MAKALAH Mabni Lil Maful [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MABNI LIL MAJHUL D I S U S U N OLEH :



NAMA



:



KELAS



:



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr.Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala. Karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “MABNI LIL MAJHUL”. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman sekalian dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Wassalamu’alaikumWr.Wb



Panyabungan, 09 Desember 2021 Penyusun,



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang                                                                    Dalam Ilmu Bahasa, telah kita ketahui bahwa suatu “kalimat” tersusun dari sejumlah “kata”. Dan setiap “kata” yang tersusun menjadi sebuah kalimat itu mempunyai jabatan tertentu dalam struktur kalimat, Sehingga “kata” yang telah tersusun menjadi sebuah “kalimat” dapat memberikan pemahaman secara sempurna kepada sipembaca. Struktur kalimat dalam tata bahasa Arab biasanya terdiridari fi’il, fa’il, dan maf’ul. Kadang sebuah kalimat menyebutkan fa’ilnya (mabnima’lum) dan kadang kitajuga menemukan kalimat yang fa’ilnya tidak disebutkan (mabni majhul).Oleh karena itu, masalah tersebut akan kami bahas dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian Mabni lil majhul?



C. Tujuan Dari uraian permasalahan di atas, adapun tujuan penulisan makalah yang kami buat antara lain : 1.



Untuk Mengetahui Pengertian  Mabni lil Majhul.



BAB II PEMBAHASAN A. Fi’il  Mabni Majhul ‫اع ِل بَ ْع َد َح ْذفِه ْال َم ْفعُوْ ِل‬ ِ َ‫اض َويَنُوْ بُ ع َْن ْالف‬ ِ ‫ض ِم ْن ْاالَ ْغ َر‬ ِ ْ‫الفِ ْع ُل ْال َمجْ هُوْ ِل َمالَ ْم ي ُْذ َك ُر فَا ِعلُهُ فِى ْال َكالَ ِم بَلْ َكانَ َمحْ ُذوفًا لِغَر‬ ‫ِ بِ ِه‬ Artinya: “Fi’il mabni majhul ialah kalimat yang tidak disebutkan fa’ilnya dalam kalam, tetapi fa’il tersebut dibuang karena ada tujuan tertentu dan setelah fa’il dibuang, maf’ul bih menggantikan kedudukan fa’il (dalam menyandarkan fi’il pada maf’ul).” Contoh:‫ق ْال َما ُل‬ َ ‫س ُِر‬ Asalnya ‫ق َز ْي` ٌد ْال َم``ال‬ َ ‫س ` َر‬  َ fa’il yang berupa lafadz ‫زَ ْي` ٌد‬  dibuang karena ada tujuan ْ tertentu, kemudian maf’ul yang berupa lafadz ‫ال َم``ا َل‬ menggantikan kedudukan fa’il kemudian fi’il dirubah bentuk (mabni maf’ul) untuk membedakan antara fa’il yang asli dan fa’il pengganti (naibul fai'l) Tujuan Membuang Fa’il (membuat mabni maf’ul) a.



Tujuan Dalam Lafadz 1.



Meringkas kalam (Lil Ijaz ) Contoh : ‫بمثل ما عو قبتم‬ (dengan sesamanya perkara yang disiksakan pada kamu semua )



2.



Menyamakan saja’ (Lis-sajak) Contoh : ‫ حمدت س``يرته‬ ‫من طبت سريرته‬  (Orang yang bagus hatinya maka terpuji perbuatannya )



b.



Tujuan dalam ma’na 1.



Karena sudah diketahui ( Lil Ilmi) Contoh : ‫خلف اال نسان ضعيفا‬  ( manusia diciptakan dalam keadaan lemah ) Fa’ilnya yang berupa lafadz Allah dibuang ,karena sudah maklum yang menjadikan makhluk adalah Allah.



2.



Karena tidak diketahui ( lil-jahri ) Contoh : ‫سرق المال‬ ( Harta dicuri )



3.



Menyamarkan Fa’il ( Lil-Ibham ) Contoh : ‫ركب الحصان‬ kuda itu ditunggangi



4.



Mengagungkan fa’il (Lit-ta’dzi) Yaitu menjaga namanya fa’il dari lisan mutakallin atau dijaga dari disebutkan bersamaan fa’il Contoh:  ‫خلق الخنزير‬ ( Babi itu telah diciptakan ) Fa’ilnya yang berupa lafadz Allah tidak disebutkan karena mengagungkan



5.



Menghina fa’il (lit-tahriq) Contoh : ‫طعن عمر‬  ( sahabat umar ditikam ) Fa’ilnya yang berupa abu lu’lu’ dibuang karena untuk menghina



6.



Bencinya pendengar mendengar namanya fa’il (karohah) Contoh : ‫قتل حسين‬ (sayyid husain dibunuh )



Cara Membuat Fi’il Mabni Maf’ul a.



