Makalah Memahami Ayat Tentang Media Dan Saran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara singkat pengertian sarana pendidikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian sarana pendidikan secara umum dan pengertian sarana pendidikan secara khusus. Secara umum sarana pendidikan merupakan semua fasilitas yang menunjang proses pencapian tujuan Pendidikan yang meliputi personil, kurikulum, benda, dan biaya. Secara khusus sarana pendidikan diartikan sebagai semua benda bergerak maupun tidak bergerak yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Menurut Ibrahim Bafadal, sarana pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”. Meja, kursi, papan tulis, alat peraga, almari, bukubuku, media pendidikan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah At-Taubah : 108?



2.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Ibrahim : 24-26?



3.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah An-Nur : 36?



4.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Al-Kahfi : 25?



5.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Al-Qalam : 1-2?



6.



Bagaimana memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Ibrahim : 33?



C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab rumusan masalah diatas yaitu : 1.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah At-Taubah : 108.



2.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Ibrahim : 24-26.



3.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah An-Nur : 36.



4.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Al-Kahfi : 25.



5.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Al-Qalam : 1-2.



6.



Untuk memahami ayat al-Qur’an tentang Media dan Sarana pada surah Ibrahim : 33.



BAB II PEMBAHASAN A. Surah At-Taubah : 108



ِ ِ‫يه ۚ ف‬ ِ ِ‫الت ْق و ٰى ِمن ََّأو ِل ي وٍم َأح ُّق َأ ْن َت ُق وم ف‬ ِ ِ‫اَل َت ُقم ف‬ ‫يه‬ ِّ ‫يه َأبَ ًدا ۚ لَ َم ْس ِج ٌد‬ َ َ َْ ْ َ َّ ‫س َعلَى‬ ْ َ ‫ُأس‬ ِ ٌ ‫ِرج‬ ‫ين‬ ُّ ‫َّروا ۚ َواللَّهُ يُ ِح‬ َ َ ‫ب ال ُْمطَّ ِّه ِر‬ ُ ‫ال يُحبُّو َن َأ ْن َيتَطَه‬ Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selamalamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.



Menurut al-Quran, masjid dibangun harus berlandaskan/motif taqwa (Q.S. at-Taubah [9] ayat 108). Motif-motif sebaliknya, misalnya untuk mengahancurkan Islam dari dalam dengan cara memecah belah umat Islam, adalah dilarang (Q.S. at-Taubah [9] ayat 107). Demikian juga motif-motif lain yang berlawanan dengan motif taqwa, misalnya motif pribadi, ekonomi atau idiologi, juga termasuk yang dilarang. Pada zaman Rasul SAW masjid berfungsi untuk berbagai kegiatan. M. Qurais Shihab, misalnya, menyatakan banyak peranan masjid, diantaranya: sebagai tempat ibadah (shalat), tempat konsultasi dan komunikasi masalahmasalah ekonomi, social dan budaya, tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat Latihan militer, tempat pengobatan, aula dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, pusat penerangan dan pembelaan agama. (Shihab, 1996: 462). Dalam analisis Quraish Shihab, fungsi dan peranan masjid seperti disebutkan di atas bukan hanya ada pada masa Rasulullah, namun juga pada masa- masa sesudahnya dalam era keemasan Islam, terutama untuk masjid besar. (Shihab, ibid: 462-463). Istilah masjid besar disini, maksudnya adalah masjid jami’, yaitu masjid induk, masjid yang berukuran lebih besar dari mushala atau masjid lain di suatu desa, yang karena besar dan lengkapnya sarana yang dimiliki sehingga dijadikan pusat kegiatan-kegiatan penting seperti shalat Jum’at, memotong hewan kurban, pengumpulan zakat dan sebagainya.



Namun dari hal itu semua terdapat tafsir mengenai surah At-Taubah 108 ini yaitu: Firman Allah Swt.:



‫اَل َت ُق ْم فِ ِيه َأبَ ًدا‬ Janganlah kamu melakukan salat dalam masjid itu selama-lamanya.(AtTaubah: 108) Larangan ini ditujukan kepada Nabi Saw., sedangkan umatnya mengikut kepada beliau dalam hal tersebut, yakni dilarang melakukan salat di dalam Masjid Dirar itu untuk selama-lamanya. Kemudian Allah menganjurkan Nabi Saw. untuk melakukan salat di Masjid Quba, karena Masjid Quba sejak permulaan pembangunannya dilandasi dengan takwa, yaitu taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya; juga untuk mempersatukan kalimat umat mukmin serta menjadi benteng dan tempat berlindung bagi Islam dan para pemeluknya. Karena itulah Allah Swt. berfirman:



ٍ ِ ‫وم فِ ِيه‬ َّ ‫س َعلَى‬ ِّ ‫لَ َم ْس ِج ٌد‬ َ ‫َأح ُّق َأ ْن َت ُق‬ َ ‫الت ْق َوى م ْن ََّأو ِل َي ْوم‬ َ ‫ُأس‬



Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba)sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. (AtTaubah: 108) Konteks ayat ini ditujukan kepada Masjid Quba. Karena itulah dalam hadis sahih dari Rasulullah Saw. disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda;



‫صاَل ةٌ فِي َم ْس ِج ِد قُباء كعُمرة‬ َ Melakukan salat di dalam masjid Quba sama pahalanya dengan melakukan umrah. Di dalam hadis sahih lainnya disebutkan bahwa Rasulullah Saw. sering mengunjungi Masjid Quba, baik dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan. Dalam hadis lainnya lagi disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membangun dan meletakkan batu pertamanya begitu beliau tiba di tempatnya, dan tempat



beristirahatnya adalah di rumah Bani Amr ibnu Auf. Malaikat Jibrillah yang membantunya untuk meluruskan arah kiblat masjid tersebut. Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Hisyam, dari Yunus ibnul Hari’s, dari Ibrahim ibnu Abu Maimunah, dari AbuSaleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw., bahwa firman-Nya berikut ini: Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. (At-Taubah: 108) berkenaan dengan ahli Quba. Mereka selalu bersuci dengan air, maka diturunkan-Nyalah ayat ini mengenai mereka, yakni sebagai pujian kepada mereka. Segolongan ulama Salaf menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah Masjid Quba demikianlah menurut riawayat Ali bin Abu Talhah dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Abdur Razzaq, dari Ma’rnar, dari Az-Zuhri, dari Urwah ibnuz Zubair. Atiyyah Al-Aufi, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, Asy-Sya’bi, dan Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan hal yang sama. Al-Bagawi menukil pendapat ini dari Sa’id ibnu Jubair dan Qatadah. Tetapi di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa masjid Rasul yang ada di dalam kota Madinah adalah masjid yang dibangun dengan landasan takwa. Pendapat ini benar pula, dan tidak ada pertentangan antara ayat dan makna hadis ini. Karena apabila Masjid Quba telah didirikan dengan landasan takwa sejak permulaannya, maka masjid Rasul pun demikian pula, bahkan lebih utama B. Surah Ibrahim : 24-26



“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (QS. 14:24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. 14:25) Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. (QS. 14:26)” (QS. Ibrahim: 24-26). Asbabun Nuzul Qs. Ibrahim: 24-26 Berdasarkan satu riwayat yang menyatakan (Abdullah) putra Umar ra. Berkata bahwa suatu ketika kami berada disekeliling Rasulullah SAW,lalu beliau bersabda:”Beritahu aku tentang sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim,memberikan buahnya pada setiap muslim!” putra Umar berkata:”Terlintas



dalam



benakku bahwa pohon itu adalah



pohon



kurma,tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak berbicara,maka akan segan berbicara.”Dan seketika Rasul SAW,tidak mendengar jawaban dari hadirin,beliau bersabda: “pohon itu adalah pohon kurma”. Setelah selesai pertemuan dengan Rasul SAWitu,aku berkata pada (ayahku) ‘Umar’. “Hai ayahku! Demi Allah telah terlintas dalam benahku bahwa yang dimaksud adalah



pohon



kurma.



“Beliau



berkata:”Mengapa



menyampaikannya?”Aku menjawab:”Aku



tidak melihat



engkau



tidak



seorang pun



berbicara,maka aku pun segera berbicara.”Umar ra. Berkata:”Seandainya engkau menyampaikannya maka sungguh itu lebih kusukai dari ini dan itu.”HR.Bukhari,Muslim,at-Tirmidzi dan lain-lain. Menurut bahasa ‫ َمثَاًل‬adalah dalam kamus bahasa arab artinya 1. Contoh, kejadian ilustrasi, kasus, pelajaran ; 2. Pepatah, perkataan, peribahasa, ungkapan, perumpamaan. Tapi yang di maksud dalam QS. Ibrahim Ayat 2426 ini mengartikan perumpamaan, perumpaan yang dimana digunakan pendidik untuk mengajar di lembaga sekolah dan harus dengan metode pembelajaran, tanpa metode pembelajaran pendidik tidak bisa mengetahui kemampuan peserta didik nya. Dengan perumpamaan yang di ajarkan oleh pendidik agar mampu peserta didik nya untuk memahami dan mengetahui apa yang diajarkan oleh pendidik atau guru tersebut.



