Makalah Leukimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI LEUKIMIA



oleh:



1. FRANDY PRATAMA 2. IRSA SUGIARTI



( 150012015 ) ( 150012019 )



STIKES YAYASAN RS ISLAM SURABAYA D3 KEPERAWATAN 2012-2013



1



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb



Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan pencipta dan pemelihara alam, atas petunjuk dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang penyakit LEUKIMIA. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan ke pada Baginda Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan dan panutan bagi umatnya. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Ns. Chilyatiz Zahroh, M. Kep. Dengan tertulisnya makalah ini, akhirnya kami menyadari bahwa kekurangan tentu masih banyak dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis pada khususnya serta bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa pada umumnya. Amiiin. Semoga I’tikad dan ikhtiar yang dilakukan mendapat ridha dan rahmat Allah SWT sehingga kita menuju jalan yang di ridhai-Nya. Amin ya Robbal ‘alamin.



Surabaya, 6 Mei 2013



Penyusun



2



Daftar Isi Halaman Judul ……………………………………………………………...



1



Kata Pengantar ………………………………………………………………



2



Daftar Isi …………………………………………………………………….



3



BAB I.  Pendahuluan A. Latar Belakang .....................................................................................



4



B. Tujuan ..................................................................................................



4



BAB II. PEMBAHASAN A. Definisi .................................................................................................



5



B. Etiologi..................................................................................................



6



C. Patofisiologi ..........................................................................................



7



D. Gejala dan Tanda ..................................................................................



8



E. Asuhan Keperawatan ….........................................................................



9



F. Diagnosa Keperawatan..........................................................................



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………...……..................



21



B. Saran ...........................................................................................................



21



C. Daftar Pustaka ………………………….………………………................



22



3



BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pengertian leukemia Penyakit leukemia lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Pada sebuah penelitian tentang leukemia di RSUD Dr. Soetomo/FK Unair selama bulan Agustus-Desember 1996 tercatat adalah 25 kasus leukemia akut dari 33 penderita leukemia. Dengan 10 orang menderita ALL ( 40% ) dan 15 orang menderita AML (60 %) ( Boediwarsono, 1998 ). Berdasarkan dari beberapa pengertian mengenai Leukemia maka leukemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari selsel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. 2. TUJUAN 



Mengetahui dan mempelajari pengertian penyakit leukimia







Memahami penyebab terjadinya leukimia







Memahami patofisiologi dari leukemia







Mengetahui tanda dan gejala leukemia







Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan leukemia



4



BAB II PEMBAHASAN I.



PENGERTIAN Leukemia, asal berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya. Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain. Klasifikasi Jenis-jenis Leukemia 



Leukemia Mielogenus Akut (LMA)



LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. 



Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)



LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.



5







Leukemia Limfositik Akut (LLA)



LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, lakilaki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal.. 



Leukemia Limfositik Kronis (LLC)



LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.



II.



ETIOLOGI / PENYEBAB 1.      Radiasi Menurut data, LMA lebih disebabkan lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya. 2.      Faktor Leukemogenik Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti benzena; Insektisida; obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya Leukemia. 3.      Virus Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV itu T-cell Leukemia Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel darah putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline. 4.



Genetik



Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita



6



kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, DTrisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy . a.2 Saudara kandung Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasuskasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 ) . b. Faktor Lingkungan Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) . III.



PATOFISIOLOGI Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sagat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produsi eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang dan periosteum yang daat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping



7



itu infilrasi keerbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkn pembesaran dan gangguan pada organ terkait. IV.



TANDA DAN GEJALA 1.      Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh). 2.      Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit). 3.      Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk. 4.      Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih. 5.      Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.



8



6.      Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan. 7.      Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.



NB



: INSIDEN



ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300). V.



ASUHAN KEPERAWATAN 1) PENGKAJIAN 



Identitas pasien







Keluhan utama







Riwayat Kesehatan Sekarang Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit



: Demam tinggi disertai nyeri kepala



kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat. 



Riwayat penyakit



9



Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003). 



Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.







Riwayat kebiasaan sehari-hari Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.







Riwayat psikososial a.       Psikologi Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat. b.      Sosial Ekonomi Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.







Pemeriksaan fisik 1.      Kesadaran



: Komposmetis.



2.      Keadaan umum : Lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis. 3.      Ttd vital



: TD : 120/90 mmHg N



: 82 x/menit



RR : 20 x/menit S



: 38,7 derajat celcius



4.      Oksigenisasi Klien mengalami gangguan pada pernafasannya, klien mudah sakit terutama pilek, RR 20x/menit. 5.      Cairan dan Elektrolit 10



Klien sering berkeringat pada malam hari. 6.      Aktivitas/Istirahat Klien mengalami gangguan pada aktivitasnya. Klien tampak lemas dan pucat. 7.      Nyeri/tidak nyaman Klien mengeluh nyeri kepala. 8.      Neurosensorik Kesadaran klien komposmetis. 9.      Keamanan Klien mengalami demam tinggi, dan k lien mudah mengalami pendarahan terutama di gusi.



2) DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia 3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit 4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi 6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis 7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia 8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian



agens



kemoterapi,radioterapi, imobilitas. 9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. 10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia (Simon, 2003).



