Makalah Menulis Karya Ilmiah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Aktivitas kepenulisan tak bisa dilepaskan dari rangkaian aktivitas pembelajaran. Bagi para penuntut ilmu, menulis adalah salah satu cara mengakselerasi peningkatan pemahaman karena menulis berarti menuangkan kembali semua ilmu dan pengetahuan tentang suatu tema yang pernah ditampung dalam pikiran. Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input „makanan‟. Ilmu dan pengetahuan yang merupakan „makanan‟ tersebut akan diolah dan dicerna oleh „alat pencernaan‟, yaitu di dalam otak manusia. Dari hasil proses „pencernaan‟ akan diperoleh kesimpulan baru, wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di-recall jika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan lagi dan dirangkai atau dikombinasikan menghasilkan pemahaman baru yang lebih mendalam. Bagaimana dengan kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan akademik dan ilmiah mereka? Semestinya itu semua disempurnakan dengan produk-produk tulisan sebagai output dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh. Dalam hal ini, tulisan ilmiahlah salah satu produknya. Penulisan karya ilmiah memerlukan persyaratan formal dan materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikut dalam penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan. Dalam makalah ini, akan dibahas dasar-



1



dasar teori penulisan karya ilmiah sebagai output ilmu pengetahuan yang seharusnya dipahami oleh tiap-tiap mahasiswa „kalangan akademis‟. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain : a. Apakah karya tulis ilmiah itu? b. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah serta prinsip-prinsip karya ilmiah tersebut? c. Bagaimana sistematika struktur karya ilmiah? d. Bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah?



1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan makalah ini yaitu: a. Mengetahui apa itu karya tulis ilmiah. b. Mengetahui jenis-jenis karya ilmiah. c. Memahami sistematika struktur karya ilmiah. d. Memahami langkah-langkah penulisan karya ilmiah. Manfaat penulisan makalah ini antara lain : a. Memberikan pemahaman mengenai karya ilmiah. b. Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, khususnya materi “Menulis Karya Ilmiah”



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1. Pengertian Karya Ilmiah Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan benar. Sementara menurut UM dalam Lindawati (2009:34) “Karya Ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan”. Karya ilmiah (scientific paper) juga merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan tulisan yang sangat perlu dengan beberapa alasan mendasar, antara lain : 



Aktualisasi diri dalam proses pembelajaran Aktivitas belajar bukan hanya terpaku dengan mengumpulkan ilmu pengetahuan dan wawasan semata. Namun, hal yang penting dalam pembelajaran adalah praktek dan implementasi ilmu yang telah diperoleh agar mampu menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul. Untuk itu, dibutuhkanlah pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau permasalahan yang timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan dilahirkan banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana untuk melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan.



3







Publikasi hasil penelitian / kegiatan ilmiah Hasil penelitian yang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi kalangan akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terusmenerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.







Pendidikan masyarakat Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan menjadi sia-sia jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan ilmuwan secara eksklusif. Padahal tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan keilmuan hendaknya disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga seiring berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.



Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu: a. Mengacu kepada teori Artinya karya ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori antara lain:  Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan  Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )  Digunakan untuk menjelaskan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala  Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.



b. Berdasarkan fakta Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret.



c. Logis Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.



4



d. Objektif Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.



e. Sistematis Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.



f. Sahih / Valid Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.



g. Jelas Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.



h. Seksama Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.



i. Tuntas Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.



j. Bahasanya Baku Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.



5



2.2. Prinsip-prinsip Karya Ilmiah Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau nonilmiah, terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip karya ilmiah tersebuat, yaitu : 1. Objektivitas Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak mengemukakan pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan mengesampingkan perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis harus apa adanya. 2. Empiris Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan fakta. 3. Rasional Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan rasio atau dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara penulisannya. 4. Deduktif dan Induktif Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan. Dalam penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk mengutarakan pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan) untuk menuntun penelitian dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah data terkumpul, peneliti mempelajari datanya satu per satu, peneliti mengemukakan penemuannya melalui pendekatan induktif (Hardjodipuro, 1982).