Fiil madhi 1.



Fi’il Tsulasi dan Ruba’i Untuk Fi’il madli stulasi dan ruba’i maka ‫قَب َْل ْاالَ ِخي ِْر‬ ‫ضُ َّم اَ َّولُهُ َو ُك ِس َر َما‬ huruf awal harus dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca kasroh. Contoh :  ‫دخرج‬   menjadi‫ دخرج‬, ‫وصل‬   menjadi ‫وصل‬



2.



Fi’il madli diawali dengan ta’ tambahan Maka dibaca dlommah huruf awal dan yang kedua,dan membaca kasroh pada huruf sebelum akhir. Contoh: ‫ تكسر‬, menjadi ‫تكسر‬ 



3.



Fi’il madli diawali dengan hamzah washol. Dibaca dlummah huruf yang awal dan huruf  yang ketiga dan dibaca kasroh huruf sebelum akhir.  Contoh: ‫اجتمع‬  menjadi  ‫اجتمع‬



4.



Apabila berupa fi’il sudasi, maka huruf alif  tersebut diubah dengan ya’, sedangkan



hamzah



dan



huruf



yang



ke



tiga



dibaca



dhommah. Contoh: ‫اِ ْستَ َما َح‬  menjadi ‫اُ ْستُ ِم ْي َح‬. b.



Fiil mudhori’ 1.



Fiil stulasi dan ruba’i maka ‫ضم اوله و فتح قبل اخره‬ huruf awal harus dibaca dhummah dan huruf sebelum akhir dibaca fathah



2.



Fi’il mudhori’ yang fi’il madlinya ada ta’ tambahan.



Dibaca dlommah huruf awaalnya dan dibaca fathah huruf sebelum akhir. Contoh : ‫يتكسر‬ menjadi ‫يتكسر‬ 3.



Fi’il mudhori’ yang fi’il madlinya dimulai hamzah washol. Dibaca dlommah huruf awalnya dan dibaca fathah huruf sebelum akhir. Contoh :‫يجتمع‬  menjadi ‫يجتمع‬



Fi’il Madhi Bina’ Mu’tal ‘Ain Yang dimabnikan Maf’ul Fi’il bina’ mu’tal ‘ain baik berupa wawu atau ya’, ketika dimabnikan maf’ul, fa’ilnya boleh dibaca tiga wazan : 1.



Murni dibaca kasroh a.



A’in fiil berupa wawu Seperti lafadz yang‫قِ ْي` َل‬  asalnya‫`و َل‬ ِ `ُ‫ق‬  harokat wawu berupa kasroh dipindah pada huruf sebelumnya, maka menjadi ‫قِوْ َل‬  kemudian wawu diganti ya’ karena wawu disukun dan huruf sebelumnya kasroh, maka menjadi ‫قِي َْل‬.



b.



‘Ain fi’il berupa ya’ Seperti lafadz yang‫بِيْ``` َع‬  asalnya‫بُيِ``` َع‬  harokat ya’ berupa kasroh dipindah pada huruf sebelumnya, maka menjadi ‫بِ ْي َع‬.



2.



Murni dibaca dlommah,  ini merupakan lughot yang lemah. Menurut bahasa bani dubair dan bani fuq’as yang merupakan paling fasyihnya bani ‘asad, dan termasuk lughot yang paling lemah karena beratnya dlomah berkumpul dan wawu, contoh: ‫قُوْ َل‬  dan َ‫بُوْ ع‬ .



3.



Dibaca isymam, yaitu mengucapkan fa’ fi’il dengan harokat antara dlomah dan kasroh, ini merupakan bahasa yang fashih karena bahasanya ringan, tetapi bukan yang paling fashih (afshoh) karena masih ada isymamnya. Pengertian isymam : ‫ بين الضم و الكسرة‬ ‫وهو االتيان على الفاء بحركة‬ Yaitu mengucapkan fa’ fi’il dengan harokat antara dlommah dan kasroh. Sedangkan pengucapan harokat antara dlomah dan kasroh tidak bisa tampak dalam tulisan, tetapi bisa wujud dalam ucapan.Menurut Imam Al Alawi caranya adalah mengucapkan juz dari harokat kasroh yang banyak dan suaranya murni suara ya’, contoh: ‫قِ ْي َل‬ dan ‫بِ ْي َع‬.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1.



Fi’il Mabni ma’lum adalah kalimat yang disebutkan fa’ilnya baik berupa dhomir atau dhohir.



2.



Fi’il Mabni Majhul adalah kalimat yang tidak disebutkan fai’ilnya dalam kalam tetapi fa’il tersebut dibuang karna ada tujuan tertentu dan setelah fa’il dibuang maf’ul bih menggantikan kedudukan fa;il dan disebut dengan na’ibul fa’il (dalam menyandarkan fi’il pada maf’ul).