Makalah Mitokondria Dan Kloroplas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Struktur Tumbuhan tentang “Mitokondria dan Kloroplas” ini dengan baik. Tidak lupa juga penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW guna selesainya laporan ini. Adapun maksud disusunnya makalah ini untuk mengetahui bentuk-bentuk daun pada tanaman. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuh mata kuliah Biologi Sel, yaitu Ibu Dra. Syafrina Lamin, M.Si., yang telah membimbing penulis. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis amat sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.



Inderalaya, Februari 2018



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1 1.3. Tujuan ......................................................................................................... 1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 2 2.1. Mitokondria 2.1.1. Definisi Mitokondria ......................................................................... 2 2.1.2. Struktur Mitokondria ......................................................................... 3 2.1.3. Fungsi Mitokondria ............................................................................ 4 2.1.4. DNA Mitokondria .............................................................................. 4 2.1.5. Siklus Hidup Mitokondria.................................................................. 5 2.1.6. Metabolisme Energi dalam Mitokondria ........................................... 5 2.2. Kloroplas ...................................................................................................... 6 2.2.1. Definisi Kloroplas. ............................................................................. 6 2.2.2. Struktur Kloroplas. ............................................................................. 6 2.2.3. Fungsi Kloroplas.. .............................................................................. 7 2.2.4. DNA Kloroplas .................................................................................. 7 2.2.5. Jalur Fotosintesis ................................................................................ 8 BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................... 9



3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1.Latar Belakang Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi, umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma, tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, dan seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, biofita, danlikopoda dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyangkut stroma homogen, disinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran, pipih, dan diskoid (seperti cakram). Prokariota yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak bebas dalamsitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam pula.



1.2.Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan mitokondria dan kloroplas? 2. Apa saja yang dihasilkan dalam proses metabolisme pada mitokondria dan kloroplas?



1.3.Tujuan 1. Untuk mempelajari apa itu mitokondria dan kloroplas. 2. Untuk mengetahui hasil akhir pada proses metabolisme pada mitokondria dan kloroplas?



BAB II PEMBAHASAN



2.1.Mitokondria 2.1.1.Definisi Mitokondria Mitokondria adalah pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi), karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House of Cell". Bentuk mitokondria beraneka ragam, ada yang bulat, oval, silindris dan ada pula yang tidak beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang. Mitokondria baru terbentuk dari pertumbuhan serta pembelahan mitokondria yang telah ada sebelumnya (seperti pembelahan bakteri). Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam tiap sel tidak sama. Mitokondria terdapat di tempat-tempat dimana ATP diperlukan. Misalnya, diantara miofibril dalam sel otot jantung untuk kontraksi otot dan di leher sel sperma untuk pergerakan flagel. Adapun Sifat-sifat Mitokondria yaitu: a. Bentuk silindris memanjang diameter 0,5 – 1 μm b. Bersifat mobil, bergerak di sepanjang mikrotubula c. Plastis, dapat berubah bentuk d. Berfusi dengan mitokondria lainnya e. Dapat membelah diri Mitokondria dapat berfusi satu sama lain, atau terbelah dua. Pemahaman fisi dan fusi mitokondria telah berkembang dalam beberapa waktu terakhir dengan perkembangan uji in vitro untuk studi mitokondria dan identifikasi protein yang di butuhkan dalam fisi dan fusi. Keseimbangan antara fusi dan fisi kemungkinan adalah penentu utama jumlah mitokondria, ukuran panjang mitokondria dan tingkat hubungan. Ketika fusi menjadi lebih sering dari fisi, mitokondria cenderung menjadi lebih panjang dan saling berhubungan, sedangkan dominasi fisi mengarah pada jumlah mitokondria (lebih banyak membentuk mitokondria). Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan ATP dalam jumlah banyak. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.