11



VI. Intervensi dan Rasional             a) Dx. 1 Tujuan : pasien bebas dari infeksi Kriteria hasil : a. Normotermia b. Hasil kultur negative c. Peningkatan penyembuhan Intervensi : 1.      Pantau suhu dengan teliti (TTV) Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi 2.      Tempatkan klien dalam ruangan khusus Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi 3.      Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif 4.      Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi 5.      Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat



penusukan



jarum,



ulserasi



mukosa,



dan



masalah



gigi



Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi 6.      Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme 7.      Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler 8.      Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh 9.      Berikan antibiotik sesuai ketentuan Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus b) Dx. 2 Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas Kriteria hasil : - klien tidak pusing -  Klien tidak lemah -  HB 12 gr/% -  Leukosit normal -  Tidak anemis 12



Intervensi : 1.      Evaluasi



laporan



kelemahan,



perhatikan



ketidakmampuan



untuk



berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan 2.      Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan 3.      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi 4.      Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri 5.      Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah Rasional : transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah klien. c) Dx. 3 Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan Kriteria hasil : HB 12gr/%                                     Tidak anemis Intervensi : 1.      Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia 2.      Cegah ulserasi oral dan rectal Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah 3.      Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Rasional : untuk mencegah perdarahan 4.      Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut Rasional : untuk mencegah perdarahan



13



5.      Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat) Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan 6.      Hindari obat-obat yang mengandung aspirin Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit 7.      Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Rasional : untuk mencegah perdarahan d) Dx. 4 Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak mengalami mual dan muntah Kriteria hasil : - klien tidak lemah dan anemis -  Turgor kulit baik -  Mukosa bibir lembab, tidak sianosis Intervensi : 1.      Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi Rasional : untuk mencegah mual dan muntah 2.      Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi Rasional : untuk mencegah episode berulang 3.      Kaji respon klien terhadap anti emetic Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil 4.      Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah 5.      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik 6.      Berikan cairan intravena sesuai ketentuan Rasional : untuk mempertahankan hidrasi e)      Dx. 5 Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral 14



Kriteria hasil : - kesehatan oral klien baik Intervensi : 1.      Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera 2.      Hindari mengukur suhu oral Rasional : untuk mencegah trauma 3.      Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa Rasional : untuk menghindari trauma 4.      Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan 5.      Gunakan pelembab bibir Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura) 6.      Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang 7.      Berikan diet cair, lembut dan lunak Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi klien 8.      Inspeksi mulut setiap hari Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi 9.      Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan Rasional : untuk membantu melewati area nyeri 10.  Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa 11.  Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis 12.  Berikan analgetik 15



Rasional : untuk mengendalikan nyeri f)       Dx. 6 Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat Kriteria hasil : - klien tidak pucat -  Klien tidak anemis -  Mukosa bibir lembab -  Nafsu makan meningkat -  Bb meningkat Intervensi : 1.      Dorong klien  untuk tetap rileks saat makan Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi 2.      Izinkan klien  memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal 3.      Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi 4.      Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan Rasional : untuk mendorong agar klien mau makan 5.      Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik 6.      Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat 7.      Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB kurang dari normal 16



g)      Dx. 7 Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima klien Kriteria hasil : - skala nyeri 3 Intervensi : 1.      Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5 Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi 2.      Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman 3.      Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat 4.      Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional : sebagai analgetik tambahan 5.      Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri h)      Dx. 8 Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas kulit Kriteria hasil : - klien bersih -  Klien merasa nyaman Intervensi : 1.      Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi 2.      Ubah posisi dengan sering Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit 3.      Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan 17



Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit 4.      Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi 5.      Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit 6.      Dorong masukan kalori protein yang adekuat Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative 7.      Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan i)        Dx. 9 Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif Kriteria hasil : - keluarga tidak cemas -  Klien memahami instruksi dari perawat Intervensi : 1.      Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut 2.      Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial 3.      Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda Rasional : untuk menyiapkan klien dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru 4.      Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik Rasional : untuk meningkatkan penampilan



18



j)        Dx. 10 Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi Kriteria hasil : - klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang disampaikan perawat -       Klien dan keluarga tidak cemas Intervensi : 1.      Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klien Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu 2.      Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan 3.      Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu klien menjalani kehidupan yang normal Rasional : untuk meningkatkan perkembangan klien yang optimal 4.      Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan klien sebelum diagnosa dan prospek klien untuk bertahan hidup Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis 5.      Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu klien tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur 6.      Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga (Doenges, 1999). VII.



Implementasi Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus



19



dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai. VIII.



Evaluasi Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah : a. Klien  tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas. c. Klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan. d. Klien menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman f. Masukan nutrisi adekuat g. Klien  beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman. h. Kulit tetap bersih dan utuh i. Klien mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, klien membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan klien tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik. j. Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit klien dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama klien. k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan klien mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat (Wong. D.L, 2004).



20



BAB III PENUTUP



A.    KESIMPULAN Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia. Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut. Cara mencegah Penyakit Leukimia yaitu : Melakukan deteksi dini kanker untuk pencegahan. ''Pencegahannya dengan mengonsumsi vitamin A dan C, buah maupun sayuran yang kaya akan serat.''



B.     SARAN Setelah anda membaca makalah ini, semoga anda sadar dan menerima saran dari saya yaitu : 1.      Tidak merokok agar darah tidak rusak dan terinfeksi. 2.      Bagi yang merasa dirinya sehat, silahkan sekali-kali untuk memeriksakan dirinya ke Dokter agar lebih jelas/real dari serangan penyakit Leukimia (Kanker Darah).



21



DAFTAR PUSTAKA DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. Penerbit : Erlangga 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI.Jilid 2 Jakarta. Penerbit Erlangga. Istamar Syamsuri, dkk.2006.Biologi untuk SMP Kelas VIII. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998 Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care. Alih Bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC; 1999 Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994 Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001 (Askep Leukimia)



22