2.3. Jenis-Jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Bentuknya Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi dari hasilhasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya ilmiah terdiri dari beberapa jenis, antara lain : 



Artikel Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66), “Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan umumnya kontroversial. Dari pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari 6



karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang digunakan lebih santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan penyelesaian yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti pada makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan artikel tidak ditandai dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai dengan peralihan paragraf. 



Makalah Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian). Biasanya, makalah dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri untuk kemudian dibacakan di muka aumum atau dimuat pada suatu media cetak. Makalah hampir sama dengan artikel. Hal yang membedakan terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus aktual dan kontroversial, serta sistematika yang lebih baku.







Laporan Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).







Proposal Penelitian Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil diganti dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen pembiayaan; bab penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila penelitian tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman abstract atau intisari.







Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan). Penulisan skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak mengemukakan



penafsiran,



maka



skripsi



bertolak



dari



keinginan



untuk



mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak 7



membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih jauh. Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan kenyataan-kenyataan itu dengan dasar logika. Artinya ia harus memandangnya dari konstruksi sebab-akibat. Tidak sekedar mengetahui kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam hubungan sebab-akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat, diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak mungkin diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan kenyataan dan peristiwa belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu. Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak bermaksud untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan masalah itu tidak diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan sampai. kepada perumusan kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat mengemukakan kenyataan peristiwa yang diolah dari laporan yang sah dengan sistimatis dan dengan maksud untuk mengemukakan masalah-masalah yang akan dianalisa dengan dasar-dasar logika. Mengemukakan dan mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti turunnya nilai skripsi, dan tentu saja nilai ànalisa skripsi itu. Untuk mengemukakan kenyataan peristiwa, masalah-masalah, dan analisa diperlukan suatu sistimatika formil dan disiplin teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa sebuah skripsi sama pentingnya dengan nilai masalah dan nilai analisa dalam tesis. 



Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika skripsi tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil. Akan tetapi persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut ini: (1) Baik skripsi maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi syarat-syarat untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada 8



sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan melalui metodologi yang benar. Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan bahwa dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan tetapi di samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis dan skripsi terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara tesis dan skripsi: (1) Tesis bermaksud dan didorong oleh tujuan untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya, sedangkan skripsi tidak berdasarkan tujuan untuk memecahkan masalah itu; (2) Analisa yang terdapat di dalam karangan tesis bertujuan untuk mengambil kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi, hukum, atau tesis, sedangkan skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil, generalisasi, hukum, atau tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih luas dari pada skripsi. Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya (langsung dan sebagai pendukung) térhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat dielaborasi dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang diselidiki dalam hubungannya dengan hipotesa yang sejalan dengan proses pembuktian. Data yang dapat dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi. Dalam hal ini‟ tesis berbeda dengan laporan. Lain dari itu tesis harus memiliki masalah yang jelas yang akan ditangani‟penulis karangan tesis itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan dirumuskan dengan tepat. Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis tersebut harus memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah itu. Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti dapat menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam perumusah kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan kepada pembuktianpembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya. Untuk mencapai kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif, yaitu dengan melalui penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula „dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau generalisasi substantif.



9



Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita ketahui, istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis didefinisikan sebagai sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan yang dikembangkan dan dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi. Dari pandangan ini, sebuah tesis adalah percobaan pemecahan untuk masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen logis yang mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis sendiri. 



Disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Fungsi disertasi adalah untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu subyek atau pokok karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik, penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah. Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan intelektuil. Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran, penyelidikan, renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau pemikiran yang dapat diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan dirinya dengan jaminan tentang kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi dapat disusun. Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan terhadap masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam pembuktian. Esensi sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris, deduksi dan kesimpulan. Sebuah 10



