Makalah Marketing Strategy (Emi Masyitah 620050014) PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Marketing strategy Studi Kasus Perusahan jasa Perbankan Syariah



Tugas Matakuliah Manajemen Strategi



SEMESTER I (SATU) ANGKATAN 10 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI (MAKSI)



Oleh: 1. Emi Masyitah



1620050014



PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2016



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marketing bagi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting, termasuk bagi Industri perbankan. Marketing adalah suatu yang sangat luas dan berpengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan. Marketing tidak hanya sebatas menjual saja (selling), namun lebih luas dari itu adalah sebuah proses yang mencakup mulai dari perencanaan dan pelaksanaan penetapan harga, promosi, distribusi dari gagasan, produk ataupun jasa, untuk menciptakan pertukaran kepuasaan antara individu dan tujuan perusahaan. Pemasaran adalah suatu proses yang terencana yang dimulai dari merencanakan tujuan dari pemasaran itu sendiri,



kemudian



menggunakan



konsep-konsep



pemasaran,



mengetahui



lingkungan penasaran, menjalankan riset pemasaran, menentukan segmentasi dampai pada melakukan marketing mix. Pemasaran perbankan adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan atau jasajasa keuangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabahnya3. Masing-masing proses tersebut diperlukan dan saling mendukung sehingga pemasaran menjadi berhasil dan efektif dalam rangka mencapai tujuannya. Pada pemasaran perbankan, misalnya, tujuan dari pemasaran harus di identifikasi, untuk apa dilakukan. Secara umum, tujuan dari marketing perbankan adalah memaksimumkan kepuasan



nasabahnya melalui pelbagai macam



pelayanan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisis lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran biasanya dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro dan makro5. Lingkungan mikro, pada bank adalah manajemen bank itu sendiri, perantara pemasaran, Nasabah, pesaing, publik. Sedangkan lingkungan makro misalnya demografis, ekonomis, lingkungan alam, dan teknologi.



1|Page



Segmentasi pasar juga merupakan hal yang sangat penting. Segmentasi pasar perlu dilakukan karena dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda preferensinya. Segmentasi pasar ini, menjadi satu pijakan yang penting untuk memutuskan dengan strategi apa yang tepat pemasaran dilakukan. Bank



sebagai



lembaga



keuangan



yang



memberikan



jasa



keuangan



membutuhkan strategi pemasaran untuk memasarkan produknya. Di samping itu bank harus mengetahui lingkungan pemasarannya, menurut Kotler (2008) strategi pemasaran yang dilakukan meliputi Product, Price, Place dan Promotion. Khusus untuk perusahaan jasa ditambah strategi People, Processdan Customer Servicedengan strategi yang kita kenal sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Pada dasarnya bauran pemasaran menunjukkan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan strategi pemasaran suatu perusahaan jasa khusunya bank. Titik awal untuk membuat segala keputusan tentang bauran pemasaran tergantung bagaimana jasa harus diposisikan dan segmen pasar yang dituju. Faktor-faktor tersebut merupakan satu – kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri, dan saling terkait antara satu dan lainnya, sehingga dapat mencapai tujuan dalam mempertahankan dan menarik para nasabah. Dengan kata lain marketing strategi sangat diperlukan untuk mengembangkan keuntungan dan meningkatkan bisnis. Sesuai yang dikemukakan oleh Kotler bahwa pemasaran adalah “Suatu proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Untuk meningkatkan keuntungan perusahan perlu dilakukan pemasaran-pemasaran yang “baik” dengan tidak meninggalkan tatacara pemasaran yang sesuai syariat. Tentu banyak pelaku (pemasar) yang melakukan manipulasi pemasaran hanya untuk meningkatkan keuntungan semata. Dengan ini pemakalah mengangkat judul Marketing Strategi, dengan Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa Perbankan Syariah.



2|Page



BAB II KAJIAN TEORI 1.



Pengertian Strategi Pengertian Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang,



dengan kata lain adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Oleh karena itu, sifat strategi berorientasi ke masa depan. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Penggunaannya dilakukan pada saat: 



Pertama, sumber daya yang dimiliki terbatas.







Kedua, adanya ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.







Ketiga, komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.







Keempat, keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.



Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Disamping itu juga, berkaitan dalam menentukan begaimana suatu organisasi



menempatkan



dirinya



dengan



mempertimbangkan



keadaan



sekelilingnya, terutama terhadap pesaingnya. (David Faulkjer dan Gery Johnson, 1992) Strategi memberikan manfaat melalui kegiatan taktiknya yang mampu membangun dan menciptakan kekuatan melalui kontinuitas serta konsisten. Selain itu, arah strategi yang jelas akan disepakati bersama sehingga perencanaan menjadi lebih mudah dan cepat. Secara hakikat, strategi merupakan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan melalui taktik operasionalnya. 2.



Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan suatu konsep,



penerapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi kebutuhan individu dan sasaran 3|Page



organisasi. Definisi ini menekankan kegiatan pemasaran yang beragam, mulai dari memutuskan produk apa yang ditawarkan, berapa harganya, pengembangan promosi penjualan dan kampanye iklan serta mendistribusikan produk itu sehingga tersedia bagi konsumen pada jumlah, mutu, dan waktu yang tepat. Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan strategi (Tull dan Kahle, 1990) sebagaimana dikutip oleh Fandi Tjiptono (1997), mendefinisikan pemasaran alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan



perusahaan



dengan



mengembangkan



keunggulan



bersaing



yang



berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Menurut Kotler (1999), Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai satu sama lain. Sedangkan, menurut Chartered Institute of Mark mendefinisikan pemasaran sebagai ”the management process responsible of identifying, anticipating, and satisfying customer requirements porfitably”(PR. Smitth, 1999). Definisi pemasaran ini merujuk pada kepentingan akan identifikasi, antisipasi, dan kepuasan konsumen akan suatu produk yang memenuhi kebutuhannya (menimbulkan keuntungan). Dalam era ekonomi global, konsep pemasaran telah kehilangan kemampuan adaptasinya, karena pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-faktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial, kultur dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasalan tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan, atau bahkan konsep bauran pemasaran 4 P (product, place, pricing, dan promotions. Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (Strategy Bussiness Concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekedar marketing, melainkan harus diintergrasikan perusahaan secara keseluruhan. Dalam era globalisasi, pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat membuat tekanan terhadap perusahaan melalui faktor-faktor 4|Page



eksternal



seperti perubahan tekhnologi, ekonomi, sosial kultur dan pasar,



sehingga konsep pemasaran telah kehilangan kemampuan adaptasinya. Dalam era ekonomi global, konsep pemasaran telah kehilangan kemampuan adaptasinya, karena pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-faktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial, kultur dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasalan tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan, atau bahkan konsep bauran pemasaran 4 P (product, place, pricing, dan promotions. Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (Strategy Bussiness Concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekedar marketing, melainkan harus diintergrasikan perusahaan secara keseluruhan. Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning Segmentasi, targeting, dan positioning merupakan hal yang penting bagi pemasaran dalam rangka menyediakan kerangka kerja yang lebih luas bagi keberhasilan strategis dalam pasar. Pemasaran setidaknya memerlukan tiga langkah utama, yaitu: a.



Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Aktivitas yang dilakukan adalah memilih pasar ke dalam segmen (kelompok) yang berbeda.



b.



Penentuan pasar sasaran (Targeting), memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dan dilayani. Aktivitas yang dilakukan adalah memilih dan menentukan segmen pasar yang akan dipilih dan dituju berbagai sasaran.



c.



Posisi suatu produk dalam benak konsumen (Positioning), membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk, artinya memposisikan produk di mata konsumen pada posisi yang lebih baik dan memberikan manfaat tambahan dibandingkan produk lain.



5|Page



3.



Pengertian Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran pada dasarnya adalah suatu rencana yang menyeluruh



serta terpadu dan menyatu dibidang pemasaran barang dan jasa. Dengan perkataan lainnya strategi pemasaran itu adalah serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan, serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran barang dan jasa. Strategi Pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran, untuk memproleh suatu hasil yang optimal. Strategi pemasaran menurut Kotler (2000:93) mengatakan bahwa. “Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasaran, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan”. Menurut Winardi (2001:93) menyatakan bahwa. “Strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan merupakan hasil dipadukannya berbagai elemen pemasaran”. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran merupakan rangkaian suatu kegiatan yang terarah untuk mencapai sasaran dan dengan pola berpikir yang inovatif dan kreatif, untuk menghadapi kecenderungan yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, yang akan berpengaruh terhadap kepentingan maupun masa depan perusahaan sendiri. 4.



