Makalah Medula Spinalis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN TRAUMA MEDULA SPINALIS Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Keperawatan Gawat Darurat yang dibimbing oleh Sujud Priono, M.Kep Disusun oleh Kelompok 5: 1.



Adelia Mira Agustin



(1614314201001)



2.



Nisa Arjuni



(1614314201031)



3.



Olviya Trivena



(1614314201035)



4.



Rian Issac Arfendo



(1614314201039)



5.



Viga Ristika



(1614314201044)



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG 2019/2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN TRAUMA MEDULA SPINALIS” Tak lupa kami haturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Begitu-pun kepada dosen yang membimbing kami guna menyelesaikan tugas ini. Meskipun banyak kekurangan yang terdapat di dalam di dalam tugas ini. Tapi kami selalu berusaha agar tugas yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri atau-pun orang lain. Kami sangat berharap kepada siapa yang bisa memberikan kritik dan saran agar kedepannya, kami bisa membuat tugas yang lebih baik lagi.



Malang,



September 2019



Kelompok 5



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang .................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................... 1



1.3



Tujuan Masalah ................................................................................................... 1



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 2 2.1



Definisi ................................................................................................................ 2



2.2



Etiologi ................................................................................................................ 2



2.3



Patofisiologi ........................................................................................................ 3



2.4



Mekanisme Terjadinya Cedera Medulla Spinalis ............................................... 4



2.4.1



Mekanisme cedera tumpul spinal ................................................................ 5



2.4.2



Jenis-jenis trauma sumsum tulang belakang .............................................. 5



2.5



Klasifikasi ........................................................................................................... 6



2.6



Gejala klinis ........................................................................................................ 7



2.7



Penatalaksanaan .................................................................................................. 8



2.8



Farmakologi ........................................................................................................ 8



2.9



Terapi diet ........................................................................................................... 9



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................. 11 BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................... 12 4.1



Kesimpulan ....................................................................................................... 12



4.2



Saran ................................................................................................................. 12



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14



iii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologisyang disebabkan sering kali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila Trauma itu mengenai daerah L1-L2 dan/atau di bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih. Cedera medula spinalis adalah cedera yang mengenai servikalis vertebralis dan lumbalis akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang. Cedera medula spinalis adalah masalah kesehatan mayor yang mempengaruhi 150.000 sampai 500.000 orang hampir di setiap negara, dengan perkiraan 10.000 cedera baru yang terjadi setiap tahunnya. Gangguan pada medula spinalis dapat terjadi akibat berbagai proses patologis termasuk trauma. Baik secara langsung atau tidak langsung, trauma medula spinalis akan mengakibatkan gangguan secara komplit ataupun inkomplit dari fungsi utamanya seperti fungsi motorik, sensoris, autonom, dan refleks yang signifikan. Sebuah studi menyebutkan 13% kejadian trauma medula spinalis disebabkan oleh kecelakaan kerja, dimana kebanyakan terjadi di daerah konstruksi dan serimg terjadi di hari minggu dan hari libur. Kebanyakan level trauma medula spinalis antara lain : servikal (55%), toraks (30%), dan lumbal (15%). Sekitar 95% trauma medula spinalis terjadi pada satu daerah spinal dan sekitar 80% berhubungan dengan trauma multipel. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud trauma medula spinalis ? 2. Apa saja jenis trauma medula spinalis ? 3. Apa saja farmakologi pada pasien trauma medula spinalis ? 4. Apa jenis terapi diet untuk pasien trauma medula spinalis ? 1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian trauma medula spinalis. 2. Untuk mengetahui jenis trauma medula spinalis. 3. Untuk mengetahui farmakologi pada pasien trauma medula spinalis. 4. Untuk mengetahui jenis terapi diet untuk pasien trauma medula spinalis.



