Makalah Manusia Dan Kehidupan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manusia dan Kehidupan



Disusun oleh :     



Aditya Fathurrahman – 202010370311009 (Asal Usul Penciptaan Manusia) Ahmad Faiz – 202010370311021 (Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an) Ahmad Virdi Firdausi – 2020103703110012 (Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia) Rizki Fitrah Rahmani Saleh – 202010370311008(Ragam Orientasi Hidup Manusia) Ryan Fachreza Pratama – 202010370311039 (Potensi-Potensi Manusia Dan Kelebihannya)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021



i



DAFTAR ISI Cover.......................................................................................................................... i Daftar Isi..................................................................................................................... ii Kata Pengantar...........................................................................................................3 Pendahuluan...............................................................................................................4 Isi................................................................................................................................6 A. B. C. D. E.



Asal Usul Penciptaan Manusia.......................................................................6 Potensi-Potensi Manusia Dan Kelebihannya................................................7 Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia........................................................9 Ragam Orientasi Hidup Manusia...................................................................11 Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an..................................................15



Penutup.......................................................................................................................16 A. Kesimpulan....................................................................................................16 B. Saran...............................................................................................................16 Daftar Pustaka............................................................................................................17



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manusia dan Kehidupan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan Bapak Dr. Achmad Tito Rusady, S.S., M.Pd pada mata kuliah AlIslam dan Kemuhammadiyahan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang asal usul, potensi, tujuan, ragam orientasi hidup, dan panduan hidup seorang manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Achmad Tito Rusady, S.S., M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Malang, 07 Maret 2021



Penulis



3



PENDAHULUAN Konsep manusia menurut agama Islam dapat diambil dari ayat Al-Qur’an dan alHadits. Menurut Al-Qur’an, manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah dan disimpan di tempat yang kokoh. Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku, darah beku itu dijadikan mudghah, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging yang kemudian dijadikan Allah makhluk lain Al-Qur’an [23]: 12-16). Al Quran (32: 7-9) selanjutnya menjelaskan bahwa setelah kejadian manusia dalam kandungan mengambil bentuk, ditiupkan Allah ke dalamnya ruh dan dijadikannya pendengaran, penglihatan dan perasaan. Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari mudghah. Dari ayat dan hadits di atas jelas kelihatan bahwa manusia tersusun dari dua unsur, materi dan imateri, jasmani dan ruhani. Orang Islam menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukan kemauan sendiri, atau hasil proses evolusi, melainkan kehendak Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, dia menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan (makhluk) Allah, yang dalam hidupnya mempunyai ketergantungan (dependent) kepada-Nya. Berikut adalah penjelasan mengenai penciptaan manusia dan hakekat kehidupannya dalam Islam yang wajib dijalaninya sebagai seorang muslim.