Jenis-Jenis Strategi Pemasaran Untuk mengetahui jenis strategi pemasaran mana yang tepat dan sesuai



dengan perusahaan perlu terlebih dahulu mengetahui jenis dan bentu kebutuhan konsumen, sebelum perusahaan memasarkan produk yang diproduksikan. Untuk lebih jelasnya Tedjasatesan (2001:42) Mengatakan Strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis dasar, yaitu : 1) Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. 2) Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembeli.



6|Page



3) Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelayanan yang ada 4) Merangsang kebutuhan selektif dengan menjaring pelanggan yang ada Untuk lebih jelas Guiltinan (1994:159) mengatakan bahwa strategi pemasaran terdiri dari : a.



Strategi Kebutuhan Primer Strategi kebutuhan primer dirancang terutama untuk menaikan tingkat



permintaan akan bentuk atau kelas produk dari bukan pemakaian sekarang ( yang tidak ada atau hanya mempunyai sedikit pesaing saja ) serta produkproduk dengan bagian pasar yang besar kemungkinan besar akan mendapat manfaat dari strategi yang dirangcang untuk meningkatkan jumlah pemakai bentuk produk. b.



Strategi Kebutuhan Selektif Strategi kebutuhan selektif dirancang untuk memperbaiki posisi pesaing



suatu produk,jas atau bisnis. Fokus dasar dari strategi-strategi ini adalah pada bagian pasar,karena perolehan penjualan diharapkan akan dating dengan mengembangkan bentuk produk satu kelas pesaing. Strategi kebutuhan selektif dapat dicapai dengan mempertahankan pelanggan lama atau dengan menyaring pelanggan baru. 5.



Hal yang harus diperhatikan pada strategi pemasaran A.



Perencanaan pemasaran Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas



dari



perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru: Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang 7|Page



bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju. Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market) Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu: (1) Pasar individual (individual market). (2) Pasar khusus (niche market). (3) Segmentasi pasar (market segmentation). Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation market). Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan Penerapan strategi



pemasaran sangat tergantung



pada keadaan



lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing: a.



Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).



b.



Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.



c.



Kenyamanan



(convenience),



yaitu



memfokuskan



perhatian



pada



kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan. d.



Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.



e.



Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM)



f.



Pelayanan dan kepuasan pelanggan.



8|Page



Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian



dan penelitian pasar



sebelumnya dalam mengembangkan



keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian. B. Bauran pemasaran (marketing mix) 1.



Product (produk) Sama halnya dengan bank konvensional, produk yang dihasilkan dalam



perbankan syariah bukanlah berupa barang, melainkan jasa. Jasa yang dihasilkan harus mengacu pada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-Quran. Untuk lebih bisa menarik konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilan, produk tersebut harus melakukan strategi ”diferensiasi” atau “diversifikasi” agar mereka beralih dan mulai menggunakan jasa perbankan syariah. 2.



Price (Harga) Price Merupakan satu-satunya elemen pendapatan dalam marketing mix.



Penentuan harga jual produk berupa jasa yang ditawarkan, dalam perbankan syariah merupakan salah satu faktor terpenting untuk menarik minat nasabah. Pengertian harga dalam perbankan syariah bisa dianalogikan dengan melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oeh konsumen tersebut. 3.



Place (Tempat atau Saluran Distribusi) Penetrasi pasar perbankan syariah tidak akan berhasil tanpa dukungan



oleh tempat atau saluran distribusi yang baik pula, untuk menjual jasa yang ditawarkan kepada konsumen. 4.



Promotion (Promosi) Dalam marketing, efektifitas sebuah iklan sering digunakan untuk



menanamkan “brand image” atau lebih dikenal keberadaannya. Ketika “brand 9|Page



image” sudah tertanam di benak masyarkat umum, menjual sebuah produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa akan terasa menjadi jauh lebih muda. Kurangnnya sosialisasi atau promosi yang dilakukan oleh perbankan syariah menjadi salah satu penyebab lambatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia.



10 | P a g e



BAB III STRATEGI MARKETING PERUSAHAAN JASA PERBANKAN SYARIAH 1.



