Makalah Meningitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STASE NEUROMUSKULER ‘’PENATA LAKSANAAN FISIOTERAPI PADA MENINGITIS”



Disusun oleh: Devi Amallia Putri 2010306095



PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH YOGYAKARTA 2021



HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH STASE NEUROMUSKULER ‘’PENATA LAKSANAAN FISIOTERAPI PADA MENINGITIS”



Disusun oleh: Devi Amallia Putri 2010306095



Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Oleh: Pembimbing



:



Tanggal Tanda tangan



: :



KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum  Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat menyelesaikan makalah pada Makalah stase neuromuskuler penata laksanaan fisioterapi pada meningitis. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan Stase neuromuskuler dengan tujuan sebagai dokumentasi serta bentuk evaluasi dari kegiatan selama praktek profesi Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Yogyakarta, ……………2021



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii KATA PENGANTAR...............................................................................................iii DAFTAR ISI..............................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1 A. Pengertian Meningitis........................................................................................1 B. Etiologi Meningitis............................................................................................1 C. Tanda dan Gejala Meningitis.............................................................................1 D. Patofisiologi Meningitis.....................................................................................2 BAB II PROSES FISIOTERAPI..............................................................................4 A. Problematika Fisioterapi....................................................................................4 B. Diagnosa Fisioterapi..........................................................................................4 C. Tujuan Fisioterapi..............................................................................................5 D. Intervensi Fisioterapi.........................................................................................5 BAB III PENUTUP.....................................................................................................8 Kesimpulan...............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Meningitis Meningitis adalah inflamasi pada meningen atau membran (selaput) yang mengelilingi



otak



dan



medula



spinalis



penyebab



meningitis



meliputi



bakteri,piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokos, pneumokokos, dan basil influenza. Kedua yaitu virus yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat berariasi, yang ke tiga adalah organisme jamur (Muttaqin, 2008). B. Etiologi Meningitis 1. Bakteri : a. Neonatus sampai 2 bulan: GBS, basili gram negative, missal, Escherichia coli, Liateria monocytogenes, S. agalactiae (streptokokus gram B) b. 1 bulan sampai 6 tahun: Neisseria meningitidis (meningokokus), Streptococcus pneumoniae, Hib c. > 6 tahun: Neisseria meningitides, Streptococcus pneumoniae, parotitis (pre-MMR) d. Mycobacterium tuberculosis: dapat menyebabkan meningitis TB pada semua umur. Paling sering pada anak umur 6 bulan sampai 6 tahun e. Virus Enterovirus (80%), CMV, arbovirus, dan HSV b. n. C. Tanda dan Gejala Meningitis Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK 1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering) 2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma. 3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb : 1



2



a. Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan. 4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. 5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. 6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tibatiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata D. Patofisiologi Meningitis Infeksi menyebar secara vaskular dari fokus infeksi dke tempat lain. Misalnya organisme dari nasopharynk menyerang pembuluh darah yang mendasari menyeberangi BBB, dan berkembang biak dalam CSF. Invasi dengan ekstensi langsung dari infeksi di paranasal dan sinus matoid. Organisme juga bisa masuk dengan implantasi langsung setelah ada luka tembus, fraktur tengkorak



3



yang menyebabkan pembukaan ke dalam kulit atau sinus, pungsi lumbal atau prosedur bedah, kelainan anatomi seperti spina bifida, atau benda asing sebagai shunt ventrikel internal atau perangkat ventrikular eksternal . Setelah tertanam, organisme menyebar ke CSF, dimana infeksi menyebar ke seluruh ruang subarachnoid. Proses infeksi seperti yang terlihat pada infeksi bakteri: akumulasi sel radang eksudasi darah putih, dan berbagai tingkat kerusakan jaringan. Otak menjadi hyperemic dan edema, dan seluruh permukaan otak ditutupi oleh lapisan eksudat purulen yang bervariasi dengan jenis organisme. Sebagai contoh, eksudat meningokokus paling ditandai selama parietal, oksipital, dan daerah cerebellar; tebal, eksudat fibrinous infeksi pneumokokus terbatas terutama pada permukaan otak, terutama lobus interior: dan eksudat infeksi streptokokus mirip dengan yang infeksi pneumokokus, tapi tipis. Sebagai infeksi meluas ke ventrikel, nanah tebal, fibrin, atau perlengketan dapat menutup jalan lorong sempit dan menghalangi aliran CSF (Wilson, 2007).



