Makalah Matematika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN DEPAN



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah Peranan Matematika Dalam Bidang Farmasi. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Matematika. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak . selaku dosen pembimbing. 2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah studi kasus ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca yang budiman.



Klaten,



Desember 2014



Penyusun



DAFTAR ISI ii



HALAMAN DEPAN......................................................................................................... i KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii



DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii BAB I........................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN........................................................................................................ 4 LATAR BELAKANG............................................................................................. 4 RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH........................................................................5 BAB II.......................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6 HUBUNGAN ANTARA MATEMATIKA DENGAN DUNIA FARMASI.............................6 PERANAN MATEMATIKA DALAM BIDANG FARMASI.............................................6 BAB III....................................................................................................................... 12 PENUTUP................................................................................................................ 12 KESIMPULAN................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13



ii



ii



BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Banyak orang merasa tidak suka dengan pelajaran matematika. Dalam bayangan mereka matematika dirasa terlalu sulit. Sulit karena yang terpikir adalah rumus dan teori-teori yang rumit. Tapi pikiran semacam itu sudah jauh ke pendalaman matematika. Karena matematika itu pada dasarnya hanyalah berkutat pada angka-angka yang sejak kecil kita kenal. Hanya saja semakin kita mengenal, angka-angka itu harus kita olah sedemikian rupa sehingga menghasilkan banyak deret-deret angka, dan deret-deret itulah yang mungkin membuat matematika seolah-olah rumit. Padahal, justru disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan ketajaman logika seseorang. Dan matematika itu pulalah penikmat dunia ilmu pengetahuan. Sadarkah bahwa matematika selalu dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan ? Misalnya seorang anak berusia 2 tahun telah diajarkan bernyanyi yang di dalamnya ada unsur matematika “satu..satu..aku sayang Ibu, dua..dua..juga sayang Ayah, tiga..tiga..dst.” terlihat bahwa ia mulai mengenal angka. Contoh lain seorang pengrajin menerapkan teori matematika untuk membuat meja,kursi,dll dengan menggunakan ukuran tertentu agar bentuknya sesuai dengan yang diinginkan. Dan masih banyak lagi penerapannya. Maka dari itu, tanpa kita sadari terbukti bahwa ilmu matematika selalu dibutuhkan di beberapa aspek kehidupan. Begitu pula dalam bidang farmasi, ilmu dalam bidang farmasi selalu berlandaskan pada dasar-dasar matematika. Untuk itu, pada materi ini kita akan membahas penerapan matematika dalam bidang farmasi.



2. RUMUSAN MASALAH 



Apa hubungan antara ilmu matematika dengan dunia farmasi ?







Apa yang dimaksud dengan ilmu farmasi ?







Apa saja peranan matematika dalam dunia farmasi ?



3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH 



Agar mahasiswa mengetahui manfaatiiilmu matematika







Agar mahasiswa mengetahui peranan matematika dalam bidang farmasi







Agar siswa dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam bidang matematika dan farmasi



BAB II PEMBAHASAN 1. HUBUNGAN ANTARA MATEMATIKA DENGAN DUNIA FARMASI Ilmu farmasi adalah ilmu yang cenderung berhubungan dengan matematika. Kafarmasian sendiri banyak kaitannya dengan ilmu kimia yang kebanyakan dari kimia adalah materi hitungan atau aritmatic . Hubungan matematika dan farmasi pun dapat diibaratkan seperti sebuah konstitusi, ii yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dimana matematika adalah pancasila seperti dan farmasi adalah isi atau badan dari UUD 1945 tersebut. Sebuah badan UUD 1945 harus sesuai dan berlandaskan pada pancasila. Begitupun dengan farmasi dan matematika, ilmu dalam farmasi selalu berlandaskan pada dasar-dasar matematika. Sebagaimanapun farmasi mempunyai cabang-cabang keilmuannya sendiri yang secara kasat mata tidak bersentuhan dengan matematika, jiwa farmasi teorinya tetap menggunakan dasar matematika, misalnya logika matematika.



2. PERANAN MATEMATIKA DALAM BIDANG FARMASI A. Untuk menghitung dosis Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi menjadi dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. 