2.1.2. Struktur Mitokondria Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran. a. Membran Luar Membran luar sepenuhnya membungkus mitokondria, melindungi bagian luar mitokondria sepenuhnya. Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin (protein bersaluran) yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.



b. Membran Dalam Komposisi membran dalam terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran dalam bersifat kurang permeabel jika dibandingkan dengan membran luar. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Pada mitokondria, membran dalam terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah batas membran dalam (inner membrane), terletak persis di luar membran dalam mitokondria, sebagai pembungkus bagian luar membran dalam, batas membran dalam ini kaya protein yang bertanggung jawab untuk impor protein mitokondria. Daerah lainnya disebut dengan krista yaitu bentuk lipatan-lipatan yang menonjol ke arah dalam (Lodish, 2001). Stuktur krista yang berupa lipatan-lipatan ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam. Bentuk krista dan jumlahnya berbeda di setiap sel tergantung jenis dan fungsi atau peran sel tersebut. Dalam



mikrograf elektron tampak peran mitokondria sebagai transduser terkait erat dengan krista, sebagai mesin atau alat yang diperlukan untuk respirasi aerobik dan pembentukan ATP.



c. Ruang antarmembran Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Ruang antar membran berisi cairan yang menggunakan ATP dari matriks untuk memfosforilasi nukleotida lainnya.



d. Matriks Matriks mengandung campuran ratusan enzim, termasuk enzim yang dibutuhkan dalam oksidasi piruvat, asam lemak serta untuk siklus krebs. Matriks mitokondria juga mengandung ribosom (ukuran jauh lebih kecil dari yang ditemukan di sitosol) dan beberapa molekul DNA, yang melingkar pada tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA). Dalam matriks mitokondria juga terdapat ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.



2.1.3. Fungsi Mitokondria Mitokondria merupakan tempat terjadinya respirasi seluler. Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang mengubah energi potensial dalam bentuk makanan menjadi molekul berenergi tinggi yang disebut ATP. ATP Merupakan ikatan tiga molekul fosfat dengan senyawa adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.



2.1.4. DNA Mitokondria Berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria memiliki materi genetik sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik pada inti sel yang



dikenal sebagai mtDNA. mtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran. Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan organisme eukariotik . Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (maternally inherited).



2.1.5.Siklus Hidup Mitokondria Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian mitokondria. 2.1.6. Metabolisme Energi dalam Mitokondria Metabolisme oksidatif dalam mitokondria terutama



menggunakan asam



lemak dan asam piruvat sebagai bahan bakar. Metabolit ini diangkut secara selektif dari sitosol masuk kedalam matriks mitokondria, didalam kemidian meraka di pecah menjadi senyawa asetil berkarbon dua(yaitu asetil koenzim A). Reaksi oksidasi dalam mitokondria dimulai jika sejumlah besar asetil Co A diproduksi ( dari asam piruvat dan asam lemak) di dalam ruang matriks. Asetil Co A kemudian di masukkan kedalam siklus asam sitrat untuk di pecah lebih lanjut dan pemecahan ini berujung pada di hasilkannya elektron – elektron berenergi tinggi dari senyawa asetil tersebut.Elektron – elektron ini kemudian bergerak dan masuk kedalam rantai respirasi. Untuk menjamin kontiniutas suplai bahan bakar untuk metabolisme oksidasi ini maka sel hewan menyimpan asam lemak dan piruvat dakam bentuk cadangan, yaitu dalam bemtuk lemak (bentuk cadangan asam lemak) dan glikogen (bentuk



cadangan glukosa yang



kemudian di pecah menjadi asam piruvat).Secara



kwintatif, lemak adalah sumber energi terpenting terutama karena oksidasi lemak menghasilkan lebih banyak energi jika dibanding dengan glikogen. Oksidasi lemak dengan berat yang sama dengan glikogen akan menghasilkan energi enam kali lebih banyak jika dibanding dengan glikogen. Secara rata-rata, cadangan glikogen seorang manusia dewasa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas normal setiap hari, sedangkan cadangan lemaknya dapat memenuhi kebutuhan energi selama lebih kurang satu bulan. Lemak dicadangkan dalam jaringan adiposa, dan dari jaringan ini kemudian dilepaskan kedalam aliran darah untuk digunakan oleh sel-sel lain jika dibutuhkan. Kebutuhan ini akan meningkat setelah satu periode puasa,dan bahkan periode tidak makan normal selama satu malam bisa mengakibatkan mobilisaai lemak, sehingga pada pagi hari kebanyakn asetil Co A yang masuk kedalam siklus asam sitrat adalah berasal dari lemak, hanya sebagian kecil yang disuplai dari glukosa.Tetapi, beberapa saat setelah makan, hampir seluruh asetil CoA yang masuk kesiklus sitrat adalah berasal dari glukosa hasil pemecahan dari bahan makanan. Glukosa yang tersisa selanjutnya dicadangkan dalam bentuk glukosa atau bahkan bisa dikonversi menjadi lemak. Molekul lemak terdiri atas tiga molekul asam lemak yang berikatan (melalui ikatan ester) denga satu molekul gliserol. Molekul triliserida (triasilgliserol) ini tidak larut dalam air dan tidak bermuatan listrik sehingga tersebar sebagai tetes lipida dalam sitosol. Asam lemak masuk kedalam matriks mitokondria dengan bantuan enzim – enzim yang terdapat pada membaran luar dan membran dalam. Didalam matriks molekul asam lemak dipecah melalui siklus reaksi yang memotong dua molekul karbon mulai dari ujung karboksil dan menghasilkan satu molekul



