Makalah Litosfer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUMI DAN PERUBAHANNYA (LITOSFER) MAKALAH (REVISI) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa



Disusun oleh: Rina Melya Suci 1209207064 Setiadi Nurzaman 1209207071 Umi Nur Arfah 1209207082



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012



KATAPENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpah kepada pelita alam Rosulullah SAW. Tak lupa kepada para keluarganya, kepada para sahabat serta kapada kita semua selaku umat yang mengikuti ajarannya. Makalah ini terdiri dari beberapa sub pembahasan yang tertuju pada materi tentang “Bumi dan Perubahannya (Litosfer)”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tuga terstruktur pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarikasa (IPBA) yang dibimbing oleh Drs.Yudi Dirgantara.M.Pd. Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak terkait yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang rekonstruktif kepada seluruh pembaca demi perbaikan dimasa mendatang.



Bandung,



Februari 2012



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................



i



DAFTAR ISI ...............................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................



1



B. Rumusan Masalah .............................................................................



1



C. Tujuan ...............................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN A. Lapisan Bumi ....................................................................................



2



B. Teori Terbentuknya Kulit Bumi .......................................................



4



C. Bentuk Muka Bumi Sebagai Akibat Proses Vulkanisme Dan Diaptropisme .....................................................................................



8



D. Pengertian Litosfer ............................................................................



10



E. Batuan Penyusun Litosfer .................................................................



11



F. Manfaat litosfer .................................................................................



12



G. Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Litosfer .............................



15



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sebagai makhluk yang berpijak di muka bumi ini sudah selayaknya mengetahui dan memahami bagaimana struktur dan lapisan planet yang kita tinggali ini. Banyak hal yang tidak diketahui dan banyak pula anggapan yang kurang tepat tentang lapisan bumi ini. Untuk memperluas pengetahuan kita tentang lapisan bumi ini maka kami menyusun makalah dengan judul “Bumi dan Perubahannya (Litosfer)”.



B. Rumusan masalah 1. Bagaimanakah susunan lapisan bumi ? 2. Bagaimanakan teori terbentukya kulit bumi? 3. Apakah pengertian litosfer? 4. Batuan apakah sajakan penyusun litosfer itu? 5. Ayat al-quran yang manakah yang berkaitan dengan lapisan bumi?



C. Tujuan Mengetahui dan memahami lebih jauh pembentukkan, perubahan dan keadaan lempeng bumi sekarang.



1



BAB II ISI A. Lapisan Bumi Secara struktur bumi tersusun atas tiga lapisan utama. Lapisan Bumi mulai dari lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak bumi , mantel bumi, dan inti bumi. Mantel terdiri dari dua bagian yaitu mantel atas dan mantel bawah, begitu juga dengan inti bumi, Inti terdiri atas inti luar dan inti dalam. Seiring bertambahnya kedalaman lapisan bumi dari atas permukaan semakin bertambah pula berat jenis dan temperature serta tekanannya.



a. Kerak Bumi Merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–40 km. Pada lapisan kerak bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan membentuk tanah. Daratan terbentuk dari kerak benua yang terbentuk dari granit. Dasar samudra terbentuk dari kerak samudra yang sebagian terbentuk dari batuan basal. Kerak benua (continental crust) , merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua. Ketebalannya mencapai 35 km, densitas rata- rata 2,8 gram/cm3 , dan massanya 17,39. 1021 kg. Kerak samudra (oceanic crust), merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra. Ketebalannya mencapai 5 km, densitas rata- rata 2,9 gram/cm3 , dan massaya 7,71. 1021 kg. Di bawah kerak bumi terdapat lapisan yang disebut MOHO yaitu lapisan peralihan yang mempunyai sifat fisis antara kerak bumi dan lapisan mantel, terutama elastisitas batuan dan densitasnya.



2



b. Mantel Bumi Merupakan lapisan di bawah kerak yang dibatasi oleh lapisan peralihan yang tebalnya mencapai 500 km. Lapisan mantel tebalnya mencapai 2700 km. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal, sekitar 80% isi bumi dan 67% massa bumi terletak pada lapisan mantel. Lapisan mantel atas mempunyai ketebalan antara 40-400 km, terdiri dari batuan ultra basa dan mineral dengan densitas antara 3,3- 3,4 gram/cm3. Lapisan mantel bawah mempunyai ketebalan antara 900 dan 2700 km dengan densitas antara 4,5 dan 5,5 gram/cm3 , terdiri dari batuan senyawa padat MgO, SiO2, dan sisanya adalah material lain. Tekanan dari lapisan diatasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan mantel paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas vulkanik dan seismik (gempa). Antara mantel bawah dan inti luar dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal kurang lebih 80 km.



c. Inti Bumi Terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar (outer core) dan inti dalam (core). Lapisan inti luar merupakan lapisan cair pekat yang mempunyai kedalaman 288 dan 4980 km dengan densitas antara 10,0 dan 12,3 gram/cm3 . Inti luar sebagian besar terdiri atas besi, nikel, dan oksigen. Antara inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal 140 km. Inti dalam merupakan bola logam yang pekat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat. Densitas lapisan inti dalam sekitar 13,3 dan 13,6 gram/cm3. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi dan diduga merupakan penyebab munculnya medan magnet bumi.



