Makalah Modul 5 Perspektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODUL 5 KARATERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Perspektif Pendidikan SD Tutor: Mutia Sari, M.Pd



Disusun Oleh: Andi F. Lumbantoruan



( 855978869 )



Harpanita Mendrofa



( 855979309 )



Harry Eska R. Silaban



( 855978876 )



Roito Silitonga



( 855978837 )



Ropinta Sitorus



( 855979348 )



Ida Rayon Simanjuntak



( 855979617 )



Program Studi



: S1 PGSD Masukan Sarjana/ BI



Pokjar / Kelas



: Tobasa / A



Masa Registrasi



: 2020.2



UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mutia Sari, M.Pd. selaku tutor mata kuliah Perspektif Pendidkan SD yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Perspektif Pendidikan SD yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.



Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.



Balige,



Oktober 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1 3. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1 BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar ............. 2 2.2. Motivasi Belajar Siswa ................................................................................................... 7 BAB III. PENUTUP 1. Kesimpulan ................................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14



iii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ada beberapa karateristik anak di usia Sekolah Dasar yang harus diketahui oleh para guru, agar lebih mengetahui bagaimana keadaan peserta didik terutama pada siswa Sekolah Dasar. Seorang guru harus dapat menerapkan metode, strategi, pendekatan, dll dalam pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk dapat mengetahui karateristik siswanya. Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengararuhi oleh proses belajar yang ditempuh. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang karateristik belajar siswa. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi. Jika dalam menyampaikan materi pelajaran guru kurang memperhatikan karateristik belajar siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan dalam pembelajaran, siswa akan mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Mereka merasa bosan, bahkan timbul kebencian terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kondisi demikian sebagai penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas proses serta hasil belajar yang telah diprogramkan. Maka dalam mengajar seorang guru harus dapat menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan karateristik belajar siswa. Dalam Perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan seorang guru untuk memahami bentuk – bentuk kegiatan belajar dan memahami bentuk motivasi belajar siswa SD yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa B. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana bentuk –bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan Siswa Sekolah Dasar? b. Bagaimana cara menumbuhkan Motivasi belajar siswa SD? C. TUJUAN a. Guru harus mengetahui bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan Siswa Sekolah Dasar. b. Untuk



mengetahui



cara



menumbuhkan



1



Motivasi



belajar



SD



BAB II. PEMBAHASAN



KEGIATAN BELAJAR I 2.1. BENTUK – BENTUK KEGIATAN BELAJAR YANG BIASA DILAKUKAN SISWA SEKOLAH DASAR A. BELAJAR MENEMUKAN Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari-hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegitan pengembangan masing-masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karateristik siswa dan kratifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa dapat berkembang secara maksimal. Menurut Jerome S. Bruner menyatakan, bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan, informasi secara aktif. Menurut Bruner, selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari ( discovery learning ). Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan Masalah.Dengan cara tersebut di harapkan mereka mampu memahami konsepkonsep



dalam



bahasa



mereka



sendiri.



Dengan



kata



lain



metodediscovery



learning mendorong siswa untuk bertanya dan merumuskan jawaban sementara mereka, serta menarik kesimpulan terhadap prinsip umum dari contoh praktik atau pengalaman yang dilakukannya. Bagus Takwin dalam tulisannya “Belajar Menemukan Kesalahan “ mengatakan bahwa anak dapat diajarkan untuk menemukan kesalahan- kesalahan dari kejadian sehari-hari dengan menggunakan gambar. Untuk stimulus yang lebih kompleks dapat digunakan rangkaian gambar yang memuat beberapa kesalahan , lalu anak diminta



2



menemukan kesalahan dalam rangkaian gambar tersebut. Contoh: tunjukkan serangkaian gambar yang memuat dua atau lebih



anak yang sedang berkelahi, lalu ajukan pertanyaan kepada mereka apa yang salah dari perilaku anak-anak dalam rangkaian gambar itu. Jawaban-jawaban anak dapat menjadi bahan diskusi yang dapat merangsang anak untuk berpikir kritis. Selain itu guru juga dapat menerapkan metode percobaan (Experimental method ), yaitu metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan percobaan sendiri. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi ,yaitu mendengar, menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya, mengajak anak ke kebun pisang untuk menjelaskan tentang pisang. Dengan belajar dari alam, anak dapat mengamati sesuatu secara konkret. B. BELAJAR MENYIMAK Contoh kegiatan belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut; 1. Bermain dengan kata seperti bercerita, membaca serta menulis. Hal ini dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal dan hal-hal lain dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. 2. Bermain dengan pertanyaan dengan cara guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. 3. Bermain dengan gambar. 4. Bermain dengan musik. C. BELAJAR MENIRU Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru menetap sebagai suatu kebiasaan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik , sehingga siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya.