asetil Co A pada setiap pemotongan. Asetil CoA ini kemudian



dimasukkan ke siklus asam sitrat untuk dioksidasi. Molekul glukosa (yang memiliki enam atom karbon) mula-mula dipecah dalam sitosol menjadi dua molekul berkarbon tiga, yaitu asam piruvat yang tetap mengandung sebagian besar dari total energi yang mungkin dihasilkan darioksidasi glukosa. Energi ini akan dipanen melalui proses yang berawal dari masuknya



asam piruvat kedalam matriks mitokondria. Dalam mitokondria



molekul piruvat akan bertemu dengan kompleks enzim berukuran sangat besar ( lebih besar dari sebuah ribosom), yaitu piruvat dehidrogenase. Kompleks enzim ini, yang terdiri atas tiga macam enzim katalitik, lima macam koenzim, dan dua macam enzim pengatur, segera akan mengubah piruvat menjadi asetil CoA. Asetil CoA dari karbohidrat ini kemudian akan bergabung dengan molekul sejenis yang dihasilkan dari asam lemak dan memasuki siklus asam sitrat yang berlangsung dalam matriks mitokondria. Siklus Krebs atau Siklus asam sitrat diarahkan untuk mengoksidasi gugus asetil dari molekul asetil CoA sampai terbentuk NADH dan FADH2. Disamping itu siklus ini juga menghasilkan molekul CO2. NADH dan FADH2 yang terbentuk melalui siklus reaksi ini selanjutnya akan dimasukkan kedalam rantai respirasi. Siklus Krebs dimulai dengan kondensasi asetil CoA dengan senyawa berkarbon empat, oksaloasetat, untuk menghasilkan senyawa berkarbon enam,asam sitrat. Selanjutnya, sebagai hasil dari tujuh reaksi enzimatis secara berturut-turut, dua buah atom karbon dikeluarkan dalam bentuk CO2 dan oksaloasetat kembali diregenerasikan. Setiap giliran siklus menghasilkan dua molekul CO2 dari dua atom karbonyang masuk pada siklus sebelumnya. Sampai sejauh ini hasil bersih yang diperoleh dari siklus Krebs (dimulai dari asetil CoA ) dapat dikemukakan sebagai berikut: CH3COOH (berupa asetil CoA)+ 2H2O+ 3NAD+ + FADH+ 2CO2+3NADH + FADH2 Rantai ini



juga menghasilkan satu molekul ATP (adenosin trifosfat)



melewati suatu intermediet GTP (guanosin trifosfat). Namun demikian fungsi terpenting dari siklus asam sitrat ini adalah ekstraksi elektron – elektron berenergi tinggi dari asetil CoA yang berlangsung selama konversi kedua atom karbonnya manjadi CO2, bukan untuk menghasilkan ATP. Elektron – elektron berenergi tinggi ini,yang ditangkap oleh NADH dan FADH2 selanjutnya akan dilewatkan menuju rantai respirasi yang berlangsung pada membaran dalam mitokondria. Walaupun siklus asam sitrat merupakan bagian dari metabolisme aerobik, tetapi tak satupun reaksi yang menghasilkan NADH dan FADH2 tersebut menggunakan molekul oksigen secara langsung. Oksigen baru digunakan pada



mitokondria. Pada membran dalam terjadi suatu proses kemiosmotik yang mengkonversi energi oksidasi menjadi ATP. Dalam rangakaian reaksi ini, elektron-elektron yang dilepaskan dari subtrat yang dioksidasi oleh NAD+ dan FAD selanjutnya dikombinasikan dengan molekul oksigen. Energi yang dihasilkan dari reaksi ini kemudian digunakan unntuk mengkonversi ADP + Pi menjadi ATP,dan karena itu digunakan untuk menjelaskan keseluruhan prosses ini. 2.2.Kloroplas 2.2.1.Definisi Kloroplas Kloroplas atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.