1



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Trauma



medula spinalis adalah trauma pada tulang belakang yang



menyebabkan lesi medula spinalis sehingga terjadi gangguan neurologik, tergantung letak kerusakan saraf spinalis dan jaringan saraf yang rusak. Gejalagejala dapat bervariasi mulai dari nyeri, paralisis, sampai terjadinya inkontinensia. Kerusakan medula spinalis dapat dijelaskan dari tingkat “inkomplit” dengan gejala-gejala yang tidak berefek pada pasien sampai tingkat “komplit” dimana pasien mengalami kegagalan fungsi total. Trauma medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologisyang disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner &Suddarth, 2001). Trauma spinal atau cedera pada tulang belakang adalah cedera yangmengenai servikalis, vertebralis dan lumbalis akibat dari suatu trauma yangmengenai tulang belakang, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas,kecelakaan



olahraga,



dan sebagainya. Trauma



pada tulang



belakang dapatmengenai jaringan lunak pada tulang belakang yaitu ligamen dan diskus,tulang belakang sendiri dan susmsum tulang belakang atau spinal kord..Apabila Trauma itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkaimata penderita itu tidak tertolong. Dan apabila saraf frenitus itu terserangmaka dibutuhkan pernafasan buatan, sebelum alat pernafasan mekanik dapatdigunakan. (Muttaqin, 2008). 2.2 Etiologi Beberapa penyebab dari trauma medula spinalis : 1. Kecelakaan di jalan raya (penyebab paling sering) 2. Olahraga 3. Menyelam pada air yang dangkal 4. Luka tembak atau luka tikam 5. Gangguan lain yang dapat menyebabkan cedera medula spinalis seperti spondiliosis servikal dengan mielopati, yang menghasilkan salurn sempit dan mengakibatakan cedera progresif terhadap medula spinalis dan akar; mielitis akibat proses inflamasi infeksi maupun non infeksi; osteoporosis



2



yang di sebabkan oleh fraktur kompresi pada vertebra; siringmiela; tumor infiltrasi maupun kompresi; dan penyakit vaskular. 6. Keganasan yang menyebabkan fraktur patologik 7. Infeksi 8. Osteoporosis 9. Mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan saat mengendarai mobil atau sepeda motor 2.3 Patofisiologi Cedera medulla spinalis kebanyakan terjadi sebagai akibat cedera pada vertebra. Medulla spinalis yang mengalami cedera biasanya berhubungan dengan akselerasi, deselerasi, atau kelainan yang diakibatkan oleh berbagai tekanan yang mengenai tulang belakang. Tekanan cedera pada medulla spinalis mengalami kompresi, tertarik, atau merobek jaringan. Lokasi cedera umumnya mengenai C1 dan C2, C4, C6. Jika mengenai spina torakolumbar, terjadi pada T12L1. Fraktur lumbal adalah fraktur yang terjadi pada daereah tulang belakang bagian bawah. Bentuk cedera ini mengenai ligament, fraktur vertebra, keruskan pembuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada medulla spinalis. Fleksi – rotasi, dislokasi, dislokasi fraktur, umumnya mengenai servikal pada C5 dan C6. Jika mengenai spina torakolumbar, terjadi pada T12 – L1. Fraktur lumbal adalah fraktur yang terjadi pada daerah tulang belakang bagian bawah. Bentuk cedera ini mengenai ligament, fraktur vertebra, kerusakan pembuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada medulla spinalis. Hiperekstensi. Jenis cedera ini umumnya mengenai klien dengan usia dewasa yang memiliki perubahan degenerative vertebra, usia muda yang mendapatkan kecelakaan lalu lintas saat mengendarai kendaraan, dan usia muda yang mengalami cedera leher saat menyelam. Jenis cedera ini menyebabkan medulla spinalis bertentangan dengan ligamentum flava dan mengakibatkan kontusio kolom dan dislokasi vertebra. Transeksi lengkap dari medulla spinalis dapat mengikuti cedera hiperekstensi. Lesi lengkap dari medulla spinalis mengakibatkan kehilangan pergerakan voluunter menurun pada daerah lesi dan kehilangan fungsi reflex pada isolasi bagian medulla spinalis.



