Makalah Mikrometer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mah Esa karena berkatNya penulis dapt menyelesaikan makalah ini dengan judul "micrometer" tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini selsesai karena adanya dukungan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Drs. Khoiri, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah metrology industri. Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulisan makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengucapkan semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan. Terimakasih.



Penulis



Kelompok 1



METROLOGI INDUSTRI



Page 1



BAB I PENDAHULUAN Pengukuran teknik adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Dalam percobaan, pengukuran merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Mengukur merupakan sesuatu hal yang penting untuk dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Selain dalam proses pembelajaran, pengukuran juga kerap kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur. Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula. Salah satu alat ukur dasar dalam metrology industri adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, serta berbagai onderdil kendaraan yang berukuran kecil. Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer digunakan juga dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Rumusan masalah    



Apa fungsi dari micrometer sekrup ? Apa bagian- bagian dari micrometer ? Bagaimana ketelitian micrometer sekrup ? Bagaimana cara menggunakan micrometer ?



Tujuan    



Untuk mengetahui apa fungsi dari micrometer. Mengetahui komponen dari mikrometer Untuk mengetahui tingkat ketelitian dalam micrometer. Untuk mengetahui cara mengukur menggunakan micrometer.



METROLOGI INDUSTRI



Page 2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja. Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah0,5/50mm = 0,01 mm.



B.



Kegunaan Mikrometer Sekrup



Adapun kegunaan dari mikrometer sekrup adalah sebagai alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian tinggi. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja



METROLOGI INDUSTRI



Page 3



C. Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup



1. Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm. 



Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle.







Spindle (gelendong) Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.







Pengunci (lock) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.







Sleeve



METROLOGI INDUSTRI



Page 4



Tempat skala utama. 



Thimble Tempat skala nonius berada







Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.



D.



Skala pada Mikrometer Sekrup



Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ; 



Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.







Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.



Bagian utama mikrometer sekrup ialah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah silinder pemutar yang disebut Bidal. Poros berulir masuk mengulir pad silinder berskala 0,01 mm dan 0,5 mm. Silinder berskala ini tepat dilingkup oleh silinder pemutar ter bagi oleh garis-garis skala menjadi 50 bagian yang sama. Ulir pada batang silinder pemutar mempunyai ketepatan 0,5mm, ini artinya kalau ulir silinder diputar satu putaran, ia maju atau mundur 0,5 mm, karena silinder pemutar memiliki 50 skala disekelilingnya. Kalau silinder pemutar berputar sebesar satu skala , batang silinder maju atau mundur 0,5/50 mm = 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan demikian skala pada silinder berskala menunjukkan ukuran dalam milimeter dan tengahan milimeter, sedangkan skala pada silinder pemutar menunjukkan ukuran dalam persatuan milimeter. Mikrometersekrup memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala nonius, nst skala utama alat ini adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala utama terbagi dalam 50 skala. Sehingga jarak dua skala terdekat = 0,05 mm



Mikrometersekrup memiliki skala nonius putar yang terdiri atas 50 skala ( untuk satu kali putar ) yang sama harganya dengan jarak satu skala utama. Maka, nst nonius : Nst nonius = 0,01 mm



METROLOGI INDUSTRI



Page 5



0,01 merupakan nst skala nonius sekaligus merupakan ketelitian mikrometersekrup. Benda yang ukurannya sangat tipis seperti kertas atau kawat yang ukurannya sangat kecil tidak dapat diukur menggunakan jangka sorong. Untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat tipis digunakan mikrometer sekrup. Seperti halnya jangka sorong, mikrometer sekrup juga memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius E.



Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup



Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Bentuk mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar 1. Alat ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan juga sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala utama dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup. F. jenis Jenis alat ukur mikrometer 



Mikrometer Luar Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.







Mikrometer dalamAlat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle..Mikrometer sekrup dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.







Mikrometer kedalaman



Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.



METROLOGI INDUSTRI



Page 6



G.