4



ISI A. Asal usul manusia Menurut pandangan Islam, asal mula manusia sangat bertentangan dengan pandangan yang dikemukakan oleh pendukung dan pendukung teori evolusi. Pandangan ini didukung oleh beberapa fakta ilmiah, seperti fosil manusia purba yang ditemukan di berbagai daerah, seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus. Di sisi lain, hampir semua agama di dunia menentang pandangan ini. Penentangan ini terjadi karena pemikiran mereka didasarkan pada berita dan informasi di Alkitab masing-masing. Salah satu kitab suci ini adalah Alquran. Alquran adalah kitab suci Islam, yang menyebutkan proses beberapa peristiwa manusia, yang lebih rinci dan jelas. Saya akan menjelaskan 3 Asal Manusia Menurut Islam dan 3 asal menurut logika, Alquran menjelaskan secara rinci beberapa tahapan dalam proses terjadinya dan asal usul manusia. Berikut penjelasan 3 asal manusia menurut islam : 1.Asal Usul dan Asal Usul manusia pertama Peristiwa dan asal mula manusia pertama, artinya proses penciptaan Adam dilakukan sebelum pembentukan tubuh, langsung membawanya dari tanah kering, lalu menyuntikkan rohnya yang begitu bahwa dia hidup 2. Kejadian dan asal mula Allah kedua manusia menciptakan segala sesuatu secara berpasangan. Seperti manusia, Adam yang diciptakan juga ingin dipasangkan dengan Allah, yang merupakan lawan jenis yang diciptakan oleh tulang rusuk Adam (yaitu Siti Hawa). 3.Asal dan asal orang ketiga Peristiwa dan asal orang ketiga terkait dengan peristiwa semua keturunan nabi Adam dan Hawa Adapun ayat dalam al-qur’an dan hadist tentang penciptaan manusia sebagai berikut : Hadits Rasulullah ‫ﷺ‬ ُ ‫ا ِد‬E‫الص‬ ْ ‫ق ال َم‬ َّ ‫و‬E ‫إِ َّن‬  :ُ‫ ُدوْ ق‬E‫ص‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هللاِ ب ِن َم ْسعُوْ ْد َر‬ َ Eُ‫لم َوه‬EE‫ه وس‬EE‫ َح َّدثَنَا َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا علي‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ُ ْ ْ َ‫أَ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع َخ ْلقُهُ فِ ْي ب‬ ْ ْ َ ُ ُ ُ ً ً ً ً ‫ ِه‬E‫ث َّم يُرْ َس ُل إِلَ ْي‬،َ‫ث َّم يَ ُكوْ نُ ُمضْ َغة ِمث َل َذلِك‬،َ‫ ث َّم يَ ُكوْ نُ َعلَقَة ِمث َل َذلِك‬،‫ط ِن أ ِّم ِه أرْ بَ ِع ْينَ يَوْ َما نُطفَة‬ ُ َ‫ال َمل‬ ‫ ُرهُ إِ ََّن‬E‫ فَ َوهللا الَّ ِذي الَ ِإلَهَ َغ ْي‬.‫ب ِر ْزقِ ِه َوأَ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه َو َشقِ ٌّي أَوْ َس ِع ْي ٌد‬ ٍ ‫ َويَ ْؤ َم ُر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما‬،‫ك فَيَنفُ ُخ فِ ْي ِه الرٌّوْ َح‬ ِ ‫ بِ َك ْت‬:‫ت‬ َ َ َّ ُ َّ َّ َ َ ٌ ‫ا إال ِذ َرا‬Eَ‫هُ َوبَ ْينَه‬Eَ‫وْ نُ بَ ْين‬EE‫ا يَك‬E‫ ِل ال َجن ِة َحتى َم‬E‫ ِل أ ْه‬E‫أَ َح َد ُك ْم ليَ ْع َم ُل بِ َع َم‬ ُ ِ‫ب‬E‫ع فَيَ ْس‬ ‫ار‬ ِ ‫ل أ ْه‬E ِ ‫ ُل بِ َع َم‬E‫ابُ فَيَ ْع َم‬EEَ‫ ِه ال ِكت‬Eْ‫ق َعلي‬ ِ ‫ل الن‬E



5



ٌ ‫ار َحتَّى َمايَ ُكونُ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا إال ِذ َرا‬ ُ ِ‫ع فَيَ ْسب‬ ‫ق َعلَ ْي ِه ال ِكتَابُ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل‬ ِ َّ‫ َوإِ َّن أَ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل الن‬،‫فَيَ ْد ُخلُهَا‬ ُ ‫الجنَّ ِة فَيَ ْد ُخلهَا‬ َ Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: telah berkata kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan dia adalah orang yang  jujur lagi dipercaya: “Sesungguhnya tiap kalian dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya, selama 40 hari berupa nutfah (air mani yang kental), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkannya ruh,  dan dia diperintahkan mencatat empat  kata yang telah ditentukan: rezekinya, ajalnya, amalnya, kesulitan atau kebahagiannya. Firman Allah dalam Al – Qur’an