4



BAB II PROSES FISIOTERAPI A. Problematika Fisioterapi Pasien dengan meningitis biasanya akan memperlihatkan trias klasik, yaitu demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk. Keluhan ini akan terjadi beberapa jam sampai 2 hari setelah onset. Keluhan lain yang dapat timbul pada pasien dengan kecurigaan meningitis adalah mual, muntah, fotofobia, penurunan kesadaran atau disorientasi. Pada tahap awal meningitis, pasien bisa datang hanya dengan keluhan seperti flu. Hal ini terkadang sulit dibedakan dengan diagnosis banding seperti infeksi saluran napas atas atau influenza. Pasien dengan meningitis bakteri biasanya memiliki riwayat otitis, sinusitis, atau pneumonia. Pada pasien dengan meningitis virus biasanya didapatkan keluhan neurologis dalam 1-7 hari setelah onset. Keluhan sistemik yang dapat timbul dengan kecurigaan meningitis virus adalah myalgia, fatigue, atau anoreksia. Pasien juga dapat memiliki riwayat gondongan atau parotitis. Sekitar 30-40% pasien anak maupun dewasa dapat mengalami kejang pada meningitis bakteri tingkat lanjut. Pada bayi, keluhan dapat berupa bayi menjadi kurang aktif, malas menyusu, muntah-muntah, high-pitch crying, dan adanya instabilitas suhu tubuh B. Diagnosa Fisioterapi 1. Impairment



: Adanya penurunan kekuatan otot, penurunam



5



lingkup



gerak



sendi,



terdapat



gangguan



keseimbangan, serta gangguan kardiopulmunal.



2. Fungsional Limitation



: Kesulitan dalam melakukan aktifitas fungsional



3. Participation Restriction



: Belum mampu ikut serta dalam kegiatan sosial.



C. Tujuan Fisioterapi 1. Tujuan Jangka Pendek



: Meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, melatih ketahanan paru, meminimalisir resiko jatuh.



2. Tujuan Jangka Panjang D. Intervensi Fisioterapi Teknologi intervensi



: Mengembalikan kemampuan fungsional pasien



fisioterapi



yang



digunakan



untuk penanganan



pada pasien dengan kasus meningitis yaitu dengan menggunakan modalitas. 1. Terapi latihan Terapi latihan bertujuan untuk mengulur jaringan lunak sekitar sendi yang mengalami pemendekan serta meningkatkan lingkup gerak sendi sehingga dapat meningkatkan kemampuan fungsional (Kisner, 2007). Terapi latihan yang diberikan antara lain pasif movement exercise, aktif movement exercise, dan pump it up. Latihan gerak pasif adalah suatu latihan yang digunakan dengan gerakan. Yang dihasilkan oleh tenaga/kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan jaringan. Tiap gerakan dilakukan sampai batas nyeri pasien.



6



Latihan gerak aktif Merupakan gerak yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh itu sendiri. Gerak yang dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi secara reflek dan disadari. Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri. Dan terakhir latihan pump it up membantu mengurangi pembengkakan setelah operasi dengan menggunakan



otot sebagai pompa untuk



meningkatkan sirkulasi. Jika pasien tidak ingin berbaring untuk latihan ini, pasien dapat duduk di kursi yang memiliki penyangga punggung yang baik tetapi tidak ada sandaran tangan, dan sangga lengan dengan bantal di pangkuan pasien. 2. Breathing exercise Breathing exercise di desain untuk memperbaiki fungsi otot-otot respirasi, meningkatkan ventilasi dan oksigenisasi. Breathing exercise juga merupakan bagian dari treatment yang di desain untuk meningkatkan status pulmonal, endurance



dan



fungsi



ADL (Sumarno, 2012). BE



merupakan latihan yang bertujuan untuk memberikan latihan pernafasan, pada kasus ini untuk meningkatkan volume paru pada pasca operasi, pemberi breathing exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan dan membantu mempercepat pengeluaran sisa narkose dan secret yang tertimbun dalam saluran pernafasan. Latihan pernafasan ini dilakukan secara aktif. Breathing exercise secara aktif yaitu ketika pasien sudah sadar. Latihan pernafasan ini juga dapat digunakan untuk general relaksasi, mengurangi stress, ketegangan setelah operasi. Jenis prosedur yang digunakan yaitu dengan pasien tidur terlentang. Terapis disisi tempat tidur,



7



pasien diinstruksikan menarik nafas dalam melalui hidung, kemudian tahan selama 3 detik lalu hembuskan melalui mulut seperti meniup balon. Sebelum terapis memberikan contoh terlebih dahulu, aba-aba harus jelas dan singkat. Misalnya ”tarik nafas dalam tahan 1, 2, 3 hembuskan”. Breathing exercisee dilakukan pengulangan 8 kali. 3. Motor Relearning Programme (MRP) Tujuan terapi ini adalah melatih kontrol motorik dengan gerakan fungsional. Setiap gerakan dianalisis dan ditentukan komponen yang hilang kemudian melatih pasien untuk dapat melakukan hal tersebut dan memastikan latihan berguna untuk aktifitas sehari-hari pasien (Setiawan, 2007). Dalam metode MRP, latihan yang diberikan merupakan keterampilan transfer dan ambulasi yang akan memberikan pemahaman tentang gerak manusia yang normal (kinematika dan kinetik) untuk memberikan suatu stimulus berupa fasilitasi dan reedukasi terhadap pusat kontrol motorik serta terhadap pusat memori dan kognitif dan melatih postur Center Of Gravity (COG). Pada saat latihan, kekuatan otot pelvic akan meningkat dan memperbaiki postur sehingga berat badan menjadi seimbang antara kanan kiri dan keseimbangan meningkat. Selain itu pasien dapat melakukan latihan berdasarkan penugasan ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih cepat mencapai peningkatan keseimbangan. Jika pemberian latihan ini diberikan secara berulang-ulang maka akan menjadikan pengalaman tadi berupa pengalaman yang menetap dan akhirnya akan menjadi sebuah pengalaman gerak yang otomatis.



8



BAB III PENUTUP Kesimpulan Meningitis adalah radang pada selaput otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, jamur. Meningitis merupakan masalah medis yang serius serta membutuhkan pengenalan dan penanganan segera untuk mencegah kematian. Dan sampai saat ini meningitis masih merupakan infeksi pada anak yang menakutkan, menyebabkan mortalitas dan morbilitas yang tinggi pada anak terutama di negara berkembang Pasien mengalami gejala seperti kelemahan otot dan kehilangan keseimbangan setelah periode penyakit kritisnya. Untuk itu fisioterapi dapat berperan dalam membantu mengembalikan kemampuan fungsional pasien dengan modalitas intervensi berupa terapi latihan.



9



10



DAFTAR PUSTAKA Juliana. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Meningitis di Ruang Pediatric Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda. Kisner, C dan Colby, L.A. 2007. Therapeutic Exercise Foundation and Technique, Fifth edition. Philadelphia: F.A. Davies Company. Muttaqin.A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Setiawan, 2007. Motor Relearning Programme (MRP) pada Stroke; Disampaikan pada Pelatihan Nasional Dimensi Baru Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Stroke Secara Paripurna, Surakarta. Wilson.H. (2007). Nursing Care of infants and children. Edisi 8. Vol 2. Evolve Elseiver



11