3



D. BELAJAR MENGHAFAL Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi disekolah, yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah , yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Metode menghafal juga mengandung akibat buruk pada perkembangan mental siswa. Metode menghafal merupakan aktivitas yang tidak terlalu banyak menuntut aktivitas berpikir. Hal ini akan berpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense of learning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu sebagai guru harus dapat membenahi metode belajar siswa dan member bekal keterampilan belajar serta berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berpikir logis dan sistematis. E. BELAJAR MERANGKAI Untuk mengembangkan kemampuan belajar merangkai dapat dilakukan dengan permainan aneka jenis binatang.Melalui permainan ini, siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok binatang diharuskan untuk membuat karakteristik dari binatang yang menjadi kelompoknya. Kemudian menyuruh siswa untuk merangkai pertanyaan mengenai cirri-cirin yang sudah dibuat oleh teman di kelompok lain. Misalnya; 1. Keluarga kambing a. Hidupnya di darat b. Makanannya rumput c. Kegunaanya; sebagai hewan ternak, bulunya dapat dibuat untuk kerajinan tangan,dapat menjadi hewan kurban d. Ciri-cirinya; mempunyai 4 kaki, berbulu lembut, mempunyai kepala , berkembang biak dengan melahirkan, tidak punya cakar. 2. Keluarga Kucing a) Kucing adalah hewan peliharaan yang lucu dan dapat menjadi penghibur b) Makanan kucing adalah ikan, tikus, burung c) Mempunyai bulu yang tebal dan halus, telinga yang panjang, ekor yang lumayan panjang, giginya tajam, kakinya 4



4



d) Larinya cepat, matanya seperti harimau, kukunya tajam Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan selama presentasi, kelompok lain boleh bertanya atau menambahkan hal-hal lain tentang binatang yang sedang dipresentasikan.



F. BELAJAR MENGAMALKAN Metode belajar mengamalkan erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama,karena dengan mata pelajaran tersebut anak diajarkan nilai-nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. G. BELAJAR MENGANALISIS Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka-teki atau tebak-tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka-teki adalah; 1.



Mengasah daya ingat



2.



Belajar klasifikasi



3.



Mengembangkan kemampuan analisis



4.



Menghibur



H. BELAJAR MERESPON Respon merupakan suatu tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tertentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya, misalnya bagaimana respon/tanggapan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi atau tanah longsor. I.



BELAJAR MENGORGANISASIKAN Menurut Carl Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya



guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu;



5



1. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. 3. Pengorganisasian bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. Contoh belajar mengorganisasikan mata pelajaran IPS SD, ketika anak diberikan pengetahuan tentang sejarah proklamasi kemerdekaan RI, guru dapat membuat skema sebagai berikut. J. BELAJAR MENGAMBIL KEPUTUSAN Pada situs http://www.tabloidnova.com , ditampilkan contoh bahwa sebenarnya anak sudah belajar secara alami bagaimana mereka harus menentukan pilihan. Hal ini berhubungan erat dengan keterampilan anak dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya. Contoh penerapan belajar membuat keputusan pada anak SD adalah diberikan permasalahan dan beberapa alternative pemecahan masalah, kemudian anak diminta untuk mengambil keputusan yang terbaik menurut mereka untuk memecahkan permasalahan tersebut (metode problem solving) K. BERLATIH Untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktek jual beli diwarung sekolah. L. BELAJAR MENGHAYATI Kemampuan menghayati dapat dikembangkan melalui mata pelajaran kesenian, yaitu dengan cara menghayati suatu peran / tokoh dalam cerita atau menghayati makna yang terkandung pada sebuah lagu. M. BELAJAR MENGAMATI Metode untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati dapat dilakukan dengan kegiatan mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.