2.2.2. Struktur Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian luar kloroplas ditutup oleh selaput yang disusun oleh dua membran yang terpisah. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Bagian dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya



reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai (Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum). Banyak mesin fotosintesis terdapat pada membran dalam termasuk pigmen penyerap cahaya, kompleks rantai elektron dan apparatus pensintesis ATP. Membran bagian dalam kloroplas mengandung mesin transduksi energi yang tersusun dalam suatu kantong pipih yang disebut dengan membran tilakoid. Tilakoid disusun oleh grana. Ruang sebelah dalam tilakoid disebut dengan lumen sedangkan ruang sebelah luar dari tilakoid pada bagian sebelah dalam membran luar disebut dengan stroma. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Pada tumbuhan rendah dan terutama pada beberapa mikroorganisme, bentuknya sangat berbeda dari yang terlihat pada tumbuhan tinggi dan serin jumlahnya terdapat sedikit. Sebagai contoh, Euglena gracilis : kurang lebih 10 kloroplas/sel, Chlamydomonas : satu kloroplas/sel, berbentuk mangkuk, Spirogyra : satu kloroplas/sel, berbentuk pita yang memanjang di seluruh sel.



2.2.3. DNA Kloroplas Kloroplas mempunyai derajat otonomi, yang dalam beberapa hal sama dengan mitokondria, kloroplas mempunyai DNA pada stroma yang unik untuk kloroplas. Dengan genom ini disintesis sejumlah protein kloroplas yang spesifik dan ribosom yang diperlukan ini pun terdapat pada stroma. Seperti mitokondria, kloroplas juga dapat memperbanyak dengan replikasi. Kolroplas mempunyai banyak DNA yang sirkuler, umumnya terdapat beberapa salinan dalam satu kloroplas. DNA kloroplas berisi informasi genetik untuk pembentukan rRNA, tRNA dan untuk pembentukan potensial struktural.



Meskipun kloroplas memepunyai derajat otonomi tertentu karena mempunyai genom tersendiri, tapi replikasi dan differensiasinya sebagian di pengaruhi DNA inti,hanyasebagian ditentukan oleh DNA kolroplas. Replikasi dan differensiasi kloroplas dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti : cahaya, suhu, regulator pertumbuhan dan mineral. Pada keadaan ada cahaya



matahari,



kloroplas dibentuk dari membran proplastida , dimana membran dalam membentuk



vesikula,



kemudian



membentuk



protamellar



body



yang



bersambungan satu sam lain,kemudian membentuk kristal lattise. Dengan demikian, menyebabkan tidak adanya kolrofil dan daunnya akan berwarna pucat.



2.2.4. Jalur Fotosintesis Pemahaman pertama menyangkut fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun 1930 dengan memberikan reaksi fotosintesis sebagai berikut: CO2 + H2O (CH2O) + O2. Energi dari matahari digunakan untuk memecah CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom karbon ke molekul air untuk membentuk karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak bahwa reaksi fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel. Akan tetapi tumbuhan tidak menghasilkan makanan dengan hanya membalik reaksi. Pada respirasi reaksinya merupakan reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada saat elektron yang berikatan dengan hidrogen diangkut ke oksigen yang membentuk air sebagai hasil samping. Elektron akan kehilangan energi potensialnya karena oksigen elektronegatif yang akan menarik elektron melalui rantai



transport



elektron.



Mitokondria



menggunakan



energi



ini



untuk



menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel, fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang membalik arah aliran elektron. Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion hidrogen dari air ke karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi potensialnya ketika electron ini dipindahkan dari air ke gula. Persamaan reaksi fotosintesis tampak seperti suatu reaksi yang sangat sederhana dari suatu proses yang sangat rumit. Akan tetapi sebenarnya



fotosintesis bukanlah merupakan suatu poses tunggal. Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari banyak tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terang (fotolisis) dan reaksi gelap (siklus Calvin). Kloroplas matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas pigmen. Prokariota yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein, termasuk ribosom dari tipe prokariotik.



BAB 3 PENUTUP 3.1.Kesimpulan 1) Mitokondria, adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. 2) Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran. 3) Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri. 4) Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). 5) Kloroplas atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan 6) Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar dan membrane dalam



DAFTAR PUSTAKA Campbell,R.M.,.2002.Biologi.edisi kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Lakitan, Benyamin.2004. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Poejiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Winatasasmita, D. 1986. Biologi Sel. Jakarta: Karunika Jakarta.