3



Kompresi. Cedera kompresi sering disebabkan karena jatuh atau melompat dari ketinggian, dengan posisi kaki atau bokong (duduk). Tekanan mengakibatkan fraktur vertebra dan menekan medulla spinalis. Diskus dan fragmen tulang dapat masuk ke medulla spinalis. Lumbal dan toraks vertebra umumnya akan mengalami cedera serta menyebabkan edema dan perdarahan. Edema pada medulla spinalis mengakibatkab kehilangan fungsi sensasi. 2.4 Mekanisme Terjadinya Cedera Medulla Spinalis 1. Fleksi Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit kompresi pada vertebra. Vertebra mengalami tekanan berbentuk remuk yang dapat menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan ligamen posterior. Apabila terdapat kerusakan ligamen posterior, maka fraktur bersifat tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi 2. Fleksi dan rotasi Trauma jenis ini merupakan suatu trauma fleksi yang bersama-sama dengan rotasi. Terdapat strain dari ligamen dan kapsul, juga ditemukan fraktur faset. Pada keadaan ini terjadi pergerakan kedepan/dislokasi vertebra di atasnya. Semua fraktur dislokasi bersifat tidak stabil. 3. Kompresi Vertikal (aksial) Suatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra yang akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahkan permukaan serta badan vertebra secara vertikal. Material diskus akan masuk dalam badan vertebra dan menyebabkan vertebra menjadi rekah (pecah). Pada trauma ini elemen posterior masih intak sehingga fraktur yang terjadi bersifat stabil 4. Hiperekstensi atau retrofleksi Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi kombinasi distraksi dan ekstensi. Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada vertebra torako-lumbalis. Ligamen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis. Fraktur ini biasanya bersifat stabil.



4



5. Fleksi lateral Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksi lateral akan menyebabkan fraktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, foramen vertebra, dan sendi faset. 6. Fraktur dislokasi Suatu trauma yang menyebabkan terjadinya fraktur tulang belakang dan terjadi dislokasi pada ruas tulang belakang 2.4.1



Mekanisme cedera tumpul spinal 1. Hiperektensi Kepala dan leher bergerak ke belakang / hiperektensi secara berlebihan. 2. Hiperfleksi Kepala di atas dada bergerak ke depan / heperfleksi dengan berlebihan. 3. Kompresi Bobot tubuh dari kepala hingga pelvis mengakibatkan penekanan pada leher atau batang tubuh. 4. Rotasi Rotasi yang berlebih dari batang tubuh atau kepala dan leher sehingga terjadi pergerakan berlawanan arah dari kolumna spinalis. 5. Penekanan ke samping Pergerakan ke samping yang berlebih menyebabkan pergeseran dari kolumna spinalis. 6. Distraksi Peregangan yang berlebihan dan kolumna spinalis dan spinal cord.



2.4.2



Jenis-jenis trauma sumsum tulang belakang 1. Transeksi tidak total. Transeksi tidak total disebabkan oleh trauma fleksi atau ekstensi karena terjadi pergeseran lamina di atap dan pinggir vertebra yang mengalami fraktur di sebelah bawah. Selain itu, dapat terjadi perdarahan pada sumsum tulang yang disebut hematomielia.



5



2. Transeksi total. Transeksi total terjadi akibat suatu trauma yang menyebabkan fraktur dislokasi. Fraktur tersebut disebabkan oleh fleksi atau rotas iyang dapat menyebabkan hilangnya fungsi segmen di bawah trauma 2.5 Klasifikasi Klasifikasi derajat cedera medula spinalis menurut American spinal injury association (ASIA) (Consortium SCM,2006) Tingkat A



Tipe Komplit



Gangguan pada medula spinalis Tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampai S4 – S5



B



Inkomplit



Fungsi sensorik masih baik tapi motorik terganggu sampai segmen sakral S4 – S5



C



Inkomplit



Fungsi motorik terganggu dibawah level tapi otot – otot motorik utama masih mempunyai kekuatan 3