ْ ُّ‫نَّا خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن ن‬ ‫ص ْيرًا‬ ِ َ‫اج نَّ ْبتَلِ ْي ِه فَ َج َع ْل ٰنهُ َس ِم ْيع ًۢا ب‬ ٍ ۖ ‫طفَ ٍة اَ ْم َش‬



Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. B. Potensi-Potensi Manusia dan Kelebihannya Manusia dengan kondisi apa pun sesungguhnya memiliki potensi luar biasa, tanpa terkecuali apakah ia lahir dalam keadaan normal atau berkebutuhan khusus. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an: dan sungguh benar-benar telah kami ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. (QS. At-Tin: 4).             Buya Hamka menyampaikan bahwa sebaik-baik bentuk yang disampaikan dalam ayat ini bukan hanya berkaitan dengan persoalan kondisi fisik, tapi meliputi seluruh potensi yang Allah berikan baik potensi lahir maupun batin. Melalui potensi inilah setiap manusia sesungguhnya dapat meraih keistimewaan dan kemuliaan dirinya manakala potensi itu dapat dikelola dengan baik dan benar. Namun sebaliknya jika potensi tersebut tidak diasah dan digunakan dengan sebaik-baiknya justru itulah yang membuat manusia jatuh dalam kehinaan.             Potensi merupakan bekal yang dapat digunakan manusia untuk menghadapi dan mengatasi setiap persoalan hidupnya. Dan tidak seorang pun manusia yang diciptakan Allah tanpa potensi yang memadai. Itulah sebabnya dalam ayat lain kembali ditegaskan: Allah tidaklah memberi beban kecuali sesuai kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 267).             Maka hadirnya anak berkebutuhan khusus bukanlah aib atau petaka yang harus ditutupi apalagi disesali. Karena mereka pun punya potensi yang tidak kalah dibandingkan dengan yang lain. Dan mereka bukanlah makhluk kelas dua, mereka



6



juga sejajar dengan kita serta memiliki hak yang sama. Kita hanya perlu membantu agar mereka mampu menggali serta mengembangkan potensi yang mereka miliki. Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa setidaknya manusia dianugerahi 5 potensi, antara lain: 



Pertama, potensi insting. Dengan potensi ini manusia dapat memberi respon secara otomatis terhadap apa yang dialaminya. Sehingga seorang anak dapat menangis ketika sedih, merintih ketika sakit, menjerit ketika takut, mempertahankan diri ketika terancam atau tertawa saat merasa ada yang lucu. Potensi ini tanpa harus dilatih, insya Allah sudah langsung dimiliki oleh setiap anak yang terlahir.







Kedua, potensi indera. Bukan saja panca indera yang selama ini kita kenal tapi juga meliputi indera keseimbangan dan kinestetik yang membuat manusia bisa berdiri, bergerak, berjalan dan beraktivitas. Kemampuan indera ada yang dimiliki secara sempurna, tapi ada juga yang kurang sempurna. Namun bukan berarti ketidaksempurnaan itu lantas menjadi suatu kelemahan, lantaran tidak sedikit mereka yang tidak sempurna dalam satu sisi ternyata diberi keistimewaan pada sisi yang lain. Untuk itu indera yang ada perlu dilatih agar bisa berfungsi secara maksimal.







Ketiga, potensi akal. Dengan ini manusia bisa mengetahui mana yang baik dan benar. Mengekplorasi banyak pengetahuan yang semula tidak diketahui, sehingga dapat mengembangkan wawasan sekaligus menemukan cara dan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Tapi potensi ini tidak muncul dengan sendirinya, perlu ada proses pembelajaran serta pelatihan untuk menstimulasi perkembangan kemampuan akalnya secara bertahap. Keempat, potensi hati. Potensi ini menjadikan manusia bisa merasa dan berempati. Sehingga dengannya manusia bisa menghormati, menghargai dan menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi orang lain. Selain itu, hati juga bisa menjadi filter atas segala bentuk kebohongan, karena hati tidak bisa berdusta.











