Makalah Model Briggs Dan Model Kemp [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODEL BRIGGS DAN MODEL TEMP



Tim Penyususn : ANISYA SIDDIK DEWI SRI UTAMI KARIEMATUL HAYATI MARYAM SAMIN Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (SEMESTER 3)



Mata Kuliah : MODEL PEMBELAJARAN



Dosen Pengampu : ARIF RAHMAT AKBAR,S.Sos,M.pd.



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam yang telah menjadi teladan bagi seluruh umat islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” MODEL BRIGGS DAN MODEL TEMP ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Model Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Model Briggs dan Model Temp bagi teman-teman dan juga bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Arif Rahmat Akbar, S.Sos, M.Pd selaku dosen mata kuliah Model Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dan memberikan inspirasi. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini



Jakarta, 18 Oktober 2021



Tim Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………………….............. DAFTAR ISI……………………………………………………………………………............ BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………........ A. Latar Belakang…………………………………………………………………………......... B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………... BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… A. Pengertian Model Pembelajaran Briggs.……………………………………………………. B. Langkah-langkah Desain Model Pembelajaran Briggs….………………………………….. C. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Briggs….……………………………….. D. Pengertian Model Pembelajaran Temp……………..………………………………………. E. Langkah-langkah Model Pembelajaran Temp………………………………………………. F. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp……………………………………………………... G. Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp……………………. H. Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Kemp……………… I. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp…………………………………….. BAB II PENUTUP……………………………………………………………………………... A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..... B. Saran………………………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diuji cobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun. Sejalan dengan pengertian di atas, Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Dan pada kesempatan kali ini, pemakalah akan menjelaskan dan memaparkan tentang model pembelajaran Briggs dan model pembelajaran kemp B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Model Pembelajaran Briggs ? 2. Bagaimana Langkah-langkah Desain Model Pembelajaran Briggs ? 3. Apa saja Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Briggs ? 4. Apa Pengertian Model Pembelajaran Temp ? 5. Bagaimana Langkah-langkah Model Pembelajaran Temp ? 6. Apa saja Komponen pokok Pembelajaran Kemp ? 7. Bagaimanakah Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp ? 8. Bagaimana Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Kemp ? 9. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp ? C. Tujuan Masalah 1. Mengetahui Model Pembelajaran Briggs 2. Mengetahui Langkah-langkah Desain Model Pembelajaran Briggs 3. Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Briggs 4. Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Temp 5. Mengetahui Langkah-langkah Model Pembelajaran Temp 6. Mengetahui Komponen Pokok Pembelajaran Kemp 7. Mengetahui Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp 8. Mengetahui Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Kemp 9. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Model Pembelajaran Briggs Pembelajaran model Briggs adalah desain pembelajaran yang meninjau pada rancangan system dengan sasaran dosen atau guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan yang susunan anggotanya meliputi dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional. Briggs, model ini juga sesuai untuk pengembangan latihan jabatan tidak hanya terbatas pada lingkungan program akademis saja. Model tersebut dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.



B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Briggs Adapun urutan langkah-langkah kegiatan dalam model Briggs adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan Menurut Briggs tahapan dalam mengidentifikasi yaitu: 1.



Mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas



2.



Menentukan prioritas tujuan



3.



Mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang baru



4.



Menentukan prioritas remidialnya. 2. Penyusunan garis besar kurikulum



Kebutuhan instruksional yang telah dituangkan kedalam tujuan-tujuan kurikulum tersebut pengujian harus rinci, disusun dan di organisasi menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik yang mendukung tercapainya tujuan akhir kurikuler secara terbuka secara keseluruhan. 3. Perumusan tujuan Setelah tujuan kurikuler yang bersifat umum ditentukan dan diorganisasikan menurut tujuantujuan yang lebih khusus, tujuan ini sebaiknya dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang terukur. Diusulkan agar perumusan tujuan mengandung lima komponen, 1) tindakan 2) objek 3) situasi 4) alat dan batasan 5) kemampuan 4. Analisis tujuan 5. Dalam analisis tujuan hal-hal yang perlu dilakukan antara lain menentukan tata urutan pemikiran yang logis, mengidentifikasi kondisi belajar, menentukan prasarat belajar dan proses belajar mengajar yang sesuai. 6. Penyiapan evaluasi belajar