Cara Mengkalibrasi Mikrometer Sekrup



Kalibrasi merupakan prosesverifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi diperlukan untuk: 



Perangkat baru







Suatu perangkat setiap waktu tertentu







Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)







Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi







Ketika hasil pengamatan dipertanyakan



Pada umumnya, kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.. Contohnya termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Di beberapa negara termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan “traceable uncertainity” untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisis ketidakpastian. Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama mikrometer perlu dikalibrasi untuk METROLOGI INDUSTRI



Page 7



mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut : 



Menggerakan silinder putar poros harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.







Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus menunjukkan nol.







Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).







Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar yang benar.







Bagian – bagian seperti gigigelincir dan pengunci poros ukur harus berfungsi dengan baik.



Adapun syarat-syarat kalibrasi adalah sebagai berikut : 



Kalibrasi dilakukan dalam suhu 200C±10C dan kelembaban relatif 55 % ± 10 %







Untuk pemeriksaan digunakanoptical flat atau optical parallel dengan kerataan kurang dari 0,1 µm.







Untuk pemeriksaan kesejajaran digunakan optical parallel dengan kerataan kurang dari 0,1 µm dan kesejajaran kurang dari 0,2 µm, dan gauge block kelas 0 atau kelas 1 (ISO3650) atau yang setara.







Untuk pengukuran kesalahan penunjukan digunakan balok ukur kelas 0 atau kelas 1 (ISO3650) atau yang setara.



Adapun prosedur-prosedur dalam pengkalibrasian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut : 



Pengukuran kerataan muka mikrometer luar dan mikrometer kepala



1. Meletakkan sebuah optical flat pada permukaan ukur. Kemudian menghitung banyaknya interferensi merah yang timbul dari cahaya putih pada permukaan kontak muka ukur. Satu garis merah dapat diasumsikan sama dengan 0,3 µm. 2. 



Melakukan pemeriksaan kerataan pada kedua muka ukur. Pengukuran kesejajaran muka ukur mikrometer luar



1. Menggunakan Optical Parallel 1. Meletakkan sebuah Optical Parallel atau gabungan sebuah balok ukur yang diapit dua Optical Parallel pada muka ukur tetap sedemikian



METROLOGI INDUSTRI



Page 8



sehingga pola interferensi menjadi satu warna saja atau timbul pola kurva tetutup. 2.



Memutar ratchet hingga muka ukur spindle merapat pada permukaaan optical flat.



3. Menghitung banyaknya garis interferensi merah yang timbul dari cahaya puih pada permukaan kontak muka ukur spindle. 4. Melakukan pemeriksaan di atas sedikitnya pada empat nilai ukur masingmasing terpaut 104 putaran spindle. 5. Menggunakan balok ukur 







Meletakkan sebuah balok ukur di tengah kedua muka ukur dan memutar ratchet dan melakukan pembacaan. Lalu melakukan hal yang sama dengan posisi balok ukur di empat tepi muka ukur. Menghitung selisih pembacaan yang terbesar.



H. Cara menggunakan mikrometer sekrup Untuk menggunakan micrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah berikut :  Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.  Letakkan benda di antara kedua rahang.  Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.  Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik satu kali.  Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus : H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm) Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekrup: 1. Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus dibersihkan dahulu adanya kotoran, terutama bekas proses pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan mulut ukur. 2. Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa. Kedudukan nol disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan ketelitian silindet tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.