disertasi sedikit banyak adalàh karangan formil dalam analisa, interpretasi, penilaian, dan penjelasan pokok, subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat bermaksud untuk menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat. Sebuah disertasi dapat berbentuk kritik, nórmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif. Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi dari premise kepada kesimpulan. Penulis disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari pemikiran logis yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata pengantar buku disertasi, Risk, Uncertainty and Profit, tulisan Frank H. Knight, yang mendapat hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan: “Adalah, sedikit yang secara fundamentil baru di dalam buku ini. la menggambarkan suatu percobaan untuk menyata-kan prinsip-prinsip esensiil dari doktrin ekonomi konvensionil lebih tepat, dan untuk menunjukkan implikasi-implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah dikerjakan sebelumnya. Yaitu obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan kembali; ia adalah suatu studi dalam “teori murni”. Àdalah tidak tepat jika di dalam tesis, penulis yang bersangkutan, mengadakan spekulasi bahwa dalam suatu saat perekonomian liberalistis akan mendekati perekonomian sosialistis dan sebaliknya perekonomian sosialistis akan mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi sebuah disertasi dapat mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan apakah perekonomian liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling mendekat. Dalam diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang timbul dari segala bukti yang ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada kesimpulan yang definitif melalui proses penalaran dan logika yang datang dari premise Perbedaan antara tesis dan disertasi bukan terletak pada jenis karangan tetapi pada tingkat yang perlu dicapai. Perbedaan itu akan tampak pula dalam hasil yang dicapãi oleh tesis dan skripsi, seperti halnya hasil yang perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi, tesis dan disertasi mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian adalah lebih jauh dan yang sebelumnya.



2.4. Jenis-jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Pembacanya Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat dibedakan atas a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya ilmiah biasa adalah karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu/ professional, sedangkan karya 11



ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir, 2007:41). a) Membaca Tulisan Ilmiah Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure – unsure kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraph. Kesatuan beberapa huruf membentuk kata, kesatuan beberapa kata membentuk kalimat dan kesatuan beberapa kalimat membentuk paragraph, dan kesatuan beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan). Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar paragraph. Maksud utama membaca paragraph sebuah tulisan adalah untuk mengetahui gagasan/ide pokoknya. Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur berpikir penulis. Cara menentukan ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada pada kalimat utama) yang diulangi kembali diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti diikuti kata ganti penunjuk pada kalimat – kalimat penjelas.



b) Karya ilmiah populer Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah popular (Amir, 2007:41). Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993: 1) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah popular adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan penuturan yang mudah dimengerti. Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh orang kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana daripada tulisan ilmiah biasa. Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama, tulisan ilmiah popular deskriptif yang membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta begitu saja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk pembaca. Tulisan ilmiah popular seperti ini biasanya membeberkan fakta apa adanya, atau penemuan mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak mempersoalkan bagaimana jalannya proses penemuan atau hakikat hal yang dibeberkan itu. 12



Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati tentang jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan mangapa dan bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah popular deskriptif yang disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah dengan msalah yang muncul dan pemecahan masalah itu. Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan membaca, perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman gagasan/ide pokok dalam paragraph sebagaimana tulisan ilmiah. Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.



Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain: 



Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.







Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.







Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.







Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.







Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.







Gaya penulisan tidak baku.







Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.







Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang bersangkutan.







Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.



13



Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain: 



Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.







Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan baku.







Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.







Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.







Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.







Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.







Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.







Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji



2.5. Sistematika Struktur Karya Ilmiah Karya ilmiah memiliki kerangka yang merupakan pengelompokan dan pengamatan jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan. Adapun kerangka karya ilmiah, yaitu : HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL



BAB III METODE PENULISAN 3.1 … 3.2 … BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 … 4.2 …



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Pembatasan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat



BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 … 5.2 …



BAB II LANDASAN TEORI/ TINJAUAN PUSTAKA 2.1 … 2.2 …



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya ilmiah. a. Halaman Judul Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang dibuat. Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan menganalisis, jangkauan



14



wilayah, domain penelitian, waktu dan metode yang dipakai serta kesimpulan yang didapat.



Contoh Halaman Judul :



USULAN PROGRAM KREAKTIVITAS MAHASISWA



PENGELOLAAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIFF



BIDANG KEGIATAN PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) Diusulkan Oleh : Eka Febriyanti



NIM 0611 3040 1011



Tahun Angkatan 2011



POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2013



b. Lembar Pengesahan Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan sebagai bukti pengesah suatu karya ilmiah.



15



Contoh Lembar Pengesahan : LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan



: Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioetanl Sebagai Energi Alternatif



2. Bidang Kegiatan



: ( X ) Gagasan Tertulis



3. Bidang Ilmu



: Teknologi dan Rekayasa



4. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap



(



) Penelitian



: Fitria Puspasari



b. NIM



: 0611 3040 1013



c. Jurusan



: Teknik Kimia



d. Politeknik



: Politeknik Negeri Sriwijaya



5. Anggota Pelaksana



: 2 orang



6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap



: Idha Silviyati, ST



b. NIP



: NIP. 19610704 198903 2 002



c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP



: Jl. Lunjuk Jaya, Gg. Melati, No. 45, RT. 50, Palembang 08127104759



Palembang, 22 Oktober 2010 Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Kimia Polsri



Ketua Pelaksana Kegiatan



Ir. Robert Junaidi, M.T



Fitria Puspasari



NIP. 196007 1991 031001



NIM. 0609 3040 0369



Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya



Dosen Pendamping



RD. Kusumanto, S.T., M.M



Idha Silviyati, S.T



NIP. 196603111992031004



NIP. 19610704 198903 2 02



16



c. Kata Pengantar Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada siapapun yang terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah penulis tersebut. Contoh kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar makalah ini. d. Daftar Isi Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca mengetahui klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan. e. Daftar Tabel Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk memudahkan penelurusan tabel terkait.



f. Bab I Pendahuluan Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya  Latar belakang, merupakan diskripsi masalah, data awal yang mendukung adanya masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan apa yang mendorong peneliti memilih topik penelitian ini. Contoh latar belakang dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.  Rumusan masalah, ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Contoh rumusan masalah dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.  Batasan masalah, ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu. Contoh batasan masalah : Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat karya ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah yang berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata tulis ilmiah yang dikaji antara ,ain : 1. Unsur-unsur karya ilmiah. 2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah. 3. Pembentukan paragraf. 17



 Tujuan dan manfaat Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena tertentu. Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan dan manfaat dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.



g. Bab II Landasan Teori/ Tinjauan Pustaka Landasan teori/ tinjauan pustaka ataupun telaahan pustaka merupakan paparan tentang kerangka acuan atau objek yang digunakan dalam memecahkan masalah. Bab ini berisi gambaran teori-teori yang pernah ada yang berkaitan dengan masalah yang digarap, mengemukakan asumsi-asumsi dasar sebagai landasan berpikir, dan hipotesis bila ada. Contoh telaahan pustaka dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.



h. Bab III Metode Penulisan Paparan mengenai apa yang dilakukan dalam suatu penelitian (langkah-langkah) yang dilakukan sebelum melakukan suatu penelitian dan dikemas dalam bagian metode penelitian. Atau dapat berupa prosedur pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dalam suatu karya tulis. Contoh metode penulisan dapat dilihat dalam karya ilmiah terlampir.



i. Bab IV Analisis dan Sintesis Jawaban terhadap pertanyaan apa yang dikemukakan umumnya dibahas dalam bagian temuan atau hasil. Hasil-hasil penelitian harus mampu berfungsi sebagai alat pembuktian. Contoh analisis dan sintesis dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.



j. Bab V Simpulan dan Saran Simpulan merupakan pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara



menyeluruh.



Saran



merupakan



pernyataan



yang



bertujuan



untuk



penyempurnaan hasil akhir penyelidikan. Simpulan memuat hasil sesuai dengan tujuan penelitian, penulis harus dapat menjelaskan kepentingan akan temuannya, bukan merupakan pengulangan yang telah dibahas pada bagian pembahasan, harus menceritakan pada pembaca mengapa 18



temuan ini penting, dan bagaimana temuan ini berkontribusikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penelitian apa yang harus dilakukan kemudian. Simpulan dan saran dapat dilihat pda karya ilmiah terlampir. k. Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya. 



Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com, diunduh 3 August 2008).







Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.



l. Lampiran Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung (misalnya daftar riwayat hidup), diagram, atau maupun berupa gambar. Contoh lampiran dalam karya tulis dapat dilihat dalam karya ilmiah terlampir.



2.6. Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah Hal yang sering menjadi kendala dalam menulis karya ilmiah bagi sebagian besar kaum pelajar adalah memunculkan ide. Sebenarnya, ide bisa diperoleh di mana saja, dari apa saja. Ada berbagai alternatif yang dapat menjadi sumber ide. Beberapa di antaranya adalah observasi dan mencermati kejadian melalui eksporasi langsung atau media massa. Ketika berekplorasi, akan ditemukan berbagai masalah yang perlu diselesaikan, atau hal-hal yang harus dijawab dan dibuktikan. Hal ini dapat menjadi dasar bagi dilaksanakannya penelitian untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, atau menjawab pertanyaan yang ada. Menulis karya ilmiah dapat dimulai dari :



19



a. Penentuan topik Dalam suatu tulisan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah tulisan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya. Syarat-syarat perumusan topik: 1.Topik harus menarik perhatian penulis Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi tulisan akan dilakukan dengan terpaksa. 2.Topik harus diketahui oleh penulis Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan



prinsip-prinsip



dasar



tersebut,



seorang



penulis



dapat



mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan. 3. Topik yang dipilih sebaiknya: 



Tidak terlalu baru Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer.



20







Tidak terlalu teknis Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.







Tidak terlalu kontroversial Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.



b. Penentuan Tema Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.



c. Judul Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul: 1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut; 2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu (bersifat provokatif); 3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul); 4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variahel terikat).



21



d. Mengenali Target Pembaca Untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca, perlu dibuat asumsi tingkat pengetahuan target pembaca tulisan tersebut. Untuk tugas akhir, cukup aman mengasumsikan target pembacanya adalah sesama mahasiswa dari jurusan yang sama. e. Pengumpulan Data Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:  mencari informasi/data dari kepustakaan;  menyusun daftar angket;  melakukan wawancara;  melakukan pengamatan di lapangan;  melakukan percobaan di laboratorium. f. Seberapa Panjang? Meskipun kadang disebutkan dalam panduan penulisan laporan tugas akhir (skripsi, thesis, desertasi), jumlah halaman hanya lah merupakan petunjuk tentang kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Pada umumnya tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan tugas akhir. Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca. g. Penulisan dan Penyusunan Data Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat). Seperti layaknya pelukis yang memiliki imajinasi lukisan, penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendati secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tapi wujud yang akan dihasilkan sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Namun, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak kena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu: 22



(1) Tahap Persiapan (prapenulisan) Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapi, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya. (2) Tahap Inkubasi Tahap inkubasi adalah ketika penulis memproses informasi yang dimiliki sedemikian rupa hingga ditemukan pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicari. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang dipikirkannya. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar penulis tersebut sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk segera “menetas”. (3) Tahap Iluminasi Tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang tiba-tiba dalam pikiran. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu, bisa datang ketika duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Secara kognitif, apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang 23



(4) Tahap Verifikasi/ Evaluasi. Tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan. Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).



h. Pemeriksaan Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan bahasa berikut:  penyusunan paragraf,  penerapan kalimat baku,  penerapan diksi/pilihan kata, dan  penerapan EYD.



2.7. Mengakses Informasi dari Internet Kehadiran



dan



kecepatan



perkembangan



teknologi



informasi



(TI)



telah



menyebabkan terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan ke seluruh penjuru dunia. TI dapat digunakan untuk mencari beragam sumber belajar yang ada di jaringan internet. Sumber belajar yang ada di jaringan internet memungkinkan penggunanya untuk dapat memperoleh informasi dari berbagai bidang pengetahuan, dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai jenis tulisan (buku, artikel, majalah, surat kabar, iklan, dll), dari informasi terkini (paling mutakhir). Meskipun dalam lingkup yang sangat luas, pencarian informasi dari internet dapat dilakukan dengan mudah melalui mesin – mesin pencari informasi (search engine). 24



Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sumber belajar yang tersedia di jaringan internet belumlah terlalu banyak. Pada umumnya sumber belajar yang tersedia ditulis dalam bahasa Inggris. Meskipun sebagian besar informasi itu ditulis dalam bahasa Inggris, dalam peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia, informasi – informasi itu tetap saja sangat berarti dan dapat dimanfaatkan. Misalnya, informasi tentang peningkatan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara umum. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran dewasa ini, penggunaan internet sangat dianjurkan untuk memperkarya wawasan pengetahuan sivitas akademika.



2.8. Catatan Penting dalam Membaca Referensi Membaca referensi, baik berupa buku, tulisan ilmiah, maupun tulisan yang diakses dari internet, perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk menulis. Dalam kegiatan membaca untuk menulis ini, pembaca perlu mencatat beberapa hal penting yang akan mungkin diperlukan saat menulis. Hal-hal yang perlu dicatat oleh seorang pembaca dalam kegiatan membaca referensi adalah a) keterangan lengkap tentang sumber, b) informasi-informasi penting terkait dengan topik bacaan, dan c) kutipan-kutipan pernyataan pakar yang dianggap perlu. Keterangan lengkap tentang sumber, antara lain. Mencakup: nama penulis (orang atau lembaga), tahun penulisan/tahun terbit/nama kota, nama penerbit(bila diterbitkan), alamat website/situs dan tanggal akses (bila tulisan diakses dari internet). Keterangan lengkap tentang sumber dipandang perlu dicatat dalamkegiatatn menulis ilmiah pernyatapernyataan yang dimuat harus dapat dipertanggungjawabkan dengan jalan mencantumkan sumbernya. Hal lain ytang perlu dicatat dalam membaca referensi adalah infornmasi-informasi penting terkait dengan topik bacaan. Informasi-informasi ini akan berguna untuk melengkapi dan mengembangkan gagasan-gagasan penulis dalam kegiatan menulis. Selanjutnya, hal yang perlu dicatat adalah kutipan-kutipan pernyataan pakar yang dianggap perlu untuk mendukung data. Hal ini dilakukan untuk memperkuat gagasangagasan penulis dalam kegiatan menulis ilmiah dan untuk menghindari penjiplakan. Untuk lebih memahami penggunaan kutipan, baik falam kegiatan membaca untuk menulis maupun menulis karya ilmiah, berikut akan dibahas tentang kutipan.



25



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1.



Kesimpulan Karya ilmiah merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau



pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Berdasarkan bentuknya, karya ilmiah terdiri dari artikel, makalah, laporan, proposal penelitian, skripi, tesis, dan disertasi. Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki struktur umum antara lain : HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN



BAB III METODE PENULISAN



KATA PENGANTAR



3.1 …



DAFTAR ISI



3.2 …



DAFTAR TABEL BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB I PENDAHULUAN



4.1 …



1.1 Latar Belakang Masalah



4.2 …



1.2 Pembatasan Masalah



BAB V SIMPULAN DAN SARAN



1.3 Tujuan dan Manfaat



5.1 … 5.2 …



BAB



II



LANDASAN



TEORI/



TINJAUAN PUSTAKA



DAFTAR PUSTAKA



2.1 …



LAMPIRAN



2.2 …



Dalam menulis karya ilmiah, hal yang sering menjadi kedala bagi sebagian besar kaum pelajar adalah memuncul ide. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah khusus yang dapat membantu penulisan karya ilmiah. Langkah ini dapat dimulai dari observasi terhadap lingkungan, eksplorasi, ataupun sosialisasi untuk menemukan topik. Selanjutnya, topik tersebut digunakan lebih spesifik menjadi tema dan dikhususkan membentuk sebuah judul. Seorang penulis harus mengenali target pembaca untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca. Dalam penulisannya nanti, hal ini akan sangat membantu dalam 26



proses pengumpulan data hingga penyusunan terkait dengan kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Keluasan materi ini berkaitan dengan seberapa panjang suatu tulisan harus di buat. Pada umumnya, tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan. Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca. Tahap akhir dari penulisan karya ilmiah adalah pemeriksaan hingga dapat dipublikasikan kepada pembaca.



3.2.



Saran Saran yang dapat diberikan antara lain :



 Untuk lebih memahami struktur tiap jenis karya ilmiah, sebaiknya pembaca menelusuri materi lebih lanjut dalam buku-buku ataupun referensi lain karena contoh yang diberikan dalam makalah ini hanya berupa struktur secara umum yang sering dipakai dalam penulisan makalah.  Untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik, tidak cukup hanya dengan mengetahui teori-teori penulisan karya ilmiah saja, namun juga harus disertai dengan latihan.  Sebagai



kalangan akademisi



yang kesehariannya berkecimpung dengan ilmu



pengetahuan, semestinya ilmu yang diperoleh disempurnakan dengan produk-produk tulisan, misalnya karya ilmiah, sebagai output dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh.



27