungkinan Anda butuh obat antijamur yang lebih kuat seperti terbinafine atau itraconazole. 4) Kulit kepala Kadas di kulit kepala biasanya perlu diobati dengan obat yang diresepkan dokter. Pasalnya krim, lotion, atau bubuk antijamur tidak bekerja efektif di kulit kepala. Obat yang diberikan umumnya perlu diminum selama 1 hingga 3 bulan. Obat antijamur yang digunakan untuk mengobati kurap pada kulit kepala meliputi: Griseofulvin, Terbinafine, Itraconazole , Fluconazole. 2.4.6 Pencegahan Kurap



11



Sulit untuk mencegah Kurap. Jamur yang menyebabkan kurap adalah umum dan menular bahkan sebelum gejala muncul. Namun, Anda dapat membantu mengurangi risiko penyakit kurap dengan mengambil langkah-langkah ini: 1) Didiklah diri Anda dan orang lain. Sadar akan risiko terinfeksi kurap dari orang atau binatang peliharaan. Beritahu anak-anak Anda tentang kurap, apa yang harus diperhatikan dan bagaimana untuk menghindari infeksi. 2) Tetaplah bersih. Cuci tangan Anda sesering mungkin untuk menghindari penyebaran infeksi. Menjaga daerah umum atau berbagi tetap bersih, khususnya di sekolah-sekolah, pusat penitipan anak, pusat kebugaran dan kamar ganti. 3) Tetap sejuk dan kering. Jangan memakai pakaian tebal untuk jangka waktu yang lama dalam keadaan hangat dan lembab. Hindari keringat berlebihan. 4) Hindari hewan yang terinfeksi. Infeksi sering terlihat seperti sepotong kulit di mana bulu yang hilang. Dalam beberapa kasus, meskipun, Anda mungkin tidak akan melihat adanya tanda-tanda penyakit. Tanyakan kepada dokter hewan untuk memeriksa hewan peliharaan dan hewan peliharaan untuk kurap. 5) Jangan berbagi barang pribadi. Jangan biarkan orang lain menggunakan pakaian, handuk, sisir atau barang pribadi lainnya. Menahan diri dari meminjam barang-barang dari orang lain juga.



12



BAB III PENUTUP 1.1



Kesimpulan 1) Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kumankuman, parasit, virus maupun infeksi. 2) Jenis – jenis penyakit kulit diantaranya eksim (ekzema), kudis (skabies), kurap, ketombe (seboroid) , bisul (furunkel), lepra, dan panu. 3) Penyebab kurap adalah jamur yang hidup di lapisan terluar kulit, yaitu trichophyton, microsporum, dan epidermophyton. 4) Tanda dan gajala pada penyakit ruam kulit diantaranya timbul ruam di bagian tubuh seperti kulit atau tubuh, ruam yang terbentuk seperti cincin, kaki terasa gatal, terbakar, dan menyengat di antara sela jari kaki, kulit mengering dan menebal di telapak tangan, terdapat area botak di kepala yang bersisik. 5) Pencegahan penyakit kurap dapat dilakukan dengan pengetahuan dini tentang penyakit kurap, kebersihan tubuh dan lingkungan, menghindari hewan yang terinfeksi penyakit kurap, tidak memakai bergantian barang orang lain.



13



DAFTAR PUSTAKA



1. Achmadi, U. F., 2013. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers. 2. Adiguna, MS., 2004. Epidemiologi Dermatomikosis di Indonesia. Dalam : Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta; Balai Penerbit FKUI 3. Agusni, I., Kasansengari, US., 1992. Gambaran Klinis Penyakit-Penyakit Jamur Superfisialis pada Kulit. Dalam : Kumpulan Naskah Dermato-Mikologi. Surabaya : FK UNAIR. 4. Budimulja, U., 2005. Mikosis. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta : FKUI. 5. Cholis, M., 2004. Imunologi Dermatomikosis Superfisialis. Dalam : Dermatofitosis Superfisialis. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI. 6. Djuanda, Adhi., 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,. Ed.4. Jakarta ; FKUI. 7. Kumala, W., 2006. Mikologi Dasar Kedokteran. Jakarta: Universitas Trisakti. 8. Sukmasari, R. N., 2015. Cara Tepat Mencuci Pakaian Bekas agar Tak Tertular Penyakit Infeksi.http://m.detik.com/health/read/2015/02/04/161713/2823601/763/cara-tepatmencuci-pakaian-bekas-agar-tak-tertular-penyakit-infeksi.



14