7. Menentukan jenjang belajar Jenjang belajar menyusun kembali rangkaian belajar tesebut dalam urutan kegiatan belajar yang merupakan persyarat bagi kegiatan belajar yang lain ,dan mana yang urutannya dapat bebas pilih (optimal). 8. Penentuan kegiatan belajar Penentuan strategi instruksional ini di tinjau dari dua segi pandangan yaitu, menurut pandangan dosen sebagai perancang kegiatan instruksional dan menurut tim pengembangan instruksional, dan dikembangkan dalam strategi instruksional. 9. Pemilihan media yang sesuai 10. Perencanaan kegiatan belajar 11. Pelaksanakaan kegiatan belajar mengajar 12. Pelaksanaan evaluasi belajar 13. Pengembangan media Pengembangan media ini meliputi produksi program media, petunjuk belajar, dan evaluasi belajar yang telah disusun pada langkah diatas. 14. Penyusunan program pemanfaatan Pedoman pemanfaatan yang dikembangkan pada tahap ini dimaksudkan untuk membantu para dosen bagaimana memanfaatkan sistem innstruksional yang dikembangakan secara lengkap. 15. Pemantauan (monitoring bersama) pada tahap pemantauan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan bersama antara dosen sebagai perancang kegiatan instruksional yang memanfaatkan media instruksional, dan tim pengembang instruksional untuk melihat apakah produksi dan prosesnya telah dipergunakan sebagaimana diprogramkan. 16. Evaluasi formatif Evaluasi pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna revisi dan perbaikan materi. 17. Evaluasi sumatif Bila evaluasi formatif dilakuakan dalam prses pengembangan sistem instruksional untuk perbaikan-perbaikan dari segi pengembangan, maka evaluasi sumatif dilakukan utnutk menilai sistem penyampaian keseluruhan pada akhir kegiatan



C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Briggs 1. Kelebihan dari model Pembelajaran Briggs adalah : a) Kelengkapan komponen di dalamnya mengandung aspek positif, yaitu mengantisipasi masalah pembelajaran ; b) Cakupan model adalah makro (kurikulum) dan mikro (KBM)



c) Pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif beserta uji coba dan revisi member peluang perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran pada umumnya, dan mutu KBM secara khusus. d) Komponen KBM yang lengkap menyebabkan model ini tidak kalah dengan model berorientasi KBM murni. Jadi, kesulitan dalam KBM dapat ditelusuri sejak dini. e) Adanya proses penggunaan dan penyebaran dari kurikulum ini menjadi cirri khas model dibandingkan dan model yang lain. 2. Kekurangan dari model pembelajaran Briggs : a) Kegiatan penyusunan desain pembelajaran model ini memakan waktu yang lama, tim kerja yang besar, serta anggaran yang banyak b) Tim kerja banyak, tidak ada penjelasan siapa dan bidang apa saja yang terlibat di dalamnya c) Tidak semua lembaga atau organisasi pendidikan mampu menyelenggarakan penerapan model ini untuk merancang kurikulum.



D. Pengertian Model Pembelajaran J E Kemp Model desain pembelajaran dibuat oleh Kemp Jelord E. Kemp yang berasal dari California State University di Sanjose. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran Menurut Morisson, Ross, dan Kemp(2004), model desain sistem pembelajaran ini membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapkan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Kemp berpendapat bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia berorientasi pada tujuan, maka proses pembelajaran itu dimulai dari tujuan. Model pembelajaran ini dapat diterapkan di setiap jenjang, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.



E. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kemp Langkah – langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni : 1) Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan. 2) Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu diambil. 3) Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,



4)



5)



6)



7) 8)



bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai. Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan. Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.



Semua komponen di atas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah, atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.



F. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp 1.



Peserta Didik



Peserta didik diantaranya siswa, mahasiswa ,peserta pelatihan dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan alasanalasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang pihak yang belajar.



Apa pun desain pembelajaran dan mata ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya. 2.



Tujuan Pembelajaran



Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak, disain instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengan kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan. 3.



Metode



Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Dalam desain pembelajaran langkah ini sangat penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak, seseorang desainer pembelajaran juga terlihat dalam cara dia menentukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep sederhana ini, metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana. 4.



Penilaian



Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sangat penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali penilaian diukur dengan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal obyektif. Penilaian dapat juga dilakukan dengan format non soal, yaitu dengan instrumen pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya



G. Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Adapun unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp :



1. Identifikasi masalah pembelajaran Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum. 2. Analisis siswa



Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa. analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya. 3. Analisi tugas Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS). 4. Merumuskan indikator Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar. 5. Penyusunan instrumen evaluasi Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar. 6. Setrategi pembelajaran Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas. 8. Pelayanan pendukung Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan perpustakaan.



9. Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek) Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus



menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain. 10. Evaluasi Formatif Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas. 11. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu. 12. Revisi Perangkat Pembelajaran Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.



H. Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Kemp Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, (1994: 9), yaitu :



1.



Instructional Problems (Masalah Pembelajaran).