Maksudnya adalah dalam metode pendidikan kata kunci (perumpamaan) artinya dengan cara pendidik menggunakan metode pendidikan perumpamaan akan membuat peserta didik lebih mudah mengingat dan mengambil pelajaran dari



perumpamaan-perumpamaan



tersebut.



Dengan



memberikan



perumpamaan pada peserta didik itu dapat memberikan kesan yang lebih mendalam pada peserta didik. C. Surah An-Nur : 36



ِ ِ ِ ٍ ِ ‫اص‬ ْ ‫سبِّ ُح لَ ۥهُ فِ َيها بِٱلْغُ ُد ِّو َو‬ ‫ال‬ ْ ‫فى ُبيُوت َأذ َن ٱللَّهُ َأن ُت ْرفَ َع َويُ ْذ َك َر ف َيها‬ َ ‫ٱل َء‬ َ ُ‫ٱس ُمهۥُ ي‬ Artinya : “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”. Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan buyut (rumahrumah) yang termaktub dalam ayat adalah masjid-masjid ini yang Allah Swt. memerintahkan agar dibangun, diramaikan, dimuliakan, dan disucikan. Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya; pada ayat tersebut Allah menyebutkan tentang tempatnya yang layak, yaitu masjid-masjid. Masjidmasjid merupakan bagian dari kawasan bumi yang paling disukai oleh Allah Swt. Masjid-masjid merupakan rumah-rumah Allah yang di dalamnya Dia disembah dan diesakan.



ِ ُ‫اس ُمه‬ ْ ‫َويُ ْذ َك َر ف َيها‬ dan disebut nama-Nya di dalamnya. (An-Nur: 36) Maksudnya adalah, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menyebut nama Allah di dalamnya. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah memerintahkan mereka untuk mebaca Al-Quran di dalamnya.[4] Di dalam masjid harus banyak berzikir kepada Allah dan tidak boleh melalaikan-Nya, dan itu merupakan hak masjid yangbmesti kita penuhi. Masjid akan menjadi pelindung dan benteng dari godaan syetan yang terkutuk.[5] Menurut Quraish Shibab pada Q.S. an-Nur : 36 yang intinya bahwa fungsi masjid adalah untuk bertasbih. Namun tasbih disini bukan hanya



dalam arti mengucapkan kata “subhanallah”, melainkan lebih luas lagi, yaitu taqwa (Shihab, 1996 : 461). Jadi secara umum fungsi masjid adalah untuk melaksanakan taqwa, dimana makna taqwa adalah “memelihara diri dari siksaan Allah, dengan menjalankan semua perintahNya dengan penuh ketaatan dan menjauhi segala laranganNya berupa maksiat dan kejahatan” (Ahmad Umar Hasyim, 2007 : 618). Dalam konsep Islam, taqwa sendiri merupakan predikat tertinggi, karena dia merupakan akumulasi dari Iman, Islam dan Ihsan (Ilyas, 2002 : 1820). Dengan merujuk kepada makna taqwa di atas maka dapat dikatakan bahwa fungsi masjid itu sangat luas. Ia sebagai tempat hamba mengekspresikan keimanannya kepada Allah swt, melaksanakan ibadah kepadaNya dan berbuat ihsan atas namaNya. Mengekspresikan bidang keimanan, misalnya, di masjid seorang hamba dalam dzikirnya menyatakan keEsaan Allah, mentasbihkanNya, mentahmidkanNya, mentakbirkanNya serta memuji dengan berbagai pujian lainnya. Dalam bidang ibadah, seorang hamba bisa melaksanakan berbagai macam shalat, tadarus al-Qur’an, membayar zakat, menyembelih hewan kurban dan ibadah lainnya. Dalam bidang ihsan, seorang hamba melaksanakan infak dengan memasukkan uang ke dalam kotak amal atau menyerahkannya kepada takmir masjid secara langsung, bertutur kata sopan, menunjukkan sikap ramah dalam pergaulan dan sebagainya. D. Surah Al-Kahfi 25



ِ َ ‫ولَبِثُ ۡوا فِ ۡى َك ۡه ِف ِهمۡ َث ٰل‬ ‫اد ۡوا تِ ۡس ًعا‬ ُ ‫ث ماَئ ٍة ِسنِ ۡي َن َوا ۡز َد‬ َ Artinya : “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.”