6



KEGIATAN BELAJAR 2 2.2 MOTIVASI BELAJAR SISWA Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan Nampak sebagai kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan. Seorang guru harus dapat menjaga dan meningkatkan kebiasaan belajar yang positif dalam diri siswa, maka siswa akan menjadi anak yang displin dan mengerti akan aturan yang sebenarnya dan menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif. Faktor motivasi merupakan unsur yang penting untuk membentuk kebiasaan belajar siswa, terutama motivasi yang dibangun dari dalam diri siswa sendiri, karena hal tersebut akan lebih membuat kebiasaan belajar pada siswa menetap dalam jangka waktu yang lama bahkan dapat menjadi kebiasaan yang baik



RUANG LINGKUP MOTIVASI Pengertian motivasi sebagai perubahan energy yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh MC. Donald mengandung 3 aspek penting yaitu : 1. Motivasi adalah hal mengawali kegiatan perubahan energy pada sesorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik 2. Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa. 3. Motivasi sebenarnya merupakan respon dari satu aksi yaitu tujuan sedang tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.



TEORI ABRAHAM MASLOW Teori tentang motivasi lahir dan berkembang dengan tingkatan –tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow ) yaitu:



7



1 . Kebutuhan fisiologis seperti haus,lapar, kebutuhan istirahat 2. Kebutuhan akan keamanan bebas dari rasa cemas dan kwatir 3. Kebutuhan akan cinta dan kasih rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat 4. Kebutuhan anak penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhanN untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang 5. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan bakal dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengeluaran pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi (purwanto,1990)



FUNGSI MOTIVASI Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan belajar pada diri siswa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut : 1. Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegian yang akan dikerjakan 2. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya 3. Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan 4. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi JENIS MOTIVASI Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsic dan ekstrinsik saja 1.



Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang



tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contonya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu. Nilai atau keterampilan. 2.



Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan



diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan



8



aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar sehingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya.



CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI Anda sebagai guru perlu secara berhati-hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan belajar kearah negatif. Dibawah beberapa bentuk cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. 1.



Memberi nilai



2.



Hadiah



3.



Saingan/Kompetensi



4.



Ego Involvement



5.



Memberi ulangan



6.



Mengetahui hasil



7.



Pujian Hukuman



8.



Hasrat untuk belajar



9.



Minat



10. Tujuan yang diakui



GAYA BELAJAR SISWA Gaya belajar siswa perlu dipahami agar anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri: 1.



Siswa yang berorientasi pada visual Pada umumnya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memehami informasi yang mereka lihat tersebut. Selai itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistic. Namun siswa yang memiliki gaya belajar visual juga memiliki kelemahan seperti kesulitan untuk 9



melakukan dialog secara langsung, reaktif terhadap suara, sulit mengikuti anjuran secara lisan da seringkali salah mengartikan sebuah ucapan. 2.



Siswa yang berorientasi pada suara Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaian sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru kepada siswa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebagai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesame teman atau dengan guru



3.



Siswa yang berorientasi pada benda yang Dimanipulasi Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan. Mereka dapat belajar dengan baik apabila disertai aktivitas fisik, dan juga memiliki kemampuan untuk mengordinir sebuah tim serta mampu mengendalikan gerak tubuh.



TUJUH KEBIASAAN GURU YANG DAPAT MEMOTIVASI SISWA Cara lain yang dapat dipelajari dan ditiru agar motivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui cara yang dikemukakan dalam tulisan Agus Sampurno menceritakan ada 7 kebiasan guru yang efektif untuk motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam belajar yaitu : 1.



Konsistensi Tanpa konsistensi dalam menegakkan peraturan dan apa yang sudah menjadi kesepakatan di kelas, waktu 45 menit saat kita mengajar, akan banyak dihabiskan dengan upaa untuk mendiamkan siswa. Ketika siswa tidak melihat adanya konsstensi maka mereka tidak hanya akan menunjukkan sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga menunjukkan perilaku yang tidak baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru sedang berada di depan kelas.



10



Tugas seorang guru menegakkan aturan yang telah ada tanpa melibatkan emosi. Melihat segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang harus terus kita lakukan agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benarbenar sesuai saat diterapkan pada siswa. 2.



Perlakuan Siswa sebagai Individual Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah terjalin dengan baik. Carilah sebanyak-banyaknya informasi mengenai siswa anda. Ketika siswa merasa dekat maka sebagai guru kita sudah berhasil menyingkirkan batas pribadi antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan siswa. Siswa akan menghormati kita dari hatinya bukan karena keharusan.