E



Normal



Fungsi motorik dan sensorik normal



1. Cedera tulang a. Stabil. Bila kemampuan fragmen tulang tidak memepengaruhi kemampuan untuk bergeser lebih jauh selain yang terjadi saat cedera. Komponen arkus neural intak serta ligament yang menghubungkan ruas tulang belakang, terutama ligament longitufinal posterior tidak robek. Cedera stabil disebabkan oleh tenaga fleksi, ekstensi dan kompresi yang sederhana terhadap kolumna tulang belakang dan paling sering tampak pada daerah toraks bawah serta lumbal (fraktur baji badan ruas tulang belakang sering disebabkan oleh fleksi akut pada tulang belakang). b. Tidak stabil. Fraktur memeppengaruhi kemampuan untuk begeser lebih jauh. Hal ini disebabakan oleh adanya elemen rotasi terhadap cedera fleksi atau ekstensi yang cukup untuk merobek ligament longitudinal



6



posterior serta merusak keutuhan arkus neural, baik akibat fraktur pada fedekel dan lamina, maupun oleh dislokasi sendi apofiseal. 2. Cedera neurologis a. Tanpa deficit neurologis b. Disertai deficit neurologis, dapat terjadi di daerah punggung karena kanal spiral terkecil terdapat di daerah ini. 2.6 Gejala klinis Tanda dan gejala cedera medula spinalis tergantung dari tingkat kerusakan dan lokasi kerusakan. Dibawah garis kerusakan terjadi misalnya hilangnya gerakan volunter, hilangnya sensasi nyeri, temperature, tekanan dan proprioseption, hilangnya fungsi bowel dan bladder dan hilangnya fungsi spinal dan refleks autonom. 1. Perubahan refleks Setelah terjadi cedera medula spinalis terjadi edema medula spinalis sehingga stimulus refleks juga terganggu misalnya rfeleks p[ada blader, refleks ejakulasi dan aktivitas viseral. 2. Spasme otot Gangguan spame otot terutama terjadi pada trauma komplit transversal, dimana pasien trejadi ketidakmampuan melakukan pergerakan. 3. Spinal shock Tanda dan gejala spinal shock meliputi flacid paralisis di bawah garis kerusakan, hilangnya sensasi, hilangnya refleks – refleks spinal, hilangnya tonus vasomotor yang mengakibatkan tidak stabilnya tekanan darah, tidak adanya keringat di bawah garis kerusakan dan inkontinensia urine dan retensi feses. 4. Autonomik dysrefleksia Terjadi pada cedera T6 keatas, dimana pasien mengalami gangguan refleks autonom seperti terjadinya bradikardia, hipertensi paroksismal, distensi bladder. 5. Gangguan fungsi seksual. Banyak kasus memperlihatkan pada laki – laki adanya impotensi, menurunnya sensai dan kesulitan ejakulasi. Pasien dapat ereksi tetapi tidak dapat ejakulasi



7



2.7 Penatalaksanaan 1. Pemeriksaan klinik secara teliti 1) Pemeriksaan neurologis secara teliti tentang fungsi motorik, sensorik, dan refleks. 2) Pemeriksaan nyeri lokal dan nyeri tekan serta kifosis yang menandakan adanya fraktur dislokasi. 3) Keadaan umum penderita. 2. Penatalaksanaan fraktur tulang belakang 1) Resusitasi klien. 2) Pertahankan pemberian cairan dan nutrisi. 3) Perawatan kandung kemih dan usus. 4) Mencegah dekubitus. 5) Mencegah kontraktur pada anggota gerak serta rangkaian rehabiIitasi lainnya. 2.8 Farmakologi 1. Analgesik. Obat-obatan



anti-inflammatory



drugs



(NSAID)



dapat



membantu



mengurangi rasa sakit dan mengurangi peradangan di sekitar saraf. Dokter mungkin merekomendasikan NSAID dngan dosis tinggi jika sakit tergolong parah. "Obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika" 2. Terapi steroid, nomidipin, atau dopamin untuk perbaikan aliran darah koral spiral. Dosis tertinggi metil prednisolin/bolus adalah 30 mg/kg BB diikuti 5,4 mg/kgBB/jamberikutnya. Bila diberikan dalam 8 jam sejak cedera akan memperbaiki pemulihan neurologis. Gangliosida mungkin juga akan memperbaiki pemulihan setelah cedera koral spiral.