Pemasaran Syariah Hermawan Kartajaya 2006 : 136, pemasaran didefinisikan sebagai sebuah



disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai (values) dari satu inisiator kepada pemegang sahamnya (stakeholders). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran Syariah menurut kartajaya (2006) adalah inovasi, efisiensi. Pertama, inovasi, yang merupakan ruh dari marketing karena setiap pemain pasar terbuka harus memiliki suatu keunggulan yang membedakan dari pemain lainnya (differentiation), baik dalam bentuk produk, layanan atau nilai tambah lainnya. Hanya dengan diferensiasi yang jitu pemain usaha akan mampu melakukan marketing mix dengan keungggulan lain yang dimilikinya. Kedua, Efisiensi. Guna menciptakan pemasaran yang efektif efisiensi merupakan hal penting. Untuk mendapat target pasar secara efisien, terdapat tiga elemen yang harus diperhatikan yaitu segmentation, targeting dan positioning. Dalam melihat pasar, perusahaan (perbankan Syariah) harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang sedang terjadi, segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan. Untuk menentukan segmentasi pasar bagi produk-produk lembaga keuangan Bank Syariah, khususnya perbankan, adalah berdasarkan perilaku (behavior) yang terbagi dalam tiga segmen yaitu: Loyalis Syariah sebagai pasar spiritual, pasar mengambang sebagai pasar emosional, dan loyalis konvensional sebagai pasar rasional. Loyalis Syariah yang dimaksud adalah tidak terbatas pada golongan muslim saja tetapi untuk semua kalangan non muslim, sehingga tidak terjadi adanya gap antara pasar spiritual, emosional dan konvensional. Segmentasi pasar emosional sangat diperlukan bagi perbankan Syariah, sebab ketika pendekatan yang dilakukan hanya terbatas untuk pasar spiritual dimana usaha yang dilakukan khusus untuk segmen loyalis Syariah saja, maka pinsipprinsip ekonomi Syariah tidak bisa berkembang dengan baik. Apalagi jika hanya



11 | P a g e



mengedepankan untuk kalangan muslim. Kendala yang akan terjadi adalah adanya gap antara pasar rasional, emosional dan spiritual. Gap terjadi karena konsumen pasar rasional cenderung bersikap resisten terhadap konsumen spiritual dan menganggap produk-produk bank syariah hanya khusus untuk golongan muslim yang loyalis. Padahal sesungguhnya, makna loyalis tidak terbatas untuk golongan muslim saja, namun untuk semua manusia yang memegang teguh nilai-nilai spiritualnya. Selanjutnya, merumuskan strategi dalam menentukan target pasar yang akan di bidik.



Kriteria untuk menentukan target pasar adalah pertama, berdasarkan



ukuran pasar, artinya apakah segmen pasar yang dipilih cukup besar dan menguntungkan bagi perusahaan. Kedua, keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih. Ketiga, situasi persaingan, semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien, karena itu, perbankan Syariah harus bisa membidik hati dan jiwa dari para calon konsumennya. Segmen selanjutnya adalah membuat posisi yang tepat. Artinya, perusahaan harus dapat membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetisi bagi pelanggan untuk merebut posisi dibenak konsumen. Setelah menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, perusahaan harus mengetahui posisinya di tengah arena kompetisi, apakah ada penawaran yang sama dari perusahaan lain? Untuk itu posisi harus bisa relevan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Walaupun posisi bisa berkelanjutan dan relevan dalam berbagai situasi, posisi harus dikomunikasikan secara konsisten dan tidak berubah-rubah. Dalam menghadapi era kompetisi dewasa ini maka yang pertama harus dihindari adalah persaingan antar Bank Syariah. Persaingan perlu dieliminasi dalam memperebutkan nasabah dengan jalan pemberian pelayanan yang terbaik dalam menarik nasabah muslim maupun non-muslim. Secara internal selain mengeliminasi persaingan antar bank Syariah, maka pelayanan bank Syariah terhadap nasabah (muslim dan non muslim) perlu terus 12 | P a g e



ditingkatkan sekurang-kurangnya sama bahkan harus lebih baik dari bentuk pelayanan dari bank konvensional terutama pada penggunaan information and communication technology (ICT). Selain itu, Petugas bank jangan hanya memberikan pengertian seolah-olah berfatwa dengan ayat dan hadits, tetapi bagaimana secara inovatif menerangkan aplikasi dan prosedur sehingga mereka tertarik untuk memilih menggunakan produk tersebut. 2.