Kelima, potensi agama. Potensi ini akan membimbing seluruh potensi yang ada sehingga sesuai dengan kehendak Allah, memberikan batas yang boleh dan dilarang, sekaligus membantu manusia bangkit dari berbagai masalah yang dihadapi dengan keyakinan bahwa di balik segala kelemahan yang dimiliki masih ada Allah Yang Maha Kuasa yang mampu menjadikannya mampu menghadapi segala macam ujian dan tantangan. Tanpa potensi ini, seluruh potensi yang dimiliki seakan bisa menjadi tidak berarti sehingga banyak orang mudah menyerah serta putus asa.



7



C. Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia Allah SWT memiliki sifat Al Khaliq yaitu maha pencipta. Allah menciptakan seluruh alam ini dengan segala isinya yang sangat sempurna. Begitu juga dengan penciptaan manusia, yang diciptakan Allah dengan sangat sempurna karena Allah memberi kemampuan berpikir dan berkehendak sendiri. Dan perlu kita ingat bahwa Allah meciptakan segala sesuatu pasti memiliki hikmah dan manfaat didalamnya. Sampai sesuatu yang kecilpun memiliki manfaat apalgi kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat untuk berfikir. Salah satu tujuan diciptakan manusia oleh Allah SWT seperti pada surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah : 30) Maka dari itu manusia harus mengetahui apa tujuan ia diciptakan agar hidup lebih terarah. Sehingga perlu pengetahuan apa tujuannya diciptakan manusia agar lebih terarah hidup kita dan mensyukuri nikmat yang Allah telah berikan kepada kita. Berikit tujuan penciptaan manusia : 1. Untuk Beribadah Kepada Allah Seperti dijelaskan pada Surat Adz Dzariyat : 56 : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S Adz Dzariyat: 56) Allah yang maha agung menciptakan manusia dengan kekuasannya yang sangat luar biasa, maka dari itu manusia harus dan wajib taat kepada Allah SWT. Apabila kita tidak taat kita akan merugi. Untuk itu Allah memerintahkan manusia beriman kepada rukun iman dan melaksanakan rukun islam sebagai tuntunan dasar islam. Namun perlu diketahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk beribadah bukan berarti Allah yang membutuhkan kita, namun sebaliknya kita lah yang sangat membutuhkan Allah SWT



8



2. Menjadi Pemimpin dan Tidak Berbuat Kerusakan di Bumi Seperti dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 30 : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Salah satu lingkup untuk dipimpin yaitu diri kita sendiri. Mempin berarti mengelola dengan baik dan memperbaikinya untuk menjadi lebih baik. Tentunya dalam menjalankan ini harus memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu tujuan diciptakannya manusia adalah tidak berbuat kerusakan di bumi. Seperti pada Surat Al Qassas ayat 77 : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”(Al Qassas : 77) Kita hidup di alam di bumi milik Allah SWT. Dengan wajib kita merawatnya kita menjaganya. Jika manusia menggunakan akal sehatnya seharusnya mengerti dan berbuat apapun yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. 3. Mengejar Tujuan Akhirat Kita tahu bahwa semua didunia ini hanyalah titipan dan sifatnya sementara. Kita nantinya akan menjalani kehidupan kekal abadi di alam akhirat.Untuk itu agama sebagai tiang agama yang menuntun kita agar tidak tergiur dengan urusan dunia yang sifatnya sementara. Seperti perintah Allah yaitu untu berlomba lomba mencari dan mengajar untuk bekal akhirat seperti dalam QSAl Baqarah ayat 148 : “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamuberada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Al Baqarah : 148). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kita mesti berlomba lomba dalam kebaikan untuk mecari ridho Allah SWT. Barangsiapa menanam kebaikan maka nantinya akan memanen hasil yang sangat baik begitupun sebaliknya. Maka dari itu kita harus setiap saat taat dan patuh terhadap Allah SWT agar selalu mendapat ridho-Nya.