3. Jadikan Lingkungan Fisik Kelas Anda sedapat Mungkin Bernuansa Belajar Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membuat siswa bisa belajar dan bekerja sama dengan temannya (peer learning). Aturlah tempat duduk siswa dalam kelompok agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat keterampilannya dalam pemecahan masalah. Dengan lingkungan yang demikian siswa merasa asyik dan bertambah terus keinginannya dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa juga terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan kemampuannya untuk memotivasi diri sendiri 4. Lakukanlah Penilaian terhadap Siswa Sesering Mungkin tapi dengan Alasan yang Kuat Saat menilai siswa gunakanlah cara yang berbeda-bea. Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai hasil kerja siswa (portofolio, melihat pekerjaan siswa saat dalam proses, observasi, Tanya jawab). Siswa selalu merasa ingin tahu mengenai pencapaian yang sudah dilakukan. Dengan menggunakan prinsip menilai siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak untuk melakukan hal yang terbaik saat belajar. Adapun prinsip yang baik dalam menilai siswa adalah : a. Mempunyai ceriteria yang jelas dan diketahui oleh siswa sebelum dan saat tugas dikerjakan termasuk keterampilan apa dan pengetahuan apa yang harus dikuasai siswa di akhir pelajaran



11



b. Saat menilai siswa, jangan selalu minta siswa menghafal hasil pengetahuan belajarnya, namun gunakan proses penilaian sebagai cara untuk siswa agar bisa belajar dengan lebih baik lagi. c. Sertakan selalu kolom refleksi siswa dan evaluasi diri sendiri dalam setiap penilaian tugas d. Fokuslah pada kualitas hasil pekerjaan atu penampilan siswa serta aspek kekuatan siswa. e. Berikan umpan balik kepada siswa dalam setiap kesempatan f. Jadikanlah kebutuhan siswa, modalitas belajar, gaya belajar siswa sebagai landasan saat menilai dan saat membuat penugasan bagi siswa. g. Perbanyaklah bukti mengenai hasil kerja siswa yang dapat digunakan untuk memperlihatkan proses belajar siswa kepada seluruh elemen sekolah (siswa, orang tua, guru, yayasan dan lain-lain) h. Usahakan untuk menilai hal yang pantas dan berharga untuk diketahui oleh siswa ( sebagai contoh : mana yang lebih penting mengetahui tanggal hari lahir koperasi di Indonesia disbanding mengetahui manfaat koperasi bagi kehihupan masyarakat di Indonesia ) 5. Dapatkan Umpan Balik dari Cara Anda Mengajar dan Bekerja a. Mendapatkan umpan balik dari siswa ( walaupun menilai karena merasa segan) b. Gunakan perangkat TIK ( Vidio Kamera ) untuk melihat diri anda sendiri saat sedang mengajar. (Perhatikan juga bahasa tubuh anda saat sedang mengajar ) ingat prinsip komunikasi 60% adalah bahasa tubuh, 20% nada suara saat Anda berbicara dan hanya 20% isi dari apa yang ada utarakan 6. Libatkan Diri Anda dalam Setiap Ajang Berbagai Pengetahuan Formal maupun Informal Kebiasaan Anda untuk mengikuti berbagai kegiatan akademik secara formal dan informal akan membangun pola piker yang terbuka, bebas dan kritis sehingga anda dapat bebas memikirkan berbagai alternative cara memotivasi. 7. Membuka Diri terhadap Kebutuhan Siswa Mulailah kecerdasan Majemuk, sebuah teori milik Howard Gardner, Teori ini sangat bermanfaat untuk menyadari betapa semua siswa cerdas. Gunakan strategi belajar kelompok serta strategi lain demi membuka seluruh potensi terbaik siswa (oeleh Agus Sampurno dalam http://gurukreatif.wordpress.com/).



12



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Karateristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari-hari 2. Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati dan mengamati. 3. Kegiatan pengembangan masing-masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai car, sesuai dengan karateristik siswa dan kreativitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksima 4. Motivasi sebagai perubahan energy yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan. 5. Cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah adalah berupa pemberian hadiah, nilai, pujian, hukuman, atau ulangan. Selain itu dapat berupa penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas, hasil ulangan atau umpan balik, serta penciptaan ego involvement, suasana kompetisi dan pembangkit minat dan hasrat belajar.



13



DAFTAR PUSTAKA



IG.A.K. Wardani, dkk. 2008. Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka



14