Strategi Pemasaran Bank Syariah Strategi merupakan pendekatan (approach) secara keseluruhan yang



berkaitan dengan pelaksanaan ide atau gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Strategi yang baik terletak pada koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengindetifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan ide atau gagasan secara rasional, efisien dan efektif.[32] Menurut Muhammad, bahwa untuk menentukan strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh pemasar agar tepat dalam pecampaian tujuan, diperlukan mengetahui sasaran yang dituju, yaitu dengan mengetahui dan mengukur kemampuan dan kelemahan Bank Syariah untuk mendapatkan peluang dan meminimalisir ancaman, malalui analisis swot. Menurut McChaty, alat pemasaran dikalisifikasikan menjadi empat faktor, yang disebut dengan istilah empat P (the four P’s), yaitu product (produk), price (harga), place(tempat), dan Promotion (promosi). Table ilustrasi tentang empat 4p sebagai berikut:



Product (poduk) · Keragaman produk · Kualitas · Desain · Ciri · Nama merek · Kemasan · Ukuran · Pelayanan



Bauran Pemasaran (marketing mix) Pasar Sasaran Price (harga) Promotion (promosi) · Daftar harga · Promosi · Rabat/diskon penjualan · Potongan · Periklanan harga khusus · Tenaga penjual · Periode · Kehumasan / pembayaran public relation · Syarat keridit · Pemasaran langsung



Place (tempat) · Saluran pemasaran · Cakupan pasar · Pengelompokan · Lokasi · Persediaan · Transportasi



13 | P a g e



· Garansi · Imbalan Menurut Robet Lauterborn bahwa istilah empat P (the four P’s), yaitu product(produk), price (harga), place (tempat), dan Promotion (promosi) berhungungan dengan empat C pelanggan, yaitu Customer Solutions (solusi pelanggan), Customer Cost (biaya pelanggan), Comfortable (kenyamanan), Communication



(komunikasi).[36]



Pemasar



diharuskan



untuk



berupaya



mengetahui, memahami apa yang dibutuhkan, diinginkan, dan menjadi permintaan pasar sasaran. Sehingga tidak mudah untuk memahami apa yang sebenarnya jadi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Ada pelanggan yang memiliki kebutuhan yang mereka sama sekali tidak menyadari, atau mereka tidak dapat mengartikulasi kebutuhan mereka, atau menggunakan kata-kata yang menuntut banyak interpretasi pemasar. Pemasar mempunyai tugas yang tidak mudah, karena diharuskan untuk memahami kebutuhan pelanggan. Bahwa empat C pelanggan tersebut, yaitu memberi solusi kepada pelanggan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menjelaskan apa yang menjadi biaya pelanggan, menjaga kenyamanan pelanggan, dan menjaga komunikasi dengan pelanggan dengan baik. Apabila pelanggan merasa sudah mendapatkan empat C, bisa dipastikan kepauasan dari pelanggan, dan mendapatkan mafaat dari produk yang telah ditawarkan kepadanya. 3.



Langkah-langkah Strategi Marketing Alternatif Strategi marketing alternatif untuk menghadapi kedaan yang sangat



kompetitif dengan segala keterbatasannya tersebut disusun dalam beberapa langkah. Langkah tersebut antara lain segmentasi yang fokus sebagai langkah awal dan kemudian melakukan strategi pemasaran dengan pendekatan beberapa taktik pemasaran alternatif untuk menggarap pasar segmented. 



Strategi Segmentasi Marketing Strategi awal untuk marketing perbankan syariah adalah identifikasi serta



memanfaatkan segala peluang yang ada dipasar. Inilah yang dinamakan 14 | P a g e



segmentasi. Di saat lain, segmentasi juga berusaha untuk melihat pasar erdasarkan pelbagai macam karakteristiknya yang ada. Strategi segmentasi diperlukan bagi perbankan syariah, untuk mencari peluang segmen yang masih memungkinkan dengan strategi pemasaran yang tepat. Sebagaimana telah dibahas di atas, segmentasi umum dari pasar lembaga keuangan syariah adalah pasar spiritual dan pasar rational. 



Taktik Alternative Marketing Perbankan Syariah Setelah melakukan segmentasi dan berfokus pada segmen, maka hal yang



perlu ditindaklanjuti adalah bagaimana melakukan stategi dan taktik marketing dalam segmen tersebut. Begitu sengit persaingan dalam industri perbankan, menyebabkan hampir semua segmen dalam industri perbankan mengalami persaingan yang sama ketatnya. Kecilnya kue sharia loyalist yang diperebutkan oleh perbankan syariah dan lembaga keuangan mikro syariah, juga penetrasi perbankan konvensional yang saat ini sudah sampai masuk kepelbagai pelosok daerah, menjadikan semua segmen konsumen perbankan menjadi sangat kompetitif. Bagi perbankan syariah dan lembaga keuangan mikro yang memiliki sumber daya yang terbatas, maka strategi yang jitu dan efisien mutlak diperlukan. Perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah membutuhkan taktik marketing alternative untuk mempertahankan segmen pasar dan menggarap segmen pasar lainnya. 



Radical Marketing Pelbagai konsep strategi alterntif dapat digunakan, antara lain strategi



radical marketing. Radical marketing, sebagai salah satu taktik alternative menggarap marketing, sangat tepat dengan karakteristik dan kondisi perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah.



15 | P a g e



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Strartegi pemasaran adalah adalah menemukan cara agar perusahaan dapat menggunakan kemampuanya dengan cara terbaik untuk mengambil keuntungan dari peluang yang berubah. Pemasaran berperan sangat penting di dalam usaha bisnis bahkan bisa menjadi penentu berkembang tidaknya sebuah usaha. Memiliki sumber daya manusia di bidang pemasaran yang handal akan sangat menentukan sebuah keberhasilan usaha yang di kelola. Menekankan pada upaya pemasaran akan semakin lengkap jika diimbangi dengan pemaksimalan kualitas produk usaha atau layanan jasa. Faktor-faktor untuk mempengaruhi permintaan yaitu bauran pemasaran (marketing mix) ada empat bagian, yaitu produk, reklame, bantuan kepada penjualan (bersifat horizontal dan vertical), anjuran mengenai produk (melalui para ahli dan oleh nasabah ke nasabah lain) Strategi pemasaran Bank Syariah yaitu dengan beberapa langkah. Yaitu mengetahu kemampuan dan kelemahan, peluang dan ancaman, melalui analisis swot. Dan melalui empat P (product, price, place, promotion) dan empat C (Customer Solutions, Customer Cost, Comfortable, Communication) B. Saran Strategi pemasaran merupakan salah satu kunci keberhasilan bank terutama bank swasta. Melalui strategi yang kreatif dan inovatif, akan menjadi langkah yang sangat luar biasa untuk mengantarkan lembaga keuangan tersebut untuk mencapai tujuan bank. Dengan menerapkan berbagai inovasi yang kreatif pastinya juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para nasabah sehingga produkproduk yang dikeluarkan oleh bank bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Bagaimanapun juga, strategi merupakan penentuan langkah-langkah yang seharusya dilakukan oleh lembaga keuangan dalam mencapai target. Dengan melaksanakan strategi pemasaran bank dengan maksimal, maka bank akan lebih



16 | P a g e



mudah mencapai tujuan.Pelbagai pendekatan alternatif dalam markting dapat dilakukan untuk menggarap segmen lembaga perbankan dan keuangan syariah, di tengah semakin kompetitifnya persaingan dunia perbankan. Di tengah sumber daya yang terbatas dan kompetitor yang demikian kuat, maka pendekatan marketing alternative seperti fokus pada segmen radikal marketing dan penciptaan value, serta menciptakan spiritual advocate menjadi hal yang sangat efektif agar dapat terus mempertahankan pasar dan bahkan dapat melebarkan pangsa pasar perbankan syariah.



17 | P a g e



DAFTAR PUSTAKA



Fisk, Peter, Marketing Genius, John Wiley & Sons: USA, 2006. Hill, Sam and Glenn Rifkin, Radical Marketing , Jakarta: Gramedia, 2003. Jasfar Farida, Manajemen Jasa, pendekatan terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007. Kertajaya, Hermawan, Markplus on Marketing, The Second Generation, Jakarta: Gramedia, 2007. Kertajaya, Hermawan, dan Sula, Muhammad Syakir Sula, Marketing Syariah, Bandung: Mizan, 2006. Kertajaya, Hermawan, Hermawan on Marketing, Jakarta: Gramedia, 2006. Kotler, Philips, Marketing Management, Millenium Edition, New Jersey: Prentice Hall, 2000. Mussry, Jacky, dkk., The Next Marketing Strategy, That’s Work, Jakarta: Gramedia, 2007. Susanto, AB, dkk, Value Marketing, Paradigma Baru Pemasaran, Jakarta: Quantum Bisnis & Manajemen, 2004.



18 | P a g e