3



B. Pengertian Litosfer Litosfer berasal dari bahasa yunani yaitu litos artinya batu dan Sphare berarti bulatan. Secara harfiah litosfer artinya “lapisan batu” (the stone sphere). Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan ketabahan kurang lebih 1200 km. Ahli-ahli geofisika menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis, disebut kerak (crust). Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu: 1. Lapisan sial (silisium alumunium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit dan



jenis-jenis batuan metamor, dan



batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu kerak benua dan kerak samudera. 2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan ini merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.



C. Batuan Penyusun Litosfer Litosfer tersusun dari tiga macam batuan yaitu Batuan Beku (Igneous Rock), Batuan Sedimen (Sedimentary Rock), Batuan Malihan (Metamorf). Proses terbentuknya ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga



4



macam batuan tersebut adalah magma. Magma adalah larutan silikat yang cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.



1. Batuan Beku (Igneous Rock) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik) Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.



b. Batuan Beku Gang/Korok Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.



c. Batuan Beku Luar Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).



5



Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibagi 2,yaitu: a. Batuan beku mineral ringan Tersusun atas mineral-mineral ringan berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat asam.



b. Batuan beku mineral berat Tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap, sukar pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basa.



2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3 yaitu:



a. Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. b. Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin. c. Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.



Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5,yaitu : a. Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat. b. Batuan sedimen marine: diendapkan di laut. c. Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau. 6



d. Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai. e. Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.



Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3 yaitu: a. Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi. b. Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping. c. Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup). Contohnya terumbu karang.



3. Batuan Malihan (Metamorf) Batuan Malihan adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi, sehingga berbeda dari batuan induknya terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya batuan metamorf dapat dibagi menjadi 3 yaitu:



a. Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh suhu tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan dari limestone dan calcareous shale. b. Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan yang tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate). 7



c. Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi topas (permata kuning).



D. Teori Terbentuknya Kulit Bumi Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Hal ini telah menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang dan prediksi pada masa yang akan datang. Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut. 1. Teori Kontraksi (Contraction Theory) Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan



oleh



terjadinya



proses



pendinginan,



sehingga



di



bagian



permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852).



2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.



8



3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.



4. Teori Konveksi (Convection Theory) Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.



5. Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory) Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku berada pada suatu lapisan yang plastis atau cair, lapisan plastis ini adalah lapisan di bwahnya yang disebut astenosfer. Hal ini mengakibatkan lapisan permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang melatar belakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, 9



Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada kulit manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip teori tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan). Lempeng ini terdiri atas lempeng benua (tebal sekitar 40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di atas lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Astenosfer merupakan suatu lapisan padat dan sangat panas. Panasnya cairan astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di permukaan bumi. Litosfer terpecah- pecah menjadi sejumlah potongan lempeng, terdapat tujuh lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Erasia, Australia, Pasifik, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika dan beberapa lempeng kecil lainnya seerti Filifina, Cocos, Nazca, Arab,dan Iran. Lempeng berada dalam keadaan bergerak kontinu, baik relative terhadap yang lain maupun terhadap sumbu rotasi bumi. Lapisan astenosfer hanyut perlahan-lahan akibat beban yang menekannya sepanjag zaman oleh blok-blok benua atau gaya mendatar oleh gerakan benua. Peristiwa ini menyebaban terjadinya lipatan, pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Perbedaan gerakan antara litosfer dan astenosfer akan mengakibatkan terjadinya peguningan dan cekungan. Pada daerah yang merenggang terjadi pemisahan antara dua lapisan litosfer, dan



10



daerah yang saling menekan terjadi penunjaman, lapisan litosfer yag satu akan masuk ke bawah lapisan litosfer yang menekannya.



Ada tiga jenis tepi lempeng. 1. Tepi Konstruktif Secara geografis tepi konstruktif ini sesuai dengan lokasi punggung tengah lautan. Dalam proses pembentangan sepanjang punggung ini, terbentuklah kerak baru yang bergerak menjauhi sumbu punggung. Jadi punggung tengah lautan merupakan jalur tempat dua lempeng bergerak saling menjauhi. Tetapi kedua lempeng tidak saling berpisah karena di belakang masing masing lempeng terbentuk kerak lempeng baru secara kontinu. Aktivitas seismic pada tepi lempeng ini adalah rendah dan gempanya bersifat dangkal. Hal ini dikarenakan litosfer di sini sangat tipis dan lemah sehingga tidak dapt terbentuk gaya tegangan yang cukup untuk menyebabkan gempa yang besar. Pada tepi lempeng konstruktif terdapat pula aktifitas vulkanik bawah laut sepanjang punggung.