Pada tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan kajian yang akan dikembangkan perangkatnya. 2.



Leaner Characteristics (Karakteristik Siswa).



Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik siswa yang akan menjadi tempat implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap pelajaran. 3.



Task Analysis (Analisis Tugas)



Analisis tugas merupakan perincian isi mata ajar dalam bentuk garis besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan sosial. Analisis tugas ini meliputi analisis struktur



isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum sedangkan analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sehingga diperoleh peta tugas. Analisis konsep dilakukann dengan mengidenfikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis ini akan diperoleh peta konsep. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan alokasi waktu. Analisis pemrosesan informasi ini akan menghasilkan cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam pembelajaran yang tertuang dalam satu rencana pembelajaran. 4.



Instructional Objectives (Merumuskan Tujuan Pembelajaran)



Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus (indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang dilakukan pada tahap masalah pembelajaran. 5.



Content Squencing (Urutan Materi Pembelajaran)



Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran. 6.



Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)



Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 7.



Instructional Delivery (Cara Penyampaian Pembelajaran)



Metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan pembelajaran, yang dapat bersifat klasikal, kelompok, atau individual. 8.



Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian)



Instrumen penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus. 9.



Instructional Resources (Sumber Pembelajaran)



Faktor-faktor yang diperhatikan dalam membuat media pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu ketersediaan secara komersial, biaya pengadaan, waktu untuk menyediakannya dan menyenangkan bagi siswa. 10.



Revision (Revisi Perangkat)



Revisi perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi perangkat dilakukan melalui tahap telaah oleh para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba I maupun hasil uji coba II. 11.



Formative Evaluation (Penilaian Formatif)



Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setiap selesai satu unit proses pembelajaran. Penilaian ini berguna untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas. 12.



Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)



Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain. 13.



Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)



Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir seluruh pembelajaran, dapat juga berupa kegiatan menindaklanjuti siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran untuk menentukan apakah dan bagaimana ia menggunakan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya dalam program pembelajaran. 14.



Support Services (Pelayanan Pendukung)



Pelayanan pendukung meliputi ketersediaan anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, kemampuan staf, pengajar, perancang pembelajaran, pakar, dan lain sebagainya.



I. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp Adapun kelebihan dan kekurangan model Kemp, yaitu : •



Kelebihan Model Kemp



Model pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ke tahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat di lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya. •



Kekurangan Model Kemp



Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Desain pembelajaran model Briggs merupakan desain pembelajaran yang berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran dosen atau guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan instruksional yang susunan anggotanya meliputi antara lain dosen, administrator, ahli bidang study, ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional. Pada desain pembelajaran model Briggs ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh yang antara lain dapat diringkas sebagai berikut: identifikasi kebutuhan, mengembangkan alat evaluasi, penyusunan garis besar kurikulum, merencanakan program kbm, pelaksanaan evaluasi belajar Menurut Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp yaitu Peserta Didik, Tujuan Pembelajaran, metode, Penilaian Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp yaitu Identifikasi masalah pembelajaran, Analisis siswa, Analisis tugas, Merumuskan indikator, Penyusunan instrumen evaluasi. B. Saran Demikian makalah yang kami susun. Adapun kesalahan dan kekurangan yang ada pada makalah ini, pemakalah mohon maaf. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat pemakalah harapkan untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalahmakalah selanjutnya. Apabila pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang pembahasan yang ada dalam makalah ini, pembaca bisa membaca sendiri dari referensi yang digunakan dalam makalah ini, atau dari referensi-referensi lain yang berhubungan. Pemakalah berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.



DAFTAR PUSTAKA



http://demamfiksi.blogspot.co.id/2015/06/model-desain-pembelajaran-kemp_1.html Wina Sanjaya, Perencanaan danh Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Prenada Media Group, 2010) Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 114-118. Wina Sanjaya, Perencanaan danh Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta:Prenada Media Group, 2010) http://hoedascorpio.blogspot.co.id/2012/03/model-pembelajaran-kemp.html http://www.ishaqmadeamin.com/2012/12/model-pengembangan-menurut-kemp.html http://ariantiyoulie.blogspot.co.id/2014/04/perencanaan-pembelajaran-model-jerolde.html http://demamfiksi.blogspot.co.id/2015/06/model-desain-pembelajaran-kemp_1.html http://nadisamawa.blogspot.co.id/2013/01/model-pembelajaran-menurut-jerols-ekemp.html Rusman, Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012) Prabowo, Sugeng Listyo, dkk, Perencanaan Pembelajaran, Malang: UIN-Maliki Press, 2010 Zuhairi, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Metro Lampung: STAIN Jurai Siwo Lampung, 2015