Perhitungan dosis berdasarkan umur a. Rumus Young ( Untuk usia kurang dari 8 tahun ) DMpx =



n (umur) n + 12



x



DMdewasa



b. Rumus Dilling ( Untuk usia lebih dari 8 tahun ) DMpx = n (umur)



x



DMdewasa



20 c. Rumus Friedl ( Untuk bayi dalam bulan ) DMpx =



n (bulan) 150



x



DMdewasa



Jika tidak ada ‘dtd’ : Perhitungan dosis pasien =



Jumlah obat dalam resep Jumlah obat yang diminta Penimbangan bahan sama dengan yang ada di resep Jika ada ‘dtd’ : Perhitungan dosis sama dengan resep Penimbangan Jumlah obat dalam resep x Jumlah obat yang diminta Contoh : R



/ Ampisilin



7,5



ii



GG



1,5



Ephedrin



0,3 (DM = 50 mg /150 mg)



CTM



0,60



m. f. caps. No. XV S. tad. caps. I Pro : Ananda (12 th) Perhitungan : Ephedrin HCL DMPx ( 12 th ) = n (umur)



x



DMdewasa



20 = n (umur) 20



x



50 mg



=



30 mg



1 x pakai



/150 mg



/ 90 mg = 30 mg



Untuk pasien = 300 mg : 15 = 20 mg < 30 mg (Tidak Over Dosis) 1 Hari



= 20 mg x 3 = 60 mg < 90 mg (Tidak Over Dosis)







Dosis Searah / Sinergis Apabila dalam satu resep terdapat dua atau lebih obat yang memiliki efek yang sama atau memiliki mekanisme kerja yang sama, maka perlu dilakukan perhitungan dosis searah karna obat memiliki efek sinergis, dikhawatirkan terjadi over dosis ataupun efek berbahaya lainnya, contohnya : - atropin sulfat dg tinctura belladonnae - kodein HCl dg dionin dg morphin HCl -



efedrin HCl dg efetonin HCl



-



kafein dg Teofilin dg theobromin



Perhitungan Persentase Dosis Maksimum Suatu resep boleh langsung diracing bila persentase dosisnya kurang atau sama dengan 100% dari dosis maksimumnya, baik DM sekali pakai maupun DM sehari. B. Untuk Menghitung Harga Jual Apotek Harga Jual Apotek (HJA) HJA adalah harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah diperhitungkan HNA, PPN 10% dan Mark Up. ii



Harga Netto Apotek (HNA) HNA merupakan harga (modal) awal apotek dalam membeli obat dari distributor (PBF atau PBF Cabang). Mark Up Mark Up adalah % keuntungan, ada yang menetapkan 25% (1,25) dan ada yang menetapkan 30% (1,3).



Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% (1,1) PPN adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan untuk setiap pertambahan nilai dari proses transaksi dari produsen sampai ke konsumen. HJA = HNA x PPN 10% x Mark Up Contoh Perhitungan HJA, Mark Up, Harga Netto Apotek dan PPN 10%



C. Untuk menghitung HLB HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance) adalah nilai untuk mengukur efisiensi surfaktan. Semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka semakin tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan surfaktan terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai HLB yang cocok agar emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu diperlukan perhitungan HLB. Cara perhitungan HLB : Metode perhitungan HLB Melalui Persamaan Contoh Soal : R/ Parafin cair 30% (HLB : 12) Emulgator



5%



Air ad



100 gram



Jawab : Cara pertama pilih nilai HLB surfaktan yang diantara HLB parafin cair (HLB 12), dipilih melalui data yaitu span 80 (HLB 4,3) dan tween 80 (HLB 15) ). Jumlah emulgator yang diperlukan =ii5% x 100 = 5 gram kemudian buat pemisalan untuk persamaan : Tween 80 = a gram Span 80 = (5-a) gram



Persamaan : (a x HLB) + ((5-a) x HLB ) = (5 x HLB) : (a x 15) + ((5-a) x 4,3) = (5 x 12) 15a + 21,5 - 4,3a = 60 10,7a = 38,5 a = 3,6 gram Jadi tween 80 yang dibutuhkan = 3,6 gram sedangkan span 80 yang dibutuhkan = (5-3,6 gram) = 1,4 gram