2. Tepi Destruktif Jenis tepi lempeng ini disebut juga tepi lempeng pemusnahan. Pada tepi ini dua lempeng bertumbukan. Satu lempeg menunjam di bawah tepi lempeng yang lain dan membentuk sudut sekitar 45o. lempeng samudera biasanya menunjam di bawah tepi lempeng benua. Ini disebabkan lempeng benua lebih tebal dan mengalami gaya angkat yag lebh besar. Secara geografis lokasinya sesuai dengan lokasi palung lautan. Palung lautan terbentuk karena penunjaman lempeng lautan di bawah tepi lempeng benua dan masuk ke dalam mantel bumi. Penunjaman ini disebut pula subduksi.



11



3. Tepi Konservatif Pada tepi konservatif lempeng tidak mengalami penambahan ataupun pengurangan luas permukaan. Kedua lempeng hanya bergesek satu terhadap yag lain pada perbatasannya. Gesekan antara kedua lempeng dapat begitu besar sehingga dapat menimbulkan gaya tegangan yang sangat besar dan menghasilkan gempa besar. Kegiatan tektonik ini disertai aktivitas vulkanik.



E. Bentuk Muka Bumi Sebagai Akibat Proses Vulkanisme Dan Diaptropisme Mengapa bentuk permukaan bumi tidak merata. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar bumi dan dalam bumi itu sendiri. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen bersifat merusak bentuk bentuk permukaan bumi yang dibangun atas tenaga endogen. Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen meliputi pengikisan dan pengendapan. Tenaga eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).



1. Gejala vulkanisme Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan 12



bumi disebut ekstrusi magma.



Dalam gejala vulkaneisme juga terdapat



beberapa gejala pendukung seperti intrusi magma dan ekstrusi magma. 2. Diaptropisme Ditropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi pembentukan gunung-gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga tektonik. Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa). Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat. a. Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamaka aliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak. b. Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.



13



Gerak



epirogenetic



yaitu



gerak



yang



dapat



menimbulkan



permukaan bumi seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah yang luas gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro genetic positif (gerakan permukaan bumi yang turun) dan gerak epiro genetic negative (gerakan permukaan bumi yang naik).



F. Manfaat litosfer Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiluki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya: a. Minyak bumi, dari minyak bumi dapat diolah menjadi bensol, bensin. Minyak tanah, premium, vaselin, parafin, malam, malariol, kerosin dan aspal.



Pelabuhan-Pelabuhan



Minyak



terdapat



di



Balikpapan,



Pangkalansusu, Plaju,Pulau Sambu. Samudrapura, Sabang, Sungai Gerong, Tanjung Perak. dan Tarakan.



b. Gas, Gas alam terdapat di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga terdapat di daerah Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.



c. Emas Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya 14



tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis



menghasilkan



endapan



letakan



(placer).



Genesa



emas



dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll. Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.



d. Batubara Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification) memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit. Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara 15



tersebut tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Tersier Bawah dan Tersier Atas. Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.



e. Besi, Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:   



Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar Pengolahannya relatif mudah dan murah Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dimodifikasi.



dan



mudah



f. Nikel Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan diberbagai industri logam. Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.



16



g. Timah Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13–1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium. Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun



G. Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Litosfer QS Ath-Thalaaq ayat 12      



























              “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa 17



atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. Ayat di atas jika diterjemahkan secara harfiah adalah Allah menciptakan bumi seperti halnya langit tersusun dari tujuh lapis. Ayat dia atas jika ditelaah dan dikaitkan dengan ilmu bumi, maka demikian adanya dan benar bumi dibagi ke dalam tujuh lapisan yang berbeda.



Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapisan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat.



18



QS An-Naml ayat 88 











      































 



  “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Jika ayat di atas ditafsirkan hanya sepintas maka akan muncul pertanyaan “mengapa gunung- gunung dapat berjalan?” padahal nyata sekali gunung itu diam pada tempatnya. Namun yang kita lihat tidak seperti yang sebenarnya terjadi. Memang yang kita rasakan gunung- gunung itu tetap ada di tempatnya tapi jika kita pantau dengan keilmuan gunung- gunung itu memang benar adanya berjalan seperti halnya yang ada dalam ayat dia atas. Hal ini dikarenakan lempeng bumi kita sebagai lapisan tipis litosfer yaitu kerak bumi yang sifatnya kaku berada di atas lapisan astenosfer yang sifatnya plastis dan dapat bergerak sehingga lempeng bumi kita ikut bergerak bersamaan dengan gerakan benda- benda yang ada di atasnya termasuk gunung. Jadi demikianlah kiranya ayat tersebut dapat dipahami dengan baik tanpa adanya kesalahfahaman terhadap isi Al- Quran yang maha benar.  



DAFTAR PUSTAKA Tjasjono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa.Bandung: Rosda Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian.Bandung: Pustaka Setia. 19



Jasin, Maskoeri. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Grafindo. 2007. Jendela Iptek BUMI. Jakarta: Balai Pustaka. Idrajit,Dudi dan Jaja Jamaludin. 2001. Fisika untuk SMU kelas 2. Bandung: Grafindo



20