Makalah Mass Wasting [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dewi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian gerakan massa batuan Gerakan Massa Batuan (Mass Wasting atau Mass Movement) yaitu perpindahan/gerakan massa batuan/tanah yang ada di lereng oleh pengaruh gaya berat (gravitasi) atau kejenuhan massa air. Terjadi pada lereng yang labil, yaitu lereng yang gaya menarik (shear strees)nya > gaya menahan (shear strenght). Untuk lereng stabil (shear strenght) > shear (stress) tidak terjadi gerakan massa batuan. Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali. Jadi longsor merupakan pergerakan massa tanah atau batuan menuruni lereng mengikuti gaya gravitasi akibat terganggunya kestabilan lereng. Apabila massa yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tanah. B. Pengertian Longsoran (slides) Longsoran adalah gerakan material pembentuk lereng yang diakibatkan oleh terjadinya kegagalan geser, di sepanjang satu atau lebih bidang longsor. Massa tanah yang bergerak bisa menyatu atau terpecah-pecah. Longsoran juga terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah longsor rotasi, longsor translasi, dan kelongsoran blok. C. Tipe batuan dan proses terjadinya Gerakan tanah diklasifikasikan berdasarkan macam atau tipe gerakan, macam material yang bergerak, dan kecepatan gerakan. Dari dasar klasifikasi tersebut, Highway Research Board Lanslide Committee (1958) membagi gerakan tanah menjadi: 1.



Runtuhan batuan ( Rock fall) 1|Page



Suatu massa batuan yang terjatuh kebawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing- tebing yang terjal serta gerakannya ekstrim cepat. Dapat terjadi karena: a.



Tarikan gaya berat, kekar dan rekahan



b.



Pemotongan kaki tebing oleh alam maupun manusia



2.



Runtuhan tanah (Soil fall)



Sama seperti rock fall, hanya saja yang jatuh adalah massa tanah. Gerakannya sangat cepat. 3.



Runtuhan bahan rombakan (Debris fall)



Sama halnya seperti rockfall dan soil fall, hanya saja yang jatuh berupa massa rombakan. Gerakannya cepat. 4.



Nendatan (Slump)



Gerakan yang terputus- putus atau tersendat- sendat dari massa tanah atau batuan ke arah bawah dalam jarak yang relatif pandek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat (moderate). Sesuai dengan prosesnya yang terputus- putus sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain. 5.



Blok glide



Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau kekar. 6.



Lonsoran batuan (Rock slide)



Gerakan massa batuan kearah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan, dan bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang berukuran sangat halus (lempung, tuf- halus, napal dan sebagainya). Kecepatannya amat lambat sampai cepat.



2|Page



7.



Longsoran bahan rombakan (Debris slide)



Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan induknya. 8.



Aliran tanah ( Earth flow)



Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material (massa) tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat sampai cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat lambat, sehingga ada yang disebut aliran tanah cepat dan lambat. Faktor kandungan air sangat penting. 9.



Aliran fragmen batuan



Gerakan secara mengalir dari massa batuan berupa fragmen- fragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran batuan, misalnya rockfall avalanche. Massa yang bergerak sangat luas, baik berupa longsoran ataupun rutuhan batuan, akan bergerak dengan kecepatan ekstrim cepat. 10. Sand run Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan capat sampai sangat lambat dalam keadaan kering 11. Loess flow (dry) Aliran loes kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat. 12. Debris avalanche Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat. 13. Sand flow dan Silt flow Seperti sand run, hanya saja disini dalam keadaan



basah. Kalau materialnya yang



mengalir berupa pasir disebut sand flow, sedangkan jika berupa lumpur disebut dengan silt flow. Kecepatan alirannya cepat sampai sangat cepat. 3|Page



D. Jenis dan mekanisme gerakan Varnes (1978) membuat klasifikasi jenis gerakan massa tanah/ batuan dapat berdasarkan mekanisme gerakan serta tipe material yang bergerak .Sementara itu, Karnawati (1996) menyusun klasifikasi gerakan massa tanah/ batuan di Indonesia, berdasarkan mekanisme gerakan dengan meninjau faktor-faktor kontrol gerakan Dari pemahaman klasifikasi dan mekanisme gerakan massa tersebut, maka tinjauan dan analsis geologi terhadap penyebab dan mekanisme suatu kejadian gerakan tanah/ batuan dapat dilakukan secara tepat.



E. Penyebab Gerakan Karnawati (2005) menjelaskan bahwa penyebab gerakan massa tanah/ batuan dapat dibedakan menjadi penyebab yang merupakan faktor kontrol dan merupakan proses pemicu gerakan Faktor kontrol merupakan faktor-faktor yang membuat kondisi suatu lereng menjadi rentan atau siap bergerak meliputi kondisi morfologi, stratigrafi (jenis batuan serta hubungannya dengan batuan yang Lain di sekitarnya), struktur geologi, geohidrologi dan penggunaan lahan. Faktor pemicu gerakan merupakan proses-proses yang mengubah suatu lereng dari kondisi rentan atau siap bergerak menjadi dalam kondisi kritis dan akhirnya bergerak.Umumnya proses tersebut meliputi proses infiltrasi hujan, getaran gempa bumi ataupun kendaraan/ alat berat, serta aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan beban ataupun penggunaan lahan pada lereng.



RENTAN (SIAP BERGERAK) F. Mekanisme Pemicu gerakan tanah Geomorfologi Geologi Tanah Hidrogeologi



Tata guna lahan 4|Page



STABIL KRITIS



Infiltrasi air kedalam lereng Getaran Aktivitas manusia Mekanisme gerakan Berdasarkan analisis morfologi dan korelasi antar lubang bor dapat didentifikasi bahwa gerakan massa batuan terjadi dengan mekanisme luncuran. Bentuk geometri luncuran batuan tersebut adalah berbentuk baji dengan volume luncuran diperkirakan mencapai 140 000 m3. Bidang luncur batuan yang terbentuk ini berpotongan dengan bidang perlapisan batupasir tufan – batulempung tufan yang berarah N 210oE dengan kemiringanperlapisan sekitar 10o. Bidang luncur ini juga merupakan bidang kontak antara zona batuan yang telah lapuk lanjut hingga menengah (Nilai SPT 20 s/d40) dengan zona batuan yang masih segar atau lapuk ringan (nilai SPT > 60).



5|Page