9



D. Ragam Orientasi Hidup Manusia Pandangan dan orientasi hidup merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari dan diketahui bagi seorang muslim. Karena pandangan dan orientasi hidup manusia menentukan sikap, perilaku, dan keputusan-keputusan yang diambilnya dalam kehidupan. Oleh karena itu pada sub bab ini akan dibahas tentang ragam orientasi hidup manusia tersebut. 1. Jenis Orientasi Hidup Manusia Dari Zaid bin Tsabit RA, ia mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda: “Barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya, maka Allah akan menceraiberaikan urusannya dan menjadikan kemiskinan di hadapan kedua matanya, serta tidak akan datang dunia kepadanya kecuali apa yang telah ditulis oleh Allah baginya. Sebaliknya barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menghimpun baginya urusannya dan Dia jadikan kekayaan di dalam hatinya, serta dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al-Albani). Hadits di atas menerangkan kepada kita bahwa tujuan hidup manusia itu ada dua: Pertama, dunia dan perhiasannya. Ini mencakup apa saja selain ridho Allah dan surga-Nya, seperti keinginan untuk dipuji dan disanjung, kedudukan dan kebesaran di hati manusia, harta dan jabatan, dan lain sebagainya. Semua tujuan itu adalah remeh dan hina dalam pandangan Allah ta’ala. Siapa yang tujuan hidupnya terfokus pada hal-hal di atas, maka ia akan sengsara di dunia dan di akhirat. Kedua, akhirat dan ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah tujuan hidup seorang mukmin sejati. Dan inilah yang dicintai dan diridhoi oleh Allah. Siapa yang tujuan hidupnya adalah akhirat dan ridha Allah, maka dia akan dicukupi oleh Allah semua urusannya.



10



1. Kerugian bagi Mereka yang hanya Mengejar Dunia Pertama, tercerai berainya urusan hidupnya. Hal ini akan dirasakan bagi orang yang menjadikan dunia sebagai orientasi hidupnya. Setiap urusan hidupnya selalu gagal dan berantakan. Meskipun tampak berhasil, sejatinya hal itu sebagai hiburan baginya untuk mendapatkan kegagalan yang lebih besar. Kedua, diliputi kefakiran dalam hidup. Hal ini akan dirasakan bagi orang yang menjadikan dunia sebagai orientasi hidupnya, sehingga akan senantiasa merasa kurang sebab di matanya dihiasi rasa kefakiran. Ketiga, hanya mendapat dunia yang menjadi jatahnya. Hal ini diberikan kepada orang yang menjadikan dunia sebagai orientasi hidupnya, sehingga tidak mendapatkan apa-apa dalam hal dunia kecuali yang sudah menjadi jatah dalam hidupnya dan harta (dunia) akan menjauh darinya. 2. Keuntungan bagi Mereka yang Mengejar akhirat Pertama, bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya dengan tidak meninggalkan dunia, akan dipermudah setiap urusannya untuk berhasil dan dijauhkan dari kegagalan. Kedua, bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya dengan tidak meninggalkan dunia, baginya diberikan rasa cukup (kaya) dalam hatinya sehingga akan selalu bersyukur dengan apa yang menjadi bagiannya. Ketiga, bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya dengan tidak meninggalkan dunia, baginya diberikan kecukupan dalam hidup dan harta (dunia) akan selalu mengejarnya (mendekat). (QS as-Syura [42]: 20). 3. Ikhlas dalam Mengejar Akhirat Dalam al-Qur’an, berulang kali Allah subhanahu wa ta’ala menekankan pentingnya niat yang ikhlas, di antaranya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:



“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami



11



kehendaki, kemudian Kami jadikan baginya neraka Jahannam yang ia akan memasukinyadalam keadaan tercela dan terusir. Dan berangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat serta beramal untuk akhirat dengan sungguh-sungguh, sedang ia adalah seorang mukmin, maka mereka itulah orang-orang yang usahanya akan dibalasi oleh Allah.” (QS. Al-Isra’: 18-19) Boleh jadi, seseorang melakukan amal-amal yang besar, namun tidak diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, amal tersebut menjadi sia-sia, dan pelakunya hanya akan menuai siksa, karena ada kecacatan dalam niatnya. Dari Abu Hurairoh radhiAllahu anhu, dia berkata,“Aku pernah mendengar Rasulullah sholAllahu alihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang pertama-tama diadili pada hari kiamat kelak ialah (pertama) orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab, ‘Aku berperang karena Engkau hingga syahid.’ Allah berfirman, ‘Engkau dusta. Tetapi engkau berperang supaya engkau dikatakan ‘dia adalah orang yang gagah berani.’ Dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintah agar dia diseret di atas wajahnyalalu dilemparkan ke dalam neraka. (kedua) Seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta menghafal al-Qur’an. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan nikmatnikmat Allah. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab, ‘Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku menghafal al-Qur’an karena-Mu. Allah ta’ala berfriman, ‘Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan ‘dia adalah orang yang berilmu’ dan engkau menghafal al-Qur’an agar dikatakan ‘dia adalah qori (pandai membaca)’. Dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu). Kemudian diperintahkan agar diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.



12



(ketiga) Orang yang diberi kelapangan rizki oleh Allah dan berbagai macam harta. Lalu di didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab, ‘Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar harta dibelanjakan di jalan itu, melainkan aku belanjakan hartaku di jalan itu karena-Mu’. Allah berfirman, ‘Engkau dusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan ‘dia seorang pemurah’. Dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan agar dia diseret di atas wajahnya, hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim, no 1905, Nasa’I, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban) Tatkalah Mu’awiyah rodhiAllahu anhu mendengar hadits ini, dia menangis sesenggukan hingga pingsan. Setelah siuman, dia berkata, “Allah dan Rasul-Nya benar.” Hadits di atas menekankan pentingnya ikhlas dalam semua amal shalih kita. Hal ini karena Allah tidak akan menerima amal sholih kita kecuali dengan dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah dalam niatnya, dan mencontoh Rasulullah ‫ﷺ‬ dalam pelaksaannya. Oleh karena itu, perhatian para ulama salaf terhadap niat sangatlah besar. Tidak sedikit di antara mereka yang memulai kitab-kitabnya dengan mencantumkan hadits: “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya. Dan seseorang itu hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya, akan dicatat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi barangsiapa yang hijrahnya untu mencari dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhori dan Muslim) Sahl bin Abdulloh at-Tastari rohimahulloh pernah ditanya, “Apakah yang paling berat bagi jiwa menurutmu?” Beliau menjawab, “Ikhlas, karena jiwa tidak mendapatkan bagian apapun dengan ikhlas tersebut.” Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi seorang muslim yang menginginkan keselamatan di dunia dan akhirat untuk selalu memperhatikan keikhlasan niatnya. Inilah yang dituntut oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam setiap amal-amal kita.



13



Dengan keikhlasan tersebut, Allah akan memberkahi suatu amal dan menerimanya serta menyediakan balasan yang agung di sisi-Nya. Semoga Allah ta’ala mengilhamkan kepada kita ikhlas dan ittiba’ (mencontoh) Rasul-Nya ‫ﷺ‬.