8



3. Suntikan kortikosteroid. Disuntikkan ke daerah yang terkena, ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. "Kortikosteroid adalah kelas obat yang terkait dengan kortison, steroid. Obat-obat dari kelasini dapat mengurangi peradangan. Mereka digunakan untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh berbagai penyakit". 2.9 Terapi diet Kebutuhan nutrisi fraktur yang aik untuk pasien fraktur adalah dengan melakukan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein). Diet TKTP adalah pengaturan jumlah protein dan kalori serta jenis zat makanan yang dimakan di setiap hari agar tubuh tetap sehat. Tujuan diet TKTP adalah : 1. Memberikan makanan secukupnya atau lebih dari pada biasa untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalori. Maksudnya, jumlah makanan khusus kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan dalam jumlah lebihdari pada kebutuhan biasa. 2. Menambah berat badan hingga menjadi normal Penambahan berat badan hingga mencapai normal menunjukkan kecukupan energy. Untuk mengetahui berat badan yang normal, seseorang dapat menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), untuk anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil, dan kelompok usia lanjut. Bagi orang dewasa digunakan Indek Masa Tubuh (IMT). 3. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan Artinya, dengan terpenuhinya kebutuhan energy/ kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga menjaditerbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh Syarat Diet TKTP adalah : 1.



Tinggi energy



2.



Tingi protein



3.



Cukup mineral dan vitamin



4.



Mudah dicerna



5.



Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan darurat



9



6.



Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan dihindari



Indikasi Pemberian Diet TKTP : 1. Malnutrisi, defesiensi kalori, protein, anemia, kwashiorkor 2. Sebelum dan sesudah operasi 3. Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit berlangsung lama. 4. Trauma perdarahan. 5. Infeksi saluran pernafasan. Macam-macam Diet TKTP 1. TKTP I



Kalori : 2600kal/kgBB Protein : 100g (2g/kgBB)



2. TKTP II



kalori : 3000kal/kgBB Protein : 125 g (2½g/kgBB)



Contoh menu diet pada TKTP WAKTU



MENU DIET



Pagi



Nasi, telur dadar, daging semur, ketimun dan tomat iris, susu



Pukul 10.00



Bubur kacang hijau, susu



Siang



Nasi, ikan goreng, ayam goreng, tempe bacem, sayur asem, papaya



Pukul 16.00



Susu



Malam



Nas daging empal, telur balado, sup sayuran, pisang



Pukul 21.00



Roti panggang, teh



10



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN



11



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Trauma



medulla



spinalis



adalah



suatu



kerusakan



fungsi



neurologisyang disebabkan sering kali oleh kecelakaan lalu lintas. Trauma



medula spinalis adalah trauma pada tulang belakang yang



menyebabkan lesi medula spinalis sehingga terjadi gangguan neurologik, tergantung letak kerusakan saraf spinalis dan jaringan saraf yang rusak. Jenis trauma medula spinalis Transeksi tidak total disebabkan oleh trauma fleksi atau ekstensi Transeksi total.Transeksi total terjadi akibat suatu trauma yang menyebabkan fraktur dislokasi. Jenis farmakologi pada pasien trauma medula spinalis yaitu analgesik, terapi steroid, suntikan kortikosteroid. Jenis terapi diet untuk pasien trauma medula spinalis yaitu dengan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) 4.2 Saran Penulis mengarapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan tentang “konsep dan asuhan keperawatan kegawatdaruratan trauma medula spinalis”



12



13



DAFTAR PUSTAKA Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Persarafan. jakarta: Salemba. Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan sistem persarafan. jakarta: Salemba.



14