D. Untuk Membuat Larutan Obat Untuk membuat larutan, contohnya larutan NaCl, hal yang pertama kali dilakukan adalah menghitung masa zat padat yang akan dilarutkan berdasarkan konsep mol. Misal yang diketahui adalah volume yang dibutuhkan dan molaritas dari zat itu. Maka, kita butuh mengoperasikan rumus-rumus kimia dengan keahlian matematika kita. Lalu langkah selanjutnya adalah penambahan zat terlarut. Disini kita dituntut untuk mampu teliti menentukan ukuran, misal 100ml, 200ml,250ml,dsb. Nah, jelas kita mengenal angka dan satuan itu karena matematika. Selanjutnya, apabila zat itu dipanaskan, maka akan terbentuk Kristal baru yang harus kita amati bentuknya. Lagilagi matematika berperan karena bangun ruang dipelajari dalam metamatika. Kemudian, kita harus menghitung dan menganalisis massa sesudah pengkristalan itu. Kembali aritmatika dimainkan dan logika matematika,dengan teori silogismenya,ia berperan untuk menganalisis data yang kita dapatkan; gejala apa yang terjadi, apa sebabnya dan apa akibatnya.



E. Penerapan Aplikasi Turunan Aplikasi turunan tidak akan jauh dari mencari titik maksimum/minimum dari suatu fungsi. Misalnya kalau ada fungsi yang bisa menggambarkan bioavailabilitas obat di dalam darah berdasarkan waktu, dengan turunan bisa dicari kapan bioavailabilitas maksimum/minimum didapat setelah obat diminum/disuntikkan. ii



F. Penerapan Program Linier Program linear diartikan sebagai cara untuk menyelesaikan suatu persoalan (penyelesaian optimum) dengan menggunakan metode matematik yang dirumuskan dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan linear. Teknik pemodelan matematik



ini digunakan untuk menentukan suatu cara pemecahan terbaik dalam pemanfaatan sumber daya (waktu, tenaga, modal, bahan baku) yang terbatas sehingga diperoleh keuntungan maksimal dan beban biaya yang minimal. Untuk mendapatkan penyelesaian optimum tersebut secara teknis sering digunakan metode grafik yang diterapkan pada program linear sederhana yang terdiri atas dua variabel dengan cara uji titik pojok atau garis selidik pada daerah himpunan penyelesaian. Program linear di bidang farmasi dapat dimanfaatkan untuk membuat perencanaan operasional dalam memproduksi suatu produk obat atau dalam menyelenggarakan produk jasa kepada masyarakat (misalnya di apotek) sehingga diperoleh biaya produksi termurah dan keuntungan sebanyak-banyaknya.



BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Setelah membahas tentang materi ini ternyata tanpa kita sadari banyak sekali manfaat matematika di berbagai bidang kehidupan khususnya bidang farmasi. Ilmu farmasi sendiri adalah ilmu yang cenderung berhubungan dengan matematika. Ilmu dalam farmasi selalu berlandaskan pada dasar-dasar matematika. Maka dari itu, terbukti bahwa ilmu matematika selalu digunakan untuk mempelajari farmasi. Hal terpenting yang tidak bisa disangkal adalah logika matematika. Otomatis semua bidang ilmu pengetahuan ,termasuk farmasi, selalu membutuhkan logika untuk membuktikan keabsahan konsepkonsepnya. ii



DAFTAR PUSTAKA 



Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat UGM Press : Yogyakarta







Btb, Fauzi. “Ilmu Farmasi”. 12 Desember 2014. http://ilmukefarmasian.blogspot.com/2014/06/cara-menghitung-harga-jual-apotek-hja.html#more







Btb, Fauzi. “Ilmu Farmasi”. 12 Desember kefarmasian.blogspot.com/2013/02/perhitungan-hlb.html#more







Btb, Fauzi. “Ilmu Farmasi”. 12 Desember 2014. http://ilmukefarmasian.blogspot.com/2013/02/contoh-perhitungan-dosis-maksimum-dm.html







Btb, Fauzi. “Ilmu Farmasi”. 12 Desember 2014. http://ilmukefarmasian.blogspot.com/2013/02/rumus-perhitungan-dosis-searah-sinergis.html#more







Ali, Cintya. “Hubungan Antara Matematika dan Farmasi”. 12 Desember 2014. http://alicentya.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-matematika-dan-farmasi.html







Hadi, Khoiriah. “Aplikasi Turunan”. 12 http://riahani.blogspot.com/2011/04/aplikasi-turunan.html







Gembul. “Program Linier di Bidang Farmasi”. 12 Desember 2014. https://bocahberuntung.wordpress.com/2013/11/10/program-linear-di-bidang-farmasi/



ii



2014.



Desember



http://ilmu-



2014.



ii