E. Hidup Sukses dalam Pandangan Al Qur’an Kesuksesan adalah harapan setiap orang, karenanya berbagai upaya di lakukan untuk mendapatkannya. Berbagai macam penafsiran muncul untuk menjelaskan arti kesuksesan ukurannya pun dibuat oleh para ahli dalam berbagai macam latar belakang keilmuan. Berikut ini salah satu pendapat  dari Brian Tracy tentang sukses, "Success is the ability to live your life the way you want to live it, doing what you most enjoy, surrounded by people who you admire and respect. Sukses adalah keinginan untuk menjalani hidup anda sesuai dengan keinginan anda , melakukan apa yang ingin anda nikmati , dikelilingi keluarga, teman dan orang yang anda hormati. Lalu bagaimana kita melihat kesuksesan yang sebenarnya, sehingga tidak bingung mencari definisi dan mengukur kesuksesan. Sebagai seorang muslim yg terbaik tentu saja mengembalikan semua itu kepada rujukan yang hakiki yaitu Al Quran dan Al Hadits. Sebagaimana Allah swt firmankan, .... Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”(QS. An Nisa: 59). Dalam Alquran kata sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat, danal-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan, dan kebertahanan hidup. An-najaat berarti keselamatan atau keterhindarandari bencana serta kegagalan, dan terhalaunya hambatan. Adapun al-fauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik. Dari ketiga kata yang bermakna sukses tersebut di atas, yang mendominasi disebut dalam Alquran adalah Al-falaah. Ini membuktikan pengertian secara bahasa dari kata Al-falaah sudah mencakup makna an-najaat dan al-fauz. Lebih dari 15 kali, kata Al-falaah disebutkan dalam Alquran, baik variasi ataupun derivasinya.



14



Beragam ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan al-falaah, hampir ratarata berisikan implementasi dan merefleksikan 5 hal tersebut di bawah ini. Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri (An-najaat),Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa (Al-falaah),Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara positif sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat. Kata kuncinya adalah Tidak ada dalam Qur’an urusan dunia yang abadi disebutkan Allah . Susah senang serta kebahagiaan dunia pasti ada jalan keluarnya, sedangkan diakhirat pasti kekal dan abadi.



15



PENUTUP A. KESIMPULAN Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, manusia lahir ke dunia ini bukan atas kehendak sendiri, tetapi semata-mata iradah (kehendak) Allah swt. Manusia secara alamiah pasti ingin melanjutkan hidup. Tetapi, dalam usaha-usaha melanjutkan hidup itu, ia akan menghadapi tantangan-tantangan. Terhadap hal-hal ini, manusia kerap merasa dirinya lemah dan ingin mencari tempat berlindung dan tempat meminta tolong untuk kesejahteraan dan keselamatan diri. Dalam hal ini manusia lantas berpaling pada agama. Agamalah yang dianggap dapat memberi petunjuk dan jalan yang harus ditempuh untuk keselamatan dirinya itu (Harun Nasution, 1995: 80). Agar manusia hidupnya tidak sesat, maka agama memberikan petunjuk kepada manusia, tentang apa sebenarnya tujuan hidup di dunia ini. Dalam hal ini, Islam menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia di dunia ini, tiada lain adalah “mardhaatillah” (ridha Allah, dicintai Allah). Untuk mencapai tujuan hidup dalam Islam ini adalah dengan bertaqwa, atau beriman dan beramal shalih (beribadah kepada Allah). B. SARAN Kami juga memberikan saran kepada para pembaca, terlebih kepada diri kami sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menyadari hakikat penciptaan kita sebagai manusia, tujuan dan orientasi hidup kita dan selalu ikhlas dalam setiap amal perbuatan yang kita lakukan.



DAFTAR PUSTAKA https://dalamislam.com/dasar-islam/tujuan-penciptaan-manusia https://www.merdeka.com/quran/al-qasas/ayat-77#:~:text=QS.%20Al%2DQasas %20Ayat%2077&text=Dan%20carilah%20(pahala)%20negeri%20akhirat,kamu %20berbuat%20kerusakan%20di%20bumi.



16



www.hidayatullah.com.(2014/05/12) “Sudah luruskah orientasi hidup kita”. Diakses 7 Maret 2021, dari https://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidupmuslim/read/2014/05/12/21430/sudah-luruskkah-orientasi-hidup-kita.html 1000ceramahislam.blogspot.com(2016) “Ragam Orientasi Hidup Manusia”. Diakses 7 Maret 2021. Dari https://1000ceramahislam.blogspot.com/2016/10/ragam-orientasihidup-manusia.html pasbana 2017, SUKSES DAN BAHAGIA MENURUT Al-QUR’AN (Bagian 1), PASBANA, viewed 7 March 2021, . Sukses Dalam Perspektif Al-Qur’an, Wajada, viewed 7 March 2021,.







17