METROLOGI INDUSTRI



Page 9



3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila dimensi tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan cepat dengan cara menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan. Jangan sekalikali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak. 4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari dugunakan untuk memutar silinder pusat. Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari benda ukur maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung gelincir atau sewaktu poros ukur hampir mencapai permukaan benda ukur. Hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dapat ditentukan dengan rumus : H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm) Misalkan:Terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah: (8x0,5mm)+(30xnst(0.01)mm)=4,30mm Sedangkan untuk menentukan hasil, kita menggunakan rumus: Ketika melaporkan hasil pengukurannya, ada baiknya ( suatu keharusan jika kita melakukannya di laboratorium ) jika kita menuliskan ketelitian pengukuran kita, atau perkiraan ketidakpastian. Dari hasil pengukuran kita.sebagai contoh diameter sebuah botol yang diukur dengan mistar bsa dinyatakan dalam 3,4+0,1 cm. Tulisan +0,1 cm (plus minus 0,1 cm) menyatakan ketidakpastian yang diperkirakan , sehingga diameter botol adalah antara 3,3 cm dan 3,5 cm. ketidak pastian hasil pengukuran juga bisa dinyatakan dalam persen. Sebagai contoh, pada hasil pengukuran diameter botol sama dengan 3,4+0,1 cm. persen ketidakpastiannya adalah 0,1/3,4x 100% = 3 %. Kadang-kadang hasil pengukuran tidak secara langsung menampilkan angka ketidakpastiannya.Namun demikian, kita harus bisa memperkirakan berapa ketidakpastian hasil pengukuran tersebut.Jika hasil pengukuran dituliskan 6,1 cm, kita perkirakan bahwa ketidakpastiannya 0,1 cm. Jadi, panjang sebenarnya adalah antara 6,0 cm dan 6,2 cm.jangan sampai kita menuliskan hasil pengukuran dengan menggunakan mistar , sebagai 6,10 cm. Memang



METROLOGI INDUSTRI



Page 10



angka 6,10 cm sama dengan 6,1 cm, tetapi jika angka tersebut dimaksudkan sebagai hasil suatu pengukuran, artinya sangat lain . angka 6,10 cm menyiratkan bahwa ketelitian alat ukur yang digunakan sampai 0,01 cm. Dengan demikian , ketidakpastiannya pun sama dengan 0,01 cm. Jadi panjang sebenarnya adalah antara 6,09 cm dan 6,11 cm. tidak mungkin mengukur panjang dengan mistar memiliki ketelitian seperti itu. Dari sini kita sadari, bahwa angka 0 di belakang koma pun sangat penting di dalam menyatakan hasil pengukuran.



I. Cara Membaca Hasil Pengukuran pada Mikrometer Sekrup Untuk membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :  Menentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang geser ( skala utama yang berada tepat di depan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser).  Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.  Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan : Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup) = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm Contoh pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup : Contoh 1 Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm) 



Skala Utama = 3,5 mm







Skala Nonius x 0,01 mm = 20 x 0,01 mm = 0,20 mm



Jadi hasil pengukuran = 3,5 mm + 0,2 mm = 3,70 mm Contoh 2 Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm) 



Skala Utama = 6,5 mm







Skala Nonius x 0,01 mm = 9 x 0,01 mm = 0,09 mm



METROLOGI INDUSTRI



Page 11



Jadi hasil pengukuran = 6,5 mm + 0,09 mm = 6,59 mm



J.



Pelaporan Hasil Pengukuran



Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidak pastian yang berhubungan pada setiap pengukuran. Maka dari itu, ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau perkiraan ketidakpastian. Dalam fisika pengukuran dapat berupa pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja. Sedangkan pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang atau berkalikali pada satu variable, dan memperoleh hasil yang berbeda-beda dalam setiap pengulangan pengukurannya. Pengukuran berulang kita lakukan karena untuk sekali pengukuran, hasil ukurnya belum dapat ditentukan karena setiap pengulangan pengukuran memperoleh hasil yang berbeda. Pelaporan hasil pengukuran tunggal akan berbeda dengan pengukuran berulang. Berikut merupakan uraian mengenai pelaporan pengukuran tunggal dan berulang. 1. Pengukuran tunggal Hasil pengukuran yang dilakukan dengan sekali percobaan dinyatakan dalam bentuk : X = X1 + ∆X Dimana : X1 = Hasil pengukuran tunggal ∆X = Nilai ketidakpastian ∆X = ½ x skala terkecil 1. Pengukuran Berulang Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan berulangulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya. Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali adalah X1, X2, X3, … Xn. Nilai rataratanya yaitu :



METROLOGI INDUSTRI



Page 12



Dengan n adalah jumlah data yang diukur dan adalah nilai rata-rata hasil pengukuran. Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut : Sx = Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi : x = ± Sx Ketidakpastian berulang sering dinyatakan dalam persen atau disebut ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai berikut : Ketidakpastian relatif = x 100% Dalam melaporkan hasil pengukuran juga harus menggunakan aturan-aturan angka penting dan aturan pembulatan. Angka penting merupakan bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Adapun ketentuanketentuan angka penting adalah sebagai berikut : 1. Angka yang bukan nol adalah angka penting. Misalnya 14569 = 5 angka penting. 2. Angka nol disebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol. Misalnya 25,00= 2 angka penting, 2500 = 4 angka penting (mengapa? Sebab tidak ada tanda desimalnya.) 3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting. Misalnya 0,00556 = 3 angka penting, 0,035005= 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol), 0,00006500 = 4 angka penting. 4.



Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal : 0,005006 = 4 angka penting



5.



Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki 1 angka perkiraan dan 1 angka yang meragukan.



Contoh: I.25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting) II.58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0 III.4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87 IV. 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4



METROLOGI INDUSTRI



Page 13



Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di belakang tanda desimal jumlahnya sama.



Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya.



Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhir ialah angka yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana contoh (IV). Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka penting yang paling sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilanganbilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan hingga jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor yang paling kecil jumlah angka pentingnya. Contoh: 3,25 x 4,005= … 3,25= mengandung 3 angka penting 4,005= mengandung 4 angka penting Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu ditulis dalam aturan angka penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut angka penting dalam perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1 (dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan sekitar 1% terhadap hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100 %). Berdasarkan analisis tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai 1,06 karena perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur pembagian (9,3) memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x 1,13 hasilnya ditulis sebagai 1,04 dibandingkan menjadi 1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari faktor angka penting paling sedikit yang diproses dalam pembagian tampak jika ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting, jika ditulis 1,0396 memiliki 5 angka penting). Ada tiga aturan pembulatan :



METROLOGI INDUSTRI



Page 14



 Aturan I : Jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan kurang dari 5, maka hilangkan angka tersebut dan semua angka dibelakangnya. Misalnya kita ingin membulatkan 5,3467 menjadi 1 angka dibelakang koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah 4, dan 4 kurang dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut menjadi 5,3.Contoh : Bulatkanlah 4,3423 menjadi sampai dua digit di belakang koma Jawab: : Hasil pembulatannya 4,34 karena setelah digit kedua bernilai di bawah 5 (yakni 2)  Aturan II : Namun jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan lebih dari 5, maka tambahkan digit terakhir dengan 1. Misalnya kita ingin membulatkan 5,3867 menjadi 1 angka dibelakang koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah 8, dan 8 lebih dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut dan tambahkan 3 dengan 1, sehingga 5,4.  Aturan III : Jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan sama dengan 5, maka jadikanlah digit terakhir menjadi bilangan genap terdekat. Misal jika kita bulatkan angka 5,3567 menjadi 1 digit di belakang koma maka karena di belakang 3 adalah 5, da 3 adalah bilangan ganjil maka genapkanlah menjadi 4 (bukan 2, karena 4 lebih dekat) menjadi 5,4. Atau apabila kita bulatkan angka 5,6567 menjadi 1 digit di belakang koma maka karena di belakang 6 adalah 5, dan 6 adalah bilangan genapmaka genapkanlah menjadi 6 (bukan 8 atau 4, karena 6 lebih dekat) menjadi 5,6.



METROLOGI INDUSTRI



Page 15



BAB III KESIMPULAN 1. III.



KESIMPULAN



Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. 2. Ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. 3. Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. 4. Bagian bagian mikrometer sekrup antara lain yaitu : bingkai (frame), landasan(anvil), spindle(gelendong), pengunci (lock), sleeve, thimble, dan ratchet knob yang masing-masing bagian mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut : 1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blokblok dan batang-batang. 2. Mikrometer Dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda. 3. Mikrometer kedalaman



METROLOGI INDUSTRI



Page 16



Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkahlangkah dan slot-slot. 1. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda yang berukuran milimeter atau centimeter saja. 2. Dalam kehidupan sehari-hari mikrometer sekrup digunakan mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. 3. Pelaporan hasil pengukuran dilaporkan dengan menggunakan aturan angka penting.



DAFTAR PUSTAKA http://mahasiswa-sibuk.blogspot.co.id/2012/01/mikrometer-sekrup.html https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-mikrometer-sekrup/ http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer/



METROLOGI INDUSTRI



Page 17