Makalah Masuknya Islam Dijambi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DI SUSUN OLEH : Emy Lestari Yayuk Nurmala Dewi Andika Subakti Nurfadillah Risda Rahman



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rhmat serta hidayahnya kepada kita semua karena telah diberi kesehatan dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah dengan judul "Masuknya Agama Islam di Jambi" ini dengan baik. Penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat



kepada



pembaca



untuk



menambah



pengetahuan



dan



pemahaman tentang bagaimana "Masuknya Agama Islam di Jambi ". Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar dapat menjadikan lebih baik lagi kedepannya.



Penulis



2



DAFTAR ISI Halaman judul............................................................................... Kata Pengantar.............................................................................i Daftar isi......................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1 A. Latar belakang ......................................................................1 B. Tujuan Penulisan ...................................................................2 C. Rumusan Masalah .................................................................2 D. Manfat ...................................................................................2 BAB PEMBAHASAN...................................................................3 A. Masuk dan berkembangnya Islam di Jambi........................3 B. Islamisasi di Jambi ............................................................3 BAB V PENUTUP.......................................................................6 A. Kesimpulan........................................................................6 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................7



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung lama, namun diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tempat kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya masih menjadi topik hangat yang terus berlangsung. Nusantara memang merupakan sebuah wilayah yang ramai dilalui oleh para pedagang asing dari berbagai wilayah di belahan dunia; orang-orang Cina dari bagian utara, orang-orang India dan Arab dari belahan barat dan beberapa pedagang asing yang datang dari bangsa yang kurang dikenal.1 Keadaan Nusantara yang selalu ramai oleh para pedagang asing mengakibatkan adanya pertemuan budaya, oleh sebab itu tidak heran jika didalam kehidupan masyarakat Nusantara ditemukan persamaan budaya dengan daerah lain di luar Nusantara. Fenomena persamaan unsur kebudayaan yang terjadi di Nusantara menimbulkan perdebatan panjang oleh para ahli sejarah mengenai tempat kedatangan Islam. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Islam dibawa langsung dari Arab oleh para pedagang dan musafir Arab,2 sedangkan sejarawan yang mendasarkan pada pengamatan unsur-unsur budaya dan Mazhab Syafi’i lebih dominan ke India.3 Teori yang tidak kalah populer dalam islamisasi Nusantara adalah teori Persia. Tidak jauh dari persamaan kebudayaan, teori ini juga melihat adanya persamaan antara budaya Syi’ah di Persia dengan budaya di Nusantara.4 Selain tiga teori tersebut (Arab, India dan Persia), baru-baru ini berkembang sebuah teori yang menaikkan popularitas Cina di Nusantara. Peran Cina dalam Islamisasi Nusantara telah lama disinggung oleh sejarawan asing. Namun akibat image negatif Cina yang dikait-kaitkan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia) mengakibatkan fakta historis Cina Muslim dianggap bukan fakta, melainkan dongeng atau bualan sejarah.5 Bukti sejarah islamisasi yang dilakukan oleh Cina dapat dilihat dari peninggalan budayanya yang mengalami akulturasi dan memudarkan 1



corak kecinaan, sehingga lebih menonjolkan corak Islam (seperti baju koko atau



baju



busana



muslim), bukti lainnya



juga



dapat dilihat dari



peninggalan arsitektur masjid, pemakaman serta sejarah lokal yang memasukkan peran Cina dalam perkembangan daerahnya. B. Tujuan 1. Mengetahui masuknya agama islam di Jambi? 2. Mengetahui proses islamisasi di Jambi ? C. Rumusan masalah 1. Bagaimana masuknya agama islam di Jambi ? 2. Bagaimana proses islamisasi di Jambi? D. Manfaat Makalah ini diharapkan bermanfaat, baik dari aspek teoritis maupun praktis. Secara teoritis tergambar dalam materi tulisan ini. Adapun secara praktis, tulisan ini diharapkan dapat berguna bagi individu, masyarakat, dan pemerintah. Semoga menjadi bahanpembelajaran yang baik bagi tunas bangsa yang ingin mempelajarinya.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Masuk dan berkembangnya Islam di Jambi Secara geografis Jambi memang memiliki nilai strategis di jantung alur pelayaran laut lokal, Nasional maupun Internasional karena kedekatan dengan selat Malaka yang menjembatani hubungan pelayaran dari belahan barat dan timur maupun utara dunia. Tak dapat di sangkal wilayah Jambi melalui pelabuhannya mendapat persentuhan budaya luar yang bersifat simboistis maupun alkulturasi. Temuan Prasasti persumpahan kedatuan Sriwijaya di desa Karangberahi kecamatan Pemenang kabupaten merangin yang diindikasikan sama tarihnya dengan tiga batu persumpahan Sriwijaya yaitu Prasasti kota kapur di Bangka, Prasasti Palas Pasemah di Lampung Selatan maupun Prasasti kedukan bukit di Palembang Sumatera selatan bertahun saka 608 atau 686 Masehi. Pada Prasasti itu tertera pahatan huruf Palawa dalam bahasa Melayu kuno. Tanpa adanya perkaitan hubungan asal huruf Palawa atau adanya kesepahaman penggunaan huruf yang berasal dari India itu tak kan mungkin masyarakatnya dapat membaca. Jelasnya apakah Sriwijaya atau Melayu kala itu sudah ada hubungan dengan belahan anak benua India tersebut. B. Islamisasi di Jambi Daerah aliran Sungai Batang Hari merupakan jalur transportasi pertama yang dikenal oleh para pedagang asing di Kota Jambi. Sejak abad ke-7 M, daerah aliran Sungai Batang Hari Jambi dilewati oleh pedagang dari Tiongkok menuju India dan Arab atau sebaliknya. Kota Jambi menjadi daerah penting sebelum munculnya kota pelabuhan Malaka sekitar abad ke-15 M. Semakin terkenalnya Malaka sebagai pelabuhan dagang mengakibatkan berkurangnya para pedagang asing yang lewat dipantai timur Sumatera. Jalur perdagangan beralih ke pantai barat semenanjung, hal ini mengakibatkan Malaka menjadi kota pelabuhan terpenting di Nusantara bahkan Asia Tenggara. Beralihnya jalur perdagangan ke Malaka tidak seutuhnya menghilangkan eksistensi Jambi sebagai kota pelabuhan dagang. Kekayaan hasil alam berupa lada, pinang dan lain-lainnya tetap menjadi komoditi utama di Jambi, sehingga masyarakat jambipun mengambil andil dalam perniagaan dunia pada abad ke-15. Bukti sejarah untuk melihat adanya interaksi pedagang asing dengan masyarakat lokal Jambi adalah ditemukannya pecahan kaca berwarna gelap dan hijau muda di Muara Sabak (Tanjung Jabung Timur), selain itu juga ditemukan pecahan kaca berwarna biru tua dan biru muda, 3



hijau, kuning dan merah di Muara Jambi, serta ditemukan juga sejumlah permata di Muara Jambi, yang semuanya itu diperkirakan berasal dari Arab dan Persia (Iran) sekitar abad ke-9 hingga abad ke-13 M. Bukti arkeologi ini juga diperkuat oleh berita Cina dalam kitab Pei-Hu-Lu tahun 875 M, menyebutkan nama Chan-Pei yang didatangi oleh para pedagang Po’sse (orang-orang Persia) untuk mengumpulkan barang dagangan berupa buah pinang (areca nuts). Berdasarkan bukti sejarah tersebut mengindikasikan bahwa sejak abad ke-9 M telah ada kontak masyarakat Jambi dengan pedagang Islam dari Arab dan Persia. Namun perlu dijelaskan bahwa, jika proses islamisasi pada abad ke-9 M telah ada di Jambi, kemungkinan hanya sebatas perorangan. Sebab, proses islamisasi besar-besaran di Jambi bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya kerajaan Islam Jambi sekitar abad ke-15 M. Elsbet Locher seorang peneliti dari Belanda mengatakan, islamisasi Jambi dilakukan oleh orang berkebangsaan Turki pada abad ke-15 M. Bukti sejarah yang dikemukakan oleh Elsbet hanya berupa folklore atau cerita rakyat yang berkembang hingga saat ini. Minimnya sumber sejarah berupa benda-benda peninggalan sejarah Islam Jambi abad ke-15 membuat Elsbeth tidak menulis banyak mengenai kerajaan Islam Jambi pada masa awal. Namun tidak bisa hanya dikatakan sebuah folklore atau cerita rakyat ketika mengkaji sejarah Islam di Jambi. Bukti yang dianggap paling otentik mengenai adanya orang Turki yang melakukan islamisasi di Jambi adalah ditemukannya makam Ahmad Barus atau yang lebih dikenal dengan Datuk Paduko Berhalo di Pulau Berhala yang sekarang menjadi wilayah hukum Propinsi Kepulauan Riau. Ahmad Barus menurut sejarah lokal masyarakat Jambi merupakan keturunan yang ketujuh dari Saidina Zainal Abidin bin Saidina Husein putra Saidatina Fatimah binti Muhammad SAW. Ahmad Barus mendapat gelar Datuk Paduko Berhalo karena beliau memusnahkan berhala-berhala yang dipuja masyarakat Jambi yang ditempatkan di Pulau Berhala. Ada pendapat lain mengenai nama dari Ahmad Barus, menurut M. O. Bafadhal dalam makalahnya sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Jambi, setelah Ahmad Barus menikah dengan Putri Selaras Pinang Masak (penguasa Jambi sebelumnya), namanya diganti dengan Ahmad Salim. 27 Pernikahan antara Ahmad Barus dengan Putri Selaras Pinang Masak dianugerahi tiga orang putera dan satu orang puteri. Puterinya bernama Orang Kayo Gemuk, dan ketiga puteranya masing-masing menjadi raja di Negeri Jambi, yaitu; Orang Kayo Pingai (1480-1490); Orang Kayo Pedataran (14901500); dan Orang Kayo Hitam (1500-1515). Islamisasi di Negeri Melayu Jambi semakin berkembang ketika kerajaan dipegang oleh Orang Kayo Hitam sejak tahun 1500 M. Ketekunan Orang Kayo Hitam dalam melakukan islamisasi diperlihatkan dengan diberlakukannya undang-undang pemerintahan Pucuk Undang Nan 4



Delapan, hukum ini berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits. Selain itu, agama Islam telah menjadi identitas adat masyarakat melayu Jambi. Seperti yang tertulis dalam pepatah adat melayu Jambi; “adat bersendi syarak, syarak bersendikan kitabullah”. Dalam seloko adat melayu Jambi juga disebut “syarak mengato, adat memakai”.29 Demikianlah peran Orang Kayo Hitam dalam islamisasi di Negeri Melayu Jambi, nama besar beliau bahkan terkenal hingga pulau Jawa. Setelah berakhir pemerintahan Orang Kayo Hitam pada tahun 1515 M, kekuasaan negeri melayu Jambi diteruskan oleh keturunannya. Secara periodik, keturunan Orang Kayo Hitam yang menguasai negeri melayu Jambi meliputi; Panembahan Rantau Kapas (1515-1540); Panembahan Rengas Pandak (1540-1565); Panembahan Bawah Sawo (1565-1590); dan Panembahan Kota Baru (1590-1615). Setelah Belanda datang ke wilayah Jambi pada tahun 1615, pemerintahan kerajaan Jambi mengalami pergeseran- pergeseran. Kekuasaan negeri melayu Jambi dipegang oleh Raja yang bergelar Sultan.31 Sultan yang memegang kekuasaan Jambi adalah; Sultan Abdul Kahar (1615-1643); Sultan Agung Abdul Jalil (16431665); Sultan Abdul Muhyi gelar Sultan Sri Ingologo (16651690); sejak tahun 1690 kesultanan Jambi pecah menjadi dua bagian karena campur tangan Belanda. Sultan Raja Kiai Gedeh (1690-1696) yang di angkat oleh Belanda; Sultan Sri Maharaja Batu (1690-1721) yang melawan penjajah Belanda; Sultan Muhammad Syah (1696-1740) yang di angkat oleh Belanda; Sultan Istera Ingologo (1740-1770) bersatunya kesultanan negeri melayu Jambi; Sultan Ahmad Zainuddin (1770-1790); Sultan Mas’ud Badaruddin (1790-1812); Sultan Muhammad Mahiddin (1812-1833); Sultan Muhammad Fachruddin (1833-1841); Sultan Abdurrahman Nazaruddin (1841-1855); dan Sultan Thaha Saifuddin (1855- 1904). Setelah Sultan Thaha Saifuddin wafat, maka terhapuslah kesultanan negeri melayu Jambi. Daerah Jambi secara berturut- turut menjadi onder afdeling, dari afdeling Palembang kemudian menjadi keresidenan Jambi pada tahun 1906. Selanjutnya pada tahun 1957 keresidenan Jambi ditetapkan sebagai Provinsi Jambi. Dengan demikian, agama Islam membawa perubahan disetiap periode sejarah negeri melayu Jambi hingga terbentuknya Provinsi Jambi.



5



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Nusantara tidak berada dalam suatu waktu yang bersamaan, melainkan dalam suatu proses yang panjang. Pendapat mengenai waktu kedatangan Islam di Nusantara juga masih di perdebatkan. Sebagian berpendapat bahwa kedatangan Islam sudah berlangsung sejak abad ke-7 M. Sumbernya adalah berita luar negeri terutama Cina. Sebagian yang lain berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara dan membentuk suatu komunitas muslim baru terjadi pada abad ke- 13, sumbernya adalah berita atau laporan perjalanan pelaut asing dan makam-makam Islam. Jambi sebagai pintu gerbang masuknya para pedagang muslim menjadikan Jambi semakin berkembang ketika kerajaan dipegang oleh Orang Kayo Hitam sejak tahun 1500 M. Ketekunan Orang Kayo Hitam dalam melakukan islamisasi diperlihatkan dengan diberlakukannya undang-undang pemerintahan Pucuk Undang Nan Delapan, hukum ini berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits. Selain itu, agama Islam telah menjadi identitas adat masyarakat melayu Jambi. Seperti yang tertulis dalam pepatah adat melayu Jambi; “adat bersendi syarak, syarak bersendikan kitabullah”. Dalam seloko adat melayu Jambi juga disebut “syarak mengato, adat memakai”. Demikianlah peran Orang Kayo Hitam dalam islamisasi di Negeri Melayu Jambi, nama besar beliau bahkan terkenal hingga pulau Jawa.



6



DAFTAR PUSTAKA http://makalahanghia.blogspot.co.id/2012/09/masuk-dan-perkembanganislam di.html http://www.thejambitimes.com/2016/04/masuknya-